Renjana masih menangis saat Argani masuk. Laki-laki itu tidak mengatakan apa pun. Dia hanya duduk di sisinya tanpa suara, lalu memberikan pelukan. Begitu saja.
Dalam keadaan normal, Renjana pasti memberontak ingin lepas. Tapi saat itu, tidak. Ia butuh ini. Sangat. Pelukan, yang bahkan tidak diberikan oleh orang tuanya. Tangis Renjana pun makin menjadi, memecah sunyi di ruang kamar yang biasa sepi.
Renjana menyandarkan kepalanya di dada bidang Argani, mencari tempat ternyaman sebelum kemudian menjerit...
1,547 words
Unlock to support the creator
Choose Your Support Type