
Deskripsi
Putri ingin bangun.
Putri ingin pulang.
Putri ingin keluarganya duduk bersamanya.
Menyalakan lilin kecil.
Meniupnya bersama.
Bahkan jika kue itu hanya roti keras sisa yang ia dapatkan semalam.
Bahkan jika lilin itu bukan lilin ulang tahun, hanya lilin biasa yang menyala redup.
Bahkan jika mereka tidak punya kado, tidak punya rumah, tidak punya apa-apa selain satu sama lain.
Asalkan mereka tetap ada... itu sudah cukup.
RUMAH YANG TAK ADA LAGI
8
0
8
Selesai
Dulu, Putri memiliki segalanya—keluarga yang hangat, rumah yang nyaman, dan masa depan yang menjanjikan. Namun, semuanya berubah dalam sekejap. Satu tragedi menghancurkan hidupnya, membuat keluarganya jatuh dalam penderitaan yang tak berujung.Sekarang, ia berjuang sendirian. Bekerja siang dan malam, menahan lapar, menekan air mata, dan menanggung beban yang terlalu berat untuk usianya. Namun, sekeras apa pun ia berusaha, dunia terus merenggut satu per satu hal yang ia cintai.Sampai suatu hari, sesuatu terjadi. Sebuah kenyataan yang terlalu kejam untuk diterima, sebuah batas yang tak seharusnya dilewati.Di antara luka, kehilangan, dan ketidakadilan, Putri bertanya-tanya—masihkah ada tempat yang bisa ia sebut rumah?
1,037 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Bab 8 - Selamat Ulang Tahun, Putri! (END)
1
0
Putri memejamkan mata, tersenyum tipis.Lalu, dalam dunia yang hanya ia ciptakan untuk dirinya sendiri, ia berbisik pelan,Selamat ulang tahun, Putri.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan