TERSESAT DI PENDAKIAN GUNUNG PULOSARI

11
1
Terkunci
Deskripsi

"Bade kamana neng? Ja etamah jurang! Sok we tingakli?!" (mau ke mana neng? Itu kan jurang! Lihat aja?!)

Saat mendaki gunung, jangan sombong, jika tidak, akan mengalami pengalaman--

- POV Aprilia

Tahun 2015, aku masih kelas 2 SMA, dan sedang boomingnya naik gunung dekat rumah.
Banyak sekali pendaki, yang mendaki gunung ini.
Ada yang dari dalam kota, bahkan luar kota, dan ada pula dari luar pulau.

Gunung yang ketinggian tidak lebih dari 2000m ini, memang indah pemandangannya, terdapat dua jalur...

985 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
100
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya JAKET MERAH (Bertemu arwah gadis pendaki gunung)
10
0
 Penulis: Rama AtmajaNarasumber : Aries Rizky Ardhifa Part 1 Suara gamelan menggaung di telinga. Cekikikan bersahutan, tak Rian hiraukan. Dia tahu, penghuni hutan bukan hanya mereka semata! Biarkan mereka-makhluk astral- mengekspresikan diri.6Prinsip Rian, dia tidak mengganggu dan dirinya yakin, mereka pun tidak akan mengganggunya. Malah, Rian jadikan sebagai pengiring tidur, berselimut jaket Nisa, yang beraroma wangi-parfum bunga-.Teramat nikmat malam itu, hingga ... tidur pun berselimut mimpi. Akan tetapi, terdengar suara sapa seorang perempuan di telinganya,Mas! Terima kasih pertolongannya. Aku pamit ya? Jaga jaketku, seperti mas menjagaku saat kedinginan! Bilang ke mas Iwan, jangan bersedih lagi! Aku sudah bahagia di ketinggian. suara lirih itu, terdengar di telinganya.Kaget dibuatnya. Lalu, Rian membuka kedua mata, Tadi suara siapa? sambil melihat sekeliling, sepi ... tidak ada orang. Lalu, dia mengecek ke dalam tenda. Ternyata, Nisa tidak ada.Api unggun padam, menyisakan bara. Jaket yang Rian pakai sebagai selimut, dengan sendirinya terpakai.Mie di nesting yang tadinya di gunakan untuk makan Nisa, masih utuh, dan satu lagi, bungkus daun jati yang ditinggalkan bapak itu, berubah menjadi tanah, daun kering, dan potongan kayu. Yang tadi itu mimpi? Atau nyata?! pikir Rian, lalu mulai mengingat kejadian awal bisa berada di tempat tersebut.***Riuh kesibukan anak kos membangunkan tidur lelapnya, memaksa untuk segera beranjak dari kasur buluk alas rebahan. Jam alarm yang Rian setel belum kunjung bunyi, dan masih berasa ada sesuatu yang menggelayut di kedua mata, karena kantuk.'Ting ....' Bunyi Pesan di aplikasi chating.[Maaf mas, nanti COD, jadinya jam berapa? Soalnya sore ... adalah jadwal tiket keberangkatan keretanya,] Tulisan dari orang yang menjual jaket.[Aku ngikut mas! Soalnya hari ini longgar! Yang penting, tidak mengganggu sama waktu keberangkatan mas. Nanti, di mana mas,] Balas Rian.[Di warung, dekat lampu merah kota, ya mas? Jam 9, aku OTW.] Balas penjual.[Oke, siap mas. Kalau begitu, aku siap-siap.] Balas Rian lagi, mengakhiri pesan singkat.Jaket gunungnya rusak, sobek, dan resletingnya sudah tidak mau mengancing. Semua dari akibat dia meminjam-pinjamkan jaketnya ke Parjan, dan teman yang lainnya, untuk naik gunung.Kampr*t memang orang itu! Pinjam gak mau merawat, malah rusak! Dengan alasan terpeleset saat digunung. gumam Rian, namun bagaimana pun ... itu sudah menjadi risiko meminjamkan barang. Untung masih balik, kalau enggak, ya ... tinggal kenangan.Berawal dari jaket gunung yang rusak, Rian searching Marketplace jejaring sosial. Dari situ, dia tergiur oleh salah satu postingan yang baru saja di kirim, dan belum ada yang komen. Rian pun langsung hubungi nomor yang tertera, dan langsung mengajaknya COD di hari itu juga.Maklumlah, Rian hanya punya uang pas-pasan. Bila mau beli yang baru, pasti dia kewalahan. BPKB motor saja ... masih sekolah, belum lulus! Masa iya mau gaya-gayaan beli barang baru?Setelah jalan dan tak berselang lama, Rian pun sampai tepat waktu, di tempat yang sudah di tentukan. Di warung itu, dia melihat-lihat foto profil si penjual. Kirim pesan via chat, belum datang! Rian Japri, belum di buka. Mungkin, orang itu masih dalam perjalanan.Tak lama, lelaki gempal menelefonnya, dan Rian melihatnya duduk di atas motor, di depan warung. Rian langsung mendatangi, dan mengajak minum kopi, di dalam warung. Namanya Iwan! Ternyata, orang yang asyik, dan bisa diajak bercanda.Ini mas, jaket yang saya posting, ucapnya, lalu Rian pegang, buka resleting, coba dipakai, dan Rian amati dengan saksama.Jahitannya ... gila! Jaket masih bagus, benar. Superlah barangnya, sudah gitu harganya pun murah.Ini benaran? Harganya yang semalam itu mas, tanya Rian.Iya mas! Buat tambah-tambah ongkos pindahan, dan daripada tidak dipakai, makanya aku jual ke mas, terangnya.Oh, mau pindah ya mas? Lah, terus ini ... jaket milik siapa, mas, tanya Rian.Yang punya sudah pergi jauh mas! Sebenarnya sih, itu barang kesayangannya! Tapi mau bagaimana lagi? Yang punya sudah jauh! jawab masnya.Setelah yakin dan memastikan dengan benar, kalau ini barang memang asli, akhirnya Rian membayar sesuai dengan kesepakatan yang semalam keduanya sepakati. Setelah menerima uang, mas Iwan bergegas pamit.Akan tetapi, ada satu hal yang mengagetkannya, Iwan memberi alamat tempat kontrakannya yang baru, Untuk apa coba? pikirnya, tapi Iwan berucap, hanya untuk menyambung silaturahmi, Agak jauh, tapi okelah aku terima dan simpan. Itung itung tambah saudara. pikirnya lagi.Setelah Iwan pulang, Rian segera membayar yang dia makan, dan dilanjutkan kembali ke kosan.Alat outdoor yang satu itu menurutnya penting, dan wajib, karena dilihat dari kegiatan kegiatannya yang tak jauh dari suhu dingin gunung, mengharuskan punya sebuah jaket.Apalagi, besok ada kegiatan penanaman pohon di gunung bersama lintas komunitas pencinta alam, jadi, dia nekat membelinya, walau ... dapat barang dengan harga murah sih.Sesampainya di kos, langsung dicoba. Bagus, hangat, dan tanpa cacat sekecilpun. Ada pertanyaan dalam benaknya, Kenapa jaket sebagus gini dijual murah? Padahal kalau dijual harga tinggi pasti banyak yang minat, toh brandet outdoor terkenal?Belum selesai berpikir soal harga, tiba-tiba ... (sebut saja) Angga menelefonnya. Dengan segera panggilan telepon itu, dia angkat, Halo, assalamualaikum. Selamat siang, operator pencinta wanita disini! Ada yang bisa saya bantu,Waalaikumsalam, nyet! Entar malam gas naik duluan bisa gak? Temani aku sama pak Dayat,“ ucap suara diujung telepon.Bisa! Emang pak Dayat ikut ya, tanya balik Rian.Iya! Kata beliau mau menyiapkan lokasi penanaman besok! Tadi aku dari kantornya, dan beliau siap mendampingi acara kita besok, jawab Angga.Oke-oke, tapi naik jam berapa? Aku masih di kos, tanya Rian lagi.Segera OTW saja! Aku udah persiapan mau berangkat nih! Nanti, kita ke temuan di BC saja Jangan lupa bawa HT frekuensi yang sering kita pakai, jelasnya.Oke-oke kalo gitu, aku mandi sama prepare ya Nanti aku susul ke BC, jawab Rian.Oke siap, cepetan! Jangan lama-lama, keburu sore sama hujan, perintah angga.Tercopy!" Jawab Rian menutup obrolan.Setelah teleponan sama Angga selesai, segera mungkin dia mengambil peralatan yang akan dibawa untuk naik gunung. Satu tas Keril berukuran 70L sudah berisi semua alat camping, untuk logistik, beli di jalan, sembari menuju BC (Base Camp). Note: Unlock untuk membuka part 2 sampai part 5 (Tamat) 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan