SILUMAN BELUT

5
0
Terkunci
Deskripsi

Judul cerita kali ini, Siluman belut (misteri angka ganjil)

Ceritanya gak serem, cuma pengalaman seseorang yang kini menjadi menantu dari tetangga neneknya bang Rama.

 

               Dari dulu sampai sekarang, hobinya mencari belut.

Tetapi, ada suatu kejadian yang membuatnya waspada, karena tidak semua belut murni hewan biasa, tetapi ada juga yang jelmaan dari siluman.

               Nama tokoh, tempat dan semua kejadian didalam peristiwa ini telah disamarkan.

Kalau ada kemiripan, mungkin hanya kebetulan semata.

               Tanpa berpanjang lebar, mari ke ceritanya.

Selamat membaca ....

2,679 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
125
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya TUMBAL KESEMPURNAAN ILMU SANTET (BATARA KARANG) part 5-9 (tamat)
6
2
Part 5 (Terbukanya mata batin)              Juman balik  melihat ke arah hutan untuk kedua kalinya. Tetapi kali ini, Juman kaget dan  heran, sebab pas pertama Juman melihat hutan itu, dia melihat seperti hutan pada umumnya.                 Namun kali ini, Juman melihat hutan itu, seperti di malam hari, serta hal aneh lainnya, hutan itu seperti mengeluarkan cahaya agak ke merah-merahan.                Juman sempat tidak percaya, sempat mengucek ngucek mata, namun ternyata … penglihatannya tidak salah . Hutan itu, benar-benar tidak selaras, dengan yang pertama kali dilihatnya.                Loh, kenapa bisa berbeda Bi? tanya Juman.                Coba sekarang, lihatlah sekelilingmu!” pinta Robi.                Saat melihat sekeliling, Juman langsung kaget, serta menutup kedua matanya, sembari memegang tangan Robi, Astagfirullah … kenapa pagi begini ada setan Bi? Aku gak salah  lihat kan,                Kamu gak salah liat kok! Apa yang kamu lihat, itu nyata,” jawab Robi.                Kenapa bisa begitu Bi? Perasaan ... dari tadi, penglihatan ku baik-baik saja! seru Juman, ketakutan. Kemudian Robi pun mengungkapkan, bahwa dia sudah membuka mata batin Juman, sehingga Juman mampu melihat sosok setan. Mendengar penerangan Robi, Juman meminta, supaya Robi mau menutup mata batinnya.                Aku gak mampu menutup Man! Karena percuma! Sebetulnya, kamu telah mampu melihat mereka! Hanya saja, kamu kurang peka! Lagi pula, aku  disuruh menemanimu, supaya kamu mampu melihat hal semacam ini, aku  bisa menenangkan, dan  kamu tidak panik, jelas Robi.                Tapi kan, menyeramkan Bi! Lagipula, kenapa setan pagi menjelang siang begini, mereka masih ada, sih? keluh Juman, tetapi Robi hanya tertawa, mendengar keluhannya. kemudian, Robi meminta Juman, agar mereka melanjutkan perjalanan.                Cepat buka matamu! Biasakan melihat mereka! Yang berada di dekat kita, tak akan mampu menyakiti, kita kok! Kita lanjut ngobrolnya sambil berjalan saja! seru Robi.                Juman yang mendengar, jikalau mereka takan mampu menyakiti, kemudian membuka mata dan  mencoba memberanikan diri.                Awal terbuka mata batin, baginya benar-benar sulit, serta masih takut.Akan tetapi, karena adanya Robi, Juman pun merasa sedikit lega.                Di perjalanan kali ini, Robi mengungkapkan sesuatu yang membuatnya sedikit kaget. Robi memberitahukan, bahwa Juman merupakan keturunan yang bisa melihat mahluk gaib, yang mempunyai indra ke 6.                Dia menjelaskan, bahwa tidak semua orang bisa melihat para dukun, saat dukun itu sudah mau mencapai kesempurnaan ilmu, serta manusia yang mampu melihat para dukun itu, akan di cap sebagai ancaman.                Juman mendengarkan penerangan Robi dengan seksama, serta terus bertanya kepada Robi, di dalam perjalan itu.                Walaupun Juman melihat banyak sosok setan yang menakutkan, tetapi dirinya tidak terlalu menghiraukan sosok mereka, karena Juman serta Robi terus mengobrol, dan  Juman hanya fokus mendengarkan penerangan Robi, atas banyaknya pertanyaan yang berkecamuk di dalam benaknya.                tak terasa, saat asyik mengobrol, akhirnya mereka berdua pun sampai, dan langsung mengucap salam, Assalamu’alaikum ...,                Waalaikumsalam! Wah, ada Robi pula? Sini masuk! pinta umi nya Juman.                Maaf Mi! Aku  dan  Robi melewati jalur lain! Jadi, pulangnya relatif terlambat! jelas Juman. Umi Zaenah, ibu dari Juman. tidak mempermasalahkan kalau anaknya pulang sedikit terlambat.                Juman pun bilang pada Robi, bahwa dirinya mau cari rumput untuk makan kambing.Juman pun mempersilahkan Robi untuk menggunakan kamarnya, bila Robi mau beristirahat.                Sesudah berganti pakaian, serta bersiap mau berangkat mencari rumput, tiba-tiba dia berpapasan dengan dua masyarakat, yang tampaknya sedang terburu-buru.                Juman pun menyapa mereka, dan  bertanya pada mereka yang sepertinya sedang kepanikan, Mau pada kemana sih, buru-buru banget, tanya Juman.                Eh kamu Man? Mau ke pondok, ada hal yang mau dibicarakan dengan abah,” jawab salah  satunya.                Oh ... di dalam rumahku ada Robi! Sampaikan saja sama dia! Daripada kalian harus capek kesana. Toh, sama saja kan? Nanti, biar Robi yang menyampaikan ke ayahnya,” terang Juman.                Wah, kebetulan sekali! Syukurlah kami berpapasan denganmu, Man! jawab satunya lagi, lalu kedua masyarakat itu pun, dipersilahkan untuk masuk ke dalam rumah.                Di waktu itu Juman tak mempunyai perasaan negatif, atau punya firasat jelek. sebab sudah hal biasa, Bila warga  mempunyai kepentingan pada abah.                Ini pengalaman pertamanya, saat Juman mencari rumput, tetapi dengan kondisi mampu melihat sosok tak kasat mata di siang hari.Karena sudah banyak dijelaskan oleh Robi, Juman mulai tidak terlalu takut, serta mencoba membiasakan diri.                Lama   mencari rumput, akhirnya rumput pun terkumpul banyak, dan  sesegera dia pulang ke rumah.                Sesampainya di rumah, Juman langsung memberi makan kambing-kambingnya, dan  selesai itu, dia langsung mandi, serta tak lupa sholat dzuhur, karena waktu telah melewati dhuhur.                Selesai sholat, umi Zaenah datang menghampirinya, serta memberitahu, Man! kamu di suruh menyusul Robi ke rumah pak Dadang,                Iya mi! Aku kira, Robi telah pulang dari tadi? Ya sudah, aku berangkat dulu! jawab Juman dan langsung berjalan menuju rumah pak Dadang.                Saat mau sampai rumah pak Dadang, terlihat dari jauh telah ramai orang di luar rumah pak Dadang, dengan warga yang menutup hidungnya memakai kain.                Loh, kok ramai? ada apa ya?” tanya Juman dalam batin.                Dia pun menghampiri kerumunan itu, dan anehnya, waktu sampai di depan rumah pak Dadang, Juman mencium aroma busuk, yang entah berasal dari mana.Juman pun mendengar suara isak tangis dari dalam rumah pak Dadang.                Dia yang belum memahami situasinya masih belum berpikir hal negatif, dan  tahu mengapa para warga menutup hidung memakai kain, karena bau busuk itu.                Assalamualaikum ...." ucap Juman dan warga  yang mendengar, langsung menjawab salamnya. lalu, langsung menyuruhnya untuk masuk ke dalam.Sebelum Juman masuk ke rumah pak Dadang, ada salah satu warga memberinya kain buat menutupi hidung. Yuk unlock, untuk baca sambungan part 6 sampai 9
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan