
Deskripsi
Candi Borobudur, Bangunan Yang Bener-bener Fantastis!
Kepikiran tentang Borobudur gegara jengah ngliat temen-temen yang masih terjebak dalam pemikiran arsitek Eropa itu keren banget, ahh, omong kosong!. bangsa kita jauh lebih dari itu. lihat aja Candi di wilayah Magelang itu...
Candi Borobudur dibangun dengan bentuk piramida berundak 10 lantai sesuai dengan konsep 10 tataran penyempurnaan kebajikan untuk merealisasi Kebuddhaan. Enam lantai candi berbentuk teras bujursangkar; empat lantai...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya
CHI KUNG ATAU TENAGA DALAM
7
2
CHI KUNG ATAU TENAGA DALAM.
PENGENALAN TENTANG ILMU CHIKUNG.
Sekilas tentang Sejarah Chikung.
Bagi banyak orang, CHIKUNG terkesan sebagai sesuatu yang baru atau belum dikenal.
Hal ini tidak mengherankan karena selama ini tidak banyak diperkenalkan kepada khalayak ramai.
Di negeri asalnya China, praktek ilmu ini ditekan selama pemerintahan Mao Tse Tung karena dianggap sebagai suatu ilmu yang tidak sesuai dengan paham politik yang dianut.
Baru sejak sekitar 20 tahun terakhir ilmu ini mulai diperkenalkan kepada dunia secara terbuka.
Dilihat sejarahnya, latihan senam pernafasan Chikung tercatat sudah dikenal sejak 4.000 tahun yang lalu.
Dalam perkembangannya menjadi dua macam aliran keras yang dipakai dalam ilmu beladiri (kungfu).
Pendekar Shaolin yang tersohor karena kebal pedang dan tombak, semuanya didasarkan pada Chikung.
Aliran Chikung beladiri ini dipakai dalam kungfu yang dapat mengembangkan kemampuan yang sangat menakjubkan.
Salah satu latihan yang paling terkenal adalah Chikung Baju Besi (Iron Shirt Chikung) yang dikembangkan oleh para pendeta Shaolin.
Sedangkan yang lembut berkembang untuk pengobatan atau peningkatan kesehatan dan tetap memakai nama Chikung.
Salah satu aliran kungfu bernama Taichi Chuan, beberapa ratus tahun yang lalu mengambil beberapa gerakan Chikung untuk menjadi senam kesehatan (Taichi) yang banyak dikenal juga di Indonesia.
Ada juga aliran ketiga, yaitu mencapai pencerahan spiritual seperti yang dilakukan oleh para biarawan/biarawati Buddha dan Tao.
Konsep Chikung mengenai keseimbangan Yin dan Yang merupakan dasar dari semua pengobatan Tiongkok, termasuk didalamnya adalah Hong Sui (Feng Sui) yang sekarang sedang “in” dalam menentukan tata ruang.
Sesungguhnya yang ingin dicapai adalah keseimbangan Yin dan Yang, sehingga manusia yang hidup didalam rumah itu sehat badan dan batin.
Hal ini tidak dapat dikatakan sebagai suatu yang tahyul.
Akupuntur dasarnya adalah Chikung dengan sekitar 600 titik Chi yang sudah diidentifikasi.
Saat ini sedang dilakukan banyak penelitian ilmiah terhadap Chikung, baik dinegeri asalnya maupun di negara barat.
Tinggal masalah waktu saja sebelum lebih banyak hasil penelitian ilmiah dipublikasikan.
Ingat apa yang terjadi dengan akupunktur, 30 tahun yang lalu masih ditertawakan dan dicemoohkan oleh dunia kedokteran barat karena dianggap cuma sebuah fantasi orang timur.
Saat ini, pusat-pusat penelitian akupunktur sudah ditemukan dibanyak negara barat dan mereka memakainya dalam pengobatan.
Di RRC dan Jepang saat ini banyak rumah sakit besar yang menyediakan pengobatan dengan Chikung, terutama terhadap kasus-kasus yang oleh kedokteran barat dianggap sudah tidak dapat tertolong.
Arti Kata Chikung.
Kata Chi mengandung arti udara, napas atau energi vital.
Hal ini tidak terlepas dari pandangan bahwa hidup ini hanya dimungkinkan dengan adanya Chi yang terdapat pada udara dan nafas.
Dalam teori chikung, Chi terdapat dimana-mana di alam semesta ini.
Tanpa Chi tidak mungkin manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan hidup berkembang, demikian pula matahari, bumi dan bintang-bintang semuanya mengandung Chi.
Dalam cerita silat ada istilah yang salah yaitu “menotok jalan darah” sebenarnya yang ditotok atau diblokir bukan jalan darah tetapi jalannya Chi.
Jika jalan darah yang tersumbat, pasti dibagian itu timbul pembengkakan atau pembuluh darah akan pecah.
Dengan diblokirnya jalan Chi, maka bagian tubuh itu katakanlah lengan, menjadi seperti tidak punya tenaga untuk melakukan fungsinya.
Kata Kung berarti latihan atau bekerja kata yang sama pada kata Kungfu.
Karena pada dasarnya mereka yang sudah belajar dan rajin berlatih nantinya dapat mengendalikan aliran Chi dengan pikirannya (mind over matter).
Chikung adalah latihan pengolahan pernafasan untuk melancarkan jalannya Chi atau energi vital didalam badan sehingga tercapai suatu keseimbangan (prinsip keseimbangan Yin dan Yang) yang menjamin berfungsinya semua organ tubuh secara normal atau sehat.
Ada jalur energi seperti teori akupuntur yang diolah agar Chi dapat mengalir secara lancar.
Sebagai ilustrasi, seorang pasien post stroke tidak dapat menggerakkan tangannya.
Menurut kedokteran timur (Chikung), hal ini terjadi karena Chi ditangan pasien tersebut tersumbat, namun menurut kedokteran barat keadaan ini disebabkan fungsi saraf terganggu karena ada sumbatan dipembuluh darah otak.
Setelah berlatih Chikung, banyak penderita post stroke yang dapat meningkatkan kemampuan gerak tangan dan kakinya.
Dari pengalaman, banyak penyakit yang sukar diobati atau disembuhkan dengan pengobatan barat justru memberikan respons yang baik terhadap pengobatan dengan Chikung (Rhematik, Migren, Sakit maag, Tekanan darah tinggi, Tekanan darah rendah, Diabetes, dan sebagainya).
Ciri Khusus Chikung.
Ciri khusus Chikung jika dibandingkan dengan ilmu pernafasan lain yang cukup banyak digemari masyarakat saat ini terletak pada :
1. Pikiran Yang Mengontrol Tenaga Chi.
Dalam Chikung, Chi atau energi vital disalurkan di dalam, ke dalam maupun ke luar badan menurut pikiran (mind over matter).
Disini terletak perbedaan antara Chikung dengan beberapa macam ilmu pernafasan lain yang mendorong Chi dengan nafas.
Pernafasan dalam Chikung sangat halus (smooth as silk) dan pernafasan dalam Chikung tidak menggunakan penekanan.
Pada tingkat dasar, masih banyak digunakan tangan untuk menyalurkan Chi, namun pada tingkat lanjut makin lama makin sedikit gerakan badan yang dipakai sehingga akhirnya penyaluran Chi hanya memakai pikiran saja.
Karena pikiran merupakan suatu kekuatan (power), tidak dapat dihalangi oleh materi apapun.
Oleh karena itu, praktisi Chikung yang sudah mahir dapat mengobati pasien dari jarak jauh (tidak dibatasi oleh ruang dan waktu).
2. Untuk Pengobatan.
Tujuan utama latihan Chikung (medis) adalah untuk menyehatkan tubuh sendiri, mengobati diri sendiri dan mengobati orang lain.
Chikung medis bukan untuk bela diri, meskipun dalam tingkat lanjut bisa dikembangkan untuk bela diri.
Selama keseimbangan energi pada suatu organ terjamin, maka organ itu dapat berfungsi dengan baik.
Dalam pengobatan Tiongkok segala usaha dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan organ, termasuk melalui ramu-ramuan tradisional yang kadang-kadang membi-ngungkan, karena campurannya termasuk aneh seperti tanduk rusa dan sebagainya.
Disinilah letak kesalah pahaman kedokteran barat terhadap pengobatan tradisional Tiongkok, mereka mengukur dengan ukuran atau standar sendiri, apa yang tidak dapat mereka ukur lalu dianggap tidak ada.
Dalam kaitan ini dapat diambil contoh klasik yang mencerminkan sikap “mau menang sendiri” dari kedokteran barat, ini terkait dengan sejarah kedokteran diabad lampau.
Prof. Messmer yang mengembangkan hypnose berhasil meyakinkan para ilmuan dari Academie Francis (French Academy of Sciences) di Paris mengenai kegunaan hypnose.
Sebelum berhasil mamasukkan magnetismus untuk diterima dalam pengobatan seperti hypnose, beliau meninggal.
Saat ini, hypnose dipakai dalam kedokteran barat sebagai salah satu metode pengobatan.
Mengapa tidak ada yang meminta untuk mengukur kekuatan hypnose dengan suatu alat ?
Sejak dulu kedokteran barat menganggap akupunktur sebagai fantasi saja karena meridian atau jalur Chi secara anatomis tidak kelihatan.
Baru sejak hampir 30 tahun yang lalu mereka mengakui manfaat akupunktur.
Ginseng dulu dianggap sebagai tak berguna, belakangan dianalisis dengan lebih cermat dan ternyata mengandung antara lain zat yang dinamakan pro-haptogen.
4. Gerakan-gerakan Chikung.
Gerakan-gerakan tingkat dasar chikung dapat dipelajari dengan mudah.
Setelah selesai kursus tingkat dasar (seluruhnya 8 kali latihan, tiap kali latihan selama lebih kurang 2 jam), diantara peserta yang sakit penderitaanya dapat berkurang bahkan ada yang sembuh.
Setelah itu, untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh, peserta dapat melanjutkan latihannya secara rutin seminggu sekali atau seminggu dua kali.
Selanjutnya peserta yang telah menyelesaikan kursusnya dapat berlatih sendiri di rumah sambil mendengarkan instruksi dari kaset atau melakukan latihan bersama secara rutin.
Tiga unsur penting dalam berlatih Chikung adalah mengontrol sikap badan, fikiran dan nafas, karena itu latihan-latihan selalu dalam bentuk gerak dan diam (meditasi).
Meskipun gerakannya lembut tetapi peserta berkeringat, termasuk sewaktu melakukan Meditasi Orbit Mikrokosmos diam saja dan hanya pikiran yang mengolah Chi tetapi dapat keluar keringat.
5. Siapa Saja Yang Boleh Belajar Chikung.
Semua orang, laki-laki, perempuan, tua dan muda, boleh belajar Chikung.
Chikung tidak ada hubungannya dengan agama (semua penganut agama boleh belajar Chikung).
Chikung bukan ilmu klenik.
6. Manfaat Belajar Chikung.
Peserta yang berlatih Chikung ini, kemajuan kesehatan mereka sangat kentara.
Malah banyak yang sembuh dari penyakit menahun seperti migren, tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, rematik, maag, liver, susah tidur, diabetes, post stroke, dan sebagainya.
Tiap sistem pengobatan mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Inilah hidup, tidak ada yang sempurna, karena itu umpamanya jika terkena penyakit infeksi, jelas kedokteran barat menggunakan cara pengobatan yang paling tepat dengn antibiotika.
Dari pengalaman selama ini ternyata bahwa apa yang disebut penyakit psychosomatik oleh kedokteran barat justru memberi respons yang sangat baik terhadap Chikung.
Dengan demikian kedokteran timur (Chikung) dan kedokteran barat sudah seharusnya saling menunjang dan melengkapi.
Ada yang menganggap seolah-olah kesembuhan yang didapat dari Chikung tidak lebih dari efek placebo (sugesti).
Disini terdapat kesalah pahaman yang keliru terhadap cara pandang dalam pengobatan Chikung yang hanya dianggap tidak mempunyai efek apa-apa, tetapi karena pasien percaya, maka dengan menerima placebo pasien menjadi sembuh.
Namun sebenarnya dalam mengubah atau menggerakkan sesuatu di dalam Chikung selalu diperlukan tenaga atau energi (Chi).
Ini adalah hukum alam, kesembuhan merupakan suatu perubahan.
Bagaimana bisa sembuh atau berubah tanpa ikut sertanya suatu energi atau tenaga (Chi) ?
Salah satu kasus kesembuhan yang pernah terjadi dari salah seorang peserta kursus Chikung adalah seorang ibu berusia sekitar 37 tahun.
Setelah berlatih 5 kali, pada saat peserta kursus saling mendeteksi penyakit (dengan tangan), ibu ini mendatangi seorang pelatih untuk diperiksa.
Pelatih tersebut mengatakan bahwa lambungnya terganggu dan dia tersenyum sambil mengeluarkan air mata.
Ceritanya, ibu ini sudah 19 tahun menderita migren, segala macam obat sakit kepala sudah dicobanya, demikian juga berobat ke ahli syaraf, tiada hari tanpa obat sakit kepala, dari situ maagnya ikut dirusak.
Baru berlatih 5 kali, dia sudah tidak memerlukan obat sakit kepala lagi.
Itu yang menyebabkan dia mengeluarkan air mata.
Secara pribadi, dia merasakan suatu kondisi kesehatan yang sudah jauh lebih baik sejak berlatih Chikung.
Dulu dia sering sekali sakit kepala dan kena pilek berat dan sejak berlatih Chikung, pilek dan sakit kepala sudah menjadi istilah asing baginya.
Kesembuhan atau kesehatan harus dicari.
Chikung merupakan salah satu upaya menuju kesehatan yang lebih baik dan yang menarik adalah bukan saja menjadi lebih sehat, tetapi juga dapat membantu menyembuhkan orang lain.
7. Mengasah Kemampuan.
Istimewa dengan ChikungDalam diri setiap manusia terpendam kemampuan yang dalam kehidupan sehari-hari tidak kentara kegunaannya.
Kemampuan ini akan diperoleh jika digali/dilatih lebih lanjut dengan teratur, sehingga kemampuan ini dapat dimanfaatkan dan berguna untuk mengobati orang lain.
Latihan chikung yang lemah lembut dapat mengembangkan kemampuan ini.
Karena bakat manusia tidak sama, setelah mendapat latihan dasar (kursus), masing-masing peserta harus terus berlatih apabila ingin mengembangkan kemampuannya tetapi jangan mengejar target.
Bakat itu sudah ada sejak lahir dan tidak sama pada setiap orang.
Berdasarkan pandangan demikian, maka dalam latihan Chikung tidak dikenal ujian.
Perbedaan antara Qigong dan Olahraga.
Pernah ada dua pelatih Yoga yang datang berobat ke klinik karena pinggang sakit.
Tadinya saya menyangka cuma kecelakaan olahraga biasa.
Ternyata setelah dirontsen, ada pembengkokan tulang belakang yang parah.
Yoga sebenarnya adalah Qigongnya India.
Tapi sekarang banyak pelatih hanya menganggap Yoga sebagai olahraga, cuma mengejar keindahan postur, meregangkan otot sekuat tenaga, akhirnya postur memang berhasil tapi tulang belakangnya sampai melengkung.
Waktu berlatih Qigong harus bisa merasakan ketenangan bathin, dan harus berusaha agar bisa ‘relaks’ alias lemas.
(1) Olahraga hanya meliputi gerak, Qigong meliputi diam maupun gerak.
Semenjak kecil saya sangat gemar berolahraga.
Di sekolah dasar saya adalah catcher dari tim bisbol sekolah kami.
Waktu di sekolah menengah saya ikut tim rugby, lalu di universitas saya ikut tim bola kaki.
Setiap liburan musim panas atau musim dingin, saya mengikuti kegiatan China Youth Corps, daki gunung turun ke laut, sampai ke segala pelosok.
Kegiatan berat ini memberikan kesenangan yang luar biasa, sekaligus melatih jiwaraga menjadi tahan banting, sekaligus meninggalkan bekas luka di sekujur tubuh.
Baru setelah latihan Qigong saya mulai menyadari bahwa di luar ‘gerak’ masih ada ‘hening’ yang menempati jenjang yang lebih tinggi.
Gerak setelah hening bathin, bisa lebih tekun dan memiliki wibawa tersendiri.
Para ahli Wusu sering mengatakan, ‘yang hening melatih bathin, yang gerak melatih rasa’.
Mereka yang berlatih Qigong boleh dibilang ‘setenang anak perawan, segesit kelinci lepas’.
(2) Olahraga butuh tenaga, Qigong butuh spirit.
Olahraga butuh pakai tenaga, juga butuh kecepatan, ketegaran, tapi terkadang menjadi kasar dan tenaga yang kurang atau tenaga yang berlebihan sama jeleknya.
Qigong memakai spirit, gemulai dan bisa dikontrol, indah dan tahu kapan berhenti.
Tenaga hanya memanfaatkan ‘Gwakang’ atau tenaga luar, sedangkan ‘spirit’ adalah penampilan ‘Lweekang’ atau tenaga dalam.
(3) Olahraga menuntut kecepatan, Qigong bisa cepat bisa lambat.
Hampir semua cabang olahraga menuntut ‘kecepatan’.
Para pelomba selalu berharap bisa memecahkan rekor.
Yang reaksinya cepat, berkecepatan tinggi bakal jadi pemenang.
Qigong juga menuntut kecepatan, tetapi dibalik kecepatan ada persiapan untuk ‘pelan’.
Olahragawan kadang suka kebablasan, sedang Qigong bisa cepat bisa lambat, gerakannya selalu tepat.
Suatu ketika sempat bersantap bareng suhu.
Suhu terus bilang, banyak orang menyangka Qigong terlalu lambat, tak bisa menolong penderita kanker.
Kenyataannya, asal latihan bersungguh-sungguh, tiap hari latihan, belum tiga hari sudah bisa rasakan manfaatnya, dan dalam tiga bulan seakan lahir kembali.
Sesungguhnya, enam tahun yang lalu belum sampai tiga bulan berlatih, saya bisa berbalik kembali dari cekaman ketakutan.
(4) Olahraga butuh keseimbangan tubuh, Qigong mementingkan keseimbangan jiwaraga.
Olahraga adalah ilmu tenaga luar, setiap gerakan menuntut keseimbangan, tetapi suatu keseimbangan yang bukan alamiah.
Maka itu biasanya ada bagian tubuh tertentu dari olahragawan yang sangat berkembang:
Pemain tenis lengannya kekar, pangkal paha pemain bola kaki bagaikan batang pohon, dada perenang lebar seperti dada katak.
Sebaliknya mereka yang berlatih Qigong sosok tubuhnya berimbang, sikapnya indah, bukan hanya pentingkan keseimbangan tubuh, tetapi juga keseimbangan jiwa.
Makanya juara olahraga tampaknya sebagai ‘pria garang’ sedangkan yang berlatih Qigong selalu terlihat bersenyum ramah saat berlatih.
(5) Olahraga menghamburkan Qi, Qigong malah menyerap.
Di tahun 1978, buku pelari marathon Jim Fixx, – the Complete Book of Running – menjadi best seller dan menyebabkan maraknya marathon di seluruh Amerika.
Siapa nyana beberapa tahun kemudian selagi berlari marathon, Fixx mendapat serangan jantung dan langsung meninggal.
Contoh mati mendadak selagi berolahraga bukan cuma itu.
Liao Feng De dari Guo Ming Tang atau Partai Nasionalis Taiwan, lalu seorang dokter kepala bagian penyakit dalam sebuah pusat kedokteran.
Serta seorang pejabat tinggi polisi pada meninggal ketika marathon di pagi hari atau saat mendaki gunung di akhir pekan.
Bila anda diperhatikan, mereka yang berlari di taman, kalau bukan berwajah cemberut, pasti napasnya terengah-engah.
Ada yang larinya sampai wajah dan daun telinga sampai merah padam, atau wajahnya pucat pasih, ada yang bahkan semaput dan perlu dilarikan ke RS.
Qi semakin pendek, umurnya semakin pendek juga.
Qi-nya semakin panjang, umurnya semakin panjang pula.
Qigong mengutamakan pernafasan atau ‘tu-na’ (吐吶).
Ada masuk, ada keluarnya.
Sewaktu latihan Qigong, pernafasan tetap ‘halus, lambat, panjang, merata.’
Sehabis olahraga napasnya bagaikan nafas kerbau, sehabis latihan Qigong wajah merah segar.
(6) Olahraga sering Menyebabkan cedera, Qigong sering untuk mengobati cedera.
Cedera sewaktu berolahraga adalah lumrah, tapi yang menguatirkan para atlit adalah, cedera bisa menghalangi kesempatan berprestasi mereka.
Qigong kadang juga menimbulkan cedera, tetapi karena mereka yang berlatih memperhatikan tenaga dalam, jiwaraga, pernafasan, maka setelah cedera mereka bisa memanfaatkan pergantian batas atau jenjang, pergantian spirit untuk mengobati cideranya.
Pergelangan kaki saya pernah keseleo dalam suatu pertandingan bola kaki yang sengit.
Cedera ini sudah berapa puluh tahun bersamaku, dan sering kambuh sakitnya.
Enam tahun lalu sehabis latihan Ping Shuai Gong di sebuah taman, tiba-tiba terasa ada aliran hangat melewati pergelangan kaki saya, dan seketika kaki terasa lemas, dan sejak saat itu luka lama tersebut terus menghilang.
Coba bayangkan, ajaib tidak?
(7) Olahraga ada banyak pembatasan, Qigong tak ada yang tabu.
Menjadi pendekar Shaolin bukan perkara mudah.
Perlu belajar bertahun-tahun.
Tidak cuma olah fisik, tetapi juga olah jiwa dan seni.
Tempat belajarnya pun jauh dari gemerlap kota.
Dulu kungfu Shaolin untuk kebugaran para biarawan.
Pintu gerbang Kuil Shaolin itu tampak kokoh.
Lima lampion bundar bergantung memancarkan cahaya merah di ujung atap.
Di beberapa sudut lampu sorot merah memperkental nuansa etnis China.
Dua patung singa duduk setia menjaga pintu gerbang di kiri-kanannya.
Dua lidah api menjilat-jilat tak jauh dari keduanya.
Asap putih menggelayut di sekitarnya bagai kabut pagi turun menyelimuti kuil itu.
Tiba-tiba pintu gerbang yang terbuat dari kayu itu terbuka, dan 18 orang pendekar Shaolin berkepala plontos dalam pakaian kebesarannya melangkah keluar.
Wajah-wajah polos itu terlihat teduh, seakan roh Sang Buddha sudah merasuk dalam diri mereka.
Usai berdoa dan bermeditasi, para pendekar itu berbalik masuk ke gerbang kuil.
Kelincahan tubuh dan kekuatan Chi
Adu kebolehan segera berlangsung.
Silih berganti mereka melakukan aksi tunggal atau duel.
Kombinasi Zen dan Wushu melahirkan gerakan seringan bulu, selincah angin, sekokoh Gunung Wuru dengan ritme panjang-pendek, keras-lunak, disertai loncatan tak terduga.
Semua gerakan itu dilakukan dengan atau tanpa senjata.
Ketika senjata digunakan, seolah benda itu jadi kepanjangan anggota tubuh mereka.
Cambuk, golok, tombak, pedang berujung lengkung, dan pecut berkelebat secepat kilat seperti ada kekuatan dahsyat yang menggerakkan.
Adrenalin ribuan penonton pun terpacu naik.
Berbagai jurus beladiri Shaolin yang diperagakan makin menambah decak kagum.
Ada jurus elang, anjing, katak, dan kera yang merupakan kombinasi seni beladiri dengan gerakan khas satwa di alam semesta.
Gerakan tangan melebar bak kepak sayap elang. Gerakan tubuh selincah seekor anjing.
Lompatan jauh seringan lompatan katak.
Atau, permainan tongkat yang luar biasa bagai seekor kera lincah bergerak di rimba raya.
Bahkan seorang pendekar Shaolin mabuk pun mampu menghadapi musuh dengan ringan.
Baginya, ketidak stabilan ketika mabuk bisa melahirkan kestabilan baru.
Dengan kestabilan baru pendekar mabuk mampu menghadapi musuh bersenjatakan dua golok.
Lalu, dengan meditasi dan olah napas sejenak, seorang pendekar Shaolin segera menyeimbangkan energi positif dan negatif untuk memaksimalkan tenaga dalam Chi.
Dengan distribusi Chi yang sempurna pada persendian dan otot, bagian tubuh mereka mengeras bagai batu.
Praaak!
Tongkat sebesar lengan patah menjadi dua ketika dibenturkan ke kaki, lengan, perut, atau punggung sang pendekar.
Penyaluran energi Chi ke bagian perut seolah menyulap perut menjadi gumpalan karet mentah.
Sodokan batang kayu berdiameter sekitar 25 cm oleh 10 orang, cuma membuat si pendekar terdorong mundur satu-dua langkah.
Sodokan yang ketiga kali pun tak membuatnya rebah, apalagi muntah darah.
Kekuatan Chi itu pula yang menjadikan perut sang pendekar tak tembus ujung tombak yang berdiri menopang tubuhnya yang telungkup.
Bahkan tusukan tujuh mata tombak sekaligus tak sanggup melukai kulit leher dan perut seorang pendekar yang sudah dialiri kekuatan Chi.
Tenaga dalam yang disalurkan ke kepala pun mampu mengubah tengkorak kepala sekeras besi.
Ketika sebatang logam dibenturkan ke permukaan kepala gundul itu, terdengar bunyi seperti logam beradu, ting!
Tak hanya itu, batang logam itu pun patah dua.
Dididik sejak empat tahun.
Itulah sebagian unjuk kebolehan 27 pendekar Shaolin generasi 31 dan 32 dari Kuil Shaolin di Desa Zhengzhu, Gunung Wuru, Pegunungan Songshan, Propinsi Honan, Chna.
Usia para pendekar Shaolin itu masih muda-muda, 11 – 34 tahun, dengan lama berguru lima hingga belasan tahun.
Yuan Shao Fung (11), mulai belajar sejak usia enam tahun.
Saat ini dia mampu memperagakan jurus kungfu untuk ABG, Kungfu Boy.
Sementara, She Shing Pao (28), bintang pertunjukan kali ini, memulainya di usia 13 tahun.
Artinya, dia telah belajar selama 15 tahun!
Motivasi mereka berbeda-beda untuk menjadi murid Shaolin.
Yuan misalnya, ingin mengembangkan ilmu beladiri Shaolin.
Keinginannya muncul karena tertarik pada jurus-jurus yang ditampilkan dalam film-film kungfu.
Selama lima tahun dia telah mempelajari semua ilmu dasar bela diri Shaolin, termasuk jurus Kungfu Boy.
Asal tahu saja, mega bintang kungfu Hongkong seperti Jackie Chan dan Jet Li juga pernah menjadi murid di kuil itu.
Menurut Yuan, masa belajar singkat belum mampu mengungkap misteri keistimewaan seni beladiri ini. Masih jauhlah, katanya.
Sampai kapan ia akan belajar ilmu beladiri Shaolin, dia tidak tahu.
Tergantung panggilan nurani saya nanti.
Kalau memang dibutuhkan di Kuil Shaolin, mungkin saya akan belajar sampai tua,
Namun, paling tidak dia sudah menunjukkan hasil pada orang tuanya.
Meski semula dilarang, tetapi tekad bajanya bisa meluluhkan kehendak orang tuanya.
Sedangkan, She cuma ingin belajar kungfu Shaolin.
Ada keinginan menjadi biksu, tapi sampai kini masih dalam tahap ingin mempelajari kungfu,
Dalam pertunjukan tahan disodok kayu besar dan ditusuk tujuh tombak pada perut dan leher.
Kemampuannya menyalurkan Chi pada bagian tertentu didapat setelah belajar selama 12 tahun.
Ia juga tidak tahu sampai kapan memperdalam seni beladiri kungfu Shaolin.
Inginnya sih sampai tua.
Tapi saya tidak tahu, bisa apa tidak,
Untuk menjadi murid macam Yuan dan She memang tidak ada syarat macam-macam.
Bahkan umur pun tidak dibatasi.
Maka seperti terjadi selama ini, ada anak usia empat tahun tercatat sebagai murid.
Tapi, ada pula yang baru menjadi murid setelah beranjak remaja atau dewasa.
Yang penting, mereka lulus seleksi.
Bila kesehatan dan perilakunya baik, peluang diterima besar.
Setelah itu, mereka mulai menjalani proses penggemblengan.
Sejak pagi hingga malam mereka menjalani pendidikan ala Shaolin secara ketat.
Selain dilatih meditasi, olah napas, dan olah fisik, mereka juga menerima pendidikan intelektualitas dan rohani berupa ajaran-ajaran Buddha dan Taoisme.
Latihan olah napas bermanfaat untuk memperlancar aliran energi Chi.
Sementara dengan meditasi mereka bisa memusatkan tenaga dalam itu ke bagian tubuh tertentu.
Inilah sebenarnya yang memungkinkan seorang pendekar Shaolin mampu mematahkan lempengan batu atau batangan besi dengan kepala.
Mematahkan batangan kayu dengan lengan atau kaki, menahan sodokan gelondong kayu, tidur dengan perut disangga tombak, dan sebagainya.
Sedangkan latihan olah fisik khas Shaolin membuat otot mereka sekuat kawat dan tulang mereka sekeras baja.
Dalam mempelajari ilmu bela diri di Kuil Shaolin tidak dikenal tingkatan seperti halnya di perguruan beladiri yang biasa kita kenal.
Kepada mereka diperkenalkan dan diajarkan 172 jurus beladiri Shaolin, yang berupa 100 jurus dasar, 36 jurus internal, dan 36 jurus Chikung atau beladiri.
Kepada mereka juga diperkenalkan dan diajarkan penggunaan 18 senjata khas Shaolin, yang merupakan senjata 18 lohan (penjaga keamanan Kuil Shaolin).
Mereka kemudian memperdalam sesuai kemampuan individual.
Kalau bakatnya menggunakan pedang, misalnya, mereka diarahkan mendalami penggunaan senjata itu.
Untuk mencapai kemampuan setingkat master, setiap biarawan Shaolin membutuhkan waktu berbeda-beda, tergantung kemampuan individu.
Untuk memiliki kemampuan tahan terhadap pukulan balok kayu atau besi, misalnya, ada yang perlu waktu 3 – 4 tahun.
Namun, ada yang sampai 5 – 6 tahun belum juga mampu.
Yang pasti makin sering berlatih, kemampuan individu mereka bisa meningkat lebih cepat.
Sementara itu ajaran Buddha dan Taoisme menjadikan mereka kuat dari sisi rohani sebagai penyeimbang kekuatan jasmani.
Mereka dididik untuk menjadi biksu, sehingga ajaran-ajaran itu menjadi landasan dalam setiap sisi kehidupan mereka.
Contohnya, selama tinggal di kuil, mereka menganut pola makan vegetarian.
Dengan cara ini mereka dilatih menghayati ajaran agama Buddha, yakni pantang membunuh makhluk hidup.
Namun, untuk menjadi biksu tetap tergantung panggilan nurani masing-masing.
Mereka bisa memilih, terus melanjutkan hingga menjadi biksu atau tidak.
Mereka pun benar-benar terpisah dari keluarga.
Di waktu tertentu saja orang tua boleh berkunjung.
Di saat tertentu pula mereka diizinkan meninggalkan kuil untuk berlibur.
Bertahun-tahun mereka harus hidup jauh dari ingar-bingar duniawi.
Seorang pendekar Shaolin sampai naik Jetcoaster berkali-kali.
Ketika main bombom car, mereka tak segan membentur-benturkan kendaraannya ke kendaraan orang lain.
Apalagi yang duduk di kendaraan itu gadis cantik, yang tentunya barang langka di kuil mereka.
Semula untuk memperbugar biarawan
Perkembangan seni beladiri kungfu Shaolin tak lepas dari peran kehadiran Bodidharma (Tamo dalam bahasa Cina) di Cina.
Dalam situs Shaolin Gung Fu Institute disebutkan, sekitar tahun 540, pendeta Buddha dari India ini mengunjungi China untuk menemui kaisar.
Ketika itu kaisar memintanya menerjemahkan naskah ajaran Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina di sebuah kuil di wilayah yang kini bernama Desa Zhengzhu.
Tujuannya, agar masyarakat umum bisa memahami ajaran Buddha.
Namun, beda pendapat antara kaisar dan Tamo tak dapat dihindari ketika mengaitkan penerjemahan dengan pencapaian Nirwana (surga).
Tamo segera ke kuil Buddha untuk bertemu dengan biarawan yang menerjemahkan naskah ajaran Buddha.
Setiba di kuil itu, Bodidharma dilarang masuk, karena dicurigai oleh kepala biara, Fang Chang, sebagai orang baru atau orang asing yang akan ikut campur urusan mereka.
Karena ditolak, Bodidharma pergi ke dekat gua dan bermeditasi di sana hingga para biarawan menerimanya.
Konon, selama bermeditasi dia berhasil membuat lubang di satu sisi gua hanya dengan tatapan mata.
Ketika bergabung dengan para biarawan, Tamo mengamati kondisi fisik mereka tidak baik.
Maklum, sebagian besar kegiatan rutin mereka cuma duduk menerjemahkan naskah.
Tamo segera mengajarkan olahraga, yang dirancang untuk meningkatkan aliran chi dan membangun kekuatan.
Rangkaian olahraga ini, yang dimodifikasi dari yoga India (terutama hatha dan raja), berdasarkan gerakan 18 binatang utama di wilayah Indocina (seperti harimau, rusa, macan tutul, kobra, ular, naga, dsb.).
Olahraga itulah yang kemudian diyakini menjadi awal lahirnya kungfu Shaolin.
Namun, sulit mengatakan kapan olahraga ini menjadi seni perang.
Yang pasti, beberapa saat kemudian gerakan-gerakan itu disusun menjadi sebuah sistem bela diri.
Sistem itu berprinsip tidak sebagai penyerang, ataupun mempraktikkan jurus-jurus pertahanan yang mematikan di sembarang situasi.
Mereka lebih diarahkan untuk memahami cara menghindari konflik.
Pada perkembangannya, seni bela dirikungfu Shaolin bisa menjadi pertunjukan yang memukau.
Bermula dari Honan.
Kuil tempat Bodidharma pertama kali memperkenalkan olahraga, yang kemudian menjadi beladiri kungfu Shaolin, merupakan kuil tertua di China.
Kuil itu telah dibangun bertahun-tahun sebelum Bodidharma datang.
Lokasinya di hutan yang sudah dirambah dan dibakar.
Saat pembangunan kuil, tukang kebun kaisar juga menanam tanaman-tanaman baru.
Itu sebabnya, kuil itu dinamai Hutan Muda (Baru), atau Shaolin dalam bahasa Mandarin.
Dari Honan inilah kemudian berdiri kuil-kuil lainnya.
Ini lantaran kuil asli mengalami serangan berulang-ulang dan masa tidak aktif saat pemerintahan kekaisaran dan pemimpin regional berhadapan dengan kekuatan dari para biarawan yang membelot.
Para penghuni Shaolin mengungsi meninggalkan kuil untuk mengajar secara privat atau di kuil Buddha atau Tao.
Di beberapa kasus ada yang mendirikan Kuil Shaolin sendiri, macam di Fukien (didirikan tak terlalu lama sejak pendirian Kuil Shaolin di Honan) dan Kwangtung (didirikan akhir 1700-an).
Atau, mereka mengubah kuil yang sudah ada menjadi Kuil Shaolin.
Contohnya, kuil di Wu-Tang pada sekitar tahun 800 dan Kuil O Mei Shan kira-kira tahun 1500.
Kecuali kuil O Mei Shan yang ditandai dengan belalang dan sejenis burung bangau di pintu gerbang kiri-kanan, empat kuil lainnya ditandai dengan harimau dan naga di pintu gerbang depan.
Ketika terjadi pemberontakan para petarung (the boxer rebellion) pada 1901, nasib Kuil Shaolin mulai tak menentu.
Namun, mereka tetap bertahan hingga kini dengan tetap menyisakan kebesarannya.
Kuil di Honan misalnya, tiap tahun dikunjungi oleh lebih dari sejuta turis domestik dan mancanegara.
Di kuil yang letaknya sekitar 800 km selatan Beijing itu, pengunjung bisa menikmati pertunjukan kungfu, membeli pedang Shaolin, patung kecil, dan DVD Bruce Lee di toko cendera mata, atau meraba batu tempat Bodidharma meninggalkan bekas setelah sembilan tahun bermeditasi.
Sayangnya, kondisi kuil di atas lahan seluas 2 ha itu mulai memprihatinkan.
Untuk itulah mereka melakukan pertunjukan keliling dunia guna menggalang dana untuk biaya renovasi kuil itu..-END-
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan