"Maaf, Mi. Elang nggak ta—"
Ada suara benda jatuh cukup keras dari arah kiri, membuat Elang terpaksa menghentikan ucapan karena terkejut. Setelah ditilik, penampakan Daffa yang terkulai di lantai dengan dada tak beraturan langsung menyapa pandang.
Seketika, lorong yang cukup sepi itu kembali dilanda keributan.
"Daffa, bangun, Sayang. Nafas pelan-pelan, Nak."