
"Perhatikan. Walau saya nggak suka sama Chloe, bukan berarti saya bisa menerima seorang istri yang udah kotor." walau bagaimanapun Chloe masih ibu dari anaknya. Alister benar-benar tidak mau kalau sampai anak-anaknya dilahirkan oleh seorang pelacur.
Chapter 8 – Dia Yang Seharusnya Tidak Datang Secepat Ini
Yang membuat Alister terdiam saat ini sebenarnya bukan hal lain.
Tapi pemikiran … apakah Chloe sudah tahu?
Chloe selalu terlihat bodoh dan mudah ditipu, bahkan setelah satu tahun perusahaan orang tuanya hancur, karir kakaknya tidak tersisa, dia tidak pernah menaruh kecurigaan pada Alister sama sekali.
Sekarang tiba-tiba dia mengucapkan sesuatu yang ambigu.
Siapa yang mengatakannya?
Orang tuanya? Atau Clovis?
Walau bagaimanapun, sebenarnya Alister tidak begitu peduli. Siapa pun yang memberitahu Chloe perihal ini tidak akan berpengaruh pada Alister sama sekali. Ini tidak seperti keluarga Bagaskara bisa membalikkan keadaan begitu saja.
Ketidakberdayaan mereka sekarang sudah cukup untuk menjadi salah satu buktinya.
“Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau.” Alister pada akhirnya memberi jawaban. Membuat Chloe yang pucat dan tertunduk dalam itu akhirnya mengangkat pandangan. “Kamu juga bisa menggunakan Clovis untuk membantu.”
Mendengar itu, Chloe tertegun beberapa detik, sebelum akhirnya dia tersenyum bahagia. “Aku bener-bener bisa minta bantuan Kakak?”
“Ya.” Alister masih mempertimbangkan berbagai hal. Dia tidak bisa memberikan Chloe dan keluarganya kesempatan untuk tumbuh dan membalas dendam.
Bagi Alister, saat ini dia masih menjaga Chloe dengan baik sudah menjadi toleransi terbesarnya. Kalau bukan karena Chloe yang sudah terlanjur melahirkan seorang putra untuknya, juga prinsip pernikahan cukup sekali seumur hidup, sejak lama Alister pasti sudah meninggalkannya.
“Aku juga bakalan ngirim seseorang yang cukup profesional buat bantu kamu. Kamu bisa konsultasi dengan orang itu.”
Jika Clovis mendengarnya, dia pasti tahu kalau tujuan Alister tidak pernah benar-benar ingin membantu istrinya. Dia justru sengaja mengirim seorang untuk terus mengawasi dan memastikan Clovis dan Chloe tidak melakukan tindakan yang bisa memengaruhi kedamaian hidup Alister.
Tapi, bahkan walau Clovis tahu, dia masih akan setuju. Setidaknya … selama Alister mengirim seseorang, itu artinya pria itu bersedia memberikan peluang.
Alister ini sangat kejam. Karena keluarga Chloe secara tidak langsung sudah membunuh ibunya, satu demi satu anggota keluarga Chloe mendapatkan pembalasan yang kasar. Mereka mungkin tidak langsung dibunuh, tapi hidup mereka begitu sulit dan tercekik.
Alister mengirim seseorang untuk mengawasi sudah menjadi keputusan terbaik. Dibanding dia mengizinkan di permukaan, tapi di luar ternyata diam-diam dia masih meruntuhkan satu demi satu jerih payah mereka, membuat mereka lagi-lagi tersudut dan putus asa. Keputusan Alister bisa dianggap adalah kesempatan.
Peluang agar Chloe mulai bisa hidup mandiri.
Alister juga sedang menguji. Dia ingin tahu alasan perubahan karakter Chloe yang begitu drastis seperti ini.
“Makasih.” Chloe tidak bisa menahan senyumnya. Dadanya pengap karena sukacita. “Alister, ini … aku bener-bener berterima kasih. Kamu bahkan bersedia ngirim seseorang buat bantu aku, aku bakalan inget hutang ini.”
Chloe memiliki banyak hutang pada suaminya, di masa lalu dia tidak memikirkannya … tapi kali ini dia mulai menghitungnya satu per satu.
Jika di masa depan dia bisa membalas budi, itu bagus. Tapi jika Chloe tidak bisa melakukan apa-apa, setidaknya Chloe tidak akan pernah mengganggunya.
Bagi Alister, kedatangan Chloe dalam hidupnya mungkin menjadi bencana. Chloe tahu, kalau demi membuat Alister tidak berdaya di depan keluarga Bagaskara, ayah dan kakak laki-lakinya tanpa ragu mencabut ‘taring dan kuku’nya. Membatasi langkah Alister di mana-mana.
Satu demi satu anggota keluarga Alister menjadi sandera. Perusahaan yang baru saja dirintis pria itu kehilangan kesempatan berkembang dan bekerjasama. Adik tertuanya gagal mendapatkan beasiswa di luar negeri karena mereka, adik bungsunya harus kehilangan figur seorang ibu di usia yang sangat muda.
Setelah menikah, Alister masih dikekang. Jika Chloe tidak bahagia, ibunya Chloe akan datang untuk memarahi Alister karena tidak bisa menjadi suami yang baik untuk putrinya.
Ayahnya menekan Alister di luar sehingga perusahaan Alister mengalami tekanan lagi dan lagi.
Belum lagi Clovis akan menghadapi Alister, memberinya tatapan merendahkan dan berkata ; jaga Chloe dengan baik, hidup kalian akan baik-baik aja.
Semua itu … Chloe tahu di kehidupan lalu, tapi dia berpikir tidak ada yang salah.
Sekarang Chloe melihatnya … dia tahu seberapa besar rasa sakit dan penghinaan yang harus ditanggung Alister di masa awal-awal mereka menikah.
Chloe perlahan melihat Alister. Dia menelan ludah, mengepalkan tangannya ; sejujurnya, setelah semua itu … Alister masih cukup baik. Dia nggak cinta sama aku, dia benci aku. Tapi dia nggak pernah bener-bener nyakitin aku sebelum kematian Maeve.
Alister melihat Chloe linglung lagi. Dia hanya bersenandung setuju sebelum akhirnya membawa Arslan yang sejak tadi bungkam meninggalkan kamar istrinya.
***
“Lo curiga kalo Chloe lagi nyusun rencana buat bales dendam?”
“Gue nggak tahu. Kalo dia sendiri, dia nggak mungkin punya kekuatan itu. Gue pikir … pasti Clovis yang udah mempengaruhi dia sejak seminggu lalu.”
“Mungkin, dia cuma akting, nunggu lo lengah sebelum nerkam lo sampe habis.”
“Gue nggak setuju, gue kira Chloe ini bener-bener terobsesi sama Alister, kan?”
“Itu karena sebelumnya dia nggak tahu kalo Alister yang udah bikin nasib keluarganya hancur.”
Percakapan itu cukup ramai.
Alister hanya duduk di sofa panjang sambal memainkan gelas wiski di tangan kanannya. Ekspresinya tampak bosan dan tidak tertarik, bibirnya terkatup rapat, dengan kedua matanya yang terlihat malas dan tidak peduli.
Mereka saat ini sedang ada di sebuah clubhouse elit. Room VVIP yang biasa mereka gunakan setiap kali berkumpul.
Alister memiliki 3 sahabat baik sejak dia duduk di bangku SMP sampai SMA. Tidak disangka, persahabatan mereka bisa bertahan sampai sejauh ini.
Shina duduk di lengan sofa, dia adalah satu-satunya wanita di kelompok mereka. Bibir dengan lipstik merah itu tidak bisa menahan senyum saat berkomentar, “Gue curiga kalo ini emang akal-akalannya Chloe aja, dia berusaha bikin lo lengah dan nggak waspada. Hati-hati. Di dunia ini ada banyak serigala yang pura-pura jadi kelinci.”
Semua orang di ruangan itu membenci Chloe. Walau bagaimanapun Chloe adalah wanita sial yang sudah merusak hidup Alister, bahkan penyebab kematian ibunya pria itu. Setiap kali mereka bertemu dengan Chloe, mereka tidak pernah memasang wajah yang baik.
Kalimat sinis dan tatapan jijik itu menusuk Chloe di mana-mana. Di masa lalu, Chloe tidak peduli karena dia hanya menganggap mereka sebagai antek suaminya saja. Tapi saat ini … Chloe selalu berusaha menghindari pertemuan dengan teman-temannya Alister.
Di satu sisi dia takut. Di sisi lain, dia malu.
Walau bagaimanapun, Chloe adalah wanita tidak tahu malu yang melakukan segala cara untuk bisa memiliki Alister sepenuhnya.
“Waspada itu harus, juga … kenapa lo ngasih izin Chloe biar Clovis ikut campur?” Gema menyesap rokoknya, mengepulkan asapnya sekaligus. Dia jelas tidak setuju. “Udah bagus Clovis hidup sebagai gigolo. Gue denger dia juga gigolo paling mahal. Gue curiga kalo dia udah kena AIDS sejak lama.”
Teman-temannya tertawa.
Alister tidak berkomentar. Dia hanya menyesap minumannya dalam diam.
Orang-orang di sekitarnya saling melirik. Bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkan Alister saat ini.
Tapi akhirnya Alister kehilangan minat. Jadi dia berdiri setelah meletakkan gelasnya di atas meja, “Gue pulang.”
Alister mengabaikan teman-temannya yang terus membujuknya agar tetap tinggal. Dia kehilangan mood-nya, dia ingin pulang dan melihat wajah tidur putranya.
Pria itu memakai setelan bagus, selain rambutnya yang lebih tidak teratur, penampilannya masih kelas satu. Alister menyusuri lorong room di lantai 3 hendak pergi menuju lift. Namun begitu pintu lift terbuka, seorang wanita yang melangkah tergesa menubruknya, membuat wanita itu terhuyung mundur Kembali beberapa langkah.
Semua barang bawaannya jatuh ke lantai.
Alister hanya mengerutkan kening tidak puas.
“Maaf, maaf. Sir, saya nggak sengaja.” Suara lembut itu memiliki nada panik. Dia buru-buru berjongkok dan memunguti buku catatannya yang berserakan di lantai.
Alister mundur selangkah. Dia berjongkok dan membantu mengambilkan buku-buku itu. Di dalam hati, dia sedikit aneh. Ini adalah sebuah clubhouse, bukan sekolah. Untuk apa wanita di depannya membawa buku-buku sebanyak ini?
Setelah semua bukunya rapi, keduanya sama-sama berdiri. Alister menyerahkan setiap buku di tangannya pada wanita di depannya. Sosok itu sebenarnya cukup mencolok. Dia memakai jeans biru tua dengan kaos lengan pendek hitam. Rambut hitamnya dikuncir tinggi, bentuk matanya seperti almond dengan iris hitam pekat.
Alisnya tebal. Kulitnya putih bersih. Bisa dibilang … sosok di depannya sangat cantik. Penampilannya yang agak ‘menyimpang’ di clubhouse ini juga bisa membuat beberapa mata penasaran. Untungnya, tidak ada orang di depan lift saat ini.
“Makasih.” Wanita itu mengukir senyuman ceria. Ada lapisan keringat tipis di dahinya, napasnya juga sedikit terengah. Dia menerima buku dari Alister, memeluknya. Lalu dia mengulurkan tangan, “Ngomong-ngomong, saya Risa. Saya server baru di club ini. Salam kenal.”
Risa.
Kalau Chloe saat ini ada di sisi Alister, dia pasti terkejut dan ketakutan. Karena sosok wanita yang seharusnya muncul dua tahun lagi, justru kali ini hadir di depan Alister lebih awal.
***
Chapter 9 – Mencoba Mandiri
Alister mengangkat sebelah alisnya, dia sama sekali tidak membalas uluran tangan di depannya. Juga, dia sering berkeliaran di tempat-tempat semacam ini. Ada begitu banyak wanita yang melakukan berbagai trik hanya untuk berkenalan dengannya, salah satu trik dari wanita yang bernama Risa itu setidaknya dalam satu tahun Alister akan mengalami beberapa kali.
Sebagai seorang pria yang tidak kekurangan melihat wanita cantik, Alister tidak terpana sama sekali dengan senyuman yang begitu lembut dan antusias di depannya. Dia hanya berjalan melewati Risa begitu saja, membuat Risa tercengang sebelum akhirnya berbalik.
"Saya nggak ada maksud lain, saya mengenalkan diri karena kamu bersedia membantu saya. Kenapa kamu harus bersikap sekasar ini?"
Langkah Alister terhenti. Dia perlahan menoleh, memberi senyuman mengejek, "Karena kamu hanya seorang server." seolah tidak cukup kejam, dia masih menambahkan, "atas dasar apa saya harus menerima uluran kamu?"
Tatapannya begitu jijik dan menghina. Seolah sudah mengupas trik murahan wanita di depannya.
Setelah mengatakannya, Alister melangkah pergi. Mengabaikan wajah tercengang wanita yang dia tinggalkan tidak peduli.
Risa yang diabaikan hanya bisa menahan napas. Dia melihat punggung yang semakin jauh sebelum akhirnya menghilang dari pandangannya. Alisnya berkerut dalam seolah merasa hal ini tidak benar.
Apa yang terjadi?
Tangan Risa terkepal kuat.
Kenapa Alister tidak peduli padanya sama sekali?
***
Alister sedang dalam suasana hati yang buruk. Jadi dia hampir tidak menganggap wanita aneh yang menabraknya tadi sebagai sesuatu yang layak. Saat ini dia masih dipusingkan dengan urusan Chloe. Walau Alister sendiri tahu tidak ada yang perlu dia cemaskan soal istrinya, dia masih merasakan berbagai ketidaknyamanan di hatinya.
Tidak peduli secuek apa pun perilaku Alister selama ini. Jika ada seseorang yang hampir setiap hari muncul di depannya tiba-tiba mengubah perilakunya, mana mungkin dia tidak curiga bukan?
Begitu sampai di mobilnya, Alister duduk di jok penumpang. Salah satu asistennya, Rafi yang saat ini menyetir mobil pria itu.
Alister bertanya, "Apa Chloe dalam beberapa hari terakhir pernah pergi ketemu Clovis?"
"Saya mendengar kabar kalau Nyonya memang sempat pergi ke Aquarium beberapa hari lalu." Aquarium adalah hotel prostitusi elit di mana Clovis bekerja saat ini. Untuk memasukinya, seseorang harus memiliki kartu member khusus. Semakin tinggi lantainya, semakin tidak terjangkau lokasi itu oleh orang-orang biasa.
Clovis berada di lantai teratas. Di mana tamunya setidaknya harus memiliki pegangan member platinum untuk bisa masuk.
Saat Chloe pergi menemuinya, secara otomatis dia juga akan mendaftar. Alister tidak peduli dengan sejumlah uang yang Chloe gunakan untuk membeli kartu member platinum, yang dia permasalahkan adalah …,
"Chloe pergi ke Aquarium?" nada Alister terdengar suram. Dia menatap Rafi yang duduk membelakanginya dengan sorot marah.
Rafi bisa merasakan ketidaksenangan bosnya. Namun dia masih menjawab jujur. "Ya, Tuan jangan khawatir. Nyonya di sana nggak terlalu lama. Hanya setengah jam. Tapi sebelumnya Nyonya sama sekali nggak tahu kalau Clovis kerja di sana. Saya sendiri penasaran ... bagaimana caranya Nyonya bisa tahu kalau kakaknya bekerja di sana."
Chloe selalu terlihat lugu dan seolah tidak mengerti apa-apa. Clovis masih memiliki harga diri sebagai seorang kakak, selama satu tahun dia bekerja ... entah itu orang tuanya atau adiknya, tidak pernah tahu kalau Clovis menjual diri untuk menopang hidup orang tuanya.
Chloe mencari atas inisiatifnya sendiri ... atau Clovis yang memanggil adiknya untuk meminta bantuan?
"Dia nggak berhubungan dengan pria lain di sana?"
"Seharusnya nggak ada. Tuan, Nyonya hanya tinggal selama setengah jam di sana. Pak Roy seharusnya nggak berani menipu Anda."
Tentu saja Roy tidak bisa menipu Alister. Aquarium adalah hotel prostitusi berkedok bisnis di mana Alister merupakan salah satu pemilik saham terbesar di sana. Semua orang tahu tempat apa Aquarium sebenarnya, tapi kebanyakan dari mereka menutup mata. Izin usahanya legal, terlebih ... pajak yang dibayar Aquarium juga tidak sedikit.
Ya ... Alister mencekal Clovis di mana-mana. Membuat pria itu tidak bisa mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi yang layak baik di dalam atau di luar negeri. Clovis sudah seperti tikus terjepit. Dia hampir tidak memiliki jalan keluar di saat ayahnya mengalami serangan jantung lalu stroke bahkan ibunya juga jatuh terpuruk.
Satu-satunya jalan yang dibuka Alister untuk kakak iparnya tersayang adalah Aquarium.
Clovis tidak diberikan pilihan. Dia hanya bisa menggunakan tubuhnya sendiri untuk menghasilkan uang.
Ironis memang.
Di masa lalu, sepasang ayah dan anak itu yang mencekal Alister di mana-mana, memaksa ibunya kesakitan dan berujung kematian.
Sekarang, situasi mereka dibalik. Tapi seharusnya Clovis bersyukur ... karena adik perempuan kesayangannya tidak dilempar Alister ke Aquarium juga.
Alister yakin Clovis sudah tahu siapa orang yang saat ini memegang peran penting di Aquarium. Lalu, memangnya kenapa?
Ini tidak seperti Alister yang datang untuk memaksa Clovis bukan?
"Perhatikan. Walau saya nggak suka sama Chloe, bukan berarti saya bisa menerima seorang istri yang udah kotor." walau bagaimanapun Chloe masih ibu dari anaknya. Alister benar-benar tidak mau kalau sampai anak-anaknya dilahirkan oleh seorang pelacur.
Salah satu alasan Alister tidak membuang Chloe juga awalnya karena saat mereka menikah, itu benar-benar pengalaman pertama istrinya. Setidaknya, walau Chloe bodoh, dia masih bisa menjaga dirinya. Alister adalah pria pertamanya.
Terlebih, senakal-nakalnya Chloe, wanita itu memang cinta buta pada Alister. Tidak peduli beberapa temannya berusaha membujuk untuk nakal di luar, Chloe dengan tegas akan selalu pulang. Dia mempertahankan martabatnya sebagai seorang istri, membanggakan dirinya sebagai Nyonya dari Alister Benedic di mana-mana. Jadi Alister juga tidak terlalu kejam saat menghadapinya.
"Saya mengerti, Tuan."
***
Tengah malam, Chloe pergi ke dapur. Dia lapar. Chloe tidak tahu cara memasak, dia bahkan tidak tahu caranya menyalakan kompor listrik. Dia membuka satu demi satu laci kitchen set di dapurnya, mencoba menemukan sesuatu yang bisa dia makan.
Chloe mengeluarkan satu bungkus mie instan.
Dia membuka kulkas, ada beberapa buah di sana. Chloe mengeluarkan 1 apel, lalu menggerogotinya.
"Aku bener-bener pengin coba makan mie." Chloe membaca intruksi penyajian mie. Dia mengambil panci kecil dan memasukkan air. Dia bisa saja memanggil seseorang agar memasak untuknya. Tapi Chloe terlalu malu.
Pasca kelahiran kembali, dia sadar semua orang di rumah Alister membencinya. Jika sebelumnya Chloe tidak pernah peduli dengan apa pun yang orang lain pikirkan tentangnya, Chloe yang saat ini lebih berhati-hati.
Kelahiran kembali. Ini sudah seperti fantasi. Di satu sisi, Tuhan memberi Chloe kesempatan kedua. Tapi di sisi lain ... Chloe tidak tahu apa yang akan Tuhan ambil darinya saat ini.
Chloe hanya ingin membuat dirinya semakin kecil. Dia mungkin tidak bisa membuat kebencian orang-orang berkurang, tapi setidaknya jangan menimbulkan kebencian yang baru.
"Ini ... gimana cara nyalain kompornya?" Chloe agak bingung. Dia meletakkan panci di atas kompor tapi api masih tidak menyala. Kompornya juga tidak menyalurkan induksi panas. Jadi Chloe mencoba mencari tutorial menyalakan kompor di internet.
Butuh waktu 5 menit sebelumnya kompor bisa menyala.
Chloe terkekeh puas. Orang lain mungkin menganggapnya bodoh dan terlalu tidak berguna, tapi untuk Chloe ... momen ini sudah menjadi salah satu momen yang baik dalam hidupnya.
"Tunggu airnya sampai mendidih dulu, baru masukin mienya." Chloe membuka bungkus mie, dia mengeluarkan isinya, hanya untuk dibuat tercengang.
Chloe mengocok bungkus, seolah berharap ada hal lain yang akan keluar di sana.
Lalu dia dengan terkejut berkata, "Kenapa nggak ada telur sama ayamnya kayak mie yang ada di bungkus mienya?"
Chloe ingat Suri juga pernah menyajikan mie untuknya, namun mangkuk mienya berisi sama persis dengan yang ada di gambar. Apa yang salah?
***
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
