RINDU DALAM DOA (BAB. 13 dan 14)

1
1
Terkunci
Deskripsi

Arasy-Nya bergetar. Penduduk langit bertasbih demi melihat gadis kecil itu bersujud kepada Allah di sepertiga malam tersebut.

Untuk pertama kali, Anisa sujud bersama ayahnya di waktu yang sama, meski di tempat yang sungguh-sungguh berbeda. Dua orang saling mengasihi, kini bersujud bersama. Saling mengadu kepada Allah tentang rindu yang semakin menyiksa.

Jordan tergugu di dalam sujudnya. Lama sekali dia bersujud. Entah kapan dia bisa berdamai dengan keadaan.

Maka mereka berdua menengadahkan tangan bersamaan....

3,874 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
30
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya RINDU DALAM DOA (BAB. 15 dan 16)
1
1
Arasy-Nya bergetar. Penduduk langit bertasbih demi melihat gadis kecil itu bersujud kepada Allah di sepertiga malam tersebut.Untuk pertama kali, Anisa sujud bersama ayahnya di waktu yang sama, meski di tempat yang sungguh-sungguh berbeda. Dua orang saling mengasihi, kini bersujud bersama. Saling mengadu kepada Allah tentang rindu yang semakin menyiksa.Jordan tergugu di dalam sujudnya. Lama sekali dia bersujud. Entah kapan dia bisa berdamai dengan keadaan.Maka mereka berdua menengadahkan tangan bersamaan. Mengadu, menceritakan segala keluh kesah hanya kepada Allah.“Ya Allah, Anisa rindu Ayah. Anisa rindu melihat wajah Ayah, rindu suara Ayah, rindu dipeluk Ayah. Anisa nggak mau apa-apa. Anisa cuma mau ketemu Ayah, terus pulang ke rumah. Anisa rindu Ayah.” Lemah bocah itu bersuara. Menunduk dalam-dalam. Menatap kosong sajadahnya. Dia mengerjap-ngerjap menghilangkan air yang menggenang di pelupuk mata.“Ya Allah, tolong jaga putri kecilku. Jangan biarkan dia menderita. Jika saat ini dia merindukanku seperti halnya aku merindukannya, tolong hilangkan rasa sakitnya. Biarkan diri ini saja yang menanggung sakitnya.” Jordan memohon. Menangkupkan kedua tangan ke wajah. Terpejam.“Ayah, jangan nangis.”Jordan terkesiap. Suara Anisa terdengar begitu dekat. Bayangan sang putri saat mengusap lembut wajahnya yang basah oleh air mata berkelebat dalam ingatan.Hatinya semakin terimpit oleh rindu yang menggebu. Tersiksa saat hanya mampu menyampaikan rindu dalam doa. Betapa menyakitkannya saat keinginan ingin berjumpa terhalang oleh semesta yang enggan memberi restu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan