BAB 19 - DIMANAKAH PUSAT KERAJAAN GALUH ?

0
0
Deskripsi

Dimanakah Pusat KERAJAAN Galuh ?

 

Sang Wretikendayun akhirnya memindahkan pusat pemerintahan dari Medangjati ke Galuh, kemungkinan besar berlokasi di Karangkamulyan, Ciamis.

Masa kekuasaan Wretikandayun yang disebut dalam Naskah Carita Parahyangan adalah selama 90 tahun. Setelah dikompilasi dengan sumber prasasti Wanua Tengah III, maka saya menyimpulkan bahwa masa kekuasaannya adalah tahun 615 – 705 M. Namun sebenarnya Wretikandayun tidak benar-benar berada di keraton Galuh selama 90 tahun, ia...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya BAB 20 - PRAHARA KELUARGA WRETIKANDAYUN
0
0
Prahara Keluarga Wretikandayun Anak pasangan Wretikandayun – Pwah Bungatak Mangalengale ada 3 orang, yaitu Rahiang Sempakwaja, Rahiangtang Kidul, dan terakhir Rahiangtang Mandiminyak yang menjalankan pemerintahan Wretikandayun di Galuh. Pemilihan Mandiminyak, anak bungsu sebagai putra mahkota telah dijelaskan alasannya pada bab terdahulu. Jadi kisah tentang anak pertama dan kedua (dalam Naskah Carita Parahyangan) tidak bisa menjadi raja dikarenakan gigi ompong dan wasir, saya anggap terlalu berlebihan. Mandiminyak kemudian dinikahkan dengan salah seorang putri Medang di Jawa Tengah. Putri tersebut kemungkinan besar masih kerabat Kalingga dan diberi jatah wilayah kekuasaan di sekitar Gunung Merapi (Magelang), kita sebut saja dengan nama Kerajaan Medang.Rahiang Sempakwaja menikah dengan Pwah Rababu (anak dari penguasa Galunggung sebelumnya, kemungkinan besar masih kerabat). Karena pernikahannya itu, Sempakwaja dinobatkan sebagai Batara Dangiang Guru di Galunggung, kemudian memiliki 2 orang anak yaitu Rahiang Purbasora dengan Rahiang Demunawan. Mengenai nama Pwah Rababu di atas, sama persis dengan nama istri dari Sang Resi Makandria (sudah dibahas pada bab sebelumnya), jadi saya yakin sebenarnya Pwah Rababu tersebut bukanlah nama asli, melainkan gelar perempuan untuk putri Resi.Di suatu ketika, Mandiminyak yang belum resmi menjadi raja, baru sebatas menggantikan peran sang ayah yang menjadi rajaresi di Menir, menggoda Pwah Rababu, istri sang kakak (Sempakwaja) yang sedang berkunjung ke keraton Galuh. Dari hubungan terlarang tersebut, Pwah Rababu mengandung anak mereka dan lahirlah anak laki-laki yang diberi nama Sang Sena.Sempakwaja marah dan menyuruh istrinya tersebut untuk memberikan anak tersebut pada Mandiminyak. Setiba di istana Galuh, anak bayi tersebut sempat akan dibuang oleh Mandiminyak, namun akhirnya ia mengurungkan niatnya.  Pwah Rababu sendiri tetap menjadi istri Sempakwaja.Wretikandayun kemudian datang untuk meredakan ketegangan diantara putranya itu. Ia pun memutuskan untuk menghukum Mandiminyak, untuk sementara Mandiminyak “diungsikan” ke kerajaan istri syahnya di Merapi, membawa serta pula anaknya tersebut.Namun sepertinya keputusan Wretikandayun tidak memuaskan kedua anaknya, yaitu Sempakwaja dan Rahiangtang Kidul. Mereka menginginkan jika Mandiminyak dilepaskan statusnya sebagai putra mahkota karena telah membuat aib dan mencoreng nama baik keraton Galuh sebagai keturunan dari pemuka agama di Galunggung.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan