Tidur nya terusik, Aléa merasakan seseorang tengah menaiki kasur dan sapuan lembut Hembusan nafas tepat di belakang tengkuk lehernya. Aléa tahu jika itu suaminya.

“Sayang.”

“Sayang.” Dua kali tanpa jawaban.
Abian memeluk istrinya dari belakang sembari mengecupi leher istrinya, ia usap dengan lembut perut buncit Aléa yang sebentar lagi akan melahirkan anaknya, darah dagingnya.

“Sayang, aléa,“ kali ini nadanya lebih rendah. Abian sudah panas dingin merasakan sesuatu sensitif dari bagian tubuhnya semakin mengeras begitu dengan sengaja ia gesekan dengan bokong milik istrinya.

Abian memejamkan matanya seolah menikmati miliknya yang tengah bergesekan dengan bokong sang istri. Tindakan yang membuat aléa benar-benar terusik. Wanita itu perlahan membuka matanya.

“aaghh ssshh, sayang keras, harus segera di tangani.” Abian semakin menekan pusat miliknya di bawah sana, sengaja membuat sesuatu yang nikmat untuk meredam hawa nafsunya, Namun tidak bershasil. Abian malah semakin menginginkan lebih. Yang ia butuh kan memang lubang hangat milik istrinya.

Aléa melenguh, “pi, aku ngantuk jangan ganggu.”
Abian hampir saja mengumpat, Aléa tidak bertanggung jawab sekali kepada suaminya.

“kamu belum mandi, bau Pi.” Ujar Aléa begitu ia membalik tubuhnya dan menatap wajah sang suami dengan mimik wajah yang sudah begitu merah. Menahan nafsu.

“Sayang ayok, Tidurin lagi si Joni. Ini ulah kamu ya mi, jadi harus tanggung jawab.”

“Kenapa aku? Aku enggak berbuat apa pun dan lagi tidur tapi kamu mau perkosa aku?”

“salah kamu sayang. Kamu nonton bokep sendirian. Aku horny! Aku mau masukin kamu!”
Aléa mendorong tubuh suaminya saat hendak mencium bibirnya. Aléa benar-benar sedang mengantuk.
Abian kecewa, reaksi yang di berikan istrinya membuat Pria itu kesal.

“Lain kali jangan pancing-pancing aku terus kalau gak mau tanggung jawab! Kamu seneng banget kerjain suami sendiri!” Abian beranjak dari kasur empuknya dengan perasaan kesal. Jika tidak berlalu dari hadapan Aléa ia takut tidak bisa mengontrol emosinya. Takut sekali melukai Aléa dengan perkataannya.

Hendak berdiri dan berlalu namun tangannya segera di cekal oleh Aléa, Tanpa sepatah kata pun Abian membiarkan tangannya menggantung begitu saja dalam cekalan sang istri sebelum Aléa bangun dari posisi tidurnya dengan sedikit kesusahan karena perutnya yang besar.

Alea tersenyum lalu menepuk sisi kasur, bermaksud membuat Abian duduk disana.

Abian mengusap wajahnya dengan kasar setelah menghembuskan nafas kecil, ia menuruti sang istri dan duduk di pinggiran kasur sembari menatap Aléa, Dia tidak bisa marah kepada istrinya.

“jangan marah-marah sayang. Padahal aku mau nya aku yang cium duluan. Bukan kamu.”

Abian berdebar. Perutnya tergelitik dan juniornya berkedut begitu mendengar istrinya. Abian tidak bisa untuk menyembunyikan senyumnya karena setelah itu aléa benar-benar menciumnya, sangat lembut.

Keduanya sama-sama memejamkan mata untuk merasakan sensasi lumatan dan gigitan bibir yang begitu memabukkan. Abian membawa sang istri untuk duduk di pangkuannya. Pria itu mendekap Aléa dengan hati-hati.

Decapan dan suara nafas yang beraturan terdengar begitu indah. Abian mengambil kontrol atas lumatan yang terasa semakin menuntut. Semakin dalam dan semakin nikmat.

Masih dengan lumatan yang begitu penuh cinta. Abian tidak melepaskan tangannya dari perut sang istri, mengangkat dress tidur milik istrinya hingga perut buncit itu terlihat. Abian mengelusnya, menghasilkan efek yang luar biasa bagi Aléa.

“hhh Aaagh,” Lolos. Abian berhasil membuat desahan keluar dari mulut istrinya.

Abian dengan sengaja menggerakkan tubuhnya di bawah sana, menekan miliknya pada bokong sintal Aléa, dan lagi-lagi berhasil membuat Aléa mendesah. Abian ngilu.

“aagghh, gimana sayang? Keras ya?” Aléa mengangguk mantap. Milik Abian sudah dapat ia bayangkan masuk ke dalam lubangnya. Malam ini akan menjadi malam nikmat untuk kesekian kalinya bagi mereka.

Tangan besar Abian meraba seluruh permukaan perut buncit istrinya, bermain-main di atas pusarnya hingga turun ke bawah, tepat di atas bibir kewanitaan aléa yang masih di lapisi celana dalam berwarna coklat.

Sudah basah, tembus ke luar permukaan kain tipis itu.

“sayang cepat sekali basah, udah mikirin apa aja kepala kecil kamu ini, Hm?” Dengan nafas yang berat Abian berseru kepada istrinya.

“Banyak, kepala aku sekarang isinya kotor. aaghhh.”

“Sayang mau aku bersihkan kepalanya? Iya? Aku harus apa, hal apa yang pertama kali harus aku lakukan untuk bisa bantu kamu?” tanya Abian Sembari menekan jari di atas CD basah istrinya.

“telanjang sayang, kita harus telanjang, aaaghh dua jari Pi.”

“dua jari? Begini sayang, iya? Enak ya?” Abian meloloskan dua jari masuk ke dalam lubang hanya istrinya. Mengocoknya perlahan.
Abian melepas ciuman mereka, fokusnya saat ini hanya kepada wajah sang istri yang terlihat begitu cantik, keringat yang mulai terlihat seolah menjadi bahan bakar untuk aksi Abian malam ini.

Aléa memejamkan matanya untuk merasakan sensasi gila permainan jari-jari panjang Abian di bawah sana. Sedangkan Abian, pria itu setia menatap dan memuja istrinya, memperhatikan bagaimana Aléa menikmati jari-jarinya yang keluar masuk di bawah sana.

“aaaghh Pi, Aag—hhh Pi terus kurang cepat.”

“terus desah sayang, panggil nama aku.”

“Aagghh fuck ! Abian! Jangan lamban. Cepat aku mohon aag—hh.”

“terus sayang, desah. Aku suka dengar suara indah kamu.”

“Aagghh ouh fuck Abian ! Aku bersumpah jika sebentar lagi akan segera sampai! Agghh.”

Abian tersenyum. Pria itu mengecup pucuk hidung istrinya lalu menambahkan lagi satu jarinya untuk ia loloskan ke dalam sana.
Gila! Abian sialan!

“FUCK ABIAN DIRGANTARA! INI SESAK ANJING AAAGHHH eeugh.”

Abian terkekeh kecil, sexi sekali Aléa saat mengumpat seperti itu.

“sayang, aaghh dua jari saja i–ini terlalui sesak.”

“Diam sayang, nikmati. Milikku bahkan lebih besar dari ini. Jangan protes atau aku hentikan.”

Alea selanjutnya hanya sibuk mendesah sembari mendongakkan wajahnya, tubuhnya yang masih berada di atas pangkuan Abian membuat pria itu mempermudah memangsa payudara yang sumpah demi apa pun sangat sintal dan padat.

“Aagghh oohh sayang, teruss Aaghh.”

“terus sayang lagi, desah lagi. Hhhh fuck! Sexi sekali istri aku!”

“Aaagghh eumhh lebih cepat di bawah sana.”

“apa pun untuk istriku.” Abian mempercepat gerakannya di bawah sana. Memaju mundurkan jari panjangnya sehingga membuat Aléa semakin gila. Lubang itu sudah semakin licin, membasahi jari-jari Abian hingga begitu mengkilap.

“Aagghh Abian fuck U! Enak sayang, AAAGHHH.”

“aaaghh eumhh gila ini gila Abian! Aaaaagghh.”

Aléa sampai pada puncak nikmat nya atas perlakuan Abian. Nafasnya memburu hebat dengan sisa-sisa nikmat yang masih terasa. Abian meraup bibir istrinya, berciuman kembali dengan begitu lembut.

“enak, Hm?”

“Hhhh enak sayang, selalu enak.” Jawab Aléa Dengan senyumnya setelah ciuman mereka terlepas.

“Mau langsung di masukin sayang?”

“enggak, Pi. Aku mau sesuatu yang baru.”

“Apa itu? Katakan dan aku akan ikutin mau kamu.”

“Posisi angka 6 sama 9 Pi, mau? Ayok coba.”
Abian terdiam, bulu kuduknya berdiri mendengar keinginan istrinya, namun sialnya bukan hanya bulu kuduk, junior nya pun ikut semakin berdiri, keras dan besar.

“lagi hamil sayang, perut kamu udah besar.” Ucap Abian sembari mengelus lembut pipi istrinya, mengelap buliran keringat yang masih terlihat di pelipis nya.

“bisa sayang, ayok di coba dulu.”

“nanti perutnya kram, udah paling benar kamu di bawah aja, mengangkang. Biar aku yang enakin kamu, puasin kamu dan bikin kacau kamu.”

“sayang, ayok coba dulu ya? Aku penasaran banget tadi lihat video gaya nya kaya begitu.”

Abian menatap lekat wajah istrinya, wajah penuh mohon Aléa sungguh mengusik Abian. Sangat sexi.

“ayok sayang, kamu jilat punya aku, aku jilat punya kamu. Sama-sama enak jadinya.” Mohon Alea sembari mengelus dada suaminya, ia tahu di bawah sana masih saja menegang dan dengan segera ia menggoyangkan bokongnya, menekannya hingga terasa begitu ngilu. Ia akan menggoda Abian agar menuruti keinginannya.

“Aaagh ssshh.” Desahan keluar dari mulut Abian. Pria itu memejam begitu ia merasakan jika juniornya tengah di tekan dengan begitu nikmat. Lebih nikmat lagi jika masuk ke dalam lubangnya.

“Gimana sayang?” Aléa mengedipkan sebelah matanya sembari membuka baju milik Abian, masih dengan baju kerja yang pria itu kenakan, beda nya sekarang sudah begitu kusut, urak-urakan dengan kancing yang sudah tidak beraturan.

Aléa mengelus dada polos suaminya begitu ia berhasil menanggalkan bajunya. Aléa hadiahi dengan kecupan-kecupan singkat di dada bidang itu. Dengan tangan yang sudah mulai nakal kemana-mana.

“lucu,” kekeh Aléa begitu ia melihat puting milik suaminya yang terlihat coklat ke pink-pink an dengan ukuran sebesar choco chips. Aléa tidak mungkin melewatkan nya begitu saja, harus di hisap dan di gigit untuk membuat Abian mendesah.

“Aaaghh, ouuh.”

Sialan! Abian tidak tahan! Pening sendiri merasakan tangan-tangan aléa yang begitu nakal menari di seluruh tubuhnya. Tubuh Abian merinding! Kacau dan semakin sange!

Abian menurunkan aléa dari pangkuannya sehingga wanita itu terduduk sempurna di atas kasur. Abian dengan tidak sabaran membuka seluruh lapisan kain yang menempel di tubuh istrinya, semuanya, hingga aléa kini sudah terlihat telanjang bulat. Tanpa sehelai kain pun.

Setelah selesai membuat istrinya bugil, Abian lantas mencium istrinya dengan lumatan-lumatan basah. Dengan tangan yang lihai melucuti sendiri kain yang masih tersisa di tubuhnya sehingga kini mereka berdua sudah terlihat bugil.

Abian mengelus kebawah, pada pusat nikmat aléa dengan tangan besarnya. Masih basah!

“sshhh Aaargh sialan ini licin sekali sayang, becek aromanya wangi!”

Setelah berkata demikian Abian menuntun istrinya berbaring, dengan posisi yang menyamping. Sesuai kemauan istrinya malam ini, mereka akan saling melumat dengan posisi angka enam sembilan.

Abian memposisikan dirinya dengan nyaman, ikut berbaring di samping istrinya dan membuat posisi yang nyaman untuk Aléa bisa menghisap habis penis miliknya.

Hingga detik selanjutnya mereka sudah sama-sama salit Melumat. Aléa dengan sangat rakus memaju mundurkan dan melumat batang besar milik suaminya. Dengan sesekali ia remas dua bola yang menggantung indah itu.

Abian meremang, kacau dan penuh nafsu.

Tidak ingin terkalahkan! Abian menyedot kasar bibir kewanitaan istrinya, memasukkan lidahnya dengan tidak sabaran hingga suara desahan-desahan indah semakin terdengar di sela-sela kegiatannya.

“aagghh.”

“ssshh aag-hhn.”

Abian melepaskan bibirnya pada lipatan vagina aléa, ia melihat kebawah, dimana kepala aléa yang maju mundur tengah berusaha membuatnya mencapai puncak.

“Aagghh fuck! I-ini nikmat, aléa sayang terus Aaaghh. Hisap habis, terus masukan lagi, Aaaghh. Oouhh nikmat sayang.”

Abian merancau gila! Pelepasan sudah di depan matanya, ia membantu aléa dengan cara memaju mundurkan pantatnya. Dengan kasar sehingga membuat aléa tersedak. Namun Abian bangga, karena ia berhasil pelepasan dengan sperma yang menyembur penuh di dalam mulut istrinya.

“Aaaghh sshhh.”

Setelah puas dengan pelepasannya, Abian dengan segera bangkit dan membantu istrinya terlentang, Aléa tersenyum manis saat melihat wajah merah Abian yang terlihat begitu tampan.

“Enak sayang? Aku suak banget kita saling hisap Seperti tadi, apa lagi lidah sialan kamu itu, ahh aku rasanya ingin merasakan ini setiap hari.”

Abian tidak menjawab, hanya tersenyum lalu mengelus pipi aléa, kecupan lembut dan hisapan di lehernya hingga turun ke bawah. Tepat saat bibirnya menyentuh perut buncit aléa, Abian menciumnya dengan lama dan penuh kasih sayang.

“anak papi, baik-baik ya disana . Lahir dengan sehat dan selamat. Malam ini papi akan kunjungi kamu.”

Detik selanjutnya penis Abian sudah tertanam penuh di dalam milik aléa, membuat Aléa tersentak dan melenguh nikmat merasakan sensasi masuknya penis besar milik Abian.

“Gerakan sayang, jangan kencang-kencang.” Pinta Aléa.
Abian membuka lebar-lebar paha istrinya hingga mengangkang sempurna. Abian dengan perlahan mencoba memaju mundurkan batang penisnya, keluar masuk dengan ritme teratur.

“aaagghh, ya seperti itu.”

Alea memejam begitu merasakan penis Abian keluar masuk dengan begitu erotis , membuatnya merem melek karena begitu nikmat.

“aaaghh, eumhh enak sayang?”

“Enak sayang, kencangin dikit saja. Biar lebih berasa.”

“alea sayang, kenapa lubang kamu terasa masih saja sempit Aaagh, ini bahkan bisa jepit aku begini sayang pintar sekali. Aaaagh ouh aléa fuck!”

“aaaagghh bukan aku yang sempit, aaaghh tapi penis kamu kebesaran sayang.”

“Tapi kamu Suka kan?”

“Suka sayang, aaghh. Terus astaga Abian pintar sekali sodok-sodok aku kaya gini.”

Keduanya bercinta dengan banyak sekali percakapan, membuat sensasi nya berbeda dan begitu nikmat. Aléa sepanjang ia gagahi banyak mengajaknya berbicara. Dengan Kalimat yang kadang terputus-putus karena aléa harus mendesah terdengar begitu sexi di telinga Abian.

Abian tidak tahan. Pria itu menusuk Aléa dengan sedikit kencang membuat aléa berteriak, namun bukannya berhenti Abian justru semakin mempercepat tempo hentakkan nya.

“aaaagghh fuck anjing! Aaaghh Abian sialan ini nikmat, Aaagghh terus ayok terus Aaaghh. Batang kamu pintar sekali sayang, ayok terus.”

“aaaggh yeah sebentar lagi sayang, ini nikmat aléa, sungguh nikmat.”

Tubuh aléa bergoyang sesuai hentakan yang Abian berikan. Keduanya sama-sama lebur dalam kenikmatan haqiqi.
Abian semakin melebarkan paha istrinya, membawanya naik ke atas pundaknya. Abian semakin gila menusuk aléa di bawah sana.

“aaaghhh, sebentar lagi papi.”

“aaagghh yass sebentar love. Aku mau di jepit, ayok jepit penis aku love. Aaaaaagghh.”

Abian mendesah panjang begitu aléa menjepit batangnya dan menjerit kuat, karena saat itu mereka sama-sama merasakan pelepasan. Tiada tanding! Begitu nikmat dan syahdu.

UDAH!😭😭

Papi