
Tapi, tak juga di gubris oleh Jimin. Membuat Jungkook mengambil jalan nekat. Dia tak perduli jika Jimin akan marah padanya. Prua Jeon itu berjalan mendekati Jimin, lalu berjongkok dan menatap Jimin yang ternyata membalas tatapan nya. Tatapan yang membuat Jungkook merindu. Tatapan intens dari seorang Park Jimin. Saat dulu mereka dekat. Tapi sepertunya langkah yang dilakukan Jungkook keliru, karena disaat itulah Jimin bergerak spontan..
Chup..
"Emmhhhhhh..." Jimin meraup bibir Jungkook, dengan tiba-tiba,...
Kandungan Jimin, sudah berjalan lima bulan. Masa ngidam sudah berkahir. Jimin juga memutuskan untuk cuti kuliah. Dirinya bukan malu dengan kehamilannya, toh ia memiliki suami yang sah. Bukan hamil diluar nikah. Walau dirinya tak menginginkan kehamilannya ini. Dirinya hanya merasa mudah lelah jika harus kuliah disaat dirinya sudah membawa bayi yang sudah memiliki bentuk yang lengkap didalam rahimnya.
Bicara soal suami, Jungkook adalah suami idaman semua orang. Dirinya akan selalu siaga setiap Jimin menginginkan sesuatu tak melihat apakah itu pagi, siang, malam bahkan dini hari. Jungkook akan selalu sedia setiap Jimin menginginkan sesuatu
Masa ngidam sudah ia lewati saat kandungan nya berusia empat bulan, dengan keinginan yang tak bisa dia terima dengan akal sehatnya saat itu.
Saat itu, saat kandungan memasuki awal bulan keempat. Hormon Jimin melonjak tinggi. Dirinya merasa kelabakan jika manik bulan sabitnya tak menemukan Jungkook, jika hidung mungilnya tak mencium aroma pria Jeon itu. Dirinya akan selalu mengekori Jungkook. Membuat pria Jeon itu sedikit bingung.
Flashback
Jimin selalu akan merasa kegirangan hanya dengan mencium aroma tubuh suaminya, tapi karena gengsinya yang terlalu tinggi, membuat Jungkook malah bingung sendiri.
Jimin akan mengekori dirinya, kemanapun Jungkook berjalan. Dan setiap Jungkook bertanya. Maka diam akan menjadi senjata andalannya. Membuat Pria muda itu hanya bisa menghela nafas. Dia serba salah akan tingkah Jimin yang membingungkan dirinya.
Saat itu tepat hari Minggu. Semua sudah diselesaikan oleh Jungkook. Dan dirinya memutuskan untuk bersantai dengan duduk selonjoran di karpet sambil menonton televisi.
Tapi kegiatan bersantai nya itu tak bertahan lama karena Jimin yang duduk tak jauh darinya itu terlihat curi-curi pandang kearahnya.
Sret...
"Apa yang kau inginkan Jimin-ssi??? Apa ada sesuatu yang ingin kau makan??" Tanya Jungkook pada akhirnya. Namun Jimin malah menunduk dan menautkan jari-jarinya. Bibirnya terkunci rapat.
"Atau, apa ada tempat yang ingin kau kunjungi???" Jimin lagi-lagi diam membuat Jungkook menebak-nebak apa kiranya yang diinginkan oleh wanita Park ini.
"Katakan saja kalau kau menginginkan sesuatu, jika kau tak mau berbicara denganku kau bisa menuliskannya di kertas.." Jungkook yang tak kehabisan akal agar Jimin mau mengatakan apa yang diinginkan istrinya ini
Tapi, tak juga di gubris oleh Jimin. Membuat Jungkook mengambil jalan nekat. Dia tak perduli jika Jimin akan marah padanya. Prua Jeon itu berjalan mendekati Jimin, lalu berjongkok dan menatap Jimin yang ternyata membalas tatapan nya. Tatapan yang membuat Jungkook merindu. Tatapan intens dari seorang Park Jimin. Saat dulu mereka dekat. Tapi sepertunya langkah yang dilakukan Jungkook keliru, karena disaat itulah Jimin bergerak spontan..
Chup..
"Emmhhhhhh..." Jimin meraup bibir Jungkook, dengan tiba-tiba, juga melumat bibir itu dengan rakus. Pria Jeon itu terkejut dan hanya bisa terdiam memproses kejadian yang menimpa dirinya dihari minggu pagi menjelang siang ini.
Ciuman Jimin sangatlah berantakan. Dan saat Jimin ingin melepaskan nya, disaat itulah Jungkook menekan tengkuk Jimin dan melumat bibir plumpy itu. Melumat, menjilat dan menghisap membuat Jimin melenguh nikmat.
"Emmm....angghhhh" lenguhan yang keluar dari bibir Jimin menarik kesadaran seorang Jeon Jungkook.
Sret..
Ciuman itu terlepas karena Jungkook menarik wajahnya menjauh, tangan pria Jeon menahan bahu Jimin. Menahan pergerakan Jimin yang lagi-lagi ingin merengkuh dirinya
"Ma-maafkan aku Jimin-ssi..maafkan aku...aku-"
"Dia menginginkan ayahnya" ujar Jimin dengan suara lirihnya. Membuat pria Jeon itu menatap Jimin juga perut Jimin bergantian. Tak lama senyum terlihat dari bibir cherry Jungkook.
Sret..
Tangan Jungkook mengelus perut Jimin lalu ia meletakkan telinga nya diperut buncit itu. Jimin terkejut namun dirinya memilih diam
"Hai baby, kata eomma kau merindukan appa nde??? Ini appa sayang, appa juga merindukan mu, anakku. Appa harap kau jangan nakal didalam sana nde, jangan bikin eomma kelelahan. Appa sudah tak sabar untuk kelahiranmu sayang, sampai saat itu datang mau kan menjaga eomma??? Sayang..sudah melihat appa kan, sekarang tidurlah lagi biarkan eomma beristirahat oke..." Jungkook merasakan sedikit pergerakan dari dalam sana.
Chup...
Jungkook mengecup perut Jimin lalu berdiri bersejajar dengan Jimin.
"Terimakasih Jimin-ssi sudah memperbolehkan aku berbicara dengan anakku. Aku akan buatkan susu untukmu, kau istirahat lah.." Jungkook berbalik badan menuju ke dapur, namun langkahnya terhenti karena ia merasakan kaus yamg ia kenakan tertarik oleh sesuatu dan saat ia menoleh, dirinya mendapat tangan mungil Jimin yang menarik kaus yang ia kenakan.
"Ada apa lagi, Jimin-ssi???" Jungkook sebenarnya memiliki perasaan yang was-was. Ditambah tingkah Jimin yang terbilang tak biasa membuat hasratnya seakan meronta ingin dilepaskan.
"......kunjungi...." Ujar Jimin dengan suara nyaris dengan suara berbisik.
"Apa yang kau katakan??? Aku mohon katakan dengan jelas..jangan berbisik seperti itu, Jimin-ssi.." Jungkook tak mendengar apa yang Jimin katakan.
"Dia...... kunjungi" ujar Jimin lagi, Jungkook frustasi dan memilih untuk kembali mendekati Jimin. Dirinya tak perduli jika Jimin marah padanya.
Jungkook memilih untuk membungkuk dan menatap Jimin lekat
"Dia apa??? Kunjungi apa??" Tanya pria Jeon itu dengan wajah sedikit frustasi
"Dia ingin kau kunjungi, bangsat!!!" Manik bambi milik Jungkook terbelalak lebar. Dirinya tak bodoh untuk mengartikan perkataan Jimin.
Blushhh...
Jungkook bukanlah pria polos. Wajahnya memerah mendengar perkataan Jimin
"Ahh..aku rasa, i-itu tidak perlu jimin-ssi.." ujar Jungkook. Bukan tanpa alasan dia mengatakan hal itu
Dirinya teringat akan kejadian yang mengerikan itu melintas di pikiran nya. Kejadian dimana dia menyakiti Jimin.
"Dia yang menginginkan nya..kau tak mau menurutinya??? Kau sendiri yang mengatakan akan melakukan semuanya..." Jimin terdengar kesal karena ucapan Jungkook
"Ya..aku yang mengatakan, aku ingat Jimin-ssi, tapi untuk kali ini aku tak bisa menurutinya..aku harap kau tau maksudku..dan paham tujuan aku menolaknya" Jungkook berusaha menjelaskan. Lalu dirinya kembali berjongkok menghadap perut Jimin
"Sayang...apapun akan appa lakukan untukmu, tapi kali ini appa mohon ubah keinginan mu...appa mohon sayang, kau pahamkan" Jungkook dengan cepat berdiri dan mendapati Jimin menatap tajam kearahnya.
"Kau menolaknya???? Kau menolak ku Jeon Jungkook!!!" Jimin meninggikan suaranya, sedang Jungkook menatap dengan tatapan memohon pada wanita itu.
Tak ada jalan lain. Jungkook berjalan cepat menuju kamarnya. Dia akan memilih keluar untuk saat ini. Sangat bahaya jika dia berduaan dengan Jimin saat ini. Paling tidak sampai sang anak mengubah keinginannya.
Cklek...
Tap.. tap..tap...
Sret..
Kaos oblong itu ia lepaskan dari tubuhnya dan mencari pakaian yang kiranya pantas untuk ia pakai.
Cklek...
Tap...tap...tap...
Sret..
"Kau mau kemana??" Jimin membalikkan tubuh Jungkook, tepatnya tubuh half naked Jungkook. Gejolak dalam dirinya semakin bertambah karena disuguhkan oleh tubuh Jungkook yang tak terbalut kaos itu. Otot milik jungkook terpampang nyata didepan matanya. Trisep bisep yang terbentuk sempurna. Eightpack yang jarang dimiliki pria pun Jungkook memilikinya
"Aku akan keluar sebentar Jimin-ssi..nanti aku akan kembali" ujar Jungkook berusaha tenang
"Apa??? Kau meninggalkan aku???" Tanya Jimin dengan cepat. Dirinya sudah merendahkan harga diri. Saat ini ia malah terlihat seperti wanuta murahan dan bertingkah jalang, namun Jungkook terlihat jelas menolak dirinya.
"Hanya sampai baby mengubah keinginannya, Jimin-ssi. Aku tak mungkin meninggalkan kalian" ujar Jungkook masih berusaha untuk tenang. Walau jantungnya tak bisa diajak untuk bekerjasama.
"Kalau kau tetap pergi, ucapkan selamat tinggal pada anak mu" ujar Jimin dengan nada tingginya
"Park Jimin!!!!! Apa segitu bencinya kau pada anakku??? Kau ingin membunuhnya???kau ingin menggugurkan nya hah!!!" Ini kali pertama Jungkook meninggikan suaranya pada Jimin dan wanita itu terkejut bukan main juga ia mengkerut takut.
"Bukan itu maksudku.. hiks..hiks.. hiks.. aku juga tak paham kenapa dia menginginkan ini semua. Aku sudah berusaha mengabaikan nya..tapi gak bisa..hiks..hiks..aku juga tersiksa ditambah kau membentak ku..hiks..hiks" Jungkook mengusap wajahnua dengan kasar
"Jimin-ssi aku tau ini semua terjadi karena kebodohanku, aku menghindar agar aku tak melakukan kesalahan yang kedua kali. Cukup saat itu aku membuatmu hancur. Aku tak ingin terulang lagi, Jimin-ssi. Aku mohon kau mengertilah" ujar Jungkook dengan suara yang kembali melembut.
Tak mungkin Jungkook menolak keinginan yang satu ini, ia sangat menginginkan nya kalau boleh berkata jujur. Tapi dirinya tau pasti akan kesalahannya saat itu, ia bahkan membuat wajah Jimin memar di beberapa bagian.
Jungkook terdiam dan Jimin tak bisa lagi menunggu. Akhir nya dia yang mengambil langkah pertama.
Chup...
Jimin menarik Jungkook dengan kuat dan membungkam bibir pria Jeon itu dengan bibirnya.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
