NINETY DAYS

1
0
Deskripsi

Saat mengetahui dirinya divonis hidup Liliy tidak lebih dari 90 hari dia sangat terpukul dan tidak mungkin ada harapan untuk hidup.

Tetapi hidup Liliy seketeika berubah saat dia bertemu dengan lelaki pengidap kanker yang penuh semangat dan suka menghibur orang banyak.

Liliy selalu menghabisakan waktu bersama dengan lelaki yang dia temui itu hingga mereka menjalin hubungan hari-hari Liliy dihabiskan untuk bersenang-senang bersamanya.

Semua berubah saat Liliy mengetahui kalau pasanganya itu hanya bisa...

     Pagi ini aku sudah bersiap untuk berangkat kerja sebelum berangkat ke kantor aku menyempatkan waktu untuk sarapan bersama dengan kekasih ku.

Dimana ya semalam aku menaruh laptop sehabis mengerjakan beberapa pekerjaan sambil mencari ternyata aku menaruhnya di samping meja dekat televisi.

Aku langsung membuka laptop dan menyalakannya saat sudah menyala aku langsung melihat video kekasih ku, hay sayang selamat pagi sarapan ku hari ini adalah omelet bagaimana dengan kamu?

Seperti biasa Dimas sarapan dengan nasi goreng karena itu adalah makanan favoritnya setelah sarapan bersama melalu video di laptop segera bergegas aku pergi menuju kantor, saat dalam perjalanan aku bertemu dengan Hendra dia teman ku sewaktu kecil.

Hay Liliy baru berangkat kamu mau bareng dengan ku tidak ? "Ucap Hendar" kebetulan arah kantor Hendra dengan ku berdekatan jadi sekalian saja aku menumpang dengannya hitung-hitungan irit ongkos.

LIily bagaimana dengan keadaan kamu sekarang sepertinya kamu terlihat lebih baik dari sebelumnya? "Ucap Hendar",

Ya seperti apa yang kamu lihat seperti ini lah keadaan ku sekaran tibalah aku di kantor Hendra terima kasih ya sudah memberi aku tumpangan.

Karena begitu sibuk tidak terasa waktu sudah menunjukkan waktu jam makan siang aku langsung pergi meninggalkan meja kantor untuk makan siang bersama kekasih ku, aku mengambil laptop dalam tas dan menyalakannya halo sayang selamat makan siang menu ku hari ini adalah ayam goreng cabai hijau kamu apa?

Menu ku sate ayam dengan lontong sayang "ucap Dimas" setelah selesai aku langsung kembali ke meja kantor.

Kringgg..... Kringggg.... "Suara alarm berbunyi" astaga aku kesiangan bagaimana ini tanpa mandi hanya menggosok gigi aku langsung berlari menuju kantor dalam hati aku mengucapkan "maaf ya Dimas hari ini kita tidak sarapan bersama aku janji hanya hari ini saja "  setiba di kantor tanpa aku sadari ternyata sepatu yang ku kenakan saat ini berbeda warnanya yang kiri dengan yang kanan.

Aduhh !!! Betapa bodohnya kenapa bisa aku seceroboh ini sih !!!

Hey... Liliy itu sepatu model apa yang kamu pakai kalau aku mau pesan dimana?? dasar kamu ya Anggie bisanya cuma ngeledek saja awas saja kamu ya, kamu juga sering salah kostum hehehe ...

Jadi Anggie itu adalah teman satu kantor dengan ku dia yang selalu menemani dan menyemangati walau sedikit konyol si orangnya.

Oh ya Anggie kamu tau tidak hari ini aku akan diner bersama Dimas, menurut kamu aku membelikan untuknya apa ya?

Dengan malas menjawab pertanyaan ku Anggie hanya menjawab "belikan saja apa yang dia suka" tak lama Anggie langsung pergi meninggalkan ku.

Ihhh... Anggie kenapa sih aku kan bertanya meminta solusi bukan di tinggal kabur.

Sinar matahari perlahan pun sirna dan berganti dengan cahaya bulan yang indah, Astagaa!!! Aku harus segera pulang aku belum menghiasi ruangan kamar ku untuk makan malam bersama Dimas, aku pergi sajalah walau pekerjaan ku belum selesai hey Liliy mau kemana kamu? "Ucap Anggie" mau tau aja kamu byee.. Anggie.

Dalam perjalanan pulang aku menyempatkan waktu untuk membeli beberapa hiasan yang nantinya akan ku pasang untuk menghiasi rumah ku, saat sampai dirumah aku meminta bantuan Hendra untuk membantu menghiasi rumah karena rumah Hendra tidak begitu jauh dari rumah ku hanya berjarak beberapa meter saja.

Liliy ada apa sih? Kamu sangat terburu-buru sekali sampa-sampai meminta bantuan ku "ucap Hendra", iya Hendra aku minta tolong untuk membantu menghiasi rumah ku, dengan muka kebingungan Hendra bertanya lagi, memang ada acara apa Liliy sampai sangat meriah begini aku menjawab pertanyaan Hendra dengan nada Terburu-buru ya.. yaa Hendra hari ini aku ada pesta makan malam dengan Dimas.

Sambil memasang balon di beberapa sudut Hendra masi bertanya terus, Liliy memangnya Dimas bisa datang ke acara makan malam ini bagaimana caranya dia datang? dengan nada kesal aku menjawab kamu niat membantu aku atau tidak? Ya niat Liliy kita kan bertetangga jadi harus saling membantu "ucap Hendra".

Hendra terima kasih ya sudah membantu menghias ruangan ini jadi terlihat cantik dengan beberapa hiasan, Oke.. Liliy selamat berpesta makan malam bersama Dimas Hendra pun langsung pulang, aduh... laptop ku dimana ya?? Jangan sampai ketinggalan dikantor habislah aku Dimas pasti akan marah banget.

Astaga!! untungnya tidak tertinggal dikantor sambil menyalakan laptop aku menyiapkan beberapa menu makan malam dan menyalakan lilin setelah laptop ku menyala muncul lah wajah Dimas di dalam layar, dengan penuh terharu Dimas sampai berlinang air mata Liliy kamu niat sekali menyiapkan ini untuk ku aku sangat terharu sekali terima kasih sayang aku menyayangimu "ucap Dimas sambil menangis".

Melihat Dimas menangis aku pun tak kuat menahan kesedihan ini "ikut menangis", oh iya Dimas aku juga mengundang Anggie juga loh mamah sama papah juga nanti ikut makan malam bersama tapi sudah jam segini mereka belum sampai ya mungkin terjebak macet, tak lama Anggie tiba disusul oleh papah dan mamah, ayo silahkan masuk semua langsung kita mulai saja ya acaranya.

Kedua orang tuaku sepertinya terlihat sangat sedih begitu juga dengan Anggie, papah sama mamah kenapa ko kalian tidak menikmati acara pesta makan malam bersama Dimas?

Apa tidak meriah, Ohh.. tidak Liliy papah hanya terharu aja melihat acara yang mewah ini benarkan ya mah "sambil menoleh", iyaa bener Liliy mamah juga sangat menikmatinya ko ini tetapi hal itu tidak dengan Anggie dia seperti tidak menikmatinya.

Setelah acara makan malam selesai aku bersiap untuk membersihkan badan ku dengan air hangat sebelum aku mandi aku menaruh rambut palsu yang selama ini aku pakai, jadi diriku ini mengidap penyakit kanker stadium akhir, selama ini aku hanya berpura-pura terlihat senang dan sehat tetapi kenyataannya tubuh ku sangat lemah hanya saja aku paksakan.

Begitu juga dengan Dimas dia adalah orang yang selalu menyemangati ku saat dia tau aku terserang kanker memang kita berdua terserang kanker tapi sayangnya Dimas lebih dulu berpulang itu membuat aku sangat terpukul sekali, di fikiran ku pasti aku yang berpulang terlebih dahulu, karena perasaan yang ku rasa saat itu sangat terpukul sekali tetapi saat melihat Dimas orang yang sangat bersemangat dan energik tapi Tuhan lebih menyayanginya.

Jadi setiap hari apa yang aku lakukan dari laptop seperti sarapan makan siang bahkan sampai makan malam bersama Dimas semua orang menggapa ku sudah gila karena hal itu berulang-ulang kali aku lakukan setiap hari, karena mereka tau semua itu adalah rekaman sewaktu Dimas masih hidup kita merekam semua momen-momen itu bersama kerena nasib aku dan Dimas akan sama nantinya yaitu?  _Ninety days_

Tiga bulan sebelumnya.

   Aku melihat Dimas sedang bercanda di halaman rumah sakit dengan beberapa orang berkepala pelontos setiap aku datang kerumah sakit ini dia selalu membuat orang-orang itu tertawa dengan candanya, setelah aku mencari tahu ternyata semua orang itu adalah pengidap kanker dan Dimas mencoba untuk menghibur mereka.

Saat Dimas sedang duduk sendiri aku mencoba menghampirinya, Hayy... aku Liliy mengapa setiap hari aku melihat kamu selalu bercanda dengan mereka tanya ku kepada Dimas, yaa.. aku senang menghibur mereka karena mereka butuh hiburan aku juga senang bisa menghibur mereka tidak ada salahnya kan membuat orang senang,  oh ya aku Dimas.

Apa kamu setiap hari melakukan ini Dimas? Tidak aku bersama mereka saat jadwal kerumah sakit saja karena nasib ku sama seperti mereka dan aku tidak tahu bisa bertahan sampai berapa lama lagi jadi yaaa... sambil menunggu waktu ku yang tidak lama bersenang-senang lah bersama mereka "ucap Dimas".

Oh ya Liliy sedang apa kamu di rumah sakit ini? 

Bukankah rumah sakit ini hanya untuk penderita kanker saja ya tanya Dimas kepada ku.

"Dengan nada lemas" kamu benar rumah sakit ini hanya untuk penderita kanker saja yahh... Salah satunya aku setelah mengetahui aku terserang kanker membuat aku sangat depresi.

Heii.. Liliy itu bukan berarti akhir dari segalanya itu tandanya tuhan sangat sayang dengan kita, jadi kamu tidak boleh merasa sedih atau terpukul kamu masih bisa ko melakukan hal-hal yang menyenangkan coba kamu lihat aku masih bisa kan melakukan banyak hal bermain dengan orang-orang yang kita sayangi bercanda dengan mereka yang bernasib sama seperti kita, kamu tidak sendiri Liliy.

Ucapan Dimas barusan membuat perasaan ku sedikit lebih tenang, aku sangat kagum dengan dirinya itu disaat keadaan dia yang seperti ini masih bisa menyemangati orang banyak bahkan aku tau kalau dia juga butuh semangat dan support, kamu benar Dimas aku tidak boleh kalah dengan penyakit ini disisa waktu ku, aku masih bisa melakukan hal yang belum pernah aku lakukan mau kah kamu menemaniku Dimas?

"Dimas terkejut" Haaa... Maksudnya seperti apa itu Liliy melakukan hal yang belum pernah kamu lakukan maksudnya begituan?

Dengan nada sedikit marah aku menjawab ucapan Dimas apaan si kamu ngeres banget otak kamu dasar memang laki-laki selalu berfikiran kesana!!!!

"Dimas menjawab dengan sedikit gugup dan salah tingkah" bu.. kan bukan..  begitu maksudku Liliy aku tidak ada arah kesana ko cuma aku tidak tahu hal apa yang belum pernah kamu lakukan kan? Hehe maaf ya aku bingung soalnya dengan pertanyaan kamu barusan.

Begini loh Dimas kamu mau kan menemani ku untuk memancing dan berenang di laut hal itu belum pernah aku lakukan sebelumnya aku sangat ingin pergi memancing di laut dan hasil tangkapannya langsung kita bakar disana seperti itu Dimas.

Setelah panjang lebar mengobrol dengan Dimas dia mau menemani ku untuk pergi ke laut dan memancing ikan disana, keesokan harinya kita berdua bersiap untuk pergi memancing, aku menunggu Dimas menjemput Aduh... Dimas lama sekali nanti keburu panas disana berkali-kali aku mencoba menghubunginya tetapi ponsel miliknya tidak aktif kemarin aku meminta nomor ponsel Dimas.

Aku menunggu dua jam lamanya Dimas pun tiba dengan mengendarai sepeda motor miliknya, Liliy maaf aku terlambat ayo naik kita berangkat memancing lihat aku sudah membawa dua pancingan mari kita berangkat cuss.... "Ucapan Dimas" dalam perjalanan dengan sepeda motor hati ku berkata aku sangat kagum sekali dengan dirinya setiap hari Dimas selalu bersemangat sekali.

Tibalah kita berdua di laut dan bersiap untuk memancing aku mendapatkan ikan lebih banyak di bandingkan Dimas sampai-sampai Dimas tercebur karena pancingan miliknya terseret oleh ikan yang cukup besar, aku tertawa melihat kepala Dimas penuh dengan rumput laut dan kepiting kecil, saat lagi asik menertawakan Dimas tanpa aku sadari pancingan milik ku juga terseret "BBUURR" aku pun juga terjatuh kedalam air.

Tak terasa malam pun tiba semua hasil tangkapan sudah habis kita makan dan membakarnya, Dimas terima kasih untuk hari ini aku sangat senang bisa memancing di laut bersama kamu, kita pulang yu Dimas hari sudah semakin malam, Liliy sebentar "panggil Dimas kepada ku" Liliy apa kamu mau menjadi kekasih ku di sisa-sisa hidup ku ini.

HHAA... "sedikit terkejut" apa kamu yakin Dimas kita baru saling mengenal bagaimana bisa kamu bisa secepat ini jatuh cinta kepada ku, kamu tau kan Dimas aku penderita kanker hidup ku juga tidak lama lagi kamu jangan bercanda seperti ini Dimas.

"Dengan nada Tegas Dimas berkata" aku tidak bercanda Liliy aku tidak tahu perasaan ini datang sendiri dari mana asalnya aku juga tidak tahu saat pertama kali aku berbicara dengan mu dirumah sakit aku merasa nyaman bahkan sampai hari ini aku masih terbayang-bayang kamu.

"Menarik nafas" Hheemm.... Yasudah lah Dimas kita jalani saja kedepannya bagimana siapa di antara kita yang akan pergi duluan, tapi kamu janji kita harus menghabiskan waktu kita dengan penuh kesenangan tidak ada marahan atau ngambek ya, mana sini kelingking kamu taruh di kelingking ku.

Malam ini adalah saksi dimana aku dan Dimas menjalin hubungan, suara ombak ditambah angin laut membuat malam aku dan Dimas serasa begitu romantis rasanya tidak ingin berpisah dengannya, aku juga selama ini sudah memperhatikan Dimas saat ada dirumah sakit, aku begitu kagum pada dirinya.

Setelah Dimas mengantar ku pulang langsung aku perkenalkan dia dengan kedua orang tua ku, mereka menyetujui hubungan ini karena aku sering menceritakan tentang Dimas kepada orang tua ku, obrolan papah dan Dimas juga nyambung terdengar suara tertawa papah saat berbincang dengan Dimas.

Tak terasa sudah 3 Minggu aku menjalani hubungan dengan Dimas setiap hari kita menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan dan kebahagiaan, semua itu terasa kalau kita adalah pasangan yang normal karena diantara kita tidak pernah membahas terkait penyakit yang sama-sama kita derita seolah-olah itu tidak ada.

Pada suatu hari Dimas terlihat sangat tidak bersemangat dengan adanya perubahan pada dirinya itu aku menyadari, ada apa yang terjadi dengan kamu Dimas apa ada hal yang kamu pikirkan atau ada masalah yang kamu hadapi?

Tidak ada Liliy ayoo... sekarang apa lagi yang mau kita lakukan "ucap Dimas".

Aku tau dia hanya berpura-pura terlihat semangat mungkin dia tidak mau membuat aku khawatir.

Liliy apa kamu akan sedih bilah aku tidak ada lagi "ucap Dimas", mendengar hal itu aku sedikit menjadi marah, kamu apa-apaan si Dimasa tidak ada yang boleh ditinggalkan atau meninggalkan jadi kamu tidak usah berfikiran kesana Dimas, aku sangat sedih selama ini kamu membuat aku lupa dengan penyakit ini, dimana Dimas yang selalu bersemangat bukan yang patah semangat seperti ini.

"Dengan nada lembut Dimas mengatakan" bukan seperti itu Lilily aku hanya takut saat aku tidak ada kamu akan sedih, hal itu yang tidak aku inginkan kepada dirimu "Dimas membuka topi" lihat semua rambut ini rontok bahkan tidak ada rambut sehelai pun, Denger ya Dimas apapun yang terjadi kepada dirimu aku tetap menyayangi mu, yaa.. karena aku akan seperti itu nanti.

"Aku dan Dimas berpelukan".

Kemarin penglihatan ku mulai sedikit rabun lalu aku pergi kerumah sakit untuk mengeceknya, dalam perjalanan kesana tubuh ku sangat lemas dan kehilangan keseimbangan hingga aku terjatuh tak sadar, saat tersadar ternyata aku berada diruma sakit, panjang lebar aku menjelaskan kepada dokter kondisi ku saat ini, aku sangat terkejut dokter berkata kemungkinan aku bisa hidup tidak lebih dari sembilan puluh hari. "Keterangan Dimas kepadaku".

Dimas denger ya... sebelum kamu di vonis seperti itu aku lebih dahulu mendengar kata-kata itu di telinga ku, hal tersebut membuat aku tidak punya harapan lagi hancur hati ku, tiba-tiba kamu hadir merubah itu semua sehingga aku melupakan itu, coba kamu lihat "Liliy melepas rambut palsu" tidak ada rambut dikepala ku selama ini aku hanya memakai rambut palsu.

Liliy maafkan aku ya tidak seharusnya aku seperti ini terima kasih Liliy kamu sudah membangkitkan semangat ku, jadi selama sembilan puluh hari ini kita mau melakukan apa Liliy "ucap Dimas".

Bagaimana kalau kita melakukan semua olahraga dari bermain bola, berkuda, atau memanah setuju tidak kamu Dimas?

Sepertinya hal itu menyenangkan "Dimas tersenyum" kalau begitu ayoo!!! Kita lakukan sekarang let's go…

Aku diboncengi Dimas dengan sepeda motor nya itu, dari pagi hingga malam aku dan Dimas memainkan semua olahraga yang ada di wahana tesebut, mungkin karena terlalu capek kepala ku sangat pusing dan mata ku juga kunang-kunang hingga tak lama aku pingsan dan terjatuh, melihat kejadian itu Dimas sangat panik berlari meminta bantuan hingga aku di bawa ke rumah sakit.

Tak lama aku tersadar dengan sedikit kebingungan ada apa yang terjadi sebenernya Dimas pun menjelaskan semuanya, saat Dimas menyuapi ku makanan untuk ku tak lama kedua orang tua ku datang menemui, dia sangat khawatir sekali, karena melihat aku sudah tersadar mereka sedikit lebih tenang.

Lain kali kamu Liliy kalau bermain diluar jangan terlalu capek seperti ini kan jadinya "ucap papah menasehati", Dimas langsung menyambar pembicaraan papah Iya om saya sudah bilang sama Liliy jangan semua kamu coba, tapi Liliy tidak mendengarkannya, mamah pun ikut menasehati tuh denger apa kata Dimas untung tadi Dimas langsung menghubungi mamah kalau kamu pingsan ya sudah mamah langsung pergi kerumah sakit.

Karena sudah semalaman Dimas tidak pulang Dimas pun Izin kepada kedua orang tua ku untuk berpamitan pulang, DImas terima kasih ya sudah menjaga Liliy "ucap papah".

seharian aku berada dirumah sakit dokter datang mengecek keadaan ku saat ini ternyata aku sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, sambil menunggu administrasi yang di urus papah aku mengirim pesan singkat kepada Dimas kalau aku menyayanginya habiskan waktu kita bersama ini dalam sembilan puluh hari, anggap sembilan puluh hari itu hanya mitos kita harus mengalahkan ini. I LOVE YOU Dimas.

Karena aku masi percaya diantara kita berdua pasti bisa melewatkan itu semua dan prediksi dokter itu salah itu aku pasti sembuh yang selalu ku tanam dalam otak, aku dan Dimas sama-sama berjuang untuk melawan sakit ini bagaimanapun caranya dan apapun yang terjadi.

  Sudah dua bulan lamanya saat aku dan Dimas divonis oleh dokter hampir satu minggu ini Dimas tidak ada kabar bahkan tidak pernah datang untuk menemui ku, aku sangat menghawatirkan keadaanya apakah dia baik-baik saja pesan singkat ku juga tidak dibalas olehnya, aku mendatangi rumah sakit menanyakan kepada teman-teman Dimas yang selalu dia hibur, mereka juga belakangan ini tidak melihat Dimas saat aku tanyakan alamat rumahnya mereka tidak ada yang tahu.

Hingga aku mendatangi dokter yang biasa dengan Dimas untuk menanyakan alamat rumahnya dokter segera memberikan alamat rumah Dimas tidak berfikir lama aku langsung bergegas pergi kesana, setelah sampai dirumah Dimas langsung ku ketuk-ketuk pintu rumahnya tok... tok.... permisi.. permisi... beberapa kali aku mengetuk ada suara dari dalam yang menyakiti, ternyata itu adalah mamanya Dimas dan aku menanyakan apakah Dimas ada dirumah?

Aku langsung dipersilakan masuk oleh mamanya dan di antar ke kamar Dimas aku sangat sedih sekali ternyata Dimas beberapa hari ini hanya bisa berbaring ditempat tidur, Dimas sudah tidak ada tenaga lagi untuk berdiri disitu aku langsung menangis dihadapan nya, melihat aku menangis Dimas berkata "kamu datang kesini hanya untuk menangis" mencoba untuk tegar tetapi aku tidak bisa menahan kesedihan ini.

Keesokan harinya aku kembali datang kerumah Dimas dan membawakan kursi roda untuknya, Dimas aku berikan ini untuk mu agar kamu tetap bisa menikmati waktu bersama ku, dulu kamu pernah berjanji untuk selalu semangat dan perlu menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita sayangi, jadi ku bawakan kursi roda ini agar kita bisa menghabiskan waktu itu.

Dengan menduduki kursi roda aku membawa dimas untuk berjalan-jalan dan bertemu kembali dengan teman-temanya dia dirumah sakit, itu membuat Dimas tertawa kembali sambil bercanda gurau bersamanya, hingga pada suatu saat tubuh ku ini juga semakin melemah tetapi aku tetap menghabiskan waktu bersama Dimas, Liliy terima kasih atas hari ini sudah membaut aku senang kembali "ucap Dimas".

Setibanya aku dirumah penglihatan ku kini mulai berbayang kaki ku juga terasa sangat lemas sampai aku kehilangan kesadaran dan terjatuh, papah dan mamah melihat aku terjatuh langsung berlari menghampiri dan membawa aku pergi kerumah sakit tak lama aku tersadar, mamah apa yang terjadi memangnya?

mamah ku menjelaskan kalau aku terjatuh dan kehilangan kesadaran aku juga menanyakan Dimas dimana mah dia belum datang kesini?

"Krreeekk" (suara pintu terbuka) dokter datang dang memanggil papah untuk keruang nya aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan tetapi saat papah kembali raut mukanya sangat lemas mungkin ada hal yang tidak enak saat dokter memanggilnya tadi, lalu teman-teman kantor ku datang menjenguk seisi ruangan rumah sakit menjadi ramai karenanya karena kedatangan meraka aku jadi bisa tertawa oleh candaan Anggie yang begitu konyol, mungkin mereka kangen dengan ku karena selama 6 bulan aku cuti sakit itu juga disarankan oleh atasan ku.

Sudah dua hari aku berada di rumah sakit itu membaut ku sangat merindukan Dimas dan selalu memikirkan dia entah kebetulan atau apa Dimas datang bersama mamahnya dengan didorong memakai kursi roda Dimas datang menghampiri ku, kedatangan Dimas membuat aku menjadi semangat kembali apa ini yang disebut kekuatan cinta, Dimas menangis melihat ku, dan aku berkata kepada dirinya apa kamu datang kesini hanya ingin menangis saja?

mendengar perkataan ku barusan Dimas langsung tersenyum.

Aku meminta izin kepada papah untuk berjalan-jalan sebentar dengan Dimas di area rumah sakit, papah pun mengizinkannya sambil membawa infusan dan Dimas dengan kursi rodanya kita berjalan-jalan sebentar, Dimas aku boleh bertanya tidak? menurut kamu diantara kita siapa yang akan pergi dulu ya?

Dimas tidak menanggapi ucapan ku hanya terdiam, kamu kenapa kok tidak menjawab?

Setelah selsai berjalan-jalan sebentar aku dan Dimas kembali ke kamar tempat aku dirawat, tak lama Dimas pun segera berpamitan untuk pulang, Liliy kalau kamu sudah sehat kembalilah aku sangat merindukan kursi roda ini di dorong oleh kamu lagi "ucap Dimas", dengan perkataanya itu semangat ku menggebu-gebu untuk bersama dirinya.

  Kini kondisi kita berdua semakin memburuk tetapi aku masih bisa berdiri dan berjalan walau terkadang penglihatan ku ini sedikit rabun, tetapi Dimas sudah tidak bisa melakukan apa-apa dia hanya bisa duduk dan berbaring di kursi roda saja, karena aku dan Dimas berfikir umur kita tidak lama lagi jadi kita merekam semua kesehari-harian masing-masing sebelum Dimas duduk di kursi roda, seperti makan pagi, makan siang, dan acara ulang tahun kita berdua,

kebetulan tanggal ulang tahun aku dan Dimas tidak begitu jauh jaraknya.

Tiga hari lagi adalah ulang tahun Dimas aku bingung sekali untuk memberikan kado untuknya, lebih baik aku tanyakan langsung saja kepada Dimas apa yang dia mau, yasudah aku coba pergi kerumahnya dengan di temani papah aku pergi menuju rumah Dimas ternyata Dimas tidak ada dirumah info dari tetangga Dimas tadi pagi dibawa memakai mobil ambulan bersama mamahnya,

Segera aku dan papah bergegas pergi kerumah sakit dalam perjalanan pikiran yang ada di otak ku sudah macam-macam semoga tidak terjadi apa-apa dengan Dimas karena aku menyayanginya, setibanya dirumah sakit aku langsung kebagian administrasi menanyakan kalau Dimas berada di ruangan apa?

sambil menunggu tiada henti-hentinya mulut ku membaca doa supaya Dimas baik-baik saja.

Tak lama pihak rumah sakit menginformasikan kalau Dimas sedang berada dalam perawatan yang serius jadi untuk sementara ini tidak boleh di temui, mendengar hal itu aku sedikit kecewa tetapi aku bilang dengan papah kalau besok aku ingin pergi kesini lagi, akhirnya kita pun pulang kerumah, selama Dimas dalam perawatan aku mengabari Anggie, dia bersedia menemui ku saat sudah bersama Anggie aku menceritakan semua hubungan ku bersama Dimas mendengar cerita ku ini Anggie tidak kusa menahan tangis.

Selama Dimas dirawat Anggie lah yang selalu menemani ku kemana saja bahkan setiap aku menceritakan Dimas Anggie pun ikut menangis saat sedang mengobrol dengan Anggie ada telepon dari mamah Dimas, beliau mengabari kalau Dimas sudah bisa ditemui, aku tarik lengan Anggie sambil berlari dia sampai kebingungan aduh!!!!! Liliy mau kemana sih sakit tau ditarik emang gue kambing apa "ucap anggie sedikit marah", ayooo kita harus kerumah sakit Dimas sudah bisa ditemui cepat kita kesana.

Dengan terburu-buru aku dan Anggie berlari menuju rumah sakit setibanya kita dirumah sakit aku langsung bergegas menuju kamar dimana Dimas dirawat,

saat bertemu dengan Dimas aku langsung memeluk dirinya degan erat, Dimas kamu tau tidak kamu membuat aku sangat khawatir syukurlah aku masih bisa memeluk kamu, cukup lama aku mengobrol dengan Dimas sambil mengobati rasa kangen kepada dirinya, oh... ya Dimas besok adalah hari ulang tahun kamu loh apa yang kamu inginkan kado dari ku?

Dimas menjawab hanya menggelengkan kepala,

Kenapa kamu tidak menjawab Dimas kamu ingin kado apa? "dengan nada lemas Dimas menjawab" Aku tidak ingin kado apa-apa dari kamu Liliy kamu berada disampingku saja itu sudah cukup dari segalanya aku hanya mau kamu Liliy.

Dimas apa si kamu kalau itu memang sudah jadi kewajiban aku tanpa kamu suruh juga pasti aku melakukan hal itu karena aku menyayangi kamu, ehh... ehh... barusan yang kamu ucapkan itu tidak sedang menggombal kan?

Liliy dulu kamu pernah bercerita saat kita baru bertemu, kamu ingin melakukan apa saja yang belum pernah kamu lakukan kamu ingat tidak?

aku ingin melihat lampion yang sangat banyak dari atas bukit yang tinggi Liliy itu pasti akan terlihat sangat begitu indah, apakah kamu mau menuruti permintaan aku itu Lilliy? "ucap permintaan Dimas".

Tentu saja Dimas aku akan menuruti permintaan kamu itu besok malam akan aku siapkan lampion yang begitu banyak hingga akan menerangi seluruh langit, tapi ada suatu syarat yaitu kamu harus semangat karena besok adalah hari jadinya kamu Dimas, yasudah aku akan pegi membeli lampion bersama Anggie "sambil mencium kening Dimas" aku mencintai mu.

Ayo... Anggie kita berangkat memborong semua lampion yang ada di setiap toko.

papah dan mamah mau kan datang ke acara ulang tahun Dimas ada mama Dimas dan Anggie juga ikut ko, jadi papah sama mamah bantuin Anggie dan mamah Dimas untuk memasang lampion dari bawah bukit, Liliy juga meminta bantuan teman kantor dan Hendra juga karena lampion yang Liliy beli sangat banyak, matahari hampir terbenam semua bersiap-siap merayakan ulang tahun DImas hingga malam datang aku mendorong Dimas menaiki bukit menggunakan kursi roda miliknya dan di bantu oleh Anggie.

Setelah sampai diatas bukit suasana disini sangat menawan seluruh lampu kota terlihat menyala berkelap-kelip, Liliy apakah ada yang kamu mau ucapkan untuk ku? "ucap Dimas dengan nada sendu",  yang selalu ingin aku ucapkan adalah kata aku mencintai mu kata itu yang tidak pernah bosan mengungkapnya ke kamu Dimas, bukan itu maksud aku Liliy ada hal apa selama kita bersama hampir sembilan puluh hari ini yang kamu ingin katakan apa aku terlalu galak tidak romantis atau apa "ucap Dimas".

Dimas saat pertama aku melihat kamu, aku sangat mengagumi dirimu itu, kamu tidak pernah terlihat sedih dan selalu senang dan bersemangat berkali-kali aku memperhatikan kamu dan aku semakin penasaran dengan dirimu, entah bagaimana sekarang kamu miliki ku Dimas, kamu juga yang selalu menyemangati aku hingga aku tak sadar mempunyai penyakit,

Liliy terima kasih banyak atas semua waktu dan pengorbanan mu selama ini terus lah kamu hidup sampai tua kalahkan penyakit ini dengan tekad dan semangat kamu, aku titip pesan sama kamu kalau aku pernah menjadi bagian dari rasa cinta yang ada di hati mu, "Liliy menangis sambil memeluk Dimas dengan erat".

Dimas ini sudah saatnya jam 23:59 apa kamu sudah siap melihat lampion berterbangan dilangit yang begitu banyak? mari kita hitung mundur Dimas 3.....2.....1...... perlahan-lahan lampion berterbangan dengan jumlah yang begitu banyak hingga seluruh langit menjadi terang itu terlihat sangat Indah ya Dimas?

Coba kamu lihat dibawah sana semua orang itu menantikan kembalinya Dimas yang periang dan selalu bersemangat, dari tadi aku berbicara mengapa kamu tidak menjawab sama sekali Dimas?

saat aku menoleh mata Dimas sudah terpejam aku mencoba membangunkan Dimas, DIMAS!!! kenapa kamu tertidur HEY!!... DIMAS!!!... bangun coba kamu liat seluruh lampion ini aku siapkan untuk kamu, jahat kamu Dimas mengapa kamu tidak melihatnya kenapa kamu menutup mata "MENANGIS DAN BERTERIAK" DDIIMMAASS........ AYO KAMU BANGUN!!!!!

Semua yang hadir tidak kuasa menahan tangis momen ini adalah dimana aku bersama Dimas untuk yang terakhir kalinya semenjak kejadian itu aku mencoba menjadi untuk kuat.

Kembali ke kehidupan yang sekarang.

Sepertinya aku sudah tidak sanggup lagi untuk bekerja tubuh ku ini sudah semakin melemah hanya saja aku paksakan untuk berkerja, aku selalu mengingat pesan dari Dimas untuk tetap hidup mengalahkan penyakit ini dengan tekad dan semangat yang aku miliki, tetapi aku sepertinya sudah tidak sanggup lagi, tak lama dari ulang tahun Dimas sebentar lagi adalah ulang tahun ku, semoga Dimas bisa menyaksikan acara ulang tahun ku nanti.

Tibalah dimana hari ini adalah hari ulang tahun ku, aku sudah berpesan kepada ayah untuk merayakan di atas tebing dengan lampion yang begitu banyak, aku mengundang seluruh teman kantor dan mamah Dimas aku ingin dirayakan seperti ulang tahun Dimas, saat malam tiba aku yang didampingi papah dan mamah berjalan ke atas bukit aku juga membawa kursi roda yang selalu Dimas pakai .

Hingga mendekati waktu ulang tahun ku tiba aku dan Dimas sudah tahu kita akan meninggal dalam waktu sembilan puluh hari jadi video yang kita rekam saat Dimas masih sehat ini adalah video terakhir yang akan aku perlihatkan dimana dalam video tersebut kita berdua mengenakan pakaian pernikahan seolah-olah kita berdua akan menikah, tetapi sehari video itu dibuat oleh Dimas dia hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.

Tetapi hari ini akan ku putar video itu "menyalakan laptop" ayyy....  sayang lihat deh bagaimana penampilan ku memakai jas hitam dan kemeja putih terlihat gagah kan, nanti diantara kita siapa yang pergi duluan tolong diakhir hidupnya putar video ini ya jadi kamu tidak sendirian lagi karena aku akan menemani, mendengar suara Dimas didalam laptop aku menangis sejadi-jadinya mengenang dimana aku masih bersamanya.

Waktu sudah menunjukan pukul 23:59 sambil menengok ke kursi roda kosong aku berbicara mari kita hitung mundur 3........2...........1.......... sama seperti Dimas saat disini, lampion yang begitu banyak berterbangan hingga memenuhi langit, saat melihat lampion yang begitu banyak mata ku berkunang-kunang tubuh lemas kehilangan keseimbangan, sebelum aku kehilangan kesadaran dengan samar aku melihat Dimas tersenyum dalam hati aku mengucapkan Dimas mari kita bersama-sama seperti dulu AKU MENCINTAI MU.. "BRUk" suara terjatuh begitupun dengan akhir hidup ku.                                                                               

                                                                                                                       _SELESAI_

PENUTUP 

Cerita ini hanya fiksi belaka mohon maaf bila ada kesamaan nama, kata, dan tempat cerita ini dibuat bertujuan hanya untuk hiburan semata.

Terima Kasih.

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya LULUH JIWA MAFIA
0
0
Anggoro yang berwajah sangat tampan adalah seorang pemimpin geng gagak yaitu geng mafia yang cukup banyak anggotanya, Anggoro juga sangat terkenal kejam dan sadis terhadap musuh-musuhnya hingga ditakuti oleh geng lainya.Anggoro juga tak segan-segan menghabisi satu keluarga dari ketua geng rivalnya itu, tiba-tiba terdengar suara bayi menangis dari dalam kamar, Anggoro juga tidak segan-segan ingin menghabisi bayi tersebut.Karena melihat wajah bayi itu yang sangat lucu dan polos hati Anggoro pun tersentuh, saat Anggoro menarik pelatuk senjata apinya Anggoro tak sanggup melakukannya dan meninggalkannya.Saat dia beranjak pergi Anggoro selalu memikirkan bayi tersebut pada akhirnya Anggoro kembali lagi untuk mengambil dan merawat bayi itu disitulah kehidupan Anggoro berubah.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan