Stranger From Heaven 01

0
0
Deskripsi

cihuyyyyy

Potret pertama;

— kita mulai dengan sesosok pria kesepian yang selalu ada di dalam toko miliknya sendiri.

.....

📸


toko itu tidak pernah didatangi satupun pelanggan.
 


 

lonceng kecil berdering begitu nyaring ketika pintu bercat berpelitur yang terdapat jendela dengan kisi-kisi membelah empat serta tulisan 'BUKA' yang menggantung di bagian tengahnya didorong dengan sedikit perlahan
 


 

kamu diam di antara pintu, melongok ke dalam toko dan mengecek apakah pria kesepian yang biasa kamu lihat lewat kaca di depan toko ini ada atau tidak.
 


rupanya, pria kesepian itu memang ada, sedang duduk membelakangimu dan entah apa yang dilakukannya di sudut tempat, berdekatan dengan gramafon tua dan sebuah vas dengan bunganya yang telah layu.

kamu perlahan membuka pintu semakin lebar, kedua tungkaimu melangkah masuk ke dalam toko, mengendap-endap bak seorang pencuri. namun, sebelum menjelajahi seisi toko dengan lebih leluasa, kamu menaruh sebuah payung di atas meja bar.

ada aroma yang begitu khas ketika kakimu menjejalkan ke tempat ini, perpaduan bau apak dan juga bau barang-barang lawas bercampur menjadi satu

bisa dibilang, kedatanganmu kemari bukanlah kali pertama. ada dihari-hari tertentu dimana kamu hanya akan melihat toko ini dari depan, berdiri dengan kepala miring dan dahi berkerut. lalu pergi ke tempat les dan pulang melewati toko ini lagi, lalu berdiri tepat di depan toko dengan dahi berkerut dan kepala miring yang berlawanan arah dari sebelumnya. kalau benar-benar sudah penasaran, sesekali kamu masuk ke dalam toko dan kamu akan selalu disuguhkan pemandangan punggung seperti sekarang atau tubuh bagian depannya yang tampak seperti patung.

"halo tuan, ini kunjunganku yang tidak terhitungkan selama aku pergi ke tempat les, pulang dari tempat les, berangkat dan pulang sekolah, dan pergi main. Entah mengapa aku selalu berakhir ke tempat ini," kata kamu dengan suara yang sedikit agak keras.

seperti yang kamu bilang, setiap kali kamu pergi kemana pun kakimu melangkah, kamu selalu berhenti melangkahkan kaki di sini, ke tempat ini.

di sebuah toko cetak foto dengan pemiliknya yang gemar melamun.

karena tidak ada balasan, akhirnya kamu memilih menunggu, duduk dikursi yang disediakan di dekat pintu, ada sebuah meja bar minimalis untuk menaruh kedua tangan sembari bertopang pada dagu dan menunggunya tersadar.

lama kamu menunggu, sampai bosan, sampai kamu memutar-mutarkan payung yang kamu letakkan di sana dan sudah berkali-kali juga kamu menguap lebar-lebar untuk menghilangkan rasa kantuk.

"ehhemmmmm ..."

kamu mendeham cukup keras, iya terdengar keras sampai kamu sendiri kaget mengapa bisa sekeras itu dehamanmu. tetapi sepertinya pria ini sama sekali tidak mendengarnya.

jangan-jangan dia tuli? pikirmu dongkol.

kamu masih melihat punggung yang dibalut kemeja putih itu sama sekali tidak bergerak.

maka sekali lagi, kamu mencoba mendeham, kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"eheemmmmmm ..... uhuk uhukk." kamu malah terbatuk karena kekonyolanmu sendiri.

seandainya ada temanmu di sini, kamu mungkin akan terkena pukulan tepat di punggung dan makian atas kebodohanmu sendiri. sayangnya di sini hanya ada kamu dan pria si pemilik toko ini.

lima belas menit telah berlalu, dan kamu semakin bosan untuk menunggunya lagi.

mungkin ini batas kamu bisa menunggu.

lebih baik daripada sebelum-sebelumnya yang hanya bisa menunggu paling lama sepuluh menit. kamu pada akhirnya memutuskan benar-benar pergi dengan gerutuan dan cacian untuk dirimu yang bodoh.

dan sekarang kamu mengulang itu kembali. kamu memilih bangkit, marah dengan diri sendiri dan kembali mencaci-maki karena kamu telah membuang waktu, lalu pergi menggapai pintu dan membantingnya dengan keras.

saat kamu berbalik melihat reaksi seperti apa yang ditunjukkan dari pria si pemilik toko lewat kaca bening di depan, kamu masih mendapati punggung pria itu bergeming di tempatnya.


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Stranger For Heaven 02
0
0
horayyyy
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan