Derita Istri Kedua Dosen Bab 2 (GRATIS)

0
0
Deskripsi

"Benar-benar yah, tuh dosen ngeselin banget. Awas aja, aku bakal balas dendam ke dia. Bukannya nolongin malah pergi gitu aja, dasar dosen nggak tau diri. Mana sakit lagi," gumam Adira merasakan sakit di bagian kakinya karena terpleset saat tadi bertabrakan dengan dosennya sendiri.

"Dir, papah lu gimana keadaannya?" tegur Dita melihat sahabatnya baru saja datang memasuki kelasnya.

"Yah, gitu deh. Masih sama, gue juga bingung mau cari uang kemana lagi buat pengobatan papah gue." Adira hanya mengedipkan...

"Benar-benar yah, tuh dosen ngeselin banget. Awas aja, aku bakal balas dendam ke dia. Bukannya nolongin malah pergi gitu aja, dasar dosen nggak tau diri. Mana sakit lagi," gumam Adira merasakan sakit di bagian kakinya karena terpleset saat tadi bertabrakan dengan dosennya sendiri.

"Dir, papah lu gimana keadaannya?" tegur Dita melihat sahabatnya baru saja datang memasuki kelasnya.

"Yah, gitu deh. Masih sama, gue juga bingung mau cari uang kemana lagi buat pengobatan papah gue." Adira hanya mengedipkan kedua bahunya, dirinya juga bingung harus mencari uang bagaimana lagi. Dirinya tak mau terjadi sesuatu dengan papahnya itu.

"Cari sugar Daddy aja tuh Dir, 'kan enak bisa di bayarin." Rani berpikir lebih baik sahabatnya itu nencari sugar daddy saja, dengan begitu kehidupan sahabatnya menjadi lebih baik lagi.

"Enak aja, walau pun gue lagi kesusahan. Gue nggak mau jadi simpanan om-om ya," protes Adira yang benar saja dirinya menjadi simpanan om-om, dirinya memang sedang using mencari uang untuk membayar pengobatan papahnya. Tetapi dirinya sama sekali pun tak mau melakukan cara itu.

"Tau lu, bukannya kasih idea yang benar malah cari sugar Daddy lagi." Dira menyenggol bahu sahabatnya yang pikirannya sama sekali tidak masuk akal menurut dirinya.

"Ya, siapa tau aja Dira mau gitu." Rani hanya ingin menyarankan sahabatnya saja, siapa tahu sahabatnya itu mau dengan pendapat dirinya ini.

"Oh, ternyata wanita itu sedang membutuhkan pertolongan. Sepertinya, saya punya rencana. Lihat saja nanti," gumam seorang lelaki yang sedang berdiri di balik temboknya. Mendengar ucapan mereka semua, membuat lelaki itu mempunyai idea untuk kesempatan ini.

"Adira, ke ruangan saya sekarang. Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu," kata Arya bahwa dirinya ingin berbicara berdua dengan mahasiswanya itu, dirinya tak ingin teman-teman gadis itu tahu tentang hal penting ini.

"Mau bicara apa? Tinggal bilang saja di sini Pak," ucap Adira meminta dosennya untuk berbicara sekarang saja, mengapa dosennya itu harus meminta dirinya ke ruangan dosennya segala.

"Tidak bisa, saya tunggu di ruangan." Arya menolak permintaan dari mahasiswanya, dirinya segera pergi menuju ruangannya.

"Tuh orang yah, benar-benar nyebelin banget. Kalau emang mau bicara, bicara aja di sini ngapain juga harus ke ruangannya segala."

Adira mengomel-ngomel sendiri, kenapa dosennya itu sangat menyebalkan sekali. Jika dosennya itu memang ingin bicara dengan dirinya, bisa bicara di tempat ini saja. Tak perlu bicara di dalam ruangan dosennya itu lagi, membuat dirinya kepikiran mengapa dosennya itu memanggil dirinya ke ruangan dosennya. Atau mungkin dirinya sudah membuat masalah dengan dosennya itu.

"Udahlah mendingan lu pergi ke ruangannya aja, dari pada nanti nilai lu jelek." Dita meminta sahabatnya untuk segera pergi ke ruangan dosennya saja, dari pada nilai sahabatnya itu menjadi jelek lebih baik ikuti kemauan dosennya saja.

"Ya udah, gue pergi ke ruangan dosen dulu. Bye," ujar Adira segera pergi menuju ke ruangan dosennya tak ingin berbicara lagi. Sampai di depan ruangan dosennya, dirinya mencoba menghela nafasnya sebelum masuk ke dalam ruangan dosennya itu.

"Ada apa Bapak memanggil saya segala?" tegur Adira yang sudah masuk ke dalam ruangan dosennya, melihat dosennya sedang sibuk dengan pekerjaannya. Langsung saja, dirinya segera duduk di hadapan dosennya.

"Saya dengar-dengar kamu membutuhkan banyak uang untuk membayar pengobatan papah kamu itu?" pikir Arya sudah tahu kalau wanita itu memang sedang membutuhkan uang banyak untuk membayar pengobatan orang tuanya.

"Bapak tahu dari mana soal itu?" tegur Adira menatap heran dengan dosennya, mengapa dosennya itu bisa tahu kalau dirinya memang butuh uang yang banyak.

"Kamu nggak perlu tahu, saya bisa saja bantu kamu. Tapi ada syaratnya," sahut Arya tak mau memberitahukan kepada gadis itu, dirinya bisa saja membantunya tapi ada syaratnya juga.

"Syaratnya apa?" tanya Adira mengerutkan keningnya ingin tahu apa syarat yang diberikan oleh dosennya.

"Kamu harus menikah dengan saya," jawab Arya sembari menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya, gadis itu hanya perlu menikah dengan dirinya saja.

"Nggak! Enak aja, saya nggak mau nikah sama orang yang nyebelin kayak Bapak. Bapak itu udah punya istri buat apa nikah lagi hah? Bapak sama sekali nggak mikirin perasaan istri bapak apa!" protes Adira tak mau menikah dengan dosen yang sangat menyebalkan seperti ini, apakah dosennya itu sama sekali tidak memikirkan istrinya di rumah itu.

"Saya juga nggak mau nikah lagi, tapi ini semua kemauan istri saya dan orang tua saya." Arya sama sekali tidak mau menikah lagi, tapi dirinya melakukan ini semua untuk istrinya dan juga kedua orang tuanya sendiri.

"Maaf saya nggak tahu Pak," kata Adira mencoba meminta maaf dengan dosennya karena sudah menuduh dosennya tidak benar.

"Istri saya mandul nggak akan bisa punya anak, dia setuju dengan pendapat orang tua saya untuk menikah lagi. Mau nggak mau saya harus menuruti keinginannya," ucap Arya menceritakan masalah keluarganya dengan gadis itu, bahwa istrinya mandul tidak akan bisa punya anak lagi.

Kedua orang tuanya yang meminta dirinya untuk menikah lagi, apa lagi istrinya setuju dengan permintaan dari orang tuanya. Padahal dirinya sama sekali tak mau menikah lagi dengan perempuan lain, hanya ingin mempunya istri satu saja.

"Apa alasan bapak menuruti keinginan istri bapak itu untuk menikah lagi?" tegur Adira ingin tahu apa alasan dosennya itu menuruti keinginan istrinya untuk menikah lagi, yang dirinya tahu tidak ada satu pun seorang istri yang mau di madu oleh suaminya sendiri.

"Karena saya sangat mencintai istri saya, saya nggak mau kehilangan dia." Arya hanya tak mau kehilangan perempuan yang dicintainya, dirinya akan melakukan cara apa pun untuk istrinya.

"Ternyata Pak Arya memang sangat mencintai istrinya sendiri," batin Adira tak menyangka kalau dosennya memang benar-benar cinta dengan istrinya.

"Bagaimana dengan kamu? Mau menikah dengan saya atau tidak? Kamu tidak kasihan dengan papah kamu itu?" tegur Arya ingin tahu apakah gadis itu menerima tawaran dirinya ataukah tidak, dirinya tahu kalau gadis itu pasti akan menerima tawaran dirinya ini.

"Ok, saya mau. Saya melakukan ini untuk orang tua saya," sahur Adira hanya pasrah bahwa dirinya menerima tawaran dosennya itu, dirinya terpaksa melakukan ini semua hanya untuk papahnya saja.

"Iya tahu, kita melakukan ini semua untuk kebahagiaan orang yang kita sayangin. Sekarang sudah waktunya pulang, saya mau ajak kamu ke rumah istri saya." Arya ingin mengajak gadis itu untuk pulang ke rumah istrinya, agar dirinya bisa memperkenalkan gadis itu dengan istrinya sendiri.

"Hah untuk apa Pak?" pikir Adira menatap dosennya dengan heran, mengapa dirinya di ajak ke rumah istri dari dosennya itu.

"Saya mau memperkenalkan kamu dengan dia, kita bahas tentang pernikahan kita nanti." Arya hanya ingin gadis itu bertemu dengan istrinya lalu mereka berdua pun saling berkenalan terlebih dahulu sebelum dirinya menikah dengan gadis itu.

"Iya Pak," ujar Adira hanya menganggukkan kepalanya, kamu berdua pun segera pergi ke rumah dosennya.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Derita Istri Kedua Dosen BAB 3 (GRATIS)
0
0
Aku menyuruh Mas Arya untuk menikah lagi agar kami bisa punya anak. Apa kamu setuju jika kamu menikah dengan Mas Arya hanya karena anak saja? pikir Risa bahwa dirinya memang yang menyuruh suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan lain. Apakah gadis itu mau menikah dengan suaminya hanya karena anak saja.Setuju, karena saya juga butuh uang untuk membiayai pengobatan papah saya. Adira setuju dengan ucapan wanita itu, dirinya pun juga sedang membutuhkan uang yang banyak untuk membiayai pengobatan papahnya di rumah sakit.Oh, ternyata itu alasan kamu yah. Ok, gapapa. Aku akan buat perjanjian dengan kamu, setelah kamu punya anak dari Mas Arya. Aku minta kamu bercerai dengan Mas Arya, anak yang kamu kandung akan aku urus berdua dengan Mas Arya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan