
Di setiap sudut peradaban, manusia bermimpi tentang dunia yang sempurna, utopia tanpa perang, tanpa penderitaan, di mana setiap individu hidup dalam harmoni dan kebahagiaan. Namun, di balik visi ideal itu, tersembunyi kontradiksi yang tak terelakkan. Utopia Paradoks mengeksplorasi bagaimana setiap konsep kesempurnaan membawa bayangan kehancurannya sendiri.
Buku ini menelusuri sejarah gagasan utopia, dari idealisme filsuf kuno hingga eksperimen sosial modern yang berakhir dengan kegagalan tragis....
Utopia
Utopia, sebuah kehidupan sempurna yang didambakan seluruh umat manusia. Kehidupan tanpa penderitaan, tidak berkekurangan, penuh dengan kesetaraan, hanya ada kelimpahan dan kebahagiaan. Yang mirip dengan sebuah surga yang ada di dunia.
Ini adalah jenis kehidupan yang selalu didambakan oleh seluruh umat manusia dari masa ke masa.
Tapi pertanyaan terbesarnya, bisakah umat manusia mencapai kondisi utopia?
Jawabannya adalah : TIDAK.
Maaf jika ini mengejutkan, tapi saya akan jelaskan kenapa manusia tidak akan pernah berada pada kondisi utopia meskipun segalanya jauh jauh jauh lebih mudah. Bahkan ketika kita berada di abad ke 25 sekalipun.
Sebelum saya mengajak kalian ke masa depan, kita akan kembali ke masa lalu terlebih dahulu. Karena tahukah kalian.
“ Terkadang sebuah kebijaksanaan dan kebenaran itu baru benar-benar bisa diyakini jika mengetahui awal dan akhir sebuah kisah. ”
Sejak awal mula dari masa ke masa manusia selalu mengejar kebahagiaan. Untuk mencapai kondisi utopia ada beberapa syarat kebutuhan manusia yang wajib terpenuhi.
Mulai dari : kebutuhan fisik, rasa aman, di cintai, di akui, hingga eksistensi diri.
Jika salah satu dasar ini belum terpenuhi, maka akan sulit bagi manusia untuk menikmati kebahagiaan yang hakiki.
Jadi kita akan mulai sejarah perjalanan umat manusia dalam mengejar kebahagiaan yang kita mulai sejak zaman prasejarah belasan ribu tahun yang lalu.
Dimana manusia pada masa itu masih harus berjuang dengan kebutuhan fisik. Hingga ke abad selanjutnya dimana manusia merasa mampu menjalani hidup layaknya Tuhan.
Bab 1 : Awal Mula Peradaban Manusi
15000 BC : Dimasa lalu kehidupan manusia dan hewan hampir setara, karena manusia masih belum bisa memegang kendali ekosistem alam seperti saat ini. Dan terkadang hewan liar justru lebih banyak memegang kendali rantai makanan sebagai atex predator. Karena ini adalah masa dimana yang terkuatlah yang akan menang. Masa dimana manusia harus selalu bersiap siaga dengan ancaman dari tiap hewan liar, karena mereka adalah salah satu bagian kecil dari ekosistem liar ini. Untuk makan setiap hari mereka harus berburu. Yang terkadang justru menjadi buruan makhluk yang lebih kuat.
Kondisi cuaca yang masih sangat dingin di berbagai penjuru dunia. Dan di kala musim dingin tiba mereka terpaksa harus mencari tempat tinggal di bagian bumi lain jika tidak ingin mati membeku. Berjalan kaki ke arah yang tidak jelas, dengan resiko seluruh keluarganya diserang hewan liar selama perjalanan. Belum cukup ancaman hewan liar, manusia juga masih sangat primitif di masa itu. Saling membunuh satu sama lainnya. Hanya demi memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Entah itu makanan, baju, atau bahkan anak istri.
Jika seorang manusia terluka hanya karena tergores atau tertusuk benda tajam, maka kemungkinan matinya sangat besar. Karena tidak ada sistem pengobatan yang baik. Begitu juga dengan wanita melahirkan, kematian datang silih berganti menjadi hal yang wajar di masa itu. Tidak berbeda dibanding hewan dan tumbuhan yang mati setiap harinya. Setiap insan harus bertanggung jawab sendiri pada nyawanya masing-masing. Bagi mereka, dapat hidup dan makan sehari lagi untuk esok hari saja sudah cukup baik.
Proses seleksi alam terjadi setiap saat, sehingga kematian mendatangi mereka kapanpun dan dimanapun. Itulah yang dihadapi oleh nenek moyang kita dulu. Yang hanya berjuang untuk bertahan hidup, supaya tidak mati kelaparan dan mencari tempat aman untuk berlindung dari serangan alam yang masih liar. Tapi manusia adalah makhluk cerdas yang selalu mampu beradaptasi. Dengan beratnya kehidupan mereka di alam liar, manusia mulai berpikir untuk tidak hanya bertahan hidup.
6000 BC : Akhirnya seiring perubahan iklim yang semakin hangat di bumi, bertambahnya populasi dan faktor kesamaan nasib. Mereka mulai bersatu dalam sebuah komunitas. Supaya lebih kuat mempertahankan spesiesnya ditengah alam liar.
Di masa ini manusia harus bercocok tanam dan berternak jika ingin makan. Setidaknya dengan kemajuan peradaban yang mereka miliki, akhirnya mereka tidak lagi berhadapan dengan hewan liar setiap harinya hanya untuk makan. Tidak lagi harus berpindah tempat, hanya demi menghindari udara dingin dan migrasi hewan buruan.
Setidaknya di masa ini kebutuhan dasar fisik manusia saat itu sudah semakin membaik. Mulai dari makanan, tempat tinggal, dan pakaian yang layak. Tapi masalah baru muncul akibat semakin banyaknya pemukiman dan kebudayaan yang berbeda-beda.
3000 BC : Kini manusia dihadapkan pada masalah baru, perebutan wilayah dan kekuasaan. Sebuah pemukiman bisa diserang dan dihabisi oleh manusia lain dari desa tetangga kapanpun tanpa peringatan. Pembunuhan, pemerkosaan, dan jual beli manusia menjadi pemandangan yang sering terjadi di masa ini. Karena belum banyak hukum yang mengatur bagi setiap wilayahnya.
30 BC : Akhirnya tranformasi mulai terjadi, mulai dari komunitas, desa, kota hingga semakin kuat menjadi kekaisaran. Akhirnya hukum dan strata sosial mulai dibuat untuk mengatur kehidupan ratusan ribu orang. Dan kepercayaan kepada dewa mulai dijadikan alat untuk membuat tunduk. Khususnya para raja yang dianggap mewakili Tuhan dan sangat ditakuti.
Jangan harap ada kebebasan berpendapat disini jika tidak ingin berakhir di kayu salib. Tapi berkat adanya hukum dan kekuatan militer dari sebuah kekaisaran, selama tunduk dan taat setidaknya keamanan seluruh keluarga akan lebih terjamin.
800 AD : Tapi karena semakin besarnya kekuasaan antar kerajaan satu dengan lainnya, kini timbul masalah baru bagi umat manusia, yaitu perang. Manusia di masa ini masih terus ada ditengah perang demi saling berebut kekuasaan. Di masa lalu manusia harus bertahan hidup dengan hewan buas di alam liar. setelah mereka bersatu mempertahankan spesiesnya, kini ketika mereka lebih punya kuasa atas alam liar, musuh selanjutnya justru sesama spesiesnya sendiri. Sepertinya berada di zona nyaman memang tidak pernah cocok bagi umat manusia.
1300 M : Namun setelah era runtuhnya kekaisaran romawi tibalah manusia pada zaman kegelapan yang sistem pemerintahannya hanya diputuskan oleh majelis gereja saja. Sistem di era kegelapan bukan lagi demokrasi parlemen seperti di era kekaisaran romawi, sehingga para manusia di era ini krisis dengan kebebasan berpikir, berpolitik, dan bersosial. Karena peran dan doktrin agama yang terlalu ketat dan membuat peradaban sulit untuk maju. Dan menganggap bahwa hal-hal yang bersifat duniawi tidak ada gunanya.
1346 M : Kebijakan pemerintahan di zaman kuno ini membawa umat manusia di masa itu harus berhadapan dengan pandemi paling parah sepanjang sejarah dunia, karena terdegradasi nya sekularitas dan perkembangan teknologi yang mutakhir. Membuat bakteri yang dibawa oleh tikus menghabisi lebih dari 100 juta nyawa di masa itu hampir hanya satu tahun saja. Coba bayangkan dari jumlah penduduk dunia yang saat itu masih 445 juta saja harus menelan korban jiwa lebih dari 100 juta jiwa, hanya karena belum ditemukannya vaksin. Inilah pandemi paling parah sepanjang sejarah yaitu, Black Death.
Bab 2 : Munculnya Era Baru Renaissance
1400 M : Sehingga lahirlah era baru renaissance yang lebih mengedepankan rasionalitas sekularisme. Kebebasan untuk berpikir dan berkreasi dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Inilah titik balik peradaban umat manusia yang disebut juga sebagai: the turning point, karena menghasilkan berbagai macam trobosan baru di bidang teknologi dan melahirkan para filsuf dan seniman besar dari Galileo hingga Leonardo da Vinci. Ini masa dimana manusia lebih punya kebebasan berpikir dan berekspresi. Yang sekaligus membawa umat manusia kepada pemenuhan kebutuhan selain jasmani saja namun juga jiwani.
1765 M : Tapi yang tidak pernah berubah, manusia di masa ini masih harus hidup dengan ancaman perang antar negara satu dengan lainnya. Bahkan lingkup perang yang semakin mengkerucut yaitu dengan saudara di negaranya sendiri, yang menghendaki revolusi. Dan tentu saja di masa ini masih banyak prajurit yang mati dan tidak bisa diselamatkan nyawanya jika tertusuk atau tergores di medan perang.
Mati kesakitan karena belum ada anestesi dan mati karena infeksi, karena belum ada antibiotik. begitu juga dengan angka kematian saat melahirkan yang masih terlalu tinggi di masa itu karena belum tersedianya pengobatan yang layak. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ditemukannya vaksin, antibiotik dan anestesi, ada ratusan juta manusia terselamatkan hidupnya. Sehingga sejak masa itu berkat kemajuan teknologi dibidang kesehatan, angka kematian umat manusia semakin kecil. Dan angka kelahiran yang semakin meledak sehingga disebut sebagai generasi, Baby Hummer.
1800 M : Dengan semakin banyaknya populasi manusia di bumi ini, manusia ada masalah baru untuk kebutuhan hidup milyaran nyawa, karena membutuhkan teknologi yang lebih cepat, lebih masif dan lebih efisien lagi. Sehingga lahirlah penemuan yang kembali merevolusi sejarah peradaban umat manusia, yaitu Mesin Uap.
Penemuan mesin uap ini sekaligus menjadi awal mula terjadinya revolusi industri besar-besaran di seluruh dunia. Efisiensi terhadap dunia terjadi begitu cepat.
Sistem politik dan pemerintahan yang semakin maju dan lebih meningkatkan taraf hidup manusia di masa itu. Meskipun akhirnya melahirkan sistem ekonomi kapitalisme modern.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah peradaban terjadi ketimpangan sosial yang sangat besar antara kaum penguasa dan buruh. Kota yang sangat penuh dengan manusia yang sebagian besar adalah kaum buruh bergaji kecil. Tanpa tunjangan kesehatan yang layak dan kurangnya sanitasi menghiasi penjuru kota pada masa itu. Tenaga kerja buruh dipekerjakan dan diperas habis oleh kaum kapitalis.
Inilah era di mana manusia menjadi korban dissacoety. Karena manusia hidup hanya untuk bekerja dan bertahan hidup hanya demi mengikuti sebuah sistem baru peradaban.
Hingga lupa hal esensial mengenai kebahagiaan dan tujuan hidup. Karena sudah terlanjur masuk di dalam lingkaran baru kapitalisme.
Mau nggak mau, setuju nggak setuju, tidak mengikuti sistem ini ya tidak bisa hidup. Sampai di sini ada ironi baru :
“ Kehidupan manusia sebenarnya sudah semakin layak jika dibandingkan dengan peradaban-peradaban sebelumnya, tapi karena gaya hidup baru yang semakin nyaman membuat manusia lebih banyak keinginan dalam hidupnya, yang justru semakin menjauh dari esensi kebahagiaan yang mereka cari, yang membuktikan bahwa manusia tidak pernah merasa puas mengejar kebahagiaan dari masa ke masa sebaik apapun kondisinya. ”
1914 M : Masuk ke abad 20 justru lebih parah lagi, pertengahan tahun 1914 terjadi perang terbesar dalam sejarah dunia, yaitu perang dunia pertama yang memakan korban hingga 40 juta jiwa.
Perang berlangsung selama 4 tahun dan berakhir pada tahun 1918. Warga mulai bersorak-sorai dan mulai kembali membangun peradaban di tengah duka yang masih menganga. Namun sayangnya keberuntungan masih belum berpihak pada manusia di era itu.
1918 M : Di awal tahun 1918 dunia disambut pandemi terbesar kedua dalam sejarah umat manusia yaitu, Spanish flu. Virus influenza yang belum ditemukan vaksinnya saat itu. Virus itu menginfeksi 500 juta jiwa penduduk bumi. Dari total penduduk bumi yang saat itu masih berjumlah 1,8 milyar jiwa saja.
Pandemi yang sangat parah karena menjangkit hampir 30% dari total populasi bumi, yang memakan korban dengan estimasi mencapai 100 juta jiwa.
Coba bayangkan bagaimana susahnya kehidupan manusia di masa itu. Menghadapi 2 tragedi terbesar dalam sejarah di tahun yang sama selama 6 tahun lamanya, Spanish flu dan Perang dunia. Pandemi akhirnya berakhir di tahun 1920. Namun beberapa tahun setelahnya mereka masih harus menghadapi krisis ekonomi dunia yang terbesar di sepanjang sejarah.
1930 M : Di masa ini terjadi great depression yang menghancurkan ekonomi dunia lebih dari 15%. Yang tentu saja sangat mengguncang keseimbangan perekonomian dunia. Mengingat great recession yang terjadi pada tahun 2008 lalu saja sudah menghancurkan banyak pasar saham dunia. Meskipun hanya mengalami penurunan GDP dunia sebesar 1% saja.
Berkat great depression banyak orang yang jatuh miskin, kasus bunuh diri dimana-mana. Para pegawai kehilangan pekerjaan, hingga mengalami tingkat pengangguran mencapai 30% di banyak negara seluruh dunia. Benar-benar terjadi guncangan yang dasyat, keos terjadi dimana-mana dan merubah kehidupan manusia di masa itu. Great depression ini mempunyai dampak panjang untuk pulih hingga 10 tahun. Mereka baru mulai merasa lega dan mulai menyusun harapan untuk kehidupan yang baru, namun naas.
1939 M : Di tahun yang sama ternyata dunia justru mengalami tragedi yang jauh lebih dasyat dalam sejarah umat manusia, yaitu perang dunia kedua yang memakan korban jiwa hingga 75 juta jiwa yang berlangsung selama 6 tahun. Gila, serius, generasi manusia yang lahir di awal abad 20 ini benar-benar diuji secara mental dan fisik secara luar biasa. Bayangkan bagaimana manusia yang masih hidup di era ini masih bisa memiliki yang namanya harapan untuk tetap hidup, setelah melalui 4 tragedi terbesar sepanjang sejarah umat manusia selama 30 tahun berturut-turut. Mungkin jika hal ini terus berlanjut hingga perang dunia ketiga, bisa dipastikan akan mengarah kepada eksistensi pada peradaban kita saat ini.
Namun selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa, karena kegilaan ini juga, para manusia di dunia mulai tersadar betapa perang dan wabah telah meluluhlantahkan peradaban manusia jika mereka tidak bisa bersatu.
Ternyata saling menghancurkan bukanlah cara yang benar di sistem dunia yang sudah saling terikat satu sama lain.
“ Itulah kita, yang terkadang hanya mau mendengar dalam kondisi sepinya sebuah keputusasaan, bukan dalam kondisi riuh yang penuh dengan gejolak. ”
1945 M : Tragedi besar yang terjadi di awal abad 20 ini membuat banyak bangsa mulai belajar. Bahwa jika mereka tidak bersatu, maka seluruh dunia lah yang menjadi korbannya. Bukan hanya satu atau dua kepentingan saja.
Maka mereka mulai sepakat mendirikan PBB di tahun 1945, begitu juga dengan pandemi yang terjadi di awal abad 20 membuat mereka belajar dari kesalahan dan melahirkan WHO di tahun 1948. Kemudian karena industrialisasi yang semakin maju secara global oleh kepentingan para kapitalis. Jika masing-masing pelaku industri ini tidak dikontrol dan duduk bersama, maka tidak ada yang memegang kendali jalannya peradaban. Oleh sebab itu didirikanlah pula sebuah organisasi internasional yaitu World Ekonomic Forum di tahun 1971.
Berkat kontrol dan peran organisasi inilah peperangan, kesehatan, ekonomi hingga industri yang terjadi di dunia kita saat ini bisa lebih dikendalikan dampaknya, jika dibandingkan dengan yang terjadi diera-era masa lalu hanya karena pecahnya kesatuan di seluruh dunia. Begitu juga dengan hak asasi manusia yang kita miliki saat ini juga berkat deklarasi PBB setelah terjadinya perang dunia kedua yang sangat tidak mencerminkan humanity.
2020 M : Untuk pertama kalinya dalam sejarah, peradaban dunia mulai sepakat setelah ada diambang kehancuran. Umat manusia yang hidup di masa kini mulai berani menyakini sesuatu yang sebelumnya sangat sulit untuk digapai oleh para pendahulu kita. Yaitu harapan akan masa depan yang lebih baik, dimana kita tidak lagi harus berjuang demi hidup dan mati demi sesuap makanan, dimana kita bisa tidur dimalam hari tanpa khawatir akan bahaya seperti pejuang di masa lalu, dimana kita sudah punya kebebasan untuk menyampaikan sesuatu yang kita yakini.
Ya, semua kenyamanan dan keamanan yang kita miliki saat ini adalah perjuangan dari generasi manusia pendahulu kita. Sehingga manusia di masa kini punya pondasi yang lebih kuat untuk terus hidup. Dan di era kita saat ini, kita bisa lebih berfokus pada kebutuhan dasar manusia yang terakhir, yaitu Eksistensi.
Tapi meskipun kebutuhan dasar manusia sudah punya pondasi yang jauh lebih kuat, kenyataannya saat ini kita masih sangat jauh dari kondisi utopia bukan? Masih belum ada kesetaraan di dunia ini, masih banyak kelaparan di dunia, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi yang masih sangat timpang. Angka kematian tinggi karena masih ada penyakit yang belum ada obatnya. Kebebasan berpendapat masih tidak adil bagi kaum minoritas. Masih banyak terjadi perang di berbagai sudut dunia. Sistem kapitalis korup warisan industri yang masih belum berpihak pada masyarakat kecil. Dan isu paling berbahaya bagi kelangsungan peradaban manusia selanjutnya, yaitu Global Warming.
Yang artinya pengejaran kebahagiaan utopia dari umat manusia masih belum berakhir di era kita sekarang. Karena manusia dari masa ke masa selalu mendambakan kehidupan utopis yang ideal. Dimana tidak ada lagi kelaparan, penderitaan, ketidakpastian, ketidakefisienan bahkan mungkin Ketidakabadian. Maka dari itu manusia harus berkembang lagi untuk mencapai itu semua dengan bantuan teknologi. Jadi kita akan lanjutkan perjalanan ini menuju ke masa depan.
Kita akan mulai bagaimana world ekonomic forum membuat skenario besar untuk mereset peradaban dunia ini berkat momentum pandemi melalui the great reset. Yang diadakan pada bulan juni 2020 lalu. Ini adalah organisasi non pemerintahan yang sama dengan yang pernah menggagas konsep revolusi industri 4 lalu. Yang berisi banyak sekali orang-orang dan perusahaan paling berpengaruh yang menjalankan perekonomian dunia. Atau lebih sederhananya para kapitalis kelas dunia yang menjalankan roda peradaban dari dunia ini. Meskipun di buku ini saya tidak akan terlalu melenceng untuk membahas mengenai konspirasi yang ada dibaliknya.
Yang jelas setuju nggak setuju peradaban kita akan selalu ditentukan oleh para pemimpin negara dan para kapitalis dunia. Yang sudah berencana untuk meriset banyak sektor di dunia mulai dari ekonomi, sosial, geopolitik, lingkungan, teknologi, bisnis, industri dan yang terakhir adalah individual riset.
Yang akan mulai mengatur ulang bagaimana dunia baru kita ini lebih cepat beradaptasi dengan teknologi yang lebih ramah alam. Karena ancaman berikutnya yang lebih parah dari pandemi covid, yaitu Global warming yang akan mengubah iklim dunia secara masif hanya dalam beberapa tahun mendatang.
Dan sistem kapitalisme yang lebih bercentric pada kemanusiaan. Bukan hanya menguntungkan para pemegang kekuasaan saja, yang pada akhirnya justru menghancurkan masa depan dari generasi anak cucu kita nanti. Masa depan pangan dunia yang lebih efisien melalui bio teknologi. Dimana dapat mengantisipasi gagal panen karena kondisi iklim yang semakin tidak bersahabat. Sistem perekonomian yang lebih terbuka dan transparan mungkin akan mengurangi sistem korup karena keterbukaannya.
Dengan lebih terbukanya sistem pemerintahan baru yang lebih transparan, akan memberikan harapan baru mengenai kesetaraan dan keadilan bagi setiap rakyat yang membutuhkan.
Peraturan baru dunia digital, di mana setiap manusia yang masuk era revolusi industri 4 memerlukan sebuah digital ID, sehingga akan jauh mengurangi tingkat kriminalitas. Dengan digital ID ini diharapkan penyaluran kebutuhan bagi setiap rakyat akan jauh lebih terkonsentrat dan tidak lagi salah sasaran. Khususnya dengan sistem digital ekonomi baru juga yang mana selanjutnya digunakan.
Peraturan-peraturan baru bagi korporasi dunia mengenai industrialisasi yang tidak menyengsarakan sociaty dan merugikan iklim dunia dengan energi terbarukan. Begitu juga dengan perataan pendidikan bagi warga dunia melalui teknologi informasi di era 5G yang semakin cepat dan masif.
Situasi pandemi saat ini akan dimanfaatkan sebagai titik balik untuk meriset ulang kebobrokan dari sistem dunia. Demi menyongsong peradaban baru yang lebih humanis dan berpihak pada alam yang harapannya mulai akan kita rasakan dampaknya pada tahun 2050 mendatang.
Jika memang umat manusia sepakat untuk duduk bersama demi satu tujuan yang sama. Karena perpecahan, adu kekukatan dan kekuasaan selalu menjadi tabiat manusia sejak zaman dulu ketika kondisi mereka dalam keadaan baik, sehingga manusia terlena selama ratusan tahun terakhir ini hanya peduli memuaskan kepentingan dan egonya masing-masing. Pura-pura tidak mendengar bahwa bumi ini terus menangis yang sebentar lagi hampir murka.
Jadi untuk saat ini kita anggap saja skenario global warming yang akan mengancam musnahnya peradaban manusia ini berhasil menjadi titik balik untuk menyatukan umat manusia. Yang mirip dengan skenario yang terjadi paska perang dunia lalu. Maka mungkin umat manusia masih punya harapan dan tidak berakhir dalam skenario distopia karena proses seleksi alam yang bisa meriset teknologi kita kembali ke zaman busur dan panah lagi.
Artinya kita mungkin akan terus melaju ketahapan utopia di beberapa abad selanjutnya. Namun dengan catatan yang perlu digaris bawahi secara tebal, bahwa skenario utopia ini bisa tercapai jika umat manusia bersepakat demi satu tujuan yang sama, tidak ada perbedaan mengenai status sosial, ekonomi, budaya bahkan mungkin agama.
Karena tanpa kesetaraan dan tujuan yang sama jangan pernah berharap kondisi utopia itu terjadi di masa hidup manusia. Tidak cukupkah kita belajar pengalaman di masa lalu. Setelah itu yang mungkin lebih ironis, sistem pemerintahan tidak lagi dijalankan oleh kepentingan manusia lagi.
Bab 3 : Manusia Menjadi Tuhan Dengan Teknologi
2100 M : Di masa depan kita mempercayakan kendali kepada sebuah sistem komputasi A.I yang disepakati bersama, demi mengatur jalannya sistem peradaban baru yang diprogram berdasarkan asas humanis. Yang berpegang pada prinsip-prinsip yang ada pada alam semesta ini. Yang terbukti telah teruji dan berjalan harmonis dengan baik bahkan selama jutaan tahun terakhir. Yang mempertegas bahwa : Tanpa adanya manusia, bumi ini akan tetap baik-baik saja.
Itulah perbedaan sistem buatan manusia dan Tuhan, antara fana dan abadi. Karena sejarah panjang umat manusia terbukti tidak pernah berhasil mengelola dunia ini sejak manusia memegang kendali peradaban dunia. Dan selalu berakhir pada kehancuran satu sama lain meskipun kita sudah menjalani berbagai jenis sistem mulai dari kekaisaran, sosialis, liberal bahkan demokrasi.
Selama kehendak bebas manusia yang abstrak dengan ego dan keinginan yang jadi pusat kendalinya. Yang selalu dipenuhi dengan otoritarianisme, supremasi kekuasaan maupun dinasti politik. Maka pada masa itu, sepertinya sebuah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh A.I akan jauh lebih relevan. Karena tidak memiliki motivasi, tidak memihak dan adil bahkan bagi setiap makhluk yang hidup di bumi ini.
Namun di masa seluruh umat manusia ini sepakat untuk bersatu, akan menandai sebuah era baru yang sangat mengerikan.
2200 M : Di masa ini teknologi sudah menyediakan segalanya bagi kebutuhan umat manusia. Berkat fusi nuklir masa depan yang memberikan energi tanpa batas bagi siapapun. Karena di masa ini energi dapat diproduksi dengan sangat mudah, murah dan mungkin unlimited. Hanya karena energi gratis ini saja, maka hampir seluruh hal yang ada di dunia utopia ini akan tersedia secara gratis juga.
Apalagi tempat ini semuanya telah dikendalikan oleh A.I dan robotik yang akan secara otomatis memproduksi dan menyediakan hampir setiap kebutuhan dasar umat manusia.
Mulai dari makanan, tempat tinggal yang layak bahkan hiburan. Karena semua mudah didapatkan, maka manusia mulai tidak memiliki pikiran untuk berbuat jahat lagi.
Dan setiap manusia hampir tidak lagi bekerja untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Karena semuanya telah tersedia dengan sangat-sangat mudah berkat bantuan teknologi A.I dengan basis kuantum komputer yang maha canggih. Yang dapat menjalankan seluruh sistem yang ada di dunia utopia ini. Mulai dari perekonomian, transportasi, bisnis maupun industri dengan sangat adil. Ini adalah masa di mana setiap manusia dianggap setara eksistensinya dan hanya berfokus mengejar mimpi dan fantasinya masing-masing.
A.I menyimpan seluruh database umat manusia maupun setiap benda yang ada di dunia. Yang dapat terkoneksi dengan pikiran manusia dan semua benda secara nirkabel. Memahami semua kebutuhan bahkan kegundahan yang dirasakan oleh umat manusia. Dan segera menyediakan solusi baginya secara instan, sehingga manusia itu tidak lagi sempat mengalami kesusahan dan penderitaan.
Pengobatan yang sudah sangat maju berkat nano teknologi, sehingga sel kanker tidak lagi menjadi ancaman. Bahkan sebelum manusia lahir dengan genetika yang berpotensi dengan kanker pun bisa dimodifikasi seperti baru lagi.
Berkat bantuan teknologi crisper yang jauh lebih advance di masa depan. Begitu juga dengan modifikasi genetika fisik mulai dari kelamin, wajah, rambut dan postur tubuh. Sehingga manusia bisa memiliki kondisi fisik sesuai dengan yang mereka inginkan sendiri.
Tidak perlu lagi iri dan dengki pada manusia lainnya hanya karena ingin mendapatkan eksistensi diri yang layak dimata masyarakat, karena kini semuanya setara.
Teknologi regenerasi sel super canggih yang memungkinkan kita hidup dengan kondisi tetap muda. Yang akan membuat hidup dan mati hanya menjadi sebuah opsi. Tidak ada lagi kematian karena penyakit dan melahirkan. Karena di masa ini memungkinkan untuk melahirkan bayi di luar rahim ibunya. Dan semua nutrisi telah disediakan oleh teknologi mulai dari embrio hingga menjadi manusia yang utuh. Yang tentunya secara genetika sudah dimodifikasi secara sempurna sehingga tidak ada lagi cacat lahir maupun fisik.
Dalam dunia utopia ini para manusia hanya sibuk mengejar mimpi dan imajinasi yang belum pernah mereka rasakan.
Namun sensasi ini lagi-lagi dapat dengan sangat mudah mereka dapatkan berkat semakin canggihnya teknologi neurosains. Yang memungkinkan bagi setiap manusia merasakan sensasi yang diinginkan dalam hidupnya. Cukup dengan mengonsumsi sebuah zat yang akan bekerja dalam alam bawah sadar kita. Mereka akan merasakan sensasi itu sepenuhnya tanpa perlu melalui proses yang panjang.
Misalnya sensasi populer, sensasi jatuh cinta, dan berhubungan dengan orang yang paling kamu dambakan. Bahkan merasakan sensasi menjadi makhluk apapun yang ada di dunia ini. Yang batasannya hanya sejauh imajinasi yang bisa kita pikirkan. Sehingga mirip dengan konsep sebuah surga dimana kita tidak lagi dapat diatur oleh segal keterbatasan fisik.
2500 M : Dengan kemajuan kuantum fisika di masa ini, manusia mungkin akan mampu memecah dan memanipulasi blueprint dari sebuah atom. Mereka mampu menciptakan berbagai materi baru di semesta ini. Yang akan membuat manusia tidak lagi terpenjara dalam hukum-hukum fisik. Yang memampukan mereka membuat hukum-hukum baru versi mereka sendiri. Hingga akhirnya sanggup menulis ulang sebuah takdir baru kehidupan, mulai dari alpha hingga omega.
Harapan Manusia
Tapi benarkah manusia yang ada difase ini telah berhasil mencapai puncak kebahagiaan dan menemukan arti hidup. Ketika mereka bahkan tidak lagi mendambakan sebuah harapan dikondisi yang tanpa celah itu. Ketika mereka bahkan tidak lagi tau apa yang mereka inginkan, disaat dengan mudahnya segala keinginan itu terpenuhi.
Teknologi memang awalnya diciptakan untuk mempermudah hidup dan efisiensi, dengan cara mempercepat atau menggantikan sebuah proses. Namun ketika seluruh proses itu diambil alih olehnya, hingga tidak ada lagi yang tersisa bagi manusia, maka tidak ada yang lebih mengerikan dibanding seorang manusia yang selalu mendapatkan apa saja yang terbesit di dalam pikirannya dengan begitu mudah.
Ketika mereka bahkan tidak lagi tau apa yang mereka inginkan karena dengan mudahnya keinginan itu terpenuhi, maka segalanya tidak lagi memiliki sebuah value. Karena sebuah value itu muncul berkat adanya sebuah proses, semakin sulit prosesnya maka semakin tinggi value-nya. Semakin terbatas sebuah hal maka akan semakin berharga pula hal itu.
Bahkan mungkin mereka tidak lagi mengerti apa itu harapan dikondisi yang tanpa celah itu. Karena bagaimana mungkin seseorang memliki harapan jika segalanya ada dalam kendalinya. Semuanya terukur, teratur, tidak ada spontanitas, tidak lagi ada kejutan dan tidak ada sebuah rasa takut.
Dan ketika sebuah harapan dan keinginan itu tidak lagi ada, maka yang tersisa hanyalah sebuah kekosongan. Yang justru lebih mengerikan dibanding menjalani sebuah proses panjang yang menyakitkan namun tetap memiliki sebuah harapan. Karena pada dasarnya itulah yang membuat manusia tetap merasa hidup, sebuah harapan dan keinginan yang sulit kita kejarlah yang memberikan kita tujuan hidup.
Yang mungkin pada akhirnya akan membuat mereka iri dengan kehidupan manusia-manusia di masa lalu yang penuh dengan emosi dan harapan. Meskipun mereka sudah mencapai tahap sempurna, ironis bukan?
Mungkin mereka tidak lagi harus bekerja keras hanya untuk mendapatkan sesuap makanan, tapi mereka tidak tahu betapa bahagia dan nikmatnya sebuah makanan yang didapatkan dari hasil jerih lelah berhari-hari.
Mungkin mereka tidak harus melewati proses persalinan melahirkan yang menyakitkan selama 9 bulan. Tapi mereka tidak tahu betapa bahagia perasaan seseorang ibu saat pertama kali melihat kedalaman mata bayinya sesaat setelah melahirkan.
Mungkin mereka tidak pernah merasakan penyakit di tubuhnya yang sempurna sejak lahir. Tapi mereka tidak tahu bagaimana bahagianya seorang anak buta sejak lahir yang bisa melihat untuk pertama kalinya.
Mungkin mereka punya keluarga sempurna yang tidak pernah berkekurangan. Tapi mereka tidak tahu perasaan bahagia seorang ayah yang melihat anak dan istrinya tertawa lepas disaat makan bersama, meskipun dia harus mengambil 2 pekerjaan sekaligus di siang dan malam hari.
Mungkin mereka bisa hidup dalam masa muda selama yang mereka inginkan. Tapi mereka tidak akan pernah tahu bahwa setiap momen dalam hidup itu jauh lebih berarti diumur kita yang pendek dan penuh dengan ketidaktahuan akan hari esok.
Coba kalian rasakan, indah sekali bukan?
Iya, emosi yang masih kalian rasakan saat inilah anugerah dari Tuhan yang sebenarnya. Manusia di masa lalu mendambakan kehidupan utopia di masa depan. Dan manusia di masa depan merasa iri dengan kehidupan manusia di masa lalu.
Jadi kapan pencarian kebahagiaan ini akan menemukan sebuah akhir?.
Jika ternyata ketidaktahuan mu terhadap hari esok lah yang membuat esok hari lebih menarik untuk kita jalani. Ketidaknyamanan mu saat inilah yang membuatmu tetap termotivasi. Penderitaan yang masih kamu rasakanlah yang mampu membuat kebahagiaan mu jauh lebih berarti. Dan umurmu yang terbataslah yang ternyata membuatmu lebih punya prioritas, supaya setiap momen dalam hidupmu menjadi jauh lebih berharga.
“ Bersyukurlah, karena sebenarnya segala ketidaksempurnaan yang ada di hidupmu saat inilah yang ternyata menyempurnakan hidupmu. "
Dan kabar baiknya, setelah kamu tahu semua ini, kamu tidak perlu menjalani 100 kali kehidupan hanya untuk tahu bahwa : KAMU BISA BAHAGIA.
Tapi karena tabiat manusia yang tidak pernah merasa cukup dan merasa mampu melakukan segalanya. Supaya membuat mereka tetap merasa hidup dan memiliki tujuan. Mungkin mereka akan menciptakan sendiri tujuan hidup baru, misalnya dengan membuat sebuah ekosistem di tempat yang benar-benar baru. Di mana kebahagiaan itu masih dapat diperjuangkan dengan sebuah harapan dan penderitaan. Dengan manusia-manusia baru yang masih polos seputih salju dan tanpa pengetahuan dari awal lagi.
Di mana kebahagiaan tidak bisa digapai dalam kondisi yang berkekurangan tetapi juga tidak dapat digapai meskipun dalam kondisi yang sempurna. Namun kebahagiaan hanya ada dikondisi yang cukup dan bersyukur.
Sehingga manusia-manusia baru ini dapat memberikan sebuah ketulusan cinta kepada penciptanya, karena hanya itulah satu-satunya hal yang dapat dibuat oleh mereka. Tapi kali ini mereka menjaga dan memastikan supaya tidak semua pengetahuan itu baik untuk dikonsumsi. Karena seseorang yang sudah berada dikondisi tahu, tidak akan pernah bisa kembali lagi ke kondisi tidak tahu.
Sehingga tidak perlu mengulang kesalahan mereka dan kembali berakhir dikondisi : Utopia Paradox.
“ Pengetahuan memang bisa menjadi sebuah anugerah, tapi juga bisa menjadi kutukan ketika sudah melampaui sebuah batasan. ”
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
