Jangan Benci Aku Bab. 10

0
0
Deskripsi

ucapkan kakak perempuannya dan juga ibunya yang telah terprovokasi oleh kakaknya, dia pergi ke kota lain untuk mencari kehidupan yang lebih tenang dan mencoba untuk mencari pekerjaan demi meneruskan kuliahnya, dia mencoba menemui pamannya yang seorang pengusaha hotel

Hidup Asya penuh dengan hal hal yang mengejutkannya, apakah Asya bisa bertahan dengan semua yang dialaminya…….

silahkan baca kisahnya…….

Tak terasa waktu sudah hampir larut, bu Ranti dan Asya masih terlihat asyik bercengkrama, mereka tampak begitu akrab satu sama lain.

“Asya tidurlah dulu, sudah mulai larut bukankah besok kamu harus ke kantor bapak” ucap bu Ranti mengingatkan

“iya bu… ibu juga tidur ya, sampe tidak terasa kita ngobrol begitu lama” jawab Asya

bu Ranti tersenyum mengiyakan sambil mengangguk, dan tangannya mengelus pipi Asya dengan lembut

“tidur yang nyenyak ya “

Asya tersenyum dan mengangguk, mereka melangkah menuju kamarnya masing masing.

Keesokan harinya… pagi sekali Asya sudah berada di dapur dan mencari bi Minah


“bi….. bibi…. “ panggil Asya begitu pelan mencari cari bi Minah.

“iya non…. bibi disini” bi Minah muncul dari ruang cuci

“ada apa non… ada yang bisa bibi bantu ?”

“ini bi…. pagi ini biar saya yang masak untuk sarapan, bibi bisa bantu nyiapin bahannya ya” pinta Asya

“aduuuh nooon…. biar bibi saja, nanti gak enak sama nyonya”

“gapapa bi…. biar saya saja, saya juga bisa kok “ ucap Asya menyakinkan “bibi tolong kupas semua bumbunya saja ya ! “

bi Minah mengupas semua bumbu dan Asya mulai mengiris bawang dan bumbu lainnya kemudian mengocok beberapa butir telor, Asya mulai membuat nasi goreng yang tidak biasanya, ini menu yang special dan Asya melakukannya dengan baik dan teliti.

Setelah selesai Asya flating nasi gorengnya dan dimasukan kedalam telor yang sudah dibuat dadar kemudian di bungkuskan tidak lupa menghiasnya dengan potongan tomat segar, mentimun dan daun selada.

“waah… cantik sekali non” puji Minah merasa kagum dan menyangka kalau nona yang satu ini pandai memasak. 

Asya merapikannya di meja makan, setelah itu dia juga menuangkan air putih di setiap gelas yang sudah di sediakan, dan tiba tiba bu Ranti muncul di ruang makan sambil terpana

“kamu sedang apa Sya…. “ 

“itu nyonya… non Asya yang membuat sarapan, pagi pagi sekali sudah bangun “ bi Minah membuat laporan.

“oh…. benarkah… pantas sarapan pagi ini terlihat begitu berbeda, cantik sekali… kelihatannya enak nih “ bu Ranti terlihat senang sambil mendekati Asya dan membelai rambutnya.

Asya tersenyum “semoga ibu sama bapak menyukainya”

pak Indra muncul dengan tak sabar karena ingin tahu sedang ada apa di ruang makan.

“pap… coba lihat, siapa yang membuat sarapan kita pagi ini” bu Ranti meminta suaminya untuk menebak.

pak Indra memandang bi Minah dan kemudian memandang istrinya secara berganti

“bi minah…. atau mama ya” tanya pak Indra


“Asya pap… Asya yang membuat sarapan kita, mana si kaka apa dia sudah bangun ?” bu Ranti seperti tidak sabar.

“selamat pagi semua…” tiba tiba Dicka muncul “ada apa… sepertinya heboh banget pagi ini” lanjut Dicka

“ayo semuanya duduk, mama sudah tidak sabar ingin mencicipi masakannya Asya” perintah bu Ranti

“wow.. jadi yang masak pagi ini, tamu istimewa kita “ Dicka bercanda dan semuanya tersenyum sambil duduk di kursi masing masing.

Bu Ranti mulai menyuapkan nasi goreng ke mulutnya dan mengunyahnya perlahan

“mmmm….. enak sekali, rasanya begitu pas dengan selera mama, apa nama nasi goreng ini Sya..? “ bu Ranti penasaran

pak Indra dan Dicka juga sama penasaran, mereka juga mengakui kalau nasi goreng ini enak sekali, apalagi tampilannya juga cantik.

“apa ya… saya kasih nama saja nasi goreng dalam selimut “ucap Asya sambil tersenyum

“ya… aku setuju, nasi goreng dalam selimut, menu yang hebat” jawab Dicka sambil menyuapkan makanannya lagi.

 

Sambil makan bu Ranti tak henti hentinya selalu memandang Asya, di dalam hatinya dia sangat bersyukur bisa bertemu dengan Asya yang memberinya kehangatan. Dan tanpa sepengetahuan bu Ranti, pak Indra malah memandangi istrinya dan di dalam hatinya mengatakan kalau istrinya begitu terlihat cantik dengan wajahnya yang memancarkan keceriaan, tidak seperti hari hari sebelumnya wajahnya yang selalu diselimuti oleh kesedihan dan penderitaan yang dalam setelah ditinggal putri tercintanya Alika, pak Indra pun sangat bersyukur kalau Tuhan sudah mengirim Asya ke tengah tengah keluarganya.

 

“Alhamdulillah…. sarapan yang menyenangkan pagi ini, makasih ya Asya… makanannya pool “ Dicka mengacungkan jempolnya kepada Asya, yang membuat semua tertawa.

 

“jangan lupa nanti jam 10 presentasinya ya Sya…. siapkan semua berkasnya “ pak Indra mengingatkan

 

“nanti bareng sama kaka aja pap ke kantornya, sekitar jam 9 dari rumah takut macet” kata Dicka yang di jawab dengan anggukan oleh pak Indra.

 

pak Indra beranjak dari meja makan yang disusul oleh bu Ranti, mau bersiap siap untuk berangkat ke kantor, setelah sampai di kamar bu Ranti menghampiri dan meraih tangan pak Indra

“pap…. kalau boleh mama punya permintaan “ bu Ranti agak merajuk

 

“ada apa mam… kok tiba tiba, mau apa hmmm…. “ ucap pak Indra merasa heran akan tingkah istrinya.
 

“kalau boleh Asya kerjanya di kantor sini aja bareng sama papa, biar tinggalnya sama kita kan mama jadi ada teman, boleh ya pap “ bu Ranti kembali merajuk

 

“ooh… papa pikir apa, iya nanti papa pikirkan lagi, masalahnya pak Bram juga sangat membutuhkan Asya di kantor cabang “ pak Indra menjelaskan, dan tiba tiba hpnya pak Indra berdering, bu Ranti membawanya dan diberikan kepada pak Indra

“baru saja dibicarakan, ini dari pak Bram “ 

 

pak Indra menerima panggilan dari pak Bram

 

“iya halo pak Bram “ tanya pak Indra

 

“maaf pak …. saya mengganggu, ada hal penting yang ingin saya sampaikan “ suara pak Bram terdengar khawatir

 

“iya ada apa, coba ceritakan jangan bikin saya penasaran “ pak Indra ikut khawatir sementara bu Ranti juga jadi ikut penasaran dengan curi dengar

 

“ini tentang Asya, kemarin saya kedatangan tamu dari surabaya…… “pak Bram menceritakan semua yang terjadi kemarin di kantornya “saya tidak berani untuk memberitahukan Asya , jadi saya mau minta supaya bapak saja yang memberitahukannya” lanjut pak Bram

 

pak Indra menatap istrinya, seperti tidak percaya dengan apa yang baru didengar, pak Indra duduk di pinggir tempat tidur sambil memikirkan hal terbaik untuk Asya, kalau memberitahukannya sekarang pasti akan mengganggu pikiran Asya, padahal hari ini Asya harus mempresentasikan laporan kerjanya dan itu sangat penting sekali untuk masa depan Asya dan juga perusahaan. pak Indra pun menceritakan semuanya kepada istrinya.

bu Ranti percaya kalau suaminya akan melakukan yang terbaik, apalagi ini mengenai Asya yang sudah dianggap sebagai putrinya sendiri.

 

Sementara di Surabaya……










 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Jangan Benci Aku Bab. 11
0
0
Asya Humaira adalah seorang gadis yang pergi dari kota kecilnya untuk menghindari rasa sakit hati yang selalu di ucapkan kakak perempuannya dan juga ibunya yang telah terprovokasi oleh kakaknya, dia pergi ke kota lain untuk mencari kehidupan yang lebih tenang dan mencoba untuk mencari pekerjaan demi meneruskan kuliahnya, dia mencoba menemui pamannya yang seorang pengusaha hotelHidup Asya penuh dengan hal hal yang mengejutkannya, apakah Asya bisa bertahan dengan semua yang dialaminya…….silahkan baca kisahnya…….
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan