Apakah PC Kentang Dapat Digunakan Untuk Membuat Game?

0
0
Deskripsi

Garis besarnya bisa.

PC kentang alias PC jaman dulu, atau PC dengan spesifikasi rendah masih bisa digunakan untuk membuat game. Unity tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang terlalu tinggi kok. Komputer low end, dari jaman 10 tahun yang lalu juga masih bisa digunakan.

Tentunya, ada batasan yang tidak bisa dilewati kalau membuat game dengan PC kentang.

Sebagai referensi, ini adalah spesifikasi PC milik Nekoding.

  • CPU: Intel Core 2 Duo E8400
  • Motherboard: Dell Optiplex 380
  • RAM: 4 GB
  • VGA: NVIDIA GT-710...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya 7 Alasan Programmer Tetap Menggunakan Unity Versi Lama.
0
0
Mungkin jawaban yang paling mudah adalah versi terbaru masih belum stabil.Sedangkan jawaban yang tidak mudah adalah relatif. Jadi kenapa orang malah memilih Unity versi yang lama? Atau kenapa orang menetap pada versi yang lama dan tidak ingin menggunakan yang baru?Ada beberapa kemungkinan.Malas mendownload. Ini adalah alasan yang kemungkinan lucu, karena malas mendownload. Tapi kalian perlu menyadari kalau tidak semua orang hidup dengan finansial yang bagus, masih banyak yang belum memiliki koneksi jaringan internet yang memadai sehingga mendownload Unity versi baru akan menghabiskan kuota.  Masalah Lisensi. Sebelum menggunakan sistem berlangganan atau subscribe, Unity dulu menetapkan lisensi beli putus. Artinya, penggunanya harus membayar sejumlah uang dan dapat menggunakan Unity tanpa ada batasan waktu sama sekali. Setelah itu, Unity mulai merubah strategi bisnisnya sejak kisaran memberikan fitur Pro ke dalam lisensi gratisnya. Masih ada pengguna yang mampu membayar satu kali saja, tapi tidak akan sanggup membayar setiap tahun. Karena tidak mau mengganti ke sistem subscribe makanya mereka memilih tetap menggunakan lisensi lama mereka.  Konfigurasi Android SDK, NDK, GooglePlay, Facebook, dll dengan Unity yang lama sudah bagus. Benar, ada kalanya orang tidak mau atau belum mau menggunakan Unity versi baru karena versi yang sekarang ini digunakan sudah mencukupi kebutuhannya. Terutama untuk urusan build ke Android. Bagi yang belum tahu, build ke APK Android adalah salah satu build dengan konfigurasi paling rumit yang pernah ada. Jadi ketika menyadari yang sekarang sudah baik tanpa ada masalah, kenapa harus menggunakan yang baru?  Versi lama sudah mencukupi kebutuhan. Kalau tidak ada yang rusak, kenapa harus ganti? Ini adalah salah satu semboyan yang sering digunakan orang-orang yang menolak untuk upgrade perangkat, atau mengganti peralatan apapun ke yang lebih baru, yang lebih modern. Saya termasuk dari salah satu orang ini. Dulu saya bertahan di Unity 5 karena saat itu tingkat kompabilitas untuk third party plugins masih sangat kacau. Setelah susah payah akhirnya berhasil dan dari sini memutuskan tidak akan mengganti ke Unity yang lebih baru. Sejalan dengan berlalu nya waktu, saya mulai menggunakan Unity 2017. Kenapa? Karena Google mulai membuang APK 32 bit dari Play Store mereka. Masalah ini membuat saya terpaksa menggunakan Unity 2017 yang sudah bisa digunakan untuk build APK 64 bit. Dan setelah lama menolak menggunakan versi terbaru, saya memutuskan menggunakan Unity 2018 tahun ini (2021) karena membutuhkan satu fitur spesifik yang baru ada pad versi 2018. Lalu kapan saya akan mulai menggunakan UNity 2019, 2020, dan 2021? Kalau ada fitur yang memang saya butuhkan dan tidak ada pada Unity 2018, barulah saya ganti.  Tidak ada free Space. Benar, Unity versi terbaru memiliki ukuran yang lebih besar lagi untuk didownload karena fiturnya yang semakin bertambah. Meski orang tertarik, tapi kalau terlalu makan tempat ya akhirnya akan mengurungkan niat sampai mereka upgrade storage device mereka.  Komputer Kentang & Masalah Performa. Tidak dipungkiri, jaman sekarang terlalu banyak applikasi yang tidak optimis. Applikasi yang berukuran besar, rakus resource, sehingga mengganggu kinerja PC kalian. Applikasi yang seharusnya hanya memakan tempat 50 MB, malah membutuhkan space 300 MB karena ketidak mampuan programmernya mengoptimalkan program dan resource nya. Pada PC spec menengah keatas, ini tidak akan menjadi masalah. Tapi PC spec menengah kebawah ini akan jadi masalah besar. Dan ini bukan karena masalah specnya yang kurang. Tapi lebih ke desain applikasinya yang tidak optimal hingga makan resource berlebih. Unity termasuk applikasi yang bisa dibilang optimal karena pada PC kentang berusia 20 tahun sekalipun masih bisa jalan. Sayangnya, applikasi pendukung lainnya inilah yang memberikan masalah sehingga orang tidak mau menggunakan Unity versi baru agar tidak memberatkan PC kentang mereka.  Saya suka MonoDevelop! Ya, salah satu kelebihan MonoDevelop adalah, aplikasi ini menjadi satu bundle dengan Unity. Sehingga langsung dapat digunakan tanpa masalah. Setelah Unity memutuskan tidak lagi mau membundle MonoDevelop dan mulai membuang kompabilitasnya, ini  membuat programmer mulai garuk-garuk kepala. Piihannya adalah menggunakan Visual Studio Community, ini makan tempat sangat besar, Pilihan alternatif nya, Visual Studio Code, ini pun masih makan tempat sangat besar.  Kadang programmer suka pusing, apa sih yang ada dikepala mereka, sampai membuat text editor berukuran ratusan Mega Byte!? Ini cuma text editor! For God Sakeโ€ฆ!Nah, inilah tujuh alasan kenapa masih banyak orang yang tidak mau menggunakan Unity versi terbaru.Tentunya masih ada alasan lain yang mendasari hal tersebut.Kalau kalian memiliki alasan yang tidak disebutkan diatas, jangan ragu-ragu untuk komentar dibawah. Thanks :)
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan