ATW III: Revelation, Ch.17

9
1
Deskripsi

Chapter 17 — Beyond Universe; Administrator Nwolc

ADA APA di luar semesta?

Siapa pun yang telah memelajari atau sedikit tahu tentang semesta barangkali akan memiliki pertanyaan itu. Sebuah pertanyaan yang sangat natural, tapi jawaban untuk pertanyaan itu mustahil diketahui.

Paling tidak, ketetapan itu mutlak berlaku bagi mereka yang terikat dengan hukum semesta. Bagi makhluk yang mampu melepaskan diri dari setiap hukum semesta, ketetapan mutlak itu tak berarti apa-apa. Jangankan apa yang ada di luar semesta, mereka bahkan 
tahu lebih banyak dari itu.

Semesta bisa diibaratkan dengan sebuah sel dengan membran ganda. Segala kehidupan yang menyokong kehidupan sel berada di dalam membran dalam, lalu cairan yang melindungi sel berada di antara membran dalam dan membran luar. Dan di antara sel dengan membran ganda, belum tentu semuanya sama.

Begitu pula dengan semesta. Semua kehidupan dan penyokong kehidupan berada di dalam dinding dalam semesta, sedangkan energi yang menyokong semesta itu sendiri berada di antara dinding dalam dan dinding luar semesta. Dan di antara banyak semesta, belum tentu semuanya sama.

Semesta ini tak lain hanyalah satu dari sekian banyak semesta. Berbeda dengan kebanyakan semesta, semua energi kenihilan dalam semesta ini hanya berada di antara kedua dinding semesta dalam rasio yang seimbang. Energi kenihilan aktif dan pasif saling menetralkan satu sama lain, alhasil jadi tidak berbahaya.

Walaupun ruang tak terhingga di antara kedua dinding semesta jadi tidak berbahaya, bukan berarti seseorang bisa bebas mengeksplorasi tempat ini. Sebab, ruang hitam tak terhingga itu telah menjadi rumah bagi makhluk yang harusnya tak berada di sana.

Selain makhluk itu, ruang hitam tersebut tak sepenuhnya kosong. Sebuah pulau kecil melayang di sana. Pulau itu menjadi satu-satunya sumber cahaya yang ada. Dan di tengah-tengah pulau tersebut, sebuah kuil malaikat berdiri dengan sempurna – seakan menyatu dengan pulau.

Di dalam kuil malaikat yang tak berdinding itu, dua kursi terletak bersebelahan. Satu letaknya tepat di tengah-tengah kuil, satu lagi di sebelah kirinya. Dan, kedua kursi itu tidak sama. Keduanya sama-sama terlihat seperti singgasana, tapi kursi yang di tengah adalah singgasana yang sesungguhnya.

Itulah Throne of Heaven yang sebenarnya – singgasana ilahi, kekuatan absolut di dalam semesta.

Duduk di atas singgasana ilahi itu adalah pria berkepala plontos dengan bekas luka menyilang. Matanya tertutup, dia seperti telah terlelap dalam tidur panjang.

Namun, tiba-tiba, kedua kelopak matanya terbuka secara perlahan – menampilkan sepasang mata dengan pola yang berbeda. Mata kiri memiliki pupil dengan pola "-", simbol aritmatika yang menunjukkan pengurangan. Sementara itu, pupil mata kanan berbentuk "+", simbol yang menunjukkan penambahan.

"Nwolc."

Panggilan itu keluar dari mulut individu kedua yang berada di pulau tersebut. Dia tidak duduk di kursi di samping pria yang dipanggil "Nwolc"; kursi perak yang di samping singgasana keemasan itu kosong. Pemilik suara berada di luar kuil malaikat, melayang lurus sekira enam meter di hadapan sang pria.

"Keinginan egoismu membuat situasi jadi runyam," ujar pemilik suara itu, mata hijaunya memandang kesal pada pria berkepala plontos tersebut.

Mata unik Nwolc memandang balik malaikat bersayap 25 pasang itu. "Beliel, ini semestaku, aku yang mengatur," tukasnya diiringi senyum tipis. "Lagipula, jika ada yang harus disalahkan, kau harus menyalahkan dirimu sendiri. Keinginan egois itu muncul karena pengaruh darimu."

Beliel, malaikat primordial yang bertugas sebagai asisten sekaligus pengawal Nwolc, mengernyit. Salah satu bukti kalau dia malaikat primordial adalah ketiadaan halo di atas kepalanya. Bukti lain adalah jumlah dan kemurnian sayapnya. Dan tongkat unik yang ia genggam adalah bukti lainnya.

"Yang lebih penting, bagaimana bonekaku bisa sampai mati, hm?" Pertanyaan itu lebih tertuju pada diri Nwolc sendiri ketimbang Beliel. Ia bahkan memasang pose berpikir. "Harusnya, pedang sworsalva secara perlahan-lahan akan membangkitkan ingatanku dalam boneka itu, dan kemudian aku akan membukakan portal untuk Xavier dan Edenia."

"Sudah kubilang, kan, kalau situasinya jadi runyam?"

Mata unik Nwolc kembali berlabuh pada iris hijau Beliel. "Apa maksudmu?" tanyanya, memandang wanita setinggi 165 cm itu agak bingung.

"Sebelumnya aku sudah coba mengontakmu. Dalam memori Clown, aku dan Doggy menampakkan diri di hadapannya."

Doggy adalah naga hitam bersayap sepuluh yang mendiami ruang di antara dua dinding semesta, makhluk kosmis yang berasal dari Dimensi Kedua: Alam Kekacauan. Itu peliharaan Beliel. Ia menamainya Doggy karena penampilannya yang imut dan menggemaskan, paling tidak di mata Beliel.

"Ah, ya, adegan tersebut ada dalam memori Clown. Tapi itu tak menjawab pertanyaanku. Coba jelaskan, Beliel. Aku tak mau mengakses Throne of Heaven hanya untuk masalah sepele seperti itu."

Walaupun Beliel bukan makhluk yang perlu bernapas, mendengar ucapan Nwolc tetap membuatnya menghela napas. "Kau akan diangkat jadi administrator untuk semesta yang lebih besar, saranku lebih baik kita langsung pergi dari semesta ini," ucapnya dengan wajah serius.

"Hm?"

"Ada hal yang tak bisa kau ketahui hanya karena statusmu sebagai administrator, Nwolc. Demi keselamatanmu, kusarankan kita langsung pergi dari sini. Aku sudah cukup toleran menunggu kesadaranmu kembali dari boneka itu. Sekarang kita tak punya banyak waktu."

Alis Nwolc hampir bertaut mendengar ucapan sang malaikat. Ia sudah mengenal Beliel hampir dua puluh ribu tahun. Ia tahu betul kalau Beliel bukan individu yang humoris. Jadi, ucapannya sama sekali tak bisa ia anggap sebagai lelucon.

Nwolc meletakkan kedua tangan di bantalan tangan singgasana, matanya memejam. Dengan kuasa Throne of Heaven, ia mengecek segala anomali yang ada di dalam semesta. Kekuatan Throne of Heaven dalam semesta adalah absolut: tak ada yang dapat mengelabui pendeteksiannya.

"Kanna el Vermillion, tidak, bukan, tapi Kanna, malaikat primordial seperti Beliel." Gumaman itu melontar keluar dari mulut Nwolc, dan matanya terbuka. Sang administrator memandang intens pada asistennya. "Beliel, siapa dia? Throne of Heaven tak bisa melihat masa lalunya."

"Seperti yang sudah kubilang, ada hal yang tak bisa dan tak perlu kau ketahui. Kelak kalau kau diizinkan berkunjung ke Dimensi Keempat: Alam Administrator, kau bisa mencari tahu informasi tentangnya. Tapi untuk saat ini lupakan. Mari kita pergi. Lepaskan koneksimu dari Throne of Heaven."

Nwolc tak langsung memberi respons. Ia berpikir serius.

Nwolc menciptakan Edenia untuk jadi penerusnya sebagai administrator semesta ini. Lebih tepatnya, ia ingin Edenia jadi boneka yang bisa ia perintahkan. Dengan begitu, kekuasaannya terhadap semesta ini takkan hilang. Walaupun ia akan jadi administrator semesta lain, semesta ini tetap akan jadi miliknya.

Xavier Hernandez tak lain hanyalah batu loncatan bagi Edenia. Aturan mengharuskan ada pertarungan untuk menyeleksi calon administrator. Nwolc akan memberikan pedang sworsalva untuk Edenia, lalu sarungnya akan ia berikan pada Xavier. Lantas mereka akan bertarung di hadapannya. Dan setelah Xavier kalah, ia akan menyerahkan Throne of Heaven untuk Edenia.

Itu rencana Nwolc sejak awal. Ia menciptakan skenario yang sempurna untuk Edenia, ciptaannya yang ia anggap paling sempurna.

Namun, seperti yang Beliel katakan, situasi telah menjadi runyam. Nwolc tak pernah menduga akan ada malaikat primordial yang menyusup tanpa bisa ia sadari. Malaikat itu mengintervensi skenario sempurna yang ia persiapkan. Jika ia tak melakukan sesuatu, justru Xavier yang akan berakhir jadi administrator.

"Nwolc, kita tak punya banyak wak—"

Ucapan Beliel tertahan. Jalan pikiran Nwolc juga spontan terhenti. Ratusan meter di atas kuil malaikat, sebuah portal mulai terbuka.

Melihat portal itu, kening Beliel langsung mengernyit.

Ia merasakan firasat buruk. Ia seketika mengirim sinyal untuk memanggil Doggy, peliharaannya yang juga makhluk enam dimensi. Beliel sudah mempersiapkan untuk yang terburuk, tapi ia tidak bisa memastikan ia akan selamat sebelum kartu as yang ia persiapkan tiba.

Nwolc tidak mengetahui apa yang Beliel tahu, jadi ia tak terlalu khawatir, apalagi ia memiliki Throne of Heaven.

                      ¶⸨ —|o||[]⁋ oOo ¶[]||o|— ⸩⁋

Edenia tak bisa menjelaskan apa yang ia rasakan.

Ia tak pernah merasakan rasa takut sebelumnya. Namun, saat ini setiap sel dalam tubuhnya menggigil ketakutan. Edenia bahkan berpikir untuk kabur, tapi kedua kakinya tak mau pergi. Tubuh dan pikirannya seakan tak lagi terhubung. Ia hanya diam memandang Kanna yang berinteraksi dengan Xavier.

Dan saat mata Kanna mendarat pada dirinya, Edenia merasa jiwanya lenyap. Ia tidak mengerti, betul-betul tidak mengerti.

"Kata Xavier kau ingin keluar dari semesta ini?" tanya Kanna.

Edenia hanya bisa mengangguk mendengar pertanyaan itu. Ia kesal dan marah karena merasa seperti ini, tapi benar-benar tak ada yang bisa ia lakukan. Tubuhnya, makhluk lima dimensi, seakan tak lagi mematuhinya. Menggigil ketakutan di hadapan makhluk yang kini bersayap tiga puluh tiga pasang.

"Tiap-tiap semesta memiliki dua dinding: luar dan dalam. Di balik dinding itu, ada ruang hitam yang mungkin tak terhingga. Dan untuk keluar dari semesta, kau harus berhadapan dengan administrator dan asistennya. Dan bahkan jika kau berhasil, luar semesta dipenuhi energi kenihilan aktif yang berbahaya bagi makhluk sepertimu. Intinya, mungkin kau akan binasa."

Itu informasi yang baru bagi Edenia. Walaupun ia tak bisa memastikan kebenaran akan kata-kata itu, instingnya merasa Kanna berkata yang sebenarnya. Ia ingin bertanya, tapi lidahnya kelu. Barangkali Kanna yang menahannya secara tak langsung, atau mungkin tubuhnya yang terlalu ketakutan.

"Aku akan memperkuat [One Magic] milikmu dan menghancurkan rantai yang membelenggumu," ucap Kanna—dan seketika pula rantai yang membelenggu kaki Edenia hancur. Pada saat yang bersamaan, Edenia merasa kekuatannya meningkat, ia merasa dirinya seperti menyatu dengan kekuatan singgasananya yang lalu.

"Kembali ke pusat semesta," perintah Kanna. "Jadilah dewa sebagaimana seharusnya. Ciptakan sistem kehidupan yang sesuai. Lakukan itu tanpa mengubah apa yang sudah terjadi di sana. Ciptakan juga planet-planet lain lengkap dengan makhluk hidup yang baru. Semesta ini terlalu sepi jika hanya berisikan satu planet."

Tanpa menanti respons Edenia, Kanna menebas pedang yang ia rebut dari tangan Clown.

Dan sejurus seketika, portal dimensi tercipta. Kanna menarik Xavier bersamanya, menerobos ke dalam portal. Entah perasaannya saja atau apa, Xavier memandangnya seperti ingin minta tolong. Dia seakan tak ingin pergi bersama Kanna, tapi tak punya pilihan lain.

"...Mungkin hanya perasaanku saja."

Edenia bergumam sembari menggeleng pelan. Kemudian ia berbalik badan, melesat lurus ke arah pusat semesta, tempat sistem kehidupan berada. Walaupun ia gagal memenuhi tujuan awalnya, saat ini ia merasa bebas. Tak ada lagi yang seakan mendiktekan apa yang harus ia lakukan.

Cahaya suci seketika memancar dari tubuh Edenia, menyebar ke seluruh penjuru semesta.

Bintang-bintang baru lantas berlahiran serta berdekatan, dan galaksi-galaksi pun tercipta. Planet-planet lain—beserta makhluk-makhluk hidup lain—lantas bermunculan. Kemudian Edenia membagi semesta menjadi enam penjuru: atas, bawah, timur, barat, utara, dan selatan.

Surga dan segala yang ada di alam malaikat ia pindahkan dari dimensi lain ke penjuru atas. Neraka dan alam para iblis berpindah ke penjuru bawah. Di timur, alam kematian muncul di sana. Di barat, alam yang menghubungkan hidup dan mati menampakkan diri. Kemudian di selatan, alam kehampaan terbentuk. Dan lalu di utara, alam malapetaka tercipta.

Kemudian, Edenia melesat ke penjuru atas semesta. Penciptaan selesai, sekarang ia perlu menyempurnakan sistem hukum semesta. Dan, kali ini, Edenia melakukannya dengan tanpa merasa terpaksa. Untuk pertama kalinya, ia merasakan kesenangan menjadi dewa.

...Menjadi dewa sama sekali bukan hal yang buruk.

                   ||o|----End of Chapter 17----|o||

Thank you for reading ^^

###>Next, Chapter 18: Administrator Selection [Minggu, 25 Agustus 2024 | 22.30 WIB]

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya ATW III: Revelation, Ch.18
7
0
Chapter 18 — Administrator Selection
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan