BERSINAR SETELAH DICAMPAKKAN Bab 5

1
0
Deskripsi

Selamat membaca.

Nasa

Bukan hanya Fara yang terkejut mendengar kalimat terakhir Keenan. Semua orang di dalam ruangan besar itu langsung berbisik-bisik. Terutama mereka yang mengenal Fara sebagai istri Raka. Tidak banyak yang tahu jika keduanya sudah bercerai secara agama, sehingga merasa aneh ketika mendengar Keenan mengatakan jika Fara adalah calon istri pria tersebut.

Keenan menggenggam erat telapak tangan dingin Fara. Pria itu kembali memutar kepala sambil tersenyum. “Saya tidak ingin ada salah paham di sini.” Pria itu menambahkan. “Fara sudah bercerai dari suaminya. Bukankah itu keuntungan buat saya? Saya sudah menunggu lama status janda Fara.”

Dada Fara berdegup kencang. Wanita itu menoleh lalu menatap pria di sampingnya. Sepasang bola mata Fara bergerak—berusaha membaca apa yang ada di dalam kepala Keenan. Pria itu tidak memberitahu skenario ini. Fara menelan ludahnya susah payah.

Sementara Raka hanya bisa menekan keras katupan sepasang rahangnya. Pria itu menatap marah pria yang sekarang dia sadar—hanya berpura-pura tidak mengenali dirinya. Tidak mungkin pria itu tidak mengenal siapa suami Fara, jika memang sudah menunggu Fara lepas dari dirinya.

Fara mengedarkan bola mata ke sekitar dan dia bisa melihat bagaimana orang-orang itu menatapnya. Fara meraup oksigen sebanyak mungkin. Dia tahu, akan banyak tatapan meremehkan karena statusnya.

“Terima kasih atas perhatiannya. Setidaknya, kalian tidak akan salah menganggap Fara berselingkuh karena kalian akan sering melihatnya bersama saya mulai sekarang.” Keenan kemudian memutar kepala ke arah podium. Pria itu menganggukkan kepala ketika bertemu tatap dengan seseorang yang bertugas mengatur acara.

Fara menurunkan tubuh seiring hembusan napas panjang. Suara bisik-bisik yang masih tertangkap gendang telinganya perlahan mulai menghilang ketika pria yang berdiri di bagian depan ruangan besar itu mulai bicara dengan menggunakan mikrofon.

Fara menoleh ketika merasakan pergerakan di sebelahnya. Wanita itu mengedip saat Keenan mengusap pelan puncak kepalanya sebelum pria itu meninggalkan meja. Fara mengikuti pergerakan pria itu hingga tiba di podium, lalu menyapa semua orang. Fokus wanita itu tidak beralih hingga sebuah suara membuat wanita itu refleks memutar kepala.

“Wah … pelet apa yang kamu pakai untuk merayu pria itu?”

Fara menatap perempuan yang kini tinggal di rumahnya. Fara tidak akan melupakan rasa sakit, dan rasa marahnya mendapat penghinaan, dan kezaliman dari orang-orang itu. Fara sudah bersumpah akan membalas mereka satu per satu. Dia tidak peduli apa penilaian orang terhadapnya. Rasa sakit dan marahnya jauh lebih besar.

Fara meraih gelas di depannya, lalu meneguk isinya beberapa kali. Meletakkan kembali gelas ke atas meja, kepala wanita itu bergerak turun naik. “Setidaknya aku mendapatkan ikan yang jauh lebih besar, bukankah begitu?” Sepasang mata Fara mengecil ketika dua sudut bibirnya tertarik ke atas.

Fara menatap satu per satu orang yang duduk di satu meja dengannya. “Dia bukan laki-laki yang mendekati seorang perempuan hanya untuk membantu bisnis yang berada diujung tanduk,” kata Fara sambil menatap tajam mantan suaminya.

Raka sudah akan membuka mulut, tapi urung mengingat ada orang tua Kalina bersamanya. Akhirnya, pria itu hanya bisa menahan geraman mendengar hinaan tak langsung dari mantan istrinya.

Sementara Kalina menatap marah mantan istri suaminya. Jika tidak mengingat keberadaan mereka saat ini, Kalina tidak akan segan untuk menjambak rambut wanita itu. Dia juga ingin membalas Fara.

Fara kembali tersenyum. Menarik napasnya pelan, dia tidak lagi merasakan getaran apapun dalam hati saat bertemu tatap dengan pria yang menikahinya selama tiga tahun. Cinta yang sempat ia agung-agungkan itu lenyap dalam waktu singkat. Terkubur dalam oleh rasa sakit yang pria itu berikan. Lalu fara tersenyum saat bertemu tatap dengan orang tua Kalina.

Mengalihkan tatapan kembali ke atas podium, senyum wanita itu menghilang. Fara mengatur pelan tarikan dan hembusan napasnya. Wanita itu menatap sosok pria yang sedang menjawab pertanyaan dari beberapa wartawan yang hadir. Dunia hiburan tidak akan pernah lepas dari para pencari berita.

***

Keesokan hari, Fara bisa melihat wajahnya terpampang di semua media baik online maupun offline.

“Berita apa ini, Keenan?” Sabrina yang baru masuk ke ruang makan—berderap menghampiri Keenan, lalu membanting ponsel yang masih menyala ke hadapan pria yang sedang menikmati sarapan.

Keeran melirik tajam perempuan yang berdiri di sampingnya, lalu melanjutkan suapan rotinya. Pria itu mengunyah pelan. Sementara Fara yang juga sedang menikmati sarapan, sudah meletakkan alat makannya. Wanita itu menoleh ke arah Sabrina.

“Jangan salah paham,” kata Fara. Wanita itu dengan cepat memutar kepala saat suara Keenan terdengar.

“Kamu sudah membacanya, tidak ada yang perlu kujelaskan lagi.” Keenan membalas tatapan marah Sabrina.

“Apa maksudmu? Katakan kalau berita itu tidak benar. Bagaimana bisa kamu berniat menikahi perempuan ini?” Telunjuk kanan Sabrina menunjuk Fara, sementara sepasang mata wanita itu menatap marah Keenan. Dia sudah menunggu pria itu bertahun-tahun.

“Apa yang salah? Aku pria single dan dia sudah bercerai.”

“Keenan!” Sabrina menggebrak meja hingga membuat Fara terkejut. “Apa yang perempuan ini tawarkan padamu? Aku tidak terima. Usir dia dari rumah ini.”

Fara menatap Sabrina yang terlihat begitu marah, lalu bola mata wanita itu bergulir ke arah satu satunya pria di rumah tersebut. Jujur saja, dua minggu Fara tinggal di rumah Keenan, dia nyaris tidak pernah berbincang dengan Sabrina. Dia tidak tahu hubungan seperti apa yang dua orang itu miliki—Sabrina dan Keenan.

Katupan sepasang rahang Keenan tertekan kuat hingga denyut terlihat di sekitar rahang pria tersebut. Netra pria itu menajam. “Dari awal sudah kukatakan, jangan pernah berharap apapun dari hubungan kita. Aku tidak pernah memintamu tinggal di rumahku. Kamu bisa pergi kapanpun kamu mau.”

“Keenan! Aku yang ada bersamamu selama ini. Kuberikan semua keinginanmu. Kamu tidak ingin punya anak dariku … sudah kuturuti—”

Sepasang mata Fara membesar seketika. Wanita itu menatap tak percaya dua orang yang sedang saling bertatapan tajam. Menutup mulut yang baru saja menganga, Fara menelan ludahnya. Seharusnya dia sudah bisa menebaknya. Dua manusia berbeda jenis, tinggal dibawah satu atap—apa yang mungkin terjadi diantara keduanya?

“Aku juga memberikan semua yang kamu mau. Tas branded, sepatu, pakaian—” Keenan menggulir bola mata dari atas hingga ke bawah, menyisir tubuh Sabrina. “Bahkan perawatan rambut, wajah dan kulitmu itu, semua dariku. Kita impas, Sabi.”

Fara mengalihkan pandangan matanya. Tidak seharusnya dia mendengar pembicaraan mereka. Fara menghembuskan napas. Wanita itu meringis saat mendengar suara teriakan Sabrina.

“Kamu benar-benar brengs*k, Keenan! Kamu menganggapku pelac*r?!”

‘Byur!’

Sabrina yang begitu marah, meraih gelas di depan Keenan, lalu mengayun hingga cairan di dalamnya mengguyur keras wajah Keenan.

Keenan hanya menutup kedua kelopak matanya. Beberapa detik, pria itu membuka mata lalu mengusap wajah dengan sebelah tangan. Dengan kulit wajah yang sudah memerah, kepala pria itu memutar ke samping.

“Kemasi barangmu, dan pergi dari rumahku.” Nada suara Keenan tidak tinggi, tapi, setiap katanya penuh dengan tekanan.

Sabrina menggelengkan kepala. Dada wanita itu bergerak cepat. “Aku tidak akan pernah pergi meninggalkan rumah ini. Aku tidak akan membiarkan perempuan lain menggantikan posisiku. Kamu milikku. Hanya milikku, Keenan!”

Sabrina menoleh ke samping. “Dia … dia yang harus pergi dari rumah ini.” Dan dengan cepat wanita itu melangkah menghampiri Fara yang duduk terpisah satu kursi dari Keenan.

Fara meringis saat tiba-tiba merasakan jambakan. Refleks Fara menahan pergelangan tangan Sabrina.

“Perempuan murahan! Tidak tahu diri.”

Keenan terkejut melihat apa yang baru saja Sabrina lakukan. Pria itu buru-buru beranjak, lalu meraih sebelah lengan Sabrina. Pria itu mencengkeram kuat hingga Sabrina berteriak kesakitan.

“Sakit, Keenan. Lepaskan!”

“Lepaskan tangan kotormu dari calon istriku, B*tch!”

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya BERSINAR SETELAH DICAMPAKKAN BAB 6
1
0
Selamat membaca, Nasa
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan