
Penggunaan serta contoh dialog dalam novel
Penggunaan Dialog Dalam Menulis Novel
Menurut KBBI, dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua orang atau lebih. Artinya, dialog pasti memiliki setidaknya dua orang pelaku. Namun, yang akan saya bahas bukan hanya dialog yang biasa kita lihat dalam naskah novel atau drama.
Jadi, menurut saya ada setidaknya enam jenis dialog di dalam novel/cerpen. Dialog-dialog ini diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan cara penulisannya, ya. Nah, apa-apa saja jenis dialog itu? Silakan disimak, ya. ☺️🙏
1. Dialog Aktif
Dialog aktif adalah dialog seperti pada umumnya kita menulis sebuah naskah. Dialog ini artinya kita menuliskan percakapan antartokoh.
Cara penulisannya dengan membuka dan menutup dialog dengan tanda kutip. Huruf awal selalu ditulis dengan kapital.
Contoh:
"Ibu mau ke mana?"
" Mau ke rumah Pak RT sebentar. Ada apa, Nak?"
"Tidak apa-apa. Aku mau pergi main ke rumah teman ya, Bu."
"Boleh. Jangan kesorean pulangnya, ya."
2. Dialog Tag
Dialog tag adalah frasa yang mengikuti dialog. Biasanya dialog ini berupa frasa yang berhubungan dengan penuturan. Dialog yang hendak dilanjutkan dengan dialog tag harus ditutup dengan tanda koma, tanya, atau seru. Tidak boleh menggunakan titik. Huruf awal dialog tag tidak boleh kapital.
Contoh:
"Kamu sudah makan?" tanya Ibu.
"Diam kamu!" bentaknya.
"Aku tahu," ujarnya lemah.
3. Dialog Aksi
Mungkin sebagian orang sudah tidak asing lagi mendengar dialog aksi. Namun, tak sedikit juga yang masih belum tahu apa itu dialog aksi. Jadi, dialog aksi adalah kalimat yang mengikuti dialog dan menunjukkan aksi si tokoh. Biasanya dialog ini diawali dengan subjek yang juga masih merupakan si penutur dialog aktif. Dialog yang akan dilanjutkan dialog aksi harus ditutup dengan tanda titik, seru, atau tanya. Tidak boleh pakai koma. Huruf awal dialog aksi selalu kapital seperti kalimat pada umumnya.
Contoh:
"Biar aku ambilkan air." Andi buru-buru melangkah ke dapur untuk mengambilkan segelas air.
"Diam di sana!" Polisi menembakkan pistol ke udara setelah meneriakkan kalimat itu.
"Maksudnya bagaimana, ya?" Luna menggaruk kepalanya karena tidak paham dengan yang dikatakan dua sahabatnya.
4. Dialog Batin
Dialog batin adalah dialog yang diucapkan di dalam hati si tokoh. Bisa juga disebut monolog karena hanya satu orang yang bicara. Cara penulisan dialog batin tidak dijelaskan dalam PUEBI. Jadi, kebanyakan ini hanya soal selingkung penerbit.
Adapun beberapa cara menuliskan dialog batin adalah:
1. Menggunakan Italik
2. Ini merupakan yang paling banyak digunakan penerbit. Pada naskah yang memakai PoV 3, biasanya penulisan dialog batin dengan mengitaliknya. Setelahnya, boleh ditambahi dialog tag "batinnya" atau "ucapnya dalam hati". Namun, hal ini tidak wajib karena dengan mengitalik kalimatnya saja sudah menunjukkan itu dialog batin.
Contoh:
Siapa dia, ya? Jangan-jangan orang jahat, batin Keyla.
Kamu pikir aku tidak tahu? Keyla tersenyum miring, meremehkan.
2. Membubuhkan Tanda Petik
3. Menurut pendapat Uda Ivan Lanin, penulisan dialog batin pun ditulis seperti dialog aktif biasa. Tinggal akhir atau awal dialognya dibubuhi dialog tag "batin" atau "ucap dalam hati" untuk menjelaskan bahwa dialog tersebut merupakan dialog batin.
Contoh:
"Mau apa dia di sini?" batin Ibu saat melihat mantan pacar putrinya tiba-tiba datang ke rumahnya.
Melihat kejadian itu, Andi langsung membatin, "Apa benar sebentar lagi kiamat, ya?"
5. Dialog Bersambung
Dialog bersambung adalah dialog yang belum sepenuhnya selesai, tetapi terpotong oleh sesuatu. Bisa berupa dialog tag, narasi singkat, atau dialog lain. Dialog bersambung yang masih dalam satu kalimat tidak ditulis dengan awalan kapital.
Contoh:
"Sepertinya," ujarnya sembari memandangi sekeliling ruangan, "ada yang aneh dari tempat ini. Dari tadi aku merinding."
6. Dialog Ping-pong
Sudah pernah dengar dialog ping-pong? Apa itu dialog ping-pong? Dialog ping-pong adalah dialog yang diucapkan secara bolak-balik antartokoh, tetapi kebanyakan yang diucapkan bukanlah hal yang penting. Informasi yang disampaikan dalam dialog ping-pong biasanya bisa dirangkum dengan narasi sebanyak dua atau tiga kalimat. Penulisan dialog ini haruslah dihindari dalam naskah.
Contoh:
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Kamu sudah siap, Ana?"
"Sudah, Laras. Kamu udah sampai mana?"
"Aku udah di depan rumah kamu."
"Oke, aku turun, ya. Kamu pakai motor, kan?"
"Iya, kamu jangan lupa bawa helm."
"Oke, sebentar, ya."
"Sip."
Percakapam di atas seharusnya bisa disingkat dan dirangkum menjadi:
Laras mengatakan pada Ana lewat telepon bahwa ia sudah berada di depan rumah Ana. Ana bergegas keluar rumah, tidak lupa membawa helm karena tadi Laras bilang bahwa mereka akan pergi naik motor.
Sekian materinya
Gratis ,klo mau kasi tip jg gpp
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
