
Tidak ingin di nikahkan, Arinda lari ke Jakarta. Memulai hidupnya sebatang kara, dengan bekerja apapun asalkan halal. Itu adalah prinsipnya, sampai semua berubah untuk Arinda ketika dia bertemu dengan Eadric. Seorang play boy yang tidak pernah ingin menikah. Dari masakan jatuh ke hati, begitulah kisah mereka di mulai. Arinda dengan kepolosannya, dan Ed dengan semua rayuan manisnya. Bagaimana kisah mereka berjalan? Silakan baca di sini
=== Prolog ===
Menjadi wanita apakah salah jika dia mengharapkan lebih dari sekedar menjadi istri dan seorang ibu ?
Arinda meneteskan airmata ketika bapaknya Samos dan ibunya Linda sudah menerima lamaran dari anak tuan tanah di tempat mereka tinggal.
Hanya opungnya yang mengerti dengan perasaannya, dan saat ini dia tengah memeluk opungnya.
Bahkan hari pernikahan tinggal beberapa hari lagi, Arinda sungguh merasa dia tidak berarti. Dia ingin berkuliah seperti teman-temannya yang merantau ke kota lalu bisa hidup seperti wanita-wanita di kota besar.
"Sudahlah Rinda ini yang terbaik buat kamu dan keluarga kita. Kau tahu kalau kondisi ekonomi keluarga kita sedang sangat turun dan jika kau menikah dengan pria pilihan bapak mu kau bisa kuliah nak ku. Keluarga kita juga bangga kau menikah dengan keluarga terpandang seperti mereka," ujar Linda yang masuk ke kamar dan membujuk putri semata wayangnya itu.
Arinda hanya diam tidak mau menjawab apapun yang dikatakan ibunya.
Tubuhnya hanya bergelayut manja di lengan opung yang ia miliki. Kemudian karena kesal opung-nya menyuruh Linda pergi dari kamar itu dengan bahasa batak.
***
"Aku bisa sukses ! Aku bisa berhasil !" Arinda terus mengucapkan kalimat itu dengan yakin di dalam hatinya sementara tangannya dengan cepat melipat pakaian untuk dia bawa di dalam tas ranselnya. Tidak lupa dia membawa semua data-data yang dia butuhkan.
Arinda akan pergi dari kampung halamannya tidak perduli dengan apapun lagi, dia hanya akan kembali jika dia sudah berhasil. Itu janjinya dan akan dia tepati.
Arinda sudah menuliskan sebuah surat dan sebelum pergi tengah malam itu dia masuk ke dalam kamar neneknya atau yang biasa dia panggil dengan opung.
Arinda mencium pipi neneknya yang sudah lelap tertidur namun seolah tahu itu Arinda kedua mata neneknya terbuka di ikuti dengan senyuman yang muncul begitu saja.
"Opung Rinda pergi ya. Rinda titip ini untuk bapak sama mamak, jaga kesehatan ya pung ya." Setelah mengatakan itu mereka berpelukan, lalu dengan sedih Arinda pergi dari sana. Dia keluar lewat jendela kamar neneknya tanpa takut dan ragu ia pergi dari rumah itu.
Arinda hanya memiliki sedikit uang, itu juga uang jajan yang selama ini dia kumpulkan. Arinda sudah bertekad dan tujuannya adalah pergi ke Jakarta, bukan ke Medan.
Jika ke Medan sangat besar kemungkinan dia akan di temukan kerabatnya, namun jika di Jakarta kemungkinannya hanya sedikit.
Mamak Bapak maafkan Rinda.
Rinda pergi untuk menggapai cita-cita Rinda menjadi orang yang sukses. Bukankah itu dulu yang Mamak dan Bapak sering katakan kepada Rinda saat Rinda masih sekolah.
Rinda belum mau menikah, jangan khawatirkan keadaan Rinda. Jika nanti Rinda sudah berhasil seperti yang Rinda inginkan, Rinda akan pulang.
Mohon do'a kan anak mu ini Mak...Pak.
Dari anak mu Arinda
=== Bab 1. Jakarta & Bestie ===
Suara gaduh memenuhi ruangan studio salah satu stasiun tv yang terkenal di Jakarta. Terlihat dua wanita sedang bertengkar dan aksi mereka melebihi dari pertengkaran semata.
Arinda menarik rambut wanita yang tidak lain adalah artis yang sedang naik daun saat ini. Pasalnya sepele, hanya karena Arinda dari bagian kostum memberikannya kostum yang tidak sesuai dengan warna yang di inginkan wanita itu menghina Arinda dengan segala caci maki. Padahal Arinda sudah mengatakan jika dia tidak di beri tahu oleh tim jika artis tersebut hanya ingin memakai kostum berwarna merah muda.
Artis itu mengatakan jika Arinda hanya sampah dan juga tolol, dia masih diam. Lalu kemudian si artis meminta di belikan makanan dia hanya diam dan menurut, tapi ketika si artis memintanya membuatkan sirup dingin dan kemudian menghinanya lagi dan bahkan menumpahkan air sirup itu tubuh Arinda dia tidak bisa diam lagi.
Emosinya keluar dan Arinda menjambak rambut wanita itu. Mencakar wajahnya dan membuat wanita itu babak belur, ketika perkelahian di hentikan oleh petugas keamanan Arinda di panggil oleh atasannya dan dia tahu dia pasti akan di pecat.
Meski dia tidak rela melepaskan pekerjaannya saat ini dia bisa apa ? Dia hanyalah bawahan dan si artis pasti lebih berharga untuk stasiun televisi itu.
Arinda dengan berat hati keluar dari tempatnya bekerja. Tadinya si artis mengatakan jika dia akan di laporkan ke polisi tapi Arinda yang selalu tau gosip terpercaya di sana mengetahui skandal wanita itu dengan salah satu bos mereka dan dia mengatakan memiliki bukti rekamannya.
"Silakan laporin gue ! Tapi saat itu juga gue bakal sebarin video terlarang lo sama si bos. Lo paham kan !?" Ancam Arinda dan dia tersenyum puas ketika si artis sombong itu mati kutu karena mengira dia benar-benar memiliki video skandal sang artis.
***
Memakai daster dengan rambut yang dia jepit asal saja, tidak mengurangi kadar kecantikan seorang Arinda Putri Samos, gadis manis berdarah batak itu memiliki mata yang indah dengan bulu mata lentik, hidung mancung, dan yang menyempurnakan seorang Arinda adalah dia memiliki lesung pipi dan dagu yang terbelah. Kulitnya yang putih pucat membuat baju apapun yang ia pakai menjadi indah, padahal warnanya sudah usang.
Arinda sedang memasak nasi goreng untuk makan malam dirinya dan teman-teman satu kos yang dekat dengannya.
Nindy alias Gendis, Yinela alias Ela dan Reina alias Ena adalah tiga wanita yang dekat dengannya. Dia tidak memiliki teman dekat lain selain mereka bertiga.
Arinda tidak mudah bergaul dan saat dia ke Jakarta dan mencari tempat tinggal dengan uang yang pas-pas saja dia bertemu dengan Reina yang sedang berada di halte dan menanyakan tujuannya.
Reina lalu memberitahukan informasi tempat tinggal yang sampai saat ini Arinda tempati. Sebuah kamar kos, yang nyaman memiliki kamar mandi di dalamnya.
Selain mereka bertiga Arinda tidak memiliki siapa pun di Jakarta. Sudah bekerja satu tahun pun di stasiun tv tidak membuat Arinda banyak memiliki teman. Hidupnya hanya berputar dengan pergi kerja kembali ke kos dan memasak.
Masak adalah hobinya, dia suka memasak dan terkenal sangat hemat. Tidak pernah sekalipun Arinda mengeluarkan uangnya untuk membeli makanan di kafe, warung makan atau sebagainya.
Ketika dia makan di kafe atau restoran pasti ada orang yang memang mentraktirnya. Begitulah Arinda, dia memikirkan harga satu porsi makanan itu bisa dia pakai untuk makan satu harian.
Tapi meski begitu Arinda sangat baik dan perduli kepada tiga teman kos yang dia kenal itu. Bahkan Arinda sudah menganggap mereka sebagai sahabatnya.
Awalnya Arinda memang tidak ingin terlalu dekat dengan mereka karena dia ke Jakarta berpikir hanya ingin mencari uang dan menabung banyak uang, untuk dia bawa pulang ke kampungnya. Membeli lahan untuk bertani dan juga sapi yang banyak, tapi angannya itu tidak semudah dia membayangkan dan alasan Arinda tidak ingin terlalu dekat dulunya adalah karena Yinela, Nindy dan Reina berpendidikan tinggi alias mereka Sarjana sementara dia hanyalah lulusan SMA dan umurnya yang paling muda diantara mereka.
Namun lambat laun Arinda tahu jika mereka bertiga sangat baik kepadanya dan yang paling penting mereka tulus saat dekat dengan Arinda.
Sebagai wanita yang berasal dari kampung banyak kecemasan dalam diri Arinda ketika dia dekat dengan orang baru, tapi sepertinya dia menemukan artinya kehangatan bersama tiga wanita itu.
Logat batak-nya yang masih sangat khas dulunya juga perlahan hilang karena terbiasa berkomunikasi dengan tiga sahabatnya itu.
Dari Aku-Kau kini menjadi lo-gue, Arinda masih suka tertawa sendiri ketika mengingat dimana dia berbicara bahasa batak namun tidak ada satupun dari tiga wanita itu yang mengerti.
Nasi goreng buatannya selesai dan dia menghidangkan di piring masing-masing.
"Jadi lo di pecat ?" tanya Nindy atau yang biasa Arinda panggil Gen.
Arinda mengangguk sambil memasukkan satu sendok nasi ke mulutnya.
"Jadi, beneran lo punya vidio skandal artis itu ?" tanya Ela lagi.
"Enggak !" jawab Arinda dengan santai dan senyuman konyolnya. Reina langsung tertawa dan kemudian Nindy juga Ela tertawa.
"Susstttt..... udah malam nanti yang lain pada komplain. Enak gak nasi gorengnya ?" tanya Arinda. Dia selalu menanyakan rasa masakannya kepada ketiga wanita itu.
"Enak banget malah," jawab Reina dan yang lain juga setuju.
"Kenapa gak jualan makanan aja lo buat anak-anak kos sini sama sekitar ruko kita aja. Lumayan juga kan, buat bertahan hidup selama lo belum dapat kerja," kata Nindy dan Arinda perlahan memberikan senyuman lebarnya.
"MAKASIH YA GEN."
"Astaga suara lo Butet !" ujar Reina dan Ela bersamaan.
Suara Arinda memang tidak bisa dikontrol, suara besar dan jika tertawa dia tidak bisa menahannya.
Bersambung…
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
