Terjerat Cinta Sang CEO (PART 1 — 2)

3
3
Deskripsi

Be a wise 21++
 

  • PART 1 

Daren Cyrill melakukan perjalanan bisnis di salah satu negara Eropa. Perusahaan yang dia pimpin memang maju begitu pesat. Hingga sekarang memasuki kancah industri internasional seperti Eropa. Seperti sebelum-sebelumnya, dia pasti akan memenangkan hati para kliennya dan berujung sukses besar. Memang tak perlu diragukan lagi otak cerdas seorang Daren Cyrill.

Di negara sendiri pun dia begitu terkenal. Wajahnya yang tampan selalu wara-wiri di televisi. Daren termasuk jajaran CEO muda yang mendulang kesuksesan begitu pesat. Keluarganya pun termasuk konglomerat yang sangat disegani oleh semua khalayak. Mungkin itu juga yang menyebabkan seorang Daren begitu tertutup tentang hal pribadi. Seperti kekasih. Tapi sayangnya Daren tak memiliki kekasih. Itulah mengapa Daren sering sekali melakukan perjalanan bisnis keluar negeri.

Setelah menyelesaikan meeting nya, Daren kembali ke hotel tempatnya menginap. Tentu saja hotel kelas atas yang dia pilih. Sehari menginap pun kisaran harganya mencapai ratusan juta. Gila! Ya, konglomerat bebas menghabiskan uangnya bukan?

Daren Cyrill bersiap untuk pergi menenangkan pikiran setelah otaknya digunakan habis-habisan untuk mencari ide brilian. Kemana lagi jika bukan ke club ternama di negara tersebut? Club kelas atas yang sering dia kunjungi jika berada di negara itu. Malam ini dirinya berpenampilan berbeda. Maksudnya tak memakai kemeja dan celana bahan seperti pergi ke kantor yang biasa dia pakai. Kali ini Daren memakai kaos hitam, jaket leather hitam, celana jeans hitam, dan sepatu hitam. Semuanya serba hitam.

"Tuan Daren, mobil sudah siap." ujar Mike pada Daren yang tengah bercermin menata rambutnya.

"Tinggalkan kuncinya di atas meja."

"Maksud Tuan?"

"Aku akan pergi sendiri Mike. Kau di sini saja."

"Baik tuan." sahut Mike lalu lekas menyimpan kunci mobil di atas meja samping ranjang.

Mike, seorang tangan kanan Daren Cyrill sejak 2 tahun yang lalu. Mike mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi pada seorang Daren yang saat itu masih belum memimpin perusahaan. Tidak ada yang pernah tau mengapa Mike begitu setia pada Daren. Bahkan sampai bersumpah jika dirinya akan berada disamping pria tersebut hingga dirinya tiada. Yang jelas mike begitu mengagumi dan sangat menghormati Daren Cyrill.

"Mungkin aku akan pulang pagi hari Mike. Jadi kau tak perlu khawatir jika tengah malam aku belum kembali ke hotel."

"Baik Tuan. Tolong kabari saya jika terjadi sesuatu pada anda." ujar Mike seraya badannya sedikit membungkuk guna menghormati tuannya.

"Ya." sahut singkat Daren sembari menepuk pelan pundak Mike.

Daren segera berlalu keluar kamar dan menuju basemant mobil yang terparkir. Dirinya meminta mike untuk menyewa mobil sport berwarna hitam jelaga sesuai dengan warna kesukaannya, hitam. Si pria Cyrill melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia juga ingin menikmati jalanan malam yang lumayan padat ini. Hotel yang dia inapi dengan club yang dirinya tuju tak begitu jauh jaraknya. Hanya sekitar 20 menit pasti akan sampai.

Daren terlalu menikmati waktunya selama perjalanan. Hingga tak terasa dirinya sudah sampai di club yang ia tuju. Dirinya segera memarkirkan mobilnya dengan sempurna. Tampak petugas penjaga club yang berbadan kekar dan tinggi memberikan hormat padanya. Karena Daren salah satu pengunjung VVIP di club tersebut. Meskipun dirinya jarang datang karena berbeda negara, tapi mereka mengetahui jika Daren salah satu orang berpengaruh.

Semua pasang mata menatap Daren yang baru saja masuk kedalam club yang tengah ramai. Tak dapat dipungkiri jika Daren benar-benar tampan. Tubuhnya yang kekar meskipun tertutup oleh pakaiannya. Kharismanya juga tak main-main. Itulah mengapa banyak yang meliriknya. Apalagi mata tajamnya yang seksi justru membuat mereka seolah tertantang. 

Ada seorang bule berambut pirang dengan berani menarik lengan Daren untuk duduk di sofa depan bersama dirinya. Si pria Cyrill juga tak menolak sama sekali ajakan gadis pirang tersebut. Tentu saja tak menolak, gadis itu salah satu pemuas hasratnya jika berada di club ini.

"Kau semakin seksi saja, Chloe." puji Daren yang berbasa-basi saat gadis berambut pirang yang diketahui namanya adalah Chloe secara sengaja duduk di pangkuannya.

"Benarkah? Kau juga semakin tampan dan kekar baby." Chloe balas memuji. Tangannya bergerilya, mengusap dada Daren menggoda.

Apa yang dikatakan Chloe adalah benar. Daren memang sangat tampan. Dan tubuhnya semakin kekar saja. Kaos yang dipakainya pun begitu pas di badan nya. Bahkan Chloe dapat merasakan paha Daren yang begitu kokoh, keras dan pastinya berisi otot. Chloe suka sekali jika Daren datang ke club tersebut. Lalu mengabiskan malam panas dengannya.

"Kau merindukanku?" tanya Daren , sedangkan tangannya saat ini tak bisa dibilang diam.

Chloe merasakan payudaranya diremas begitu sensual oleh Daren membuat dirinya menggigit bibir lalu dengan berani menaut bibir Daren lebih dulu. Bahkan remasan Daren di payudaranya kian kuat membuat Chloe semakin ganas berciuman. Daren juga tak mau kalah. Dirinya kembali mendominasi permainannya. Tapi Chloe tiba-tiba melepas ciumannya.

"Kau benar Tuan. Aku sangat rindu dirimu." ujar Chloe sembari kembali mengusap-usap sensual dada Daren yang sangat tercetak jelas dibalik kaos ketatnya.

"Rindu padaku atau sentuhan ku?"

"Keduanya Tuan. Kau ingin kita melakukannya sekarang?"

"Tidak, aku ingin minum dulu."

Saat Daren mengatakan tidak, maka Chloe turun dari pangkuan Daren dan duduk disebelahnya. Chloe sangat paham akan situasi. Dia tak boleh memaksa seorang Daren Cyrill jika tetap ingin menjadi kesayangan di club ini. Karena kejadian terakhir kali saat itu, daren mengamuk karena ada seorang gadis yang memaksanya untuk bercinta. Jika Daren ingin maka dia akan menerima. Tapi jika Daren berkata tidak maka artinya tidak. Dan Chloe memahami itu.

Daren meneguk wine di gelas yang telah disiapkan oleh Chloe sebelumnya. Tangan daren yang satunya pun tetap bekerja merangkul pinggang Chloe dengan erat. Mata Daren terfokus pada gadis yang sedang menari di tiang polydance yang berada di tengah sana. Banyak pria-pria yang mengelilingi gadis tersebut. Gadis berambut panjang, kulitnya putih bersih. Pahanya yang mulus pun nampak berkat dress yang dipakai begitu pendek dan ketat.

Daren sampai tak mengedipkan matanya karena kecantikan sang gadis tersebut. Dress berwarna merah mencolok membuat gadis tersebut menjadi pusat perhatian saat ini. Entah karena kecantikan atau karena kemolekan tubuhnya yang membuat mata semua orang tertuju padanya. Yang jelas, Daren Cyrill saat ini tertarik pada gadis itu.

Saat matanya bersitatap dengan gadis tersebut, Daren semakin tak mampu memalingkan wajahnya. Dia terus meneguk winenya dan gadis itu kembali menatapnya. Matanya tampak bersinar dibawah lampu yang temaram. Badannya pun masih meliuk-liuk begitu seksi dan menggoda. Daren sampai meneguk air liurnya sendiri saat membayangkan gadis itu bersetubuh dengannya. Gila! Otak Daren tak berfungsi dengan baik saat ini.

"Siapa gadis itu?" tanya Daren pada Chloe yang tengah menciumi lehernya begitu nafsu.

"Siapa?" tanya Chloe sembari matanya mengikuti arah tangan Daren menunjuk.

"Oh, dia tamu sama sepertimu."

"Kau tau namanya?"

"Tidak Tuan, dia baru beberapa hari kemari."

Daren kembali meneguk minumannya hingga tandas. Matanya tak sedetik pun lepas dari gadis seksi yang sedang menari di sana. Chloe dapat melihat jika Daren sepertinya tertarik pada gadis tersebut.

"Kau ingin aku memberitahunya?" tanya Chloe yang berniat untuk membantu.

"Tidak perlu. Gadis itu akan kemari nanti." sahut Daren dengan senyuman yang sulit diartikan.

"Kau begitu percaya diri Tuan. Tapi aku suka itu." terang Chloe.

Jelas saja Daren bisa begitu percaya diri. Siapa yang tak tergoda olehnya? Pria tampan yang tinggi, berbadan atletis juga kaya raya. Siapapun pasti menginginkan seorang Daren Cyrill di hidup nya. Bukan masalah materialistis tapi hidup memang harus realistis. Semua butuh uang. Dan lelaki yang punya uang pasti adalah incaran.

"Wow..." gumam Chloe saat melihat gadis dengan dress berwarna merah yang begitu menggoda berjalan mendekat kearah meja mereka. Chloe tau jika gadis itu pasti menghampiri Daren, maka dari itu Chloe pamit pada Daren untuk pergi.

"Kau benar. Aku pergi dulu Tuan." bisik Chloe dan sang empu hanya mengangguk.

Daren cyrill masih terfokus pada gadis yang sudah berada didepannya. Gadis itu tersenyum lalu tanpa permisi duduk disampingnya. Daren melirik lalu menyodorkan segelas wine pada gadis itu. Mereka berdua bersulang lalu meneguk wine di gelasnya masing-masing. Semua mata saat ini tertuju pada keduanya. Tak heran sih jika si tampan dan si cantik bersatu. Iyakan?

"Kau menatapku sampai tak berkedip sama sekali tadi."

"Mungkin karena kau terlalu seksi?"

"Oh begitukah Tuan—"

"Daren."

"Nama yang bagus."

"Aku tak menyangka jika kita dari negara yang sama."

"Ya benar."

Daren menatap lekat gadis disampingnya. Dia berusaha mengendalikan diri agar tak hilang kendali. Bagaimanapun juga ini awal perkenalan mereka. Tapi mengapa Daren sampai berpikir seperti itu?

"Siapa namamu?" tanya daren.

"Hazel."

"Pantas." sahut Daren dan sebelah alis gadis tersebut terangkat.

Daren tertawa saat gadis itu nampak bingung dengan ucapannya barusan.

"Matamu indah, seindah namamu."

"Kau orang yang ke 1.001 yang mengatakan hal itu."

"Oh benarkah? Aku merasa terhormat kalau begitu."

"Gila." sahut Hazel dengan santainya, yang justru menarik perhatian Daren lebih jauh.

Si pria Cyrill kembali tertawa saat dirinya dibilang gila oleh gadis ini. Jujur saja, baru gadis ini yang berani mengatainya gila. Membuat Daren semakin tertantang pada gadis cantik nan seksi ini.

"Kau tak bermain dengan gadis tadi?" tanya Hazel tiba-tiba.

"Tidak. Kau ingin bermain denganku?"

"Menggantikannya? Aku tidak mau."

Daren meneguk minumannya kembali saat gadis itu terang-terangan menolaknya dengan mengatakan tidak mau. Gadis itu melirik sembari menggigit bibirnya kuat saat Daren sedang meneguk minumannya. Jakunnya naik turun membuat desiran aneh mengalir didalam darahnya.

"Gerah sekali di sini." ujar Hazel tiba-tiba.

Daren menoleh sambil mengerutkan dahinya. Gerah? Bahkan daren tak merasakan gerah sama sekali. Panas pun tidak. AC di dalam club justru terasa sangat dingin. Tapi saat Hazel kembali berucap barulah daren tau maksudnya apa.

"Kau ingin bermalam denganku?" tanyanya. 

“Boleh? Bukannya kau ingin pergi bersama wanita tadi?" 

Daren menaikkan sebelah alisnya, “siapa yang kau maksud?”

“Wanita tadi, yang berambut pirang.” 

“Tidak, lebih baik bermalam denganmu, kan? Ayo, mau menginap di mana?” 

  • PART 2

Daren mengikuti langkah demi langkah gadis yang berada didepannya. Manik matanya tak teralihkan barang sedetik pun dari tubuh ramping nan seksi itu. Berkali-kali dia menelan ludahnya sendiri saat melihat pinggul gadis itu bergerak seiring sang empunya berjalan.

Ngomong-ngomong gadis ini ternyata menginap di hotel dekat dengan club. Hanya 10 menit saja jaraknya. Daren bahkan tau jika hotel ini tak kalah mewahnya dengan hotel yang dirinya inapi. Gadis itu juga menyewa kamar yang terbilang sangat mahal per malam nya. Kamar presiden suite yang begitu megah dalamnya.

Saat mencapai depan pintu dengan segera gadis itu membuka pintunya. Daren yang sedari tadi memang tengah menahan diri kini tak bisa menunggu lebih lama. Maka dari itu saat bunyi 'klik' Daren langsung menyerbu bibir seksi milik gadis itu.

"Akh—" Hazel memekik terkejut saat Daren menaut bibirnya begitu menggebu. Dia pun membalas ciuman Daren tak kalah liarnya. Mereka sama-sama mencoba mendominasi. Daren menggigit bibir bawah Hazel dan gadis itu membuka mulutnya.

Dengan cepat Daren melesakkan lidahnya masuk untuk mengabsen seluruh deretan gigi milik Hazel. Lalu tak lupa lidah mereka saling bertarung. Saling membelit dan menghisap. Sesekali ciuman terlepas agar mereka meraih oksigen sebanyak-banyaknya.

"Eummhhhh... Ahhh.." desah Hazel saat jemari Daren mulai mengusap bagian inti tubuhnya yang masih terbalut celana dalam renda tipisnya.

Usapan demi usapan membuat Hazel merasa geli namun nikmat. Dia bahkan menjepit jemari Daren yang masih mengusap dibawah sana.

"Jangan mendesah begitu. Apa kau ingin aku menyetubuhimu dengan berdiri begini?"

"Kalau begitu bawa aku ke ranjang sayang." sahut Hazel dengan tatapan sayu.

Daren tersenyum puas saat menatap mata hazel yang sayu. Terlihat sudah bergairah seakan ingin segera untuk disetubuhi. Dengan gerakan gesit Daren langsung membopong tubuh seksi itu dan menghempaskannya di atas ranjang.

Hazel tertawa saat dirinya seperti dilempar, karena ekspresi Daren benar-benar sudah dipuncak gairah ingin segera dituntaskan birahinya.

Daren Cyrill dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat pada tubuhnya dan menyisakan bokser ketat di bagian bawahnya. Hazel pun sama, dirinya juga dengan lihai melucuti seluruh pakaiannya sendiri hingga polos didepan seorang Daren Cyrill.

Daren meneguk salivanya susah payah. Sial! Miliknya semakin keras meminta untuk dikulum dan dimanjakan.

"Can we play.... Baby?" tanya Daren yang mulai menindih tubuh Hazel yang polos.

"Lakukan.." sahut Hazel dan detik berikutnya Daren menyambar bibir itu dan mengajaknya berciuman.

Ciuman yang menggebu dan begitu menuntut lebih. Setelah puas berciuman, lidah Daren mulai mengecupi leher jenjang sang gadis. Menjilat nya, menghisap nya bahkan menggigit kecil dan meninggalkan bekas kemerahan di sana.

Tangannya juga tak berhenti meremas dada yang begitu besar dan sekal dengan lembut. Lidahnya masih sibuk menyusuri leher turun kebawah hingga dipertengahan bukit kembar yang akan menjadi kesayangannya. Hazel merinding saat seruan nafas Daren berada dipertengahan payudaranya.

"Uhhh.." desahnya semakin keras.

Mendengar desahan Hazel membuat bibir Daren tersungging. Dia menjilati dada kanan Hazel, bahkan mengulum dan menghisapnya layaknya seorang bayi yang kehausan. Tubuh gadis itu meremang karena sapuan lidah Daren yang menyusuri dadanya hingga pucuknya sudah tegang dan mengeras. Sedangkan tangan Daren yang satunya pun masih meremas-remas dada kiri gadis itu.

"Ouchh .. Aahhh.. Aaahhhh" desah gadis itu saat Daren sudah mengulum dadanya begitu liar.

Lidahnya menyentil pucuk dadanya dan berakhir mengulum dan menghisap begitu kuat seperti bayi kehausan. Hazel tak kuasa menahan desahan atas perlakuan Daren padanya.

Dia bahkan meremas rambut Daren dan menekan kepala pria itu agar lebih dalam mengulum dadanya. Daren melakukannya dengan sangat lihai. Dia melakukannya secara bergantian. Dari kanan kanan lalu kemudian dada kiri.

"Ouchh yes sayang, terusss.."

Desahan Hazel membuat Daren bersemangat saat menghisap dada gadis itu. Membuatnya menghisap begitu kuat. Setelah puas, lidah Daren turun menyusuri perut rata Hazel. Seolah setiap inci tubuh Hazel tak boleh terlewatkan barang sedetikpun. Bahkan jemarinya pun masih sibuk memilin kedua puncak dadanya.

"Bagaimana? Kau ingin lanjut?" tanya pria itu tiba-tiba.

"Memangnya kau ingin berhenti?" tanya balik Hazel dengan suara sensual, lalu detik berikutnya jemari kakinya mengusap genital Daren. Walaupun dibalik boxer, Hazel dapat melihat milik pria tampan ini sudah menggembung sempurna.

"Oh shift!! Jadi terimalah ini!" ujar Daren dan Hazel tertawa.

Si pria Cyrill langsung membuka lebar paha gadis yang berada dibawahnya ini. Gadis yang begitu pasrah. Jemarinya mengusap klitoris Hazel dan sang empu mendesis. Menekannya main-main sampai mulut Hazel terus terbuka karena menikmati.

Daren menundukkan kepalanya dan menghirup aroma khas vagina seorang wanita. Bau milik Hazel begitu wangi, menggoda dan tentunya mahal. Hazel Dapar merasakan deru nafas Daren di bagian miliknya.

"Ahhhhh..." desahnya saat merasakan sapuan lidah Daren di bawah sana.

"Kau sangat basah sayang." ujar Daren mendongak menatap wajah Hazel yang sudah amat terangsang.

Kembali lidah Daren menjilati inti tubuh Hazel dengan rakus. Hingga klitorisnya pun sesekali Daren hisap. Semuanya disesap begitu liar. Hingga lidahnya mendorong masuk kedalam lubang sempit itu. Begitu lihai menusuk-nusuk didalamnya. Membuat Hazel terus mendesah, menjerit nikmat.

"Ouch ... Daren... Ohhhh aahhhh geli.. Enak sayang"

"Daren ouhhhh..."

Desah panjang Hazel terdengar sangat erotis ditelinga Daren. Lidahnya terus bergerak menusuk dan memutar didalamnya. Membuat tubuh Hazel berkali-kali melengkung keatas. Sampai Daren harus terus menahan pinggul Hazel agar tak bergerak.

Hazel merasakan hampir sampai di orgasme pertamanya. Hingga tak sadar kedua pahanya menjepit kepala Daren dibawah sana. Bahkan tangannya turut serta menekan kepala pria itu kebawah.

"Aaahhhhhhhhhh... Uhhh.." lenguh panjang Hazel.

Daren mendongak lalu mencium bibir Hazel sekilas. Namun Hazel kembali mencium Daren dan menahan tengkuknya. Mengajaknya berciuman dengan liar. Daren juga tak mau menyia-nyiakan waktunya dengan menganggur saja. Dimasukkannya jari tengahnya kedalam lubang kenikmatan Hazel. Membuat Hazel melotot kaget.

Lalu kemudian Daren menambah jarinya satu hingga dua jari masuk. Total tiga jari tengah keluar masuk dari dalam inti tubuh Hazel. Ciuman terlepas, bibir daren kembali mengincar payudara sekal milik Hazel dan menghisapnya kuat.

"Lebih cepat ouhhhh ahhhh ahhhh.." desah Hazel dan Daren mempercepat kerja jarinya.

Hazel kembali menggelinjang, dia telah sampai lagi. Sembari bibir Daren menghisap dadanya, jemari lentiknya mengusap milik Daren yang sudah begitu besar dan tegang. Dengan lihai Hazel melepas boxer Daren.

Setelah terlepas Hazel shock karena ukuran milik Daren begitu besar panjang dan berurat. Ah, Hazel jadi tak sabar merasakannya. Daren kemudian mendekatkan miliknya tepat dihadapan gadis itu dan sang empu mengerti.

Hazel mencium pucuknya lalu membawanya masuk kedalam mulutnya. Dengan begitu lihai dirinya mengulum dan memanjakan milik Daren sampai sang pemiliknya dibuat merem melek saking keenakan.

"Aahhhh aahhh.." desah Daren.

Hazel sesekali tersedak saat Daren malah menggerakkan pinggulnya maju mundur. Membuat genital miliknya masuk terlalu dalam. Mungkin sampai dinding tenggorokan gadis itu.

Daren tak ingin keluar dulu, maka dirinya langsung meminta Hazel untuk berhenti.

"Stop baby.."

Hazel menurut, wajahnya sudah berantakan. Tapi terkesan begitu seksi sekali dimata Daren. Hazel pun juga tak berkedip menatap tubuh atletis seorang Daren. Tubuhnya begitu kekar berotot. Apalagi perutnya yang menggoda.

"Sudah puas memandangi tubuhku baby?"

Daren menyeringai dan membuka lebar paha Hazel. Sang gadis begitu pasrah dan itu membuat Daren begitu suka. Gadis penurut yang manis.

Daren mulai memposisikan miliknya pada lembah surgawi Hazel dan kemudian melesak masuk kedalam lubang sempit itu. Membuat sang pemilik memekik. 

"Akhh.." Hazel memekik saat milik Daren memasukinya. Dapat dirinya rasakan jika milik Daren begitu penuh memasuki miliknya. Bahkan terlalu panjang sampai ke ujung.

Awalnya Daren memompa perlahan. Tapi kemudian saat melihat Hazel menggigit bibir bawahnya dan meremas payudaranya sendiri membuat gairah Daren semakin memuncak. Dirinya mendorong kuat. Menghentak-hentak begitu kuat dan dalam.

"Aahhh ahhhh ahhh.. Ouchh." desah manja wanita itu terus terdengar di rungu sang pria.

Hujaman demi hujaman Hazel terima dari Daren. Pria itu begitu liar menusuk-nusuk miliknya hingga menyentuh titik ternikmatnya yang paling terdalam.

Tubuh keduanya sudah dipenuhi keringat. AC di dalam kamar hotel pun tak terasa saat ini. Keduanya begitu panas terbakar api gairah. Mencari kepuasan dengan berbagai gaya. Dari yang biasa, woman on top, 69, doggy style dan masih banyak yang lainnya.

"Faster please baby.." suara serak yang menggoda dari Hazel.

"As you wish baby.." sahut Daren dan menghujam begitu cepat, kuat dan begitu dalam.

"Ouchh yes yes yess... Ahhh" Hazel semakin menjerit-jerit.

“Shit! Kau sempit sekali, benar-benar enak sayang!” 

Daren terus mendesis dan menggeram tertahan, dia merasakan miliknya dijepit begitu kuat. Terasa seperti diremas didalam sana. Membuatnya ingin terus menghentak begitu dalam. Saat sesuatu ingin keluar, Daren mengajak Hazel berciuman. Sementara pinggulnya semakin cepat menghentak dan kembali mencapai kepuasan dan mengeluarkannya di dalam atas persetujuan Hazel sebelumnya.

Entah sudah berapa kali mereka mencapai kenikmatan bersama. Bahkan sampai dini hari pun mereka kembali melakukannya. Seperti tak pernah puas, saling mencari kenikmatan terus menerus. Menggapai surga dunia sampai lupa diri. 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Terjerat Cinta Sang CEO (PART 3 — 4)
3
0
Be a wise 21+
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan