Deskripsi
Layangannya tersangkut di awan, Budi lari ke dalam rumah. Mengambil kursi, lalu menaikinya untuk menggapai layangan yang tersangkut. Tapi kursinya justru patah. Ia kembali masuk ke rumah, mengambil tangga lipat. Sayangnya, saat berdiri di anak tangga paling atas, ia terjatuh. Lalu, ia pergi ke halaman rumah Ani. Mengambil galah/tongkat kayu yang tersandar di pohon mangga. Namun, tongkat itu tidak bisa menjangkau layangan. Layangannya masih saja tersangkut di awan. Lalu sosok yang ia takuti, Ayah...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
Selanjutnya
Siapa Peduli ?
0
0
“Apa yang terjadi, terjadilah”.
Tiba-tiba setenang ini, meski tanpa solusi.
Hanya karena sedang tidak ingin menghabis-habiskan energi.Kejutan apalagi untuk esok hari ?
Biarkan runyam menguap tanpa permisi.
Seperti bau cengkeh yang ku tumpahkan siang tadi.Ku pastikan ketenangan ini sekali lagi.
Bukan untuk menyertakan pura-pura,
demi menahan diri.
Nyatanya,
dinding sekat kita berkomunikasi pun,
menjalani konsekuensi tanpa salah arti.Berdiri menopang isi bumi.
Tiada lekas runtuh, hasil dari memperkeras diri tanpa melukai.
Apapun yang terjadi.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan