Tentang "Different" Bag III

2
0
Deskripsi

Biar nyambung baca juga yang 1&2 ya…..

Jam menunjukkan pukul 1 siang, pelajaran usai siswa mulai meninggalkan sekolah. Hanya hitungan hari pergeleran di sekolah akan segera diadakan beberapa siswa terlihat sibuk berkumpul untuk membahas pertunjukannya. Termasuk kami berlima.

"Beko malam wak kumpua tampek si way yo" saran Ade sebelum kami pulang kerumah masing-masing. (Ntar malam ngumpul tempat si Ray ya).

"Jadihhh" jawab aku dan Doni. (Oke).

"Ma si Meng nyo?. Ndk nampak batang hiduang e?" Tanya Ade. (Si May Loov mana? Nggak ada nampak batang hidungnya)

"Tu nyo ha, woiiii.... Meng!!!!! siko lah ang" teriak Ray memanggil May Loov. (Tu dia, woi May!! sini lah kau)

Awalnya May Loov hanya melihat tanpa menghiraukan panggilan Ray, setelah Ade dan Doni ikut berteriak memanggilnya May Loov pun datang menghampiri. Tanpa rasa bersalah May Loov langsung menggerutu "ang ndk bisa caliak kawan sanang mah, baru mulai kalasuah ngecek jo inyo lah digaduah"  (kalian nggak bisa lihat kawan senang, baru mau asyik ngomong ma dia dah diganggu).

"Cirriiik ang mah,,!!! kalau lah ka ikue tu apo yang ndk ka lasuah diang, hahahah"  jawab Doni (ta** kau ni, kalo udah urusan ekor apa yang nggak enak, hahaha).

Sepertinya May Loov menyimpan rasa dengan gadis yang baru dia ajak bicara. Teman-teman menyebutnya "46" yang kebetulan nama panggilannya mirip dengan seorang pembalap yang cukup melegenda yaitu Rosi. Kudengar mereka sudah berteman sejak di bangku SMP dan mungkin May Loov sedang berusaha untuk mendapatkan hatinya. 

Ade pun menjelaskan rencana untuk ngumpul malam hari di tempat Ray, dan malamnya aku dapat tumpangan dari May Loov. 

"Apo namo band yang rancak?" Ade mulai melemparkan pertanyaan agar teman-teman mengeluarkan pendapatnya (apa nama band yang bagus?).

"Kapunduang band" jawabku asal sebut, (kepundung band).

Mendengarku asal bicara May Loov langsung menyela "Yang bermakna lah setek, Jan asa kamalantong e" (yang ada maknanya lah, jangan asal-asal).

Adu ide pun keluar, mulai dari yang pakai otak hingga hanya menggunakan mulut alias asal sebut sampai carut marut tak terelakkan. Masing-masing punya ide sendiri dengan makna yang berbeda, dari nama bahasa daerah, nasional hingga internasional tak luput jadi pembahasan malam itu. Canda tawa pun tak lepas dalam pencarian nama band yang akan kami usung nanti. Sepertinya Ade dan May Loov yang cukup keras berpikir untuk mendapatkan sebuah nama band yang bagus, aku dan Doni masih sibuk dengan duet permainan gitar kami sementara Ray masih fokus dengan alat-alat pukul layaknya sebuah drum.

"Apo nan ancak yo, nan kiro-kiro ado artinyo lah" ujar May Loov bingung harus menamakannya apa. (Apa yang bagus ya, yang kira-kira ada artinya lah).

Entah dari mana awalnya Ray dan Ade kolaburasi untuk mendapatkan sebuah nama yang sederhana dan punya makna lebih dari sekedar arti kata. Karena banyaknya perbedaan ide untuk nama band dimalam itu Ade bertanya pada Ray "berbeda apo bahasa Inggrisnyo way" (berbeda apa bahasa Inggrisnya Ray?)

Kebetulan diantara kami Ray lebih banyak menguasai kosa kata bahasa Inggris. "Different" jawab Ray langsung.

"Aaa!!!! "Different" e lah, walaupun aliran musik wak beda-beda tapi wak bakumpua jadi satu" celetuk Ade langsung mengesahkan nama tersebut. (Nahhh,,,!!! "Different" aja lah, walaupun aliran musik beda-beda tapi kita kumpul jadi satu).

"Bantuak "Bhineka Tunggal Ika" mah, hehe" candaku disambut teman-teman, (udah kaya "Bhineka Tunggal Ika").

Akhirnya nama "Different" pun disetujui oleh teman-teman, sejak itu buku tulis pelajaran pada bagian sampul depan dihiasi dengan kata-kata different terutama Ade yang suka coret-coret bukunya dan menghasilkan kaligrafi bahasa Indonesia nan indah lengkap dengan seluk beluk dan keloknya mengalahkan kelok sembilan dan kelok 44 di Maninjau. Tiba-tiba saja nama tersebut menyebar dan jadi perbincangan beberapa siswa di sekolah.

Nama "Different" pun melekat pada kami berlima hingga saatnya untuk tampil dalam pergelaran sekolah dengan perlengkapan alat band seadanya dan tentunya sudah latihan berkali-kali sebelum akhirnya menunjukkan performa masing-masing. Tak sampai disitu kami terus mengasah skill dan mencari info tentang festival band setidaknya sudah berani tampil dalam event yang skalanya lebih besar dibanding pergelaran sekolah.

"Di pasa sungai limau ado festival band sato wak nah?" Ujar May Loov entah darimana dia dapat info tersebut. (Di Pasar sungai limau ada festival band ikut kita yok!!).

"Mantap, aden suai" jawab Ade yang tampak bergairah untuk mengikuti festival tersebut. (Mantap, aku setuju).

Kami berlima setuju untuk mengikuti festival itu, setelah mengetahui jadwalnya kami mulai sering latihan di studio band terdekat, saat itu studio yang paling dekat berjarak setengah jam perjalanan normal sepeda motor.

Dengan keterbatasan dana dan jarak yang cukup jauh kami tetap berusaha untuk bisa latihan agar saat tampil nanti tidak mengecewakan. Urusan menang atau kalah tak jadi masalah yang penting saat tampil tidak memalukan. Suka duka selama latihan pun tak terhindarkan. Sepeda motor Vespa Ade yang seharusnya untuk dua orang dipaksa muat untuk 4 orang agar bisa pergi ke studio band terdekat. Dan tak jarang sepeda motor Ray terpaksa bonceng tiga. Dengan skil yang terbatas, gebukkan drum yang pantas, petikan gitar yang selintas dan suara yang pas-pas tak ada pikiran untuk mundur dari festival meskipun hanya sepintas, seperti kata pepatah sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Latihan demi latihan kami jalani beberapa konflik internal jadi makanan sehari-hari dan dapat kami atasi. 

"Baa ko nok, seriuslah!!! mengocok giter e binguang juo baru" sebut May Loov ketika mendengarkan beberapa nada gitar yang dimainkan Doni ada perbedaan. (Seriuslah masak ngocok gitar aja masih bingung). "Ngocok talua lai ndk binguangkan" sambungnya (ngocok telur nggak bingungkan).

Mendengar keluhan May Loov, Doni pun menjawab sambil bercanda "Aden ndk biaso ngocok tu doh, Aden biaso dikocokan haha" (aku nggak biasa ngocok, aku biasa dikocokan hahah).

"Alah tu,,, kama-kama pembahasan jadi e, "travelling" utak si ade beko, hahaha" ujar ku ditengah perdebatan mereka yang diselingi candaan. (Udah tu kemana-kemana pembahasan jadinya, "Travelling" otak si Ade nanti).

"Kecek ang sakumuah tu utak den, kambiang!!!" Ade (kau pikir sekotor itu otak aku, kambing!!!).

Tak terasa hari dimana akan tampil di ajang festival pun tiba. Lagu yang kami bawakan saat pertama kali festival yaitu "Main Hati" yang dipopulerkan "Andra&The Backbone" dan yang kedua "Takkan ada" dari "Lyla".

"Lah munk, siap-siap lah lai" ujar May Loov. (Dah mung siap-siap lah lagi).

Aku mulai sibuk mencari kostum untuk dipakai saat tampil. "Eee.... Masak den pakai tarompa" (Eee masak aku pakai sendal).

"Tu pakai sepatu den ciek lai ha, maele-ele e ang mah, capek lah" desak May Loov agar segera bergegas. (Itu pake sepatu aku yang satu lagi).

Saat mengambil sepatunya ku lihat ada jaket tergantung "Aaa.... jaket ang ko meng, Aden pakai Yo" (aaa jaket kau ni meng aku pake ya?).

"Sagalo minjam ang mah" (semuanya minjam kau ni).

"Lah barangkek wak lai, tinggaan e si munk ko lamo bana" ucap Ade mulai mendesak takut terlambat (dah berangkat lagi, tinggalkan aja si munk ni lambat kali).

"Alah tu mung,, jan banyak na gaya" sambung Ray (udah tu munk jangan banyak gaya).

"Si menok babadak gai tu ha". (Si Doni pake bedak malahan).

Setelah persiapan selesai kami pun berangkat ke festival tersebut. Rasa canggung dan grogi mulai menyatu karena baru pertama kali mengikuti sebuah acara festival band.

"Baiklah, mari kita sambut band yang berasal dari SMAN 1 Sungai Geringging, Different Band" ujar sang pembawa acara.

Petikan gitarku mengawali alunan musik disambut suara bass kemudian diiringi gebukan drum dari sang drummer. Intro musik pun berjalan lancar dan sang vokalis mulai bernyanyi, rasa canggung dan grogi mulai hilang seiring kami tampil diatas panggung, penampilan kami malam itu cukup memuaskan bagi ku. Moment itu sempat diabadikan oleh beberapa teman yang ikut menjadi penonton sekaligus pendukung. Sepertinya latihan kekompakkan yang kami jalani sebelum tampil tidak sia-sia.

***

Pagi yang cerah untuk mengawali langkah ke sekolah, usai tampil pada festival itu kami tetap melanjutkan latihan band, mulai terpikir untuk mengasah skill dan membentuk tim agar tetap solid.

Selain kami berlima, beberapa teman juga sering ikut pergi latihan dan juga sering kumpul bersama kami, salah satunya Riko Madona. Gayanya cuek, orangnya mungil, pandangan tajam, insting kuat, cerdas kalau seandainya dia sering masuk kelas, sepertinya punya moto hidup santai masa depan cerah.

Selain itu juga ada Rama Choembara, dibalik kulit hitam dan senyumannya yang manis terselip dua gigi kelinci yang cukup mencuri perhatian para siswi, dengan postur tubuh yang terbilang tinggi tak heran jika dia memiliki "inner beauty" yang cukup berkharismatik. Gayanya malu-malu tapi mau.

"Ko....ikuik nah pai nge-band" ajak Ade.

"Nah pek lah... aden nio mancaliak ang main lo rasonyo" jawab Riko, berjalan menghampiri Ade untuk naik ke motor Vespanya. (Yok cepatlah, aku pengen liat kalian main pula rasanya).

Disela latihan, Riko juga ikut memainkan gitar, dan skilnya cukup menarik perhatian. Beberapa kali ia juga pergi menggantikan aku atau pun Doni saat kami tak bisa ikut pergi latihan.

Insting yang cukup kuat menjadikannya calon lead gitar masa depan di tubuh "different" dengan kemampuannya yang epik dan menarik dia mulai mendominasi permainan musik.

"Sabanta lai ado festival band di GOR pasa singgiang" Baa kiro-kiro? ,,,sato wak?" Tanya May Loov saat mendapatkan informasi tentang acara tersebut. (Sebentar lagi ada festival di GOR pasar Sungai Geringging, gimana,,,?   Ikut?..).

"Buliah juo" jawabku. (Boleh juga).

Selain kami yang berencana akan mengikuti festival tersebut, Rama juga sudah menyiapkan para personilnya dan memulai latihan, terkadang kami juga sempat latihan di satu studio band.

Selain itu juga ada Dodi yang sudah memulai langkah  persiapan dengan para personilnya untuk memeriahkan festival tersebut.

Dodi saudara kandungnya Doni, usia mereka terpaut setahun. Sifat dan style-nya pun berbanding terbalik diantara mereka. Beliau pendiam seperti air tenang didalam kubang. Bak pungguk merindukan bulan dia sering melamun di parkiran namun belakangan diketahui ternyata dia mencuri perhatian pada siswa-siswi yang sedang berlalu lalang. Beberapa teman menilainya pemalu dengan gaya lugu dan tampilan seadanya, namun bagiku dia cukup keras kepala dan sulit diberi paham. 

***

"Baa caro nyabuik nyo tu, ndk bakalamak-an beko samo menok" ucap May Loov mulai menanyakan pendapat Ade dan Ray, saat mereka terlibat dalam perbincangan pergantian personil. (Gimana cara menyampaikannya tu, nanti g enakan sama menok).

"Ang lah nyabuik an de, ang kan dakek samo menok" saran Ray, (kau lah nyampein de, kau kan lumayan dekat sama dia).

"Samo-samo lah wak, bia den yang nyampaian" jawab Ade, (sama-sama kita, nanti biar aku yang nyampeinnya).

"Baa ka ancak e lah, ndk di kecekaan dari kini-kini beko awak disasalinyo" ucapku sekedar memberi saran. (Nanti kalo nggak dibilang dari sekarang kita bisa disalahkannya).

Teman-teman sepakat untuk mengganti Doni dengan Riko sementara waktu sebagai pembaruan personil.

"Sampaian e lah elok-elok, pangganti samantaro, untuk latihan ny tetap bisa ikuik" May Loov (sampaikan aja baik-baik pengganti sementara, untuk latihan kan dia tetap bisa ikut).

Aku, Ade, May Loov dan Ray mencoba mengutarakan niat yang telah kami sepakati, dengan sangat hati-hati kami pun menyampaikannya agar tak ada yang merasa tersisihkan. Doni pun setuju atas niat yang kami sampaikan namun dari raut wajahnya terlihat kekecewaan. Meskipun begitu sekali sahabat tetap sahabat tak ada yang namanya mantan sahabat. 

"Kalau emang mode tu pilihannya baa lai, lanjutkan lah, ndk masalah de' den doh" ucap Doni yang terlihat kecewa meskipun dia mencoba menutupinya. (Kalau memang seperti itu pilihannya mau gimana lagi, lanjutkan, nggak apa-apa kok).

Meskipun dengan berat hati namun pilihan harus tetap dilanjutkan, akhirnya tiba lah saat yang dinanti acara pun dimulai yang diadakan di GOR Sungai Geringging. Yang aku ingat saat itu kami membawakan lagu dari grub band Cozy Republik judulnya "hitam putih" dan coklat "bendera" karena acaranya bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Selain kami, teman sekolah yang ikut memeriahkan festival tersebut ada Rama dengan nama band nya "Bandarma" yang mana salah satu personilnya dari "Different" yaitu Ray sang drummer, kemudian band yang diusung Dodi. Masing-masing punya performa yang cukup menarik dengan skill yang berbeda-beda.

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Tamatan Diploma
1
0
Berkisah tentang seorang anak manusia yang akhirnya berhasil menaklukkan pendidikan diploma-nya dengan segenap bala bantuan dari teman-teman dan tak terlepas dari doa sang ayah dan ibu. kini ia mencoba memasuki dunia corporate yang belum pernah dijamahnya sama sekali, dengan bekal ijazah dan nilai pas-pas an ia mencoba memberanikan diri untuk terjun ke dunia tanpa ampun.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan