
Haaaiii….
Aku publish Mantan Sang CEO disini ya. Cerita ini udah sekitar 450rbuan pembaca lho di Wattpad. Jadi, sekarang aku terbitkan di Karyakarsa tercinta ini, hehehe!
Yang udah pernah baca di Wattpad, boleh lho baca ulang! Siapa tau ada yang beda hihihi
Selamat membaca kawan-kawan!
Bab 1
"Yeeesssssss!!!! " teriak Rhea setelah membaca pesan singkat di ponselnya. Segera ia berlari keluar kamar mencari maminya di dapur.
"Mamiiiii...!! Mamiiii...!! Rhea diterima magang di perusahaan idaman nih, Miii!!"
"Ya ampun Rhe...! Kamu tuh ga bisa ya ngomong pelan," kata sang Mami geleng-geleng sambil memegang dadanya yang berdetak seperti genderang mau perang.
"Hehehe... Maaf ya Mami ku sayang. Soalnya Rhea happy banget dapet kabar kalo Rhea diterima magang di perusahaan idaman Rhea, Mi," sahutnya sambil memeluk Mami erat.
Mami tersenyum ikut bahagia mendengar kabar dari putri bungsunya ini.
Sarah Rhea Amman adalah salah satu mahasiswi yang tergolong cerdas di kampusnya. Nilai IP-nya selalu diatas 3,50. Tahun ini ia memasuki semester tujuh dan akan magang disalah satu perusahaan terbaik di kotanya. Ia bertiga bersama teman satu jurusannya, yaitu Rangga dan Lucy, juga berhasil diterima magang di perusahaan tersebut.
Malam itu Rhea menyiapkan berkas-berkas yang harus dibawa esok hari ke perusahaan tempat ia magang selama kurang lebih enam bulan. Tak lupa ia menyiapkan kemeja putih dan rok hitam serta mengelap sepatu pantofelnya.
Sakit hatinya sirna sudah. Mengingat seminggu yang lalu ia baru saja putus dengan cowoknya yang lebih memilih cewek ramping bak model iklan itu.
Rhea menghela napas kesal.
'Apa bagusnya cewek dengan badan tipis itu?' batinnya.
Ia berdiri di depan cermin besar di samping ranjangnya. Tingginya 165cm dengan berat badan proporsional. Rambutnya panjang dan bergelombang serta kulitnya kuning langsat.
Ia tersenyum. Merasa sangat bersyukur dengan tubuh indah yang diberikan Tuhan padanya.
*
"Rhea... Rhe..." Mami menggoyang-goyangkan tubuh Rhea. "Bangun, Nak. Udah jam 5 pagi nih. "
Rhea hanya mengulat sebentar kemudian tidur lagi.
"Pokoknya Mami udah bangunin yaa. Kalo telat berangkat magang, Mami ga tanggung jawab," kata Mami ditelinga Rhea.
Seketika mata Rhea terbuka. Ia cepat-cepat turun dari ranjangnya dan mengambil handuk menuju kamar mandi. “Makasih, Mi.” Tak lupa ia cium pipi maminya.
Mami keluar kamar menuju dapur untuk memulai kegiatan masak-memasaknya. Aroma telor dadar kecap ditaburi bawang goreng plus nasi hangat memenuhi ruang makan pagi itu.
"Pagi gaes!" sapa Rhea. Ia telah siap dengan pakaian putih-hitamnya khas anak magang. Segera ia menarik kursi dan duduk. Disana sudah duduk manis kakak laki-lakinya yang dengan sabar menunggu Mami mengambilkan nasi untuknya dan Rhea.
"Pagi banget, dek?" tanyanya.
"Iya Mas. Kan hari ini hari pertama aku magang. Masak telat," jawab Rhea ketika menerima piring berisi nasi hangat dari Mami.
“Hampir telat tuh kalo ga mami bangunin,” cibir maminya. Rhea hanya terkekeh.
"Makasi, Mami," ucapnya pada mami.
Setelah mami mengambilkan nasi untuk anak sulungnya, kemudian wanita paruh baya itu duduk sambil melihat dua anaknya sarapan. Papi tidak kelihatan pagi ini karena subuh tadi ia sudah berangkat ke Semarang untuk meninjau lahan yang akan dibangun apartemen disana.
Rudy Amman adalah seorang developer handal yang telah memiliki beberapa apartemen di beberapa kota besar seperti Surabaya, Malang, dan Jakarta. Target market beliau adalah mahasiswa perantauan berduit tebal yang lebih suka menyewa atau membeli apartemen daripada tinggal di kost. Dengan menyewa apartemen tipe studio, mereka sudah mendapatkan fasilitas bagus. Kamar mandi dalam, AC, dan dapur. Harga sewa juga hampir sama dengan sewa rumah kos ber-AC.
Selesai sarapan, Rhea berpamitan kepada Mami dan Kakaknya.
"Hati-hati ya Sayang. Jangan lupa berdoa. Pelan-pelan aja nyetirnya," kata Mami sambil mengelus kepala Rhea.
"Siap, Mi. Doain bosnya ga galak ya. Hehehe," sahutnya sambil mencium tangan mami. Ia segera masuk kedalam mobilnya yang sudah dilap kinclong oleh Pak Soleh, sopir di keluarga mereka.
"Makasih Pak Soleh," kata Rhea sambil menutup pintu. Pak Soleh hanya mengangguk dan tersenyum.
Udara di kota Malang pagi ini sangat dingin. Jalanan juga sedikit lengang hanya ada beberapa kendaraan yang lewat karena sekarang masih libur semester. Cuaca seperti ini adalah cuaca yang sangat pas untuk menarik selimut lagi, melanjutkan tidur.
Rhea menyalakan radio agar tidak mengantuk. Semalam ia tidak bisa tidur karena deg-degan akan mulai magang. Ia baru bisa tidur jam 1 dini hari.
Rhea memarkirkan mobilnya di basement. Ia melihat jam tangannya. Masih jam tujuh pagi. Masih ada waktu 30 menit untuk ia keliling kantor.
Rhea memasuki lobi dan bertanya kepada security yang sedang berjaga.
"Selamat pagi, Pak. Saya Rhea karyawan magang disini. Ehm.. Ruang serba guna dimana ya pak?"
"Ruang serba guna di lantai dua, Mbak. Silakan naik eskalator kemudian belok kanan," jawab pak security ramah. Setelah mengucapkan terima kasih, Rhea segera menuju ruang serba guna di lantai dua sesuai petunjuk security tersebut.
'Kantor yang unik!' pikir Rhea. Sekarang didepannya ada dua tangga eskalator naik dan turun. Ia celingak-celinguk mencari pintu lift tetapi ternyata hanya diperuntukkan pejabat tinggi kantor ini.
Disebelah kanan lobi ada sebuah kafe untuk sekedar ngopi melepas penat setelah bekerja seharian.
Rhea menaiki eskalator naik ke lantai dua dan mencari ruangan tersebut. Ia kemuadian masuk dan duduk dikursi kosong. Kedua matanya mengedarkan pandangan sesaat, mengagumi betapa besarnya ruangan itu. Didepannya kini terdapat sebuah panggung yang rendah beserta beberapa kursi mahal yang berjajar. Memang disediakan untuk para petinggi perusahaan ketika mengadakan rapat disana. Terdapat sebuah bordiran dengan logo perusahaan pada sandaran tiap kursi.
Tak lama kemudian satu persatu karyawan magang memasuki ruangan serba guna. Termasuk Rangga dan Lucy. Tepat pukul delapan pagi, beberapa orang berpakaian rapi dengan jas mahal memasuki ruangan.
"Selamat pagi, semuanya. Perkenalkan saya Kevin sebagai Kepala HRD saat ini. Selamat untuk kalian karena telah diterima magang selama kurang lebih enam bulan, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik," sambutan singkat Kevin disambut tepuk tangan yang meriah pagi ini oleh para karyawan magang.
Setelah Kevin selaku Kepala HRD memperkenalkan diri dan disusul oleh para manager masing-masing divisi yang juga memperkenalkan diri, mereka dan para karyawan magang dipersilakan untuk ke ruangan masing-masing.
Lucy menyenggol lengan Rhea dan berbisik ketika dua orang pria bertubuh tinggi dan tegap berjalan kearah mereka. "Ganteng banget, Rhe...! Bikin meleleh...."
Rhea hanya tersenyum kemudian melirik pria yang dimaksud Lucy.
Deg!
Pria itu juga meliriknya dan sepertinya sedikit tersenyum.
Ya, sedikit.
Dan tersenyum penuh arti.
I've found you, girl!
***
Bab 2
Deg!
Jantung Rhea berdetak lebih kencang ketika pria itu juga melirik dan tersenyum tipis padanya. Atau pada Lucy?? Entahlah. Yang jelas ia seperti pernah melihat pria itu.
Tapi dimana??
Mereka memasuki ruangan yang besar dan terlihat sangat nyaman. Terdapat komputer di setiap meja bersekat. Rhea duduk di kursi yang sudah ditunjukkan seniornya. Mejanya berhadapan dengan Lucy dan bersebelahan dengan Rangga.
Pak Robert, manager divisi periklanan, tempat dimana Rhea, Rangga, dan Lucy berada. Beliau mempunyai ruangan sendiri di dalam ruangan besar ini. Mereka berkenalan dengan Andi, wakil manager divisi, Bella, serta Dina.
*
Di kantornya, Alexandre Giovanni, berdiri menghadap jendela besar yang langsung mengarah ke jalan yang telah ramai kendaraan lalu lalang. Roby memasuki ruangan wakil CEO itu dengan membawa beberapa map.
"Ini berkas-berkas karyawan magang kita, Lex." katanya sambil meletakkan beberapa map kuning diatas meja.
"Berapa lama mereka magang, Rob?" tanya Alexandre, sang wakil CEO.
"Kurang lebih enam bulan, kenapa?" jawab Roby, sang asisten.
*
Tepat pukul 12 siang, Rhea dan teman-temannya selesai mengerjakan pekerjaan mereka. Lucy menghampiri meja Rhea dan Rangga mengajak ke kantin untuk makan siang.
"Pekerjaan pertama udah bikin otakku panas nih." Rangga membuka obrolan ketika mereka sudah selesai memesan makanan dan minuman.
"Ahh.... Kamu mah ketrima masuk sini karena hoki, Ngga. Orang waktu kuliah dia sering tidur di kelas. Makanya tuh otak gampang panas." kata Lucy meledek Rangga.
"Udah. Udah. Kasian tuh Rangga sampe idungnya kembang-kempis nahan kentut." tambah Rhea. Mereka bertiga tertawa.
"Aku juga heran kok bisa ketrima magang disini ya, hehehe." kata Rangga sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Makanan dan minuman pun datang dan mereka segera mengisi perut yang sedari tadi keroncongan. Sesekali mereka bercanda.
Dari arah tidak jauh dari mereka, sepasang mata menatap mereka bertiga tidak berkedip. Roby sang asisten dengan santai melahap makanan yang sudah diatas meja dari tadi.
"Lex, ayo makan. Setelah ini kita ada meeting lho," katanya.
Bukannya tidak sopan kepada atasan, namun Roby ini adalah sahabat Alexandre ketika mereka masih kuliah. Alexandre risih jika sahabatnya itu memanggilnya dengan sebutan ‘Pak’ kecuali jika mereka sedang berada dalam rapat atau bertemu dengan klien.
Alexandre menoleh sekilas kearah Roby kemudian berdiri keluar kantin.
Roby yang masih sibuk mengunyah makanan melongo ditinggal pergi sang wakil CEO.
Pukul 4:30 sore, Rhea dan karyawan yang lain membereskan meja dan mematikan komputer. Ia berdiri kemudian merenggangkan otot yang kaku karena terlalu lama duduk. Satu persatu karyawan mulai pamit pulang termasuk Rhea. Ia langsung menuju basement dan melajukan mobilnya menuju rumah.
*
Alexandre memasuki lift dan memencet angka enam menuju penthousenya di lantai atas gedung kantornya. Lantai enam gedung KL Creative itu memang ia desain sebagai tempat tinggal. Kedua orang tuanya tinggal di kota lain bersama seorang adik laki-lakinya.
Ia langsung menuju kamar mandi didalam kamar tidurnya dan menyalakan shower. Air dingin mengguyur kepalanya menghilangkan rasa penat setelah seharian bekerja.
Setelah mandi dan berganti pakaian, ia keluar kamar menuju ruang TV lalu menyalakannya.
Kemudian ia berbaring di sofa panjang sambil menatap langit-langit ruangan.
Mengingat wajah mantan kekasihnya yang hanya bertahan tiga bulan saja.
Lucu memang!
Disaat sepasang kekasih lain sedang bucin-bucinnya, ia malah ditinggalkan.
Ya! Rhea adalah cinta pertamanya semasa SMA. Anak magang yang berpapasan dengannya tadi pagi. Wajah imutnya ketika SMA perlahan berubah menjadi wajah perempuan cantik nan dewasa dengan sentuhan sedikit make up.
Pikirannya berkecamuk didalam otaknya. Rhea, perempuan yang dicintainya sekaligus yang meninggalkannya. Sejujurnya rasa kecewa dan marah masih ada dihatinya.
*
Pak Soleh membukakan pagar untuk Rhea ketika ia sampai rumah. Tak terlihat mobil kakaknya di halaman rumah. Segera ia masuk menuju kamarnya di lantai dua dan segera membaringkan tubuhnya yang lelah.
"Aahhh.... Enak banget akhirnya ketemu kasur." katanya sambil menggerak-gerakkan tangan dan kakinya layaknya kupu-kupu terbang.
Matanya menatap langit-langit kamar, menerawang. Ia sedang mengingat-ingat pria yang tadi ia temui di kantor tempat ia magang.
Matanya terpejam.
Kemudian selintas bayangan seorang cowok sedang tersenyum menatapnya ditengah lapangan basket memanggilnya, 'Rhea!'
***
Bab 3
KL Creative adalah salah satu perusahaan terbaik dikota Malang. Kota yang terkenal dengan udaranya yang sejuk. Sudah hampir 30 tahun perusahaan ini berdiri kokoh.
Alexandre Giovanni adalah putra pertama dari Bapak Kharisma. Pemuda yang lumayan tampan dengan tubuh tegap dan rambut hitam pendeknya. Ia juga mempunyai alis tebal dan matanya yang berwarna coklat gelap.
Ia tersenyum tipis kepada karyawan yang menyapanya ketika berpapasan dengannya.
Sebuah tangan menepuk pundaknya dan ia menoleh sekilas, "Hari ini rapat jam berapa?"
"Jam 9 pagi pak," jawab Roby, sang asisten.
Alexandre hanya mengangguk kemudian melihat jam tangannya.
"Selamat pagi, Pak Alex. " sapa Adelia, sekretarisnya sambil berdiri.
"Tolong siapkan berkas-berkas yang dibutuhkan rapat nanti."
"Baik, Pak" sahutnya.
Alexandre memasuki ruangannya yang tidak terlalu luas. Ruangan itu bernuansa sangat manly. Abu-abu dan hitam. Ketika memasuki ruangan, langsung terlihat jendela besar dengan view gedung-gedung tinggi.
Setelah menyampirkan jas, ia duduk dikursi kebesarannya.
Adelia mengetuk pintu kemudian masuk, "Ini berkas-berkas untuk rapat nanti Pak. " katanya sambil menaruh map keatas meja.
"Ya, makasih." jawab Alexandre. Kemudian ia membuka map tersebut dan mempelajari poin-poin penting saja. Ternyata pagi ini ia akan mengadakan rapat dengan divisi periklanan.
*
"Tolong cek lagi berkas-berkas yang kita butuhkan untuk rapat sebentar lagi," perintah manager periklanan, Pak Robert. "Rhea, Lucy, dan Rangga ikut rapat ya, kalian catat poin-poin penting yang nanti disampaikan oleh CEO. "
"Siap Pak" sahut mereka kompak.
"Ihh aku deg-degan tauuu," kata Lucy sambil berbisik. Tangannya berkeringat.
"Sama nih, aku juga. Semoga ga lakuin kesalahan nanti, " sahut Rhea juga berbisik sambil membereskan map yang berisi berkas untuk rapat.
Setibanya di ruang rapat, Lucy segera membagikan bahan presentasi yang telah difoto kopi diatas meja. Rangga dan Rhea menyiapkan keperluan presentasi.
Tepat pukul 9 pagi, CEO beserta jajarannya memasuki ruangan rapat. Ketiga anak magang tersebut hanya menunduk dikursi belakang manager dan seniornya satu divisi. Ini pertama kalinya mereka mengikuti rapat dengan dihadiri pemilik perusahaan.
Rhea mencuri-curi pandang. Matanya mencari sesosok pria tegap kemarin.
Deg! Mata mereka bertemu. Rhea segera menunduk kembali. Beberapa detik berlalu, Rhea mendongakkan kepalanya dan ternyata pria itu masih tetap menatapnya. Rhea buru-buru mengalihkan pandangannya kelayar LCD.
Andi selaku asisten manager membuka rapat kemudian menjelaskan proyek-proyek yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan. Salah satu proyek mereka adalah pembuatan iklan untuk sebuah merk fashion terkenal di kota tersebut.
Pak Kharisma, sang CEO mendengarkan penjelasan Andi dengan baik. Sesekali beliau menganggukkan kepala. Sesekali pula beliau mengerutkan dahi tanda tidak puas.
Setelah Andi selesai dengan presentasinya, beberapa petinggi mulai memberi pertanyaan, kritik dan saran. Rhea dan Lucy mencatat semua pertanyaan yang mereka lontarkan. Rapat telah berlangsung sekitar 2jam dan belum ada kesimpulan.
"Apakah ada saran lain untuk meminimalisir pengeluaran pembuatan iklan ini?" tanya Pak Kharisma kepada tim divisi iklan.
Manager dan senior telah mengeluarkan ide brilian mereka tetapi belum juga ada yang pas.
"Anak magang?" tanya beliau lagi.
Sontak mereka bertiga mendongak, terkejut. Lucy mencengkeram tangan Rhea, begitu pula sebaliknya. Pak Robert, sang manager menoleh dan mengangguk kepada mereka.
"Me-menurut ka-kami... Un-untuk meminimalisir pengeluaran biaya, ba -bagaimana kalau kita tidak me-memakai model terkenal, Pak. " usul Rangga dengan terbata-bata.
Alis Pak Kharisma berkerut.
"Ki-kita bisa mencari model amatir dengan cara membuka lomba foto model misalnya, " lanjutnya lagi.
"Atau kita bisa mengganti model terkenal dengan karyawan atau karyawati di perusahaan ini Pak, " kata Rhea menimpali.
Pak Kharisma mengangguk-anggukkan kepala. Menoleh kesamping kiri dan kanan meminta persetujuan wakil CEO dan para direktur.
"Ide yang bagus!" kata beliau akhirnya. "Kita bisa mulai menyeleksi karyawan atau karyawati di kantor kita minggu depan. Terima kasih atas ide brilian kalian"
Ketiga anak magang tersebut menghela napas lega dan langsung tersenyum sumringah. Suara tepuk tangan terdengar di ruangan rapat tersebut.
*
Setelah rapat selesai dan mereka kembali ke ruangan divisi iklan, pak Robert selaku manager segera mengadakan rapat kecil membahas hasil rapat barusan karen mereka akan sangat sibuk dengan berbagai macam seleksi pencarian model dadakan.
"Jam berapa nih?" tanya Allyn, si Ratu Gossip kepada Bella, teman yang duduk disebelah Lucy.
"Jam 12:15. Makanya dari tadi perutku udah keroncongan, ternyata udah waktunya makan." jawabnya sambil tertawa.
"Pengen makan dimana?" tanya Allyn lagi.
"Rujak cingur diperempatan depan Mall yuk." ajak Andi yang tiba-tiba ikut nimbrung.
Kemudian mereka mulai membereskan berkas-berkas di meja dan keluar ruangan.
"Seru juga ya kantor ini pake eskalator." kata Rangga sambil celingak-celinguk mencari lift.
"Disini ga ada lift buat karyawan, Ngga." sahut Andi sambil menepuk pundak Rangga.
"Adanya lift buat pejabat perusahaan aja."
"Enak kan kamu bisa cuci mata sambil liatin cewek-cewek cakep!" kata Allyn menambahkan.
Mereka tertawa, hm.. Ada benernya juga!
"Ehh.. Liat tuh Pak Alex sama Bu Mita mesra amat." Allyn mencolek pinggang Bella.
"Ihh serasi banget mereka berdua." kata Bella.
Lucy dan Rhea melihat kearah dua orang yang sedang menuju kafe gedung ini.
"Denger-denger nih ya, Bu Mita sering ke lantai 5 lho." kata Allyn memberi info gossip terkini.
Rhea hanya diam menatap kedua orang tersebut. Tiba-tiba hatinya teriris.
Uhh perasaan apa ini?
"Emang ada apa di lantai 5?" tanya Lucy penasaran. Sejujurnya mereka semua penasaran, ada apa di lantai 5 gedung ini?
"Kamu ga tau kalo Pak Alex tuh tinggal di lantai 5?" sahut Allyn.
"Wakil CEO kita tuh tinggalnya di gedung ini juga tauuu.." jelasnya kepada Bella, Lucy, dan Rhea.
Dan kemudian mereka hanya ber-aahh oohh ria. Memang gelar Ratu Gossip pas disematkan pada Allyn. Ia tau segala hal yang ada di kantor ini. Semut pindah rumah pun mungkin Allyn juga tau.
Mereka sepakat untuk berjalan saja menuju warung rujak cingur. Karena jaraknya tidak terlalu jauh dan cuaca sedang mendung jadi tidak panas.
Sepanjang perjalanan, Rhea tampak diam. Ia sedang memikirkan wakil CEO-nya. Apakah benar ia adalah Mas Andre mantan kekasihnya waktu SMA?
"Ngelamun aja, Rhe!" Bella melambaikan tangan didepan wajah Rhea. Rhea gelagapan, "Ehh.. Enggak kok mbak Bell,"
"Apaan, dari tadi aku liat kamu jalan kesandung terus." Rangga menimpali.
"Mikirin apa sih, Rhe?" tanya Allyn.
"Udah ga usah mikirin belum gajian, hari ini aku yang traktir. Itung-itung perayaan karena kalian berhasil menutup rapat pagi ini dengan ide yang spektakuler!" serunya.
Sontak semua langsung bersorak, "Horeeeee.... Makasi Allyn yang cantik!"
***
04
Flashback On
"Gila ya kamu, Rhe!" teriak Nindy, sahabat Rhea. Rhea hanya menunduk. "Kamu tau kan aku suka banget sama Mas Alex! Bisa-bisanya kamu nerima cinta dia!"
Rhea terdiam, ia tau bahwa semua ini akan terjadi.
"Maaf Nin. Aku bener-bener minta maaf." hanya kata maaf lah yang keluar dari mulut mungil Rhea. Dia tidak tahu harus berkata apalagi. Ini memang kesalahannya.
Tiga bulan yang lalu, Alexandre, menyatakan cinta padanya. Rhea tahu bahwa sahabatnya juga menaruh rasa pada Alexandre, kakak kelas mereka. Pemuda baik yang menolong mereka ketika OSPEK SMA.
*
Waktu itu Rhea dan Nindy adalah murid baru yang sedang menjalani OSPEK bersama murid baru yang lain. Salah satu anggota OSIS menghukum mereka karena melakukan kesalahan, yaitu terlambat datang ke sekolah. Hukumannya adalah push-up 50 kali. Tetapi pada hitungan kedua puluh Rhea sudah tidak kuat karena pagi itu ia tidak sarapan karena bangun kesiangan. Kakak kelas mereka yang sedang memberi hukuman lantas memarahi Rhea.
Nindy yang kasihan kepada Rhea segera membelanya, "Kami minta maaf kak. Salah kami datang terlambat."
Kakak kelas tersebut semakin marah dan membentak mereka, "Heh! Kamu jangan ikut-ikutan ya! Aku tambah push-up jadi 75 kali. Cepet!"
"Tapi kak.. Kami sudah ga kuat." kata Nindy lagi dengan napas ngos-ngosan. "Tolong maafin kami kak." mohon Rhea.
Mendengar ada keributan di lapangan olahraga, Alexandre sebagai pembimbing OSIS karena ia sudah kelas 3, datang mendekat.
"Ada apa?" tanyanya kepada Ali, sang kakak kelas pemberi hukuman.
"Mereka datang terlambat, kak." jawabnya. "Aku suruh push-up tapi malah banyak alasan!"
"Udah maklumin aja, Al. Hari pertama OSPEK nih, jangan bikin mereka takut. Lain kali kalo telat baru deh dikasih hukuman." kata Alexandre memberi solusi.
"Kalian cepet masuk kebarisan!" Kata Alexandre.
"Makasih kak!" jawab Rhea dan Nindy takut-takut dan segera masuk barisan kelasnya.
*
Nindy yang kecewa dengan Rhea segera keluar kelas meninggalkan sahabatnya itu sendiri.
Rhea menghapus air matanya dan kemudian ia juga keluar kelas berjalan menuju lapangan basket.
Teriakan heboh dari cewek-cewek dipinggir lapangan sungguh memekakkan telinga. Mereka bersorak sambil meneriakkan nama cowok-cowok idola mereka yang sedang berusaha merebut bola dari lawannya.
Rhea duduk di rumput dipinggir lapangan agak menjauh dari cewek-cewek histeris itu. Matanya menerawang jauh kedepan, mencari sosok yang selalu ia rindukan.
Air matanya menetes lagi.
'Haruskah ia memutuskan hubungan spesial ini?'
'Sanggupkah aku tidak melihat senyumnya lagi?'
Pikirannya berkecamuk.
Beberapa saat kemudian seorang cowok berlari kecil kearahnya. Ingin sekali ia memeluknya erat tidak ingin berpisah. Tetapi sekarang ia harus memilih. Segera Rhea menghapus air matanya.
"Udah lama, Rhe?" tanyanya sambil mengelap keringat yang membasahi tubuh tegapnya. Kemudian ia duduk disamping Rhea.
Rhea tersenyum kemudian menjawab, "Barusan kok Mas."
"Iiiihhh... Jangan meluk-meluk! Kamu keringetan! Bau!" jeritnya sambil mendorong cowok tersebut.
"Aku kan kangen, Rhe." sahutnya sambil berusaha menggapai tubuh kekasihnya itu. "Kamu kenapa sih aku liat dari tadi kok ngelamun?" tanyanya sambil mengelus rambut hitam panjang Rhea.
Rhea menghela napas.
"Mas Andre... " katanya hati-hati.
"Hmm.. Kenapa sayang?" jawab Alexandre sambil menyelipkan anak rambut ketelinga Rhea.
Rhea kembali menghela napasnya.
"A-a-aku mau kita putus," jawabnya akhirnya.
Alexandre terdiam. Ia meraih tangan Rhea, menggenggamnya. "Kenapa?" tanyanya setelah beberapa saat.
Rhea menatap kedua bola mata Andre.
"A-a-aku mau fokus belajar. Kamu juga kan mau ujian kelulusan." sambungnya. "Maaf Mas. Maafin aku." katanya lagi sambil berdiri kemudian berlari meninggalkan Alexandre.
Alexandre hanya terdiam, melihat kekasihnya berlari kemudian menghilang dibelokan jalan.
Dia bukannya tidak tahu alasan Rhea memutuskan hubungan mereka.
Tidak! Alexandre sangat tahu bahwa sebenarnya kekasihnya itu lebih memilih sahabatnya, Nindy.
Kemarin Nindy menemuinya sepulang sekolah di parkiran motor. Ia memberi Alexandre sebuah kotak yang berisi coklat dan mengatakan bahwa ia sudah menyukai Alexandre sejak ia membantunya pada masa OSPEK. Tetapi Alexandre langsung menolaknya karena ia sudah menjalin hubungan dengan Rhea, sahabat Nindy selama 3 bulan ini.
Hhh!!!
Alexandre menghembuskan napas kasar. Dadanya sakit.
'Seperti inikah rasanya dicampakkan?' batinnya.
Dia membaringkan tubuhnya dirumput. Panas menyengat tidak ia hiraukan. Pikirannya kembali kemasa dimana ia menyatakan cintanya pada Rhea.
"Kenapa kamu panggil aku Andre? Bukan Alex seperti temen-temen ku yang lain?" tanya Alexandre kala itu.
"Hmm... Ya aku mau panggilan yang beda aja Mas. Semacam panggilan sayang?" jawab Rhea malu-malu.
Alexandre meraih tangan Rhea dan menggenggamnya. Kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya, Sayang."
Blush!!
Pipi Rhea seketika memerah mendengar kata panggilan itu.
"Pulang yuk! Aku anter." ajak Alexandre.
"Aku dijemput supir, Mas. Maaf ya." tolak Rhea hati-hati.
"Ya udah kapan-kapan aja." ucap Alexandre, tersenyum sambil mengelus kepala Rhea.
*
Didalam kamar, Rhea menangis. Ia tahu sudah menjadi perempuan yang jahat. Hari ini ia telah menyakiti 2 orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Pertama, sahabatnya yang sudah ia bohongi selama 3 bulan karena ia telah menjalin hubungan dengan Alexandre, cowok yang sahabatnya dan ia suka sejak lama.
Kedua, Alexandre, kekasihnya yang sangat ia sayangi.
*
Keesokannya di sekolah.
"Nin.. Aku udah putus sama Mas Andre kemarin. Maafin aku ya Nin. Aku ga mau persahabatan kita putus, Nin." kata Rhea setelah ia berhasil mengajak bicara sahabatnya itu.
"Kamu kira aku percaya sama kamu? Kamu udah mengkhianati persahabatan kita, Rhe!" marahnya.
"Aku minta maaf, Nin. Sebenarnya aku juga udah lama suka sama Mas Andre, tapi aku diem Nin. Aku ga mau kamu sakit hati. Aku mohon maafin aku." mohon Rhea.
"Udahlah! Aku males ngomong sama kamu lagi!" kata Nindy meninggalkan Rhea.
Dan hari-hari berikutnya pun Nindy selalu menghindarinya. Rhea yang selalu berusaha memperbaiki hubungan persahabatan mereka beberapa bulan ini, akhirnya menyerah juga.
Naik ke kelas dua SMA, kelas mereka terpisah, tidak satu kelas lagi.
Flashback Off
***
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
