Panasnya Gairah Bulan Madu BAB 1-7 (SAMPEL)

1
0
Deskripsi

Mengandung konten DEWASA, jadi harap bijak dalam memilih bacaan!

Sandra merajuk pada kedua orangtuanya ketika ia harus bernasib sama seperti kedua kakak perempuannya, di mana ia harus menikah dengan pria pilihan ayahnya. Terlebih saat tahu calon suaminya adalah Nathan, pria yang sangat menyebalkan menurutnya. Sayangnya, tidak seperti Sandra yang membenci ide perjodohan itu, Nathan malah dengan mudahnya menerima pernikahan tersebut.

Bulan madu menunggu setelah pernikahan mereka terlaksa. Meskipun...

BAB 1

Mari Menikah

Seorang gadis cantik tampak mengenakan pakaian kasual tapi terlihat cantik, dia baru saja sampai di tanah kelahirannya setelah dua bulan lamanya menikmati liburan seorang diri. Berkeliling dari satu galeri, ke galeri yang lain. Itu adalah kesenangan yang bisa ia dapatkan sebagai hadiah kelulusannya. Ia baru saja menyelesaikan pendidikannya, dan mendapatkan jatah liburan langka dari keluarganya. Mengingat selama ini ia selalu menjalani kehidupan yang penuh dengan jadwal ketat.

Gadis tersebut tak lain adalah Sandra Ann Jorge. Putri bungsu dari keluarga Jorge yang cukup terkenal sebagai keluarga dengan sejarah panjang sebagai keluarga berpengaruh di Kanada. Sandra tampak berada dalam suasana hati yang sangat baik. Setelah tiba di rumah nanti, ia berencana untuk bergegas mengurus dokumen untuk melanjutkan pendidikannya. Sandra berniat untuk melanjutkan pendidikan S2-nya di luar negeri, sekaligus mencari pengalaman kerja di sana.

Itu sudah menjadi rencana dan impian Sandra sejak lama. Karena itulah, Sandra saat ini merasa sangat bersemangat. “Sepertinya aku harus segera menghubungi pemilik rumah sewa yang kukunjungi terakhir. Aku paling menyukai rumah itu,” gumam Sandra mengingat kembali perjalanan liburannya sebelumnya.

Perjalanan itu bukan hanya sebuah liburan. Sandra juga menyempatkan diri untuk mengunjungi kampus dan lingkungan tempat dirinya akan melanjutkan pendidikannya nanti. Ia bahkan sudah melihat-lihat rumah sewa. Sandra memang ingin sepenuhnya mengurus semua keperluan kuliahnya secara mandiri. Karena itulah, ia pun memilih rumah sewa alih-alih membiarkan orangtuanya membelikan sebuah rumah atau apartemen.

“Nona!” seru seorang pengawal yang memang bertugas untuk menjemput kedatangannya di bandara.

Seruan itu menarik perhatian Sandra, dan membuatnya mengangguk. Setelah dekat, Sandra memberikan kopernya pada sang pengawal, tetapi dirinya tampak sangat terkejut karena dirinya melihat sekretaris dari ibunya di sana. “Selamat datang, Nona. Apakah Anda menikmati liburan Anda?” tanya sekretaris yang bernama Diana tersebut.

Sandra menatap Diana dengan serius sebelum balik bertanya, “Kenapa kau datang kemari?”

Diana masih tampak tersenyum tipis, tampak tetap tenang di tengah pertanyaan mendadak yang diajukan oleh sang nona yang ia layani tersebut. Diana pun dengan profesional menjawab, “Saya datang atas perintah Nyonya untuk menjemput dan mengantar Anda dengan selamat.”

“Itu terlalu berlebihan. Aku hanya perlu pengawal yang menjemputku. Kedatanganmu sungguh berlebihan. Jika seperti ini, aku malah merasa sangat curiga,” ucap Sandra tajam, tetapi masih dengan gestur anggun yang tidak lepas dari dirinya.

“Saya harap Nona tidak terlalu curiga, sebab saya hanya melakukan tugas saya dan tidak akan mungkin membuat Nona berada dalam bahaya. Mari, Nona. Kita harus bergegas,” ucap Diana membuat Sandra harus beranjak menuju mobil mewah yang memang sudah menunggunya.

Sandra memeriksa ponselnya dan mendapati pesan dari sang ibu yang memintanya untuk mengikuti Diana tanpa melakukan hal yang macam-macam. Melihat pesan tersebut membuat Sandra bergegas untuk menelepon sang ibu. Namun, telepon itu diabaikan, bahkan ponsel sang ibu menjadi tidak aktif. Jelas saja Sandra semakin curiga, karena ibunya saat ini sangat kentara tengah menghindarinya.

Sandra bertanya pada Diana yang duduk di kursi depan, “Sebenarnya apa yang direncanakan oleh Ibu?”

Sebelum Diana memberikan jawaban, mereka sudah lebih dulu sampai di sebuah bangunan yang Sandra kenali, sebagai salah satu butik ternama yang sangat sering dikunjungi anggota keluarganya. Diana sendiri segera menjelaskan, “Nyonya sudah menyiapkan semua hal termasuk orang-orang yang akan membantu Nona untuk bersiap.”

Sandra tampak kesulitan untuk mencerna semua hal yang tengah terjadi. Kepalanya sibuk memikirkan apa yang sebenarnya tengah direncanakan oleh ibunya. Hingga hal yang bisa keluar dari mulutnya hanyalah pertanyaan, “Apa-apaan ini?”

***

Sandra tampak tidak bisa mengendalikan ekspresinya ketika dirinya duduk di meja yang sebelumnya sudah lebih dulu ditempati oleh seorang pria yang menawan dengan setelan necisnya. Pria ini adalah putra sulung dari keluarga Norman, Nathan Curtis Norman. Jelas Sandra memasang ekspresi jengkel. Sebab orang inilah yang membuat Sandra harus bergegas bersiap untuk menemuinya, padahal Sandra baru tiba di bandara.

“Berhenti menunjukkan ekspresi burukmu itu, Sandra,” ucap Nathan membuat Sandra menyipitkan matanya. Tidak senang karena pria itu dengan leluasa menyebut namanya seperti itu. Seakan-akan mereka sudah akrab, padahal kenyataannya hubungan mereka tidak sedekat itu. Bahkan sejujurnya Sandra tidak menyukai Nathan. Ia tidak memiliki kesan baik terhadap pria yang di matanya selalu menyebalkan itu.

“Kalau begitu, buat keluarga kita berhenti melakukan usaha sia-sia menjodohkan kita seperti ini. Apakah kau tidak memiliki pikiran sendiri terkait pernikahan yang ingin kau jalani?” tanya Sandra tampak tajam tetapi malah terdengar menyenangkan di telinga Nathan yang mendengarnya. Nathan rasa mungkin karena suaranya yang lembut dan memanjakan telinganya.

“Kurasa aku tidak bisa melakukannya. Kau tau sendiri bagaimana keluarga kita. Selain itu, aku rasa rencana keluarga kita tidak terdengar seburuk itu. Bukankah kau lelah mendapatkan paksaan dan tekanan terus-menerus dari orang tuamu? Jadi, lebih baik mari kita lakukan saja,” ucap Nathan tampak penuh dengan keyakinan.

Hanya saja Sandra yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya. “Lakukan? Lakukan apa yang kau maksud?” tanya Sandra mulai merasakan firasat buruk.

Nathan menyilangkan kakinya dan menatap Sandra yang memang selalu terlihat menarik, selayaknya anggrek yang tengah mekar sempurna. Lalu Nathan tersenyum sebelum menjawab, “Apa lagi? Tentu saja mari lahirkan cucu bagi keluarga kita.”

“Kau berkata seolah-olah melahirkan seorang anak adalah hal yang mudah. Selain itu, kau berbicara seperti kau yang akan mengandung dan melahirkan,” ucap Sandra.

Nathan sendiri tampak tersenyum dan mencondongkan tubuhnya sebelum membalas, “Tentu bukan aku yang melahirkannya, aku tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu. Sebaliknya, kau yang mampu untuk melakukan hal tersebut, hamil dan melahirkan. Tapi kau tentunya memerlukan bantuanku untuk mengandung, bukan?”

Sandra menatap Nathan dengan tatapan mencela sembari beranya, “Omong kosong apa yang tengah kau bicarakan ini? Memangnya siapa yang ingin hamil anakmu?”

Lalu tanpa tahu malu Nathan tersenyum dan mengabaikan pertanyaan Sandra dengan jawaban, “Aku dengan sukarela akan ambil andil dalam usaha membuatmu hamil. Jadi, jangan buang waktu lagi, mari kita menikah.”

_____***_____

BAB 2

Pria yang Gila

“Tidak mau. Bukankah selama ini Ayah dan Ibu membiarkanku untuk melakukan apa pun yang kuinginkan? Lalu kenapa kini tiba-tiba kalian berubah dan memaksaku untuk menikah dengannya?” tanya Sandra pada kedua Jody dan Rene—orangtuanya—ketika tiba di rumah tepat di waktu makan malam.

Tidak hanya ada Jody dan Rene saja yang ada di meja makan. Ternyata kakak Sandra juga ada di sana. Nola dan Letha, kedua kakaknya yang berbeda beberapa tahun darinya juga tampaknya berniat untuk makan malam bersama mereka. Alih-alih makan di rumah keluarganya sendiri, mengingat mereka memang sudah menikah lima dan tiga tahun yang lalu. Tentu saja dengan pria yang juga dipilihkan oleh orangtua mereka.

“Jangan seperti itu. Duduklah, dan mari makan malam lebih dulu sebelum berbicara apa pun,” ucap Nola.

Sandra tentu saja tidak mau menurut karena masih terlalu marah. Ia baru saja tiba setelah menempuh perjalanan yang melelahkan. Namun, keluarganya malah mengabaikan fakta tersebut dan melakukan hal ini. Jelas dirinya merasa sangat kesal. Lalu saat itulah Jody turun tangan. Ia berkata, “Duduklah.”

Sandra memejamkan matanya. Merasa sangat jengkel sebelum pada akhirnya duduk di kursi yang telah disiapkan oleh pelayan. Acara makan malam pun dimulai, tetapi Sandra hanya menyentuh sedikit makanannya sebelum memilih untuk diam. Acara makan malam tersebut selesai dengan cepat, dan mereka beralih menuju ruang keluarga. Di mana mereka bisa berbincang dengan lebih leluasa.

“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Jordy.

“Aku menolak untuk dijodohkan dengan Nathan. Memangnya ini zaman apa? Kenapa aku harus mengikuti perjodohan semacam itu?” tanya balik Sandra.

Rene pun menjawab, “Sayang, itu adalah perjodohan yang sudah dibicarakan oleh kakek dan nenekmu semasa mereka masih hidup. Mereka menjalin hubungan yang sangat dekat dengan kakek dan nenek Nathan. Bukankah kalian juga sudah cukup mengenal Nathan? Dia pria baik yang bisa dipercaya menjadi seorang suami.”

Sandra berusaha untuk tidak menghela napas. Lalu dirinya berkata, “Di mataku, ia bukanlah pria yang baik. Dia hanya pria menjengkelkan yang kebetulan memiliki wajah yang tampan. Lalu asal Ibu tau, aku bahkan tidak bisa menghitung dengan jariku seberapa banyak dirinya berganti kekasih setelah aku mengenalnya. Itu bahkan setelah dirinya mendengar kabar bahwa ada perjodohan di antara kami. Kurasa itu sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan bahwa ia juga tidak tertarik dengan hubungan ini.”

Di saat ibu dan kakak-kakaknya akan mencoba untuk menjelaskan, sang ayah pun memberikan isyarat meminta semuanya untuk diam. Lalu dirinya menatap lurus putri bungsunya dan berkata, “Kau harus menikah dengan Nathan. Kau tau sendiri, tidak ada pilihan dalam kalimat Ayah ini.”

“Ayah,” panggil Sandra frustasi.

“Apa Nathan berbuat salah padamu?” tanya Jordy.

“Tidak,” jawab Sandra singkat. Ia tahu bagaimana caranya menghadapi sang ayah ketika pembicaraan seperti ini dimulai.

Jody menyipitkan matanya lalu berkata, “Kalau begitu menikahlah dengannya. Menikah lalu hiduplah dengan baik sebagai istrinya. Ayah yakin pria itu bisa membahagiakanmu.”

“Kenapa Ayah bisa seyakin itu, di saat aku sendiri yang akan menjalaninya sama sekali tidak menginginkannya? Tidak bisakah kalian membiarkan aku melakukan semua yang kuinginkan seperti biasanya?” tanya Sandra mulai bernegosiasi.

Hanya saja, Jordy segera berkata, “Justru karena selama ini Ayah selalu membiarkanmu melakukan apa pun yang kau inginkan, sekarang sudah waktunya kau melakukan hal yang harus kau lakukan. Jangan membantah lagi, atau Ayah akan mengurungmu sebelum hari pernikahan tiba nantinya.”

***

Sandra benar-benar tidak mau ke luar dari kamarnya. Itu adalah salah satu caranya memprotes keputusan sang ayah yang tetap memaksa menjodohkannya dengan Nathan. Setelah bangun tidur pun, Sandra memilih untuk bermalas-malasan di atas ranjangnya. Ia bahkan berniat untuk melewatkan sarapan bersama dengan keluarganya.

Namun, tiba-tiba Nola masuk ke dalam kamar Sandra dan membuat Sandra memprotes, “Kakak, jangan masuk kamarku dengan sembarangan!”

Nola sendiri duduk di sofa yang menghadap sang adik yang masih berbaring malas di ranjang. “Kau piki merajuk seperti ini bisa membuat keputusan Ayah berubah?” tanya Nola.

“Apa pun itu, aku akan melakukannya demi membuat Ayah mengubah keputusannya,” jawab Sandra sembari mengubah posisinya menjadi duduk.

“Itu mustahil. Kau tidak ingat apa yang terjadi pada Kakak dan Letha? Kami bahkan dipaksa untuk berpisah dengan kekasih kami hanya untuk menikah dengan pria yang sudah dipilihkan oleh Ayah. Kondisimu saat ini jauh lebih baik,” ucap Nola membuat Sandra merengut.

“Tidak. Aku tidak merasa seperti itu. Situasi ini sangat menjengkelkan. Aku bahkan sudah bersiap untuk melanjutkan pendidikan S2-ku. Lalu sekarang aku harus menikah? Bagaimana dengan rencana yang sudah kubuat?” tanya Sandra tampak begitu frustasi.

Nola menghela napas panjang. “Dengarkan Kakak baik-baik, Sandra. Pertama, kau mendapatkan kebebasan yang tidak kami dapatkan. Kau memang memiliki jadwal padat sama seperti kami untuk mempelajari banyak hal, tetapi kau mendapatkan kebebasan untuk bermain dengan teman-temanmu tanpa harus diatur atau diikuti pengawal.”

Sandra pun dibuat bungkam. Karena apa yang dikatakan oleh kakaknya memang benar adanya. Kesehariannya memang dipenuhi jadwal dan harus mempelajari banyak hal. Namun, Sandra juga memiliki kebebasan untuk bermain.

“Kedua, kau bebas memilih jurusanmu sendiri, tidak sepertiku dan Letha yang sama-sama ditentukan harus memilih jurusan apa. Lalu terakhir, kau bahkan bisa berlibur ke luar negeri seorang diri. Kau mendapatkan semua hak spesial itu. Tapi, sepertinya Ayah tidak berniat untuk memberikan hak spesial dalam memutuskan calon suamimu,” ucap Nola.

“Apa Kakak tengah mengutarakan kecemburuan Kakak padaku?” tanya Sandra.

Nola mengangkat kedua bahunya. “Tidak. Aku tidak keberatan dengan apa yang dilakukan oleh ayah dan ibu. Toh, hidupku saat ini juga sangat nyaman. Aku memiliki seorang suami yang bekerja sebagai Jaksa. Lalu Letha memiliki seorang suami yang memiliki serentetan bisnis yang besar. Keputusan ayah dan ibu tidak diambil untuk membuat kehidupan putri mereka menderita,” ucap Nola tampak memberikan nasihat panjang bagi adiknya.

Namun, Sandra rupanya masih belum bisa menerima keputusan sang ayah yang akan menikahkannya dengan Nathan tanpa peduli dengan perasaannya. Lalu Sandra pun menambahkan, “Jangan melawan lagi. Kau tau bagaimana sifat Ayah. Dia tidak akan membiarkanmu jika membuat ulah yang mengacaukan rencana keluarga.”

Sandra hanya bisa merengut, dan sesaat kemudian Letha datang sembari berkata, “Sandra, cepatlah mandi dan bersiap. Calon suamimu sudah menunggu.”

“Apa? Calon suami?” tanya Sandra.

Letha mengangguk. “Nathan sekarang ada di taman bersama Ayah. Dia bilang sudah membuat janji denganmu untuk pergi kencan dan melihat-lihat gaun. Sekarang dia tengah menunggumu,” ucap Letha membuat sudut bibir Sandra berkedut karena rasa jengkel.

Sandra melompat dari ranjangnya dan berlari menuju balkon. Lalu dirinya pun melihat Nathan dan Jordy yang memang terlihat begitu akrab. Sandra menahan setiap makian dan kutukan yang bisa ia lemparkan saat itu juga pada Nathan. Sementara Nathan yang menyadari kemunculan Sandra di balkon, malah dengan sengaja menggoda gadis itu.

Ia berkata pada Jody, “Meskipun baru saja bangun, calon istriku tetap cantik. Sepertinya aku sudah benar-benar jatuh hati pada putri Paman.”

Tentu saja Jody menanggapi perkataan itu dengan sebuah tawa puas. Sementara Jody melambaikan tangannya pada Sandra dan berseru, “Tidak perlu terburu-buru, Sayang! Bersiaplah dengan pelan-pelan, aku akan menunggumu bersama Ayah Mertua.”

Nola dan Letha mendekat pada Sandra sebelum berkata dengan kompak, “Pria yang manis.”

Sandra yang mendengarnya pun menggeleng dengan tegas. Lalu berkata, “Bukan, pria manis. Tepatnya, pria yang gila.”

_____***_____

BAB 3

Konservatif

Sandra dan Nathan pada akhirnya benar-benar mengunjungi butik milik desainer ternama yang ditunjuk untuk menyediakan pakaian untuk acara penting mereka. Keduanya datang untuk melakukan fitting untuk gaun Sandra serta jas bagi Nathan. Tentu saja Nathan yang sudah menyiapkan semuanya untuk Sandra. Begitu dirinya sudah memutuskan untuk melakukan perjodohan tersebut, maka Nathan pun segera sibuk untuk menyiapkan banyak hal terkait pernikahannya dengan Sandra.

Sebenarnya pada awalnya keluarga Nathan yang akan mengurus semua hal tersebut. Tepatnya sang ibu yang benar-benar antusias menyambut pernikahan putra tunggal yang sangat ia sayangi. Namun, Nathan meminta sang ibu untuk mempercayakan bagian itu padanya dan sang istri. Sementara sisanya, ia membiarkan ibu atau calon ibu mertuanya yang mengaturnya sesuka hati.

“Ini semua adalah gaun yang dipesan secara khusus sesuai dengan desain yang diinginkan Tuan Nathan,” ucap desainer yang secara khusus datang saat mendengar bahwa pasangan itu akan melakukan fitting.

Sandra yang melihat lima gaun pernikahan itu pun agak terkejut. Ia menatap Nathan dan bertanya, “Memangnya kita akan melakukan pemberkatan sebanyak lima kali? Kenapa kau berlebihan dan memesan gaun sebanyak ini?”

Nathan tersenyum sebelum menjawab, “Aku hanya ingin menyiapkan yang terbaik untukmu. Tapi juga tetap membiarkanmu memutuskan mana gaun yang akan kau gunakan di hari penting kita nanti.”

“Aku tidak mau mencoba semuanya. Itu akan terlalu melelahkan bagiku. Biar aku pilih dua yang paling kusukai untuk kucoba,” ucap Sandra membuat Nathan tersenyum.

“Apa itu artinya kau sudah setuju untuk menikah denganku?” tanya Nathan tampak antusias ketika para pelayan dan desainer mulai bekerja untuk menunjukkan detail pilihan gaun.

Sandra menatap Nathan dengan ekspresi jengkel yag benar-benar terlihat jelas pada wajah cantiknya. Sandra menjawab, “Kau tidak memberikan pilihan bagiku.”

Setelah itu Sandra pun memilih untuk fokus pada gaun pernikahan yang akan ia kenakan. Ia tertarik dengan dua model gaun. Satu gaun dengan model tertutup lengan panjang yang menunjukkan lekuk tubuh dan pinggang ramping. Ekor gaun tersebut cukup panjang, dan menambah keanggunan gaun tersebut. Lalu gaun kedua memiliki model bahu terbuka dengan dengan lekuk pinggang ramping dan bagian rok yang mengembang cantik.

“Tolong siapkan dua gaun itu,” ucap Sandra.

Tentu saja para pegawai bergegas untuk menyiapkannya. Sandra pun mencoba gaun pertama yang tertutup. Ia mengenakan sepatu yang sudah dipersiapkan dan mencepol rambutnya sebelum tirai dibuka dan Nathan pun melihat penampilannya. “Ini cantik. Kau terlihat sangat anggun,” ucap Nathan setelah terdiam beberapa detik seakan-akan terpesona dengan kecantikan Sandra.

Sandra tidak mengatakan apa pun dan meminta pelayan untuk memotret penampilannya dari ujung kepala hingga ujung kaki terlebih dahulu. Setelah itu tirai kembali ditutup dan Sandra pun beranjak berganti gaun kembali. Di saat itu, sang desainer pun sedikit menjelaskan. “Semua desain hingga bahannya pun dipilih secara hati-hati serta penuh perhatian oleh Tuan Nathan. Ia bahkan memilih bahan yang permeternya saja berharga puluhan juta dolar. Tuan benar-benar menyayangi Nona,” ucap desainer tersebut.

“Begitukah?” tanya Sandra seakan-akan tidak peduli dan hanya ingin fokus mengganti pakaiannya.

Saking terlalu fokus dengan apa yang tengah ia lakukan, Sandra sampai tidak sadar bahwa sekarang semua orang yang membantunya berganti pakaian telah pergi. Digantikan dengan Nathan yang membantunya untuk menarik tali gaun dan mengetatkan ikatannya. Lalu Nathan pun menciumi tengkuk dan punggung polos Sandra. Membuat Sandra merinding bukan main dan berjengit karena terlalu terkejut. Namun, Nathan menahan Sandra untuk tidak berbalik dan tetap menghadap cermin besar di hadapannya.

Nathan bertatapan dengan Sandra pada pantulan cermin. Lalu berkata, “Aku tidak terlalu suka dengan model ini. Ternyata melihatmu mengenakan pakaian yang terbuka membuat diriku merasakan kecemburuan yang tidak terkendali. Perasaan itu muncul ketika berpikir ada pria lain yang melihat dirimu dalam penampilan ini.”

Namun, Nathankembali mengecupi tengkuk dan punggung Sandra hingga rasa merinding itu kembali menghampiri dirinya. “Astaga, berhenti!” seru Sandra sembari berniat memberontak.

Hanya saja, Nathan segera menghentikan apa yang ia lakukan di waktu yang sangat tepat sebelum Sandra memberontak. “Aku akan berhenti di sini. Maafkan aku, aku harus berhenti walaupun aku tahu kau menginginkan hal yang lebih daripada ini,” ucap Nathan seketika membuat Sandra jengkel bukan main.

***

Setelah acara fitting gaun dan jas yang dibumbui adegan menggoda Nathan telah selesai, sekarang Nathan dan Sandra pun tengah makan malam bersama. Hanya saja, Sandra dengan sengaja memesan banyak makanan dan makan dengan begitu lahap. Berusaha untuk terlihat seperti orang rakus yang bahkan mengabaikan etika serta tahapan makan.

Tentu saja Sandra sengaja melakukannya. Demi membuat Nathan ilfeel dan pada akhirnya membatalkan pernikahan yang tidak masuk akal tersebut. Hanya saja, hal tersebut rupanya sama sekali tidak berguna. Mengingat Nathan memang sudah mengambil keputusan bulat untuk menikahi Sandra. Ia malah dengan penuh perhatian memotongkan daging untuk Sandra dan menyeka noda pada sudut bibir Sandra.

Jelas itu membuat Sandra jengkel dan meletakkan alat makannya begitu saja dan minum air dengan rakus untuk meredakan rasa kesalnya. “Ini sangat menyebalkan,” ucap Sandra.

“Apa aku membuatmu kesal?” tanya Nathan.

Sandra mengangguk. “Aku mau pulang,” ucap Sandra asal lalu dirinya bangkit dari duduknya dan benar-benar berniat untuk pulang begitu saja.

Sayangnya, Nathan sendiri tidak berniatkan istrinya pergi begitu saja. Ia menarik tangan Sandra hingga membuat gadis cantik itu jatuh terduduk di atas pangkuannya. “Sekarang, biarkan aku melanjutkan kegiatan kita yang sebelumnya tertunda,” ucap Nathan membuat Sandra mengernyitkan keningnya.

Nathan tidak memberikan waktu bagi Sandra untuk berpikir atau bertanya sedikit pun. Sebab tanpa permisi, Nathan merangkul pinggang ramping calon istrinya itu sebelum menciumnya dengan mesra. Sandra jelas terkejut bukan main. Saking terkejutnya rasanya sekujur tubuhnya menjadi kaku dan kebingungan untuk memberikan reaksi. Di tengah terkejutan yang Sandra rasakan tersebut, tiba-tiba ada hal mengejutkan yang kembali terjadi.

Di mana tanpa permisi Greta—ibu Nathan—memasuki ruangan privat yang mereka gunakan sebagai tempat makan malam mereka. Tentu saja kedatangannya membuat Nathan menghentikan ciumannya dengan bibir yang belepotan lipstick Sandra. Baik dirinya maupun Sandra sama-sama menatap kea rah Greta yang masih mematung di ambang pintu. Lalu beberapa detik kemudian Greta mulai heboh sendiri.

“Astaga, maafkan wanita tua ini. Bisa-bisanya aku datang di waktu yang tidak tepat,” ucap Greta.

Sandra tentu saja segera menggeleng panik dan berkata, “Ini tidak seperti yang Tante pikirkan.”

Hanya saja Greta hanya percaya dengan apa yang ia lihat daripada kenyataannya. Ia malah melambaikan tangannya dan membalas, “Tidak perlu cemas. Aku bukanlah orang yang terlalu konservatif. Lanjutkan saja apa yang tengah kalian lakukan. Tidak perlu menahan diri. Sebab aku tidak keberatan memiliki cucu lebih awal daripada yang seharusnya.”

“Baiklah Ibu, aku tidak akan mengecewakanmu,” balas Nathan tanpa bebas hingga membuat Greta segera pergi dari ruangan tersebut dan membuat Sandra kesal hingga menjambak rambut calon suaminya.

_____***_____

BAB 4

Kabar Bahagia

Satu minggu sebelum acara pernikahan berlangsung, kedua keluarga pun bertemu untuk makan malam bersama. Sebenarnya keluarga mereka sudah cukup saling mengenal dan dekat. Selain karena bisnis keluarga mereka, hal itu terjadi karena sejak dahulu mereka memang memiliki hubungan yang dekat. Tepatnya karena kakek nenek Sandra memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kakek dan nenek Nathan. Bahkan kedekatan itu pula yang membuat Sandra dijodohkan dengan Nathan.

Jadi acara makan malam keluarga tersebut tidak terasa canggung. Mereka secara alami memiliki banyak hal yang bisa dibicarakan. Greta sendiri menatap Sandra yang terlihat begitu tenang dan anggun. Ia pun tersenyum puas melihat calon menantunya yang benar-benar berkelas, hingga membuat dirinya tidak merasa keberatan membiarkan putranya segera menikah dengannya. Greta berkata, “Setelah kalian menikah nanti, Ibu harap Sandra bisa menjadi istri dan ibu rumah tangga sepenuhnya.”

Semua orang, termasuk Sandra tahu arti apa yang dimaksud oleh Greta itu. Rencana Sandra untuk menempuh pendidikan S2 nya tentu saja sudah diketahui oleh semua orang yang berada di sana. Greta sepertinya tidak ingin Sandra menempuh pendidikan dan jenjang karir setelah menikah. Ia hanya ingin Sandra sepenuhnya mengabdikan diri untuk mengisi peran istri dan seorang ibu.

Jelas, Sandra merasa jengkel dibuatnya. Lebih dari permintaan untuk sepenuhnya menjadi istri dan ibu rumah tangga, ia kesal karena Greta mencoba untuk mengatur hidupnya. Sandra jelas akan mengatakan sesuatu, tetapi tangannya segera digenggam oleh kakak tertuanya. Itu isyarat untuk Sandra untuk tidak berkomentar atau melawan perkataan tersebut. Sementara Nathan yang menyadari ekspresi calon istrinya pun menghela napas.

“Ibu, jangan membahas hal seperti itu. Masalah setelah pernikahan nanti, akan kami bahas secara pribadi. Sebab orang yang akan menjalani pernikahan ini tak lain adalah aku dan Sandra sendiri,” ucap Nathan tegas.

“Astaga. Ibu bukannya berniat ikut campur. Ibu hanya ingin kalian menjalani pernikahan yang menyenangkan dan harmonis hingga kalian tua nanti,” ucap Greta berusaha untuk membela diri.

Jody pun segera menyahut, “Kami mengerti. Tidak perlu terlalu cemas. Aku rasa, Sandra juga tidak akan keberatan untuk melakukan apa yang memang diharapkan oleh suami dan keluarga mertuanya.”

Sandra yang tidak bisa lagi menahan rasa kesalnya pada akhirnya bangkit dari duduknya dan permis untuk ke kamar kecil. Sandra merasa bahwa dirinya harus sedikit menenangkan diri. Hanya saja, di tengah perjalanan ia malah berpapasan dengan mantan kekasihnya, Anton. Pria yang meninggalkan bekas luka mendalam di dalam hatinya karena perpisahan menyakitkan di masa lalu.

Tepatnya, perpisahan konyol. Mengingat Anton meninggalkan dirinya setelah ketahuan berselingkuh dengan sahabat Sandra sendiri. Anton beralasan tidak tahan menjalin hubungan dengan Sandra yang terlalu konservatif. Sandra memang tidak mau menjalin hubungan yang liar ketika masih berpacaran. Jelas hubungan intim tidak berada dalam daftar hal yang bisa ia lakukan dengan Anton kala itu.

Lalu saat itulah sahabat Sandra bersedia memberikan apa yang tidak bisa Sandra berikan pada Anton. Mereka berselingkuh di belakang Sandra, sebelum meresmikan hubungan mereka setelah Sandra dibuang begitu saja oleh Anton. Jelas, Sandra sangat tidak menyukai Anton karena alasan tersebut. Terlebih pada sahabatnya yang sudah mengkhianati kepercayaannya dan tampak begitu percaya diri di hadapannya saat ini.

“Wah, aku tidak menyangka kita akan bertemu di tempat ini,” ucap Talia, mantan sahabat Sandra.

Benar, saat ini Talia tengah bergelayut manja di tangan Anton. Mereka tampak menghalangi jalan Sandra dengan sengaja. Seolah-olah berniat untuk membuat masalah dengan wanita yang tampak sangat enggan untuk bertatapan dengan mereka. “Maka aku tidak menyangka bahwa kalian masih tidak tahu seperti ini,” nalas Sandra tajam.

Anton menahan tawanya dan berkomentar, “Kau masih saja tidak berubah. Terkadang perkataan lembutmu itu terdengar sangat tajam menusuk.”

Sebelum Sandra mulai melemparkan sumpah serapahnya, tiba-tiba Nathan sudah muncul dan melingkarkan tangannya di pinggang Sandra dengan begitu alamai. Lal Nathan berkata, “Kau seharusnya mengatakan padaku akan pergi ke mana. Jika pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun, kau bisa membuatku cemas.”

Sandra belum sempat berkomentar sebelum Nathan mengusap perut rampig Sandra dengan lembut dan berkata, “Aku cemas karena anak kita tengah rewel-rewelnya. Kau bahkan terus merasa mual dan muntah sejak pagi.”

Jelas saja Sandra kehabisan kata-kata saat mendengar hal tersebut. Sejak kapan dirinya hamil dan muntah-muntah? Sungguh imajinasi yang kelewat luar biasa untuk diterima oleh Sandra. Namun, ternyata tidak hanya Sandra saja yang terkejut dengan perkataan Nathan. Baik Anton maupun Talia yang mendengar perkataan tersebut juga ikut terkejut dibuatnya. Mengingat keduanya sama-sama mengenal sifat Sandra dengan baik. Bahwa Sandra tidak mungkin mau melakukan hubungan intim di luar nikah, itu adalah prinsipnya.

Anton yang tidak bisa menahan diri pun bertanya, “Apa mungkin kau sudah menikah? Tapi kenapa aku tidak pernah mendengar kabarnya, terlebih jika kau menikah dengannya?”

Nathan sendiri adalah orang yang terkenal dalam dunia bisnis karena pencapaiannya. Sandra juga adalah putri dari keluarga berpengaruh. Jadi, jika mereka menikah, tentu saja kabarnya sudah tersebar. Namun, Aton dan Talia sama-sama tidak pernah mendengar kabar pernikahan mereka. Bahkan mereka tidak pernah mendengar kabar kedekatan di antara keduanya. Jadi, wajar saja Anton bertanya seperti itu.

Nathan pun berdiri di samping Sandra dengan posisi merangkul bahunya dengan lembut. Lalu menatap lurus pada Anton yang tentu saja ia kenali sebagai mantan kekasih dari calon istrinya. Dengan tenang, ia pun berkata, “Kami akan segera menikah. Malam ini, keluarga kami bahkan bertemu untuk makan bersama karena persiapan pernikahan kami hampir rampung.”

Talia pun bertanya, “Benarkah? Itu terlalu mengejutkan karena aku tahu betapa kau memegang prinsipmu hingga kau ditinggalkan oleh Anton. Ah, maaf. Sepertinya aku membuka luka lamamu, Sandra? Apa mungkin kau pasti masih memiliki perasaan pada Anton?”

Nathan mengangkat alisnya dan menatap wajah Sandra dengan tatapan lembut sebelum bertanya, “Apakah itu benar, Sayang? Apakah kau masih memiliki perasaan padanya?”

Sandra menghela napas lalu menjawab, “Jangan mengatakan omong kosong yang membuatku merasa mual dan muntah.”

Nathan pun seketika tersenyum lebar dan mengecup bibir Sandra dengan antusias. Sebelum dirinya menatap keduanya lagi dengan senyuman yang bagi Anton terlihat sangat menjengkelkan. Nathan pun berkata, “Kami akan menikah dalam waktu dekat, dan kami juga tidak lama lagi akan menyambut pewaris yang membuat keluarga besar kami bahagia. Kuharap kalian juga ikut bahagia menyambut kabar ini.”

_____***_____

BAB 5

Kembar Pertama

Pada akhirnya hari pernikahan Sandra dan Nathan pun tiba. Tentu saja saat diumumkan, semua orang terkejut. Mengingat keduanya sama-sama adalah anak dari keluarga yang berada dan berpengaruh. Serta keduanya tidak pernah terlihat bersama sebelumnya. Sandra bahkan hanya fokus dengan pendidikannya dan tidak pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun setelah hubungannya dengan Anton kandas.

Sementara itu, Nathan juga tidak pernah terlihat memiliki kedekatan dengan Sandra. Sebelumnya ia bahkan memiliki hubungan dengan wanita lain, walaupun hubungannya tidak berjalan terlalu lama dan tidak terlihat serius. Namun, keduanya membawa kabar mengejutkan. Di mana keduanya menikah tanpa terlihat menghabiskan banyak waktu berdua.

Untuk acara pemberkatan pernikahan, kedua keluarga sepakat untuk mengundang tamu yang tidak terlalu banyak. Hanya kerabat, rekan kerja, dan beberapa teman dekat. Di antara semua tamu undangan tersebut, secara mengejutkan Anton dan Talia juga terlihat hadir. Keduanya adalah tamu undangan dari pihak Nathan. Sandra yang baru tahu bahwa Nathan mengundang keduanya ketika dirinya memasuki aula pemberkatan, tentu saja merasa sangat kesal.

Nathan yang menyambut Sandra, dan menerima tangan Sandra yang diberikan oleh Jody pun tersenyum. Ia berkata pada Jody, “Mulai saat ini, saya akan menjaga Sandra, Ayah Mertua.”

Jody pun mengangguk. “Aku percayakan putri bungsuku padamu, Menantu,” balas Jody sebelum melangkah menuju kursinya sendiri.

Sementara itu, Sandra dan Nathan pun bersiap pada posisi mereka masing-masing untuk menerima pemberkatan dari sang pendeta yang juga sudah siap. Nathan yang menyadari suasana hati Sandra tengah buruk pun berbisik, “Aku sengaja mengundang mereka, Sandra. Bukankah kita harus menampilkan sebuah pertunjukkan yang sempurna sebagai balas dendammu pada mantan kekasih dan mantan sahabatmu itu?”

Sandra berusaha untuk terlihat khidmat dalam proses pemberkatan tersebut, tetapi diam-diam dirinya membalas bisikan tersebut dengan bertanya, “Kurasa, kau hanya ingin membuatku kesal dengan mengundang para sampah itu, bukan?”

“Tentu tidak. Aku malah bersusah payah untuk mempersiapkan panggung sempurna untukmu, Sandra. Resapi peranmu sebaik mungkin, lalu gunakan panggung ini sebaik mungkin. Buat mantan kekasihmu menyesal setelah mengkhianatimu, dan tunjukkan bahwa kau begitu bahagia setelah berpisah dengannya,” balas Nathan bertepatan dengan selesainya prosesi pemberkatan.

Sandra tenggelam dalam pikirannya sendiri. Seakan-akan menimbang-nimbang apakah dirinya perlu menerima tawaran gila yang tengah ditawarkan oleh Nathan. Sudah jelas bahwa sejak awal Nathan tengah mengulurkan tangan padanya. Menawarkan bantuan berkelanjutan baginya. Hanya saja, Sandra tidak tahu apa yang Sandra inginkan darinya terkait bantuan tersebut.

Di saat Sandra dan Nathan berdiri berhadapan untuk melakukan tukar cincin dan melakukan ciuman pernikahan, Sandra pun melihat Anton dan Talia. Saat melihat keduanya, rasa kesal dalam diri Sandra pun meningkat. Bagi Sandra, pasangan tidak tahu malu itu benar-benar menyebalkan karena masih bisa bertingkah setelah melakukan banyak kesalahan padanya. Kedatangan mereka saat ini, seakan-akan tengah mengejek dirinya bahwa ia tidak akan bahagia setelah apa yang terjadi di masa lalu.

Sandra pun mengangkat dagunya dan menatap lurus pada Nathan. Ia dan Nathan tidak mengatakan apa pun, dan hanya bertukar pandang dalam waktu yang cukup lama. Hingga pendeta berkata, “Kalian bisa berciuman. Semoga pernikahan kalian senantiasa diberkati oleh kebahagiaan yang melimpah.”

Nathan membuka veil Sandra dan saat itulah Sandra berkata, “Aku terima bantuanmu. Mari kita berikan pertunjukan yang menyenangkan bagi semua orang.”

Nathan menyeringai saat mengerti apa yang dimaksud oleh sang istri. Lalu mereka pun berciuman dengan Sandra yang bahkan segera melingkarkan tangannya pada leher Nathan. Mereka berciuman dengan begitu intim dan penuh semangat. Jujur saja, Sandra sendiri merasa begitu berdebar saat melakukan ciuman yang bahkan tidak pernah ia lakukan dengan kekasihnya di masa lalu. Semua orang bertepuk tangan ketika melihat pasangan yang tengah berbahagia tersebut. Kecuali Anton yang terlihat sangat jengkel, karena melihat Sandra yang terlihat bahagia, bahkan ketika sudah berpisah dengannya.

***

Setelah acara pemberkatan dan jamuan selesai maka kedua keluarga inti pun bertemu untuk makan malam pribadi. Mengingat pesta resepsi ditunda, dan akan diselenggarakan secara terpisah. Acara itu akan diselenggerakan sesuai dengan tema dan pengaturan yang diinginkan oleh Nathan dan Sandra. Jadi, mereka akan melakukannya nanti, setelah mendapatkan waktu yang tepat.

Dalam acara makan malam tersebut, Greta pun tampak menatap Sandra yang tengah menikmati makanannya. “Sayang, kuharap kau bisa segera memberikan cucu yang menggemaskan bagi dua keluarga. Alangkah membahagiakan jika kau kembali dalam kondisi hamil setelah bulan madu kalian nanti,” ucap Greta.

Para anggota keluarga yang lain, tidak merasa bahwa perkataan Greta itu aneh atau menekan. Sebab sudah sangat wajar bagi mereka untuk membahas hal tersebut. Bahkan di awal pernikahan mereka. Nola dan Letha juga mendapatkan permintaan untuk segera memberikan pewaris setelah mereka menikah. Hanya saja, Sandra tidak bisa merasa senang dengan hal tersebut. Ia tidak bisa merasa senang dengan sikap ibu mertuanya yang seolah-olah memperlakukan dirinya seperti seorang induk yang tugasnya hanya melahirkan anak.

Sebelum Sandra mengungkapkan kekesalannya, Nathan yang duduk di sampingnya pun segera menggenggam tangan istrinya lalu berkata, “Sepertinya ini adalah waktu yang tepat bagiku untuk mengatakan sesuatu yang penting pada kalian, dan Ibu tolong dengarkan hal ini baik-baik.”

Semua orang pun mengarahkan pandangannya pada Nathan. Saat semua perhatian sudah tertuju padanya, Nathan pun tersenyum tipis pun berkata, “Alih-alih hanya menjadi nyonya rumah, aku ingin istriku melakukan apa pun yang ia inginkan. Termasuk jika ia ingin melakukan semua rencana yang telah ia buat sebelum menikah.”

“Tunggu, jika seperti itu, bisa-bisa ia hanya sibuk belajar dan bekerja. Hal yang Ibu inginkan adalah, istrimu tetap di rumah. Berperan sebagai ibu rumah tangga yang merawatmu dan anak-anakmu,” ucap Greta tampak tidak setuju.

“Tapi Sandra adalah istriku dan ini adalah rumah tanggaku, Ibu. Jadi, kumohon jangan melakukan hal seperti ini. Biarkan kami menentukan dan mengatur rumah tangga kami sendiri. Hal yang kami harapkan dari kalian para orang tua kami adalah, doa yang terbaik bagi kami atas pernikahan yang akan kami jalani selama sisa hidup kami ini,” balas Nathan dengan tegas.

Sandra tentu saja merasa tersentuh dengan perkataan sang suami. Ia tidak menyangka bahwa Nathan ternyata bisa berpihak seperti itu padanya. Hanya saja, ternyata Sandra pada akhirnya kembali menarik pujiannya pada Nathan. Lalu dirinya berbalik mengutuk Nathan dengan seluruh jiwa raganya.

Ketika tiba-tiba Nathan menambahkan perkataannya, “Kalian tidak perlu terlalu cemas. Kami juga sudah memiliki rencana yang cukup matang terkait pernikahan kami ini. Kami berencana untuk memiliki dua anak perempuan dan dua anak laki-laki. Atau kami akan sangat bersyukur jika diberikan kembar yang menggemaskan.”

Bibir Sandra berkedut hebat. Berusaha menahan makian yang bisa terlontar kapan saja. Terlebih ketika Nathan menatapnya dengan penuh cinta dan senyuman manis sebelum bertanya, “Sayang, kau sangat menginginkan anak kembar, bukan? Mari kita berusaha untuk melahirkan kembar pertama di keluarga kita. Aku akan bekerja keras.”

_____***_____

BAB 6

Melewati Batas

“Ganti pakaianmu dulu, Sandra,” ucap Nathan ketika melihat Sandra berbaring di ranjang hotel empuk yang membuat Sandra menghela napas panjang.

Sandra pun berseru keras ketika Nathan akan memasuki kamarnya. “Jangan masuk sembarangan ke kamarku!” seru Sandra.

“Kamarku?” tanya Nathan merasa bingung sendiri dengan perkataan Sandra.

Lalu Sandra pun turun dari ranjang dan berdiri di hadapan Nathan. Tepatnya berada di ambang pintu kamar sembari melipat kedua tangannya dan berkata, “Ya, ini kamarku. Kita akan menggunakan kamar yang berbeda. Kau akan menggunakan kamar itu. Kita memesan suite room bukan tanpa alasan. Ada dua kamar yang bisa kita gunakan secara terpisah.”

“Wah, bukankah itu sangat tidak pantas? Kita tengah berbulan madu, bagaimana mungkin kita menggunakan kamar terpisah?” tanya Nathan jelas-jelas merasa sangat tidak senang dengan perkataan Sandra.

Saat ini, mereka memang tengah memulai masa liburan bulan madu mereka yang panjang. Nathan memang mendapakan cuti yang lumayan panjang. Minimal dua bulan, Nathan memiliki waktu yang sepenuhnya ia habiskan bersama dengan sang istri. Destinasi pertama untuk bulan madu mereka adalah Praha. Benar, Nathan dan Sandra menjadikan kota seratus menara tersebut sebagai tempat di mana mereka menambah kenangan dalam permulaan pernikahan mereka.

Sandra sendiri tampak percaya diri sebelum berkata, “Aku peringatkan, jangan lakukan hal macam-macam padaku. Atau aku akan membuatmu menyesal.”

“Hal macam-macam? Aku tidak akan melakukan hal yang membahayakan atau menyulitkan dirimu. Aku hanya ingin melakukan hal yang memang pada dasarnya wajar dilakukan oleh pasangan suami istri yang tengah berbulan madu seperti kita,” balas Nathan tak kalah percaya diri dari sang istri.

Sandra jengkel ketika Nathan tersenyum penuh ejek, tetapi tampilannya masih saja terlihat tampan. Rasanya Sandra ingin memukul hidungnya. Setidaknya untuk membuatnya sedikit jelek daripada biasanya. Hanya saja Sandra berusaha untuk menahan diri. Lalu ia berkata, “Itu yang paling tidak boleh kau lakukan. Kau tidak boleh mengharapkan hal lebih terkait pernikah yang tidak pernah kuinginkan ini. Jangan melewati batas, dan cukup bersandiwara sebagai pasangan penuh cinta di hadapan orang lain.”

Nathan pun mengangguk. Namun ia mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya mendekat pada Sandra dan ia pun berbisik, “Baiklah. Kita hanya perlu melihat siapa yang lebih dulu melewati batas dan mendapatkan apa yang ia inginkan.”

Setelah berbisik seperti itu, Nathan pun berbalik lalu beranjak menuju kamar yang akan ia gunakan sembari bersenandung. Sandra yang melihat tingkahnya itu pun mengutuknya lalu menutup pintu kamarnya dengan kasar, hingga menimbulkan suara kasar yang mengganggu. “Dasar bajingan!” seru Sandra masih terdengar oleh Nathan yang berada di ruangan yang berbeda.

Namun, Sandra tidak bertahan lama di kamarnya. Selain karena dirinya lapar, ia juga bosan. Alhasil ia pun ke luar dari kamarnya sebelum menuju dapur. Ia mendapatkan beberapa kudapan sebelum beranjak untuk menonton acara televisi. Sandra asyik sendiri, hingga tiba-tiba Nathan ke luar dari kamarnya dengan keadaan hampir telanjang bulat. Sebab Nathan hanya mengenakan selembar handuk yang melilit pinggangnya.

“Aish! Apa yang kau lakukan?! Apa kau mesum?” teriak Sandra sembari melotot garang.

“Mesum? Ah maksudmu penampilanku sekarang? Bukankah wajar bagi suami istri untuk melihat tubuh telanjang satu sama lain dengan bebas? Aku tidak mesum. Kurasa yang lebih mesum adalah dirimu. Lihat, kau bahkan membuka matamu lebar-lebar untuk melihat tubuhku,” ucap Nathan penuh goda.

Membuat Sandra dengan kesal melempari Nathan menggunakan makanan ringan yang sejak tadi ia nikmati sembari berteriak, “Aku benar-benar membencimu! Dasar manusia menyebalkan!”

***

Setelah itu, Nathan benar-benar bersikap seenaknya. Ia selalu berkeliaran dengan bebas tanpa mengenakan pakaian yang pantas. Sekali pun Sandra sudah mengatur suhu ruangan menjadi cukup dingin, Nathan tetap akan berkeliaran dengan hanya mengenakan celana atau handuk setelah dirinya mandi. Jelas itu membuat Sandra semakin kesal saja.

Pada akhirnya, Sandra yang merasa diabaikan oleh Nathan pun memutuskan untuk melakukan hal yang sama. Di mana dirinya akan melakukan semuanya sesukanya. Saat ini, Sandra menerima pesanannya dari layakan kamar. Nathan yang melihat Sandra berjalan cepat menuju kamarnya pun bertanya, “Apa yang kau pesan?”

Sayangnya Sandra menjawabnya dengan suara tutupan pintu yang keras. Nathan sendiri memilih untuk menunggu dengan tenang sembari menikmati kudapan yang baru diisi ulang oleh staf hotel. Nathan diam di sana beberapa waktu hingga, Sandra ke luar dengan penampilan yang membuat Nathan terkejut bukan main. “Apa-apaan dengan pakaianmu itu?” tanya Nathan.

Sandra sendiri tampak tersenyum penuh percaya diri saat mengenakan gaun malam dengan bahan satin yang tampak menunjukkan punggung mulusnya. Sandra mengibaskan rambusnya yang dibuat lurus lalu mengenakan antingnya yang berkilauan sebelum menjawab, “Aku akan pergi ke club malam. Aku mendapatkan rekomendasi club malam yang dekat dengan hotel ini.”

Nathan tahu bahwa ia tidak bisa melarang atau mencegah Sandra pergi ke sana. Karena itulah, ia bergegas masuk ke dalam kamarnya sembari berseru, “Tunggu aku. Kita akan pergi bersama!”

Tentu saja Sandra akan pergi begitu saja. Namun, Nathan kembali berseru, “Jika kau pergi sendiri, aku akan segera menelepon ayahmu saat ini juga!”

Seruan terakhir tersebut sukse membuat langkah Sandra terhenti. Sebab jika sampai hal ini terdengar ke telinga sang ayah, maka riawayat Sandra benar-benar akan berakhir. Bisa-bisa sang ayah segera terbang ke Praha dan memberikan ceramah panjang serta mencambuk kakinya dengan rotan. Alhasil, pada akhirnya Sandra pun harus menunggu Nathan yang bersiap-siap, dan pergi dengan pria yang sialnya memiliki penampilan yang memukau tersebut.

“Awas saja, kau sama sekali tidak menggangguku. Lebih baik lagi jika kau bersikap seolah-olah tidak mengenal diriku,” ucap Sandra ketika mereka tiba di club malam ternama yang ramai, tetapi tidak sembarangan bisa dikunjungi tersebut.

Nathan berusaha untuk tidak membuat Sandra kesal, dan terus mengawasi istirnya itu dari dekat. Hanya saja, Nathan merasa kesal bukan main. Ia menipiskan bibirnya sembari mengamati istrinya yang terlihat seperti anak kecil yang penuh dengan rasa penasaran. Sebab saat ini, Sandra memesan dan mencoba semua minuman terkenal racikan sang bartender yang melayani pesanan mereka. “Cih, lihat saja, hanya tinggal menunggu waktu kau jatuh mabuk,” ucap Nathan sama sekali tidak melarang Sandra menenggak gelas demi gelas minuman yang dipesannya.

Benar saja, Sandra pun mulai mabuk. Tepatnya mabuk parah ketika dirinya hampir meminum semua menu andalan sang bartender. Namun, Sandra tidak mau berhenti dan mengacungkan tangannya sembari berkata, “Aku pesan satu lagi.”

Sang bartender sendiri segera menatap Nathan, iaa sudah bekerja di tempat tersebut dalam waktu yang cukup lama. Tentu saja ia bisa menyadari bahwa Nathan adalah pasangan dari pelanggan yang sejak tadi memesan minuman racikannya. “Apakah saya harus membuatkan pesanannya lagi?” tanya sang bartender.

Tentu saja hal itu membuat Sandra kesal. Ia menggebrak meja dan kakinya yang lemas salah berpijak hingga Nathan harus menangkap tubuh istrinya yang limbung itu. Sandra mengomel dengan ocehan yang melantur. “Pria tampan ini memang suamiku, tapi kau tidak perlu menanyakan hal itu padanya. Dia tidak mau mengatur hidupku. Dia membiarkan aku melakukan apa pun yang kuinginkan. Luar biasa bukan? Aku sendiri tidak percaya bahwa dia berpikir seperti itu,” ucap Sandra.

Nathan pun memberikan kartunya dan berkata, “Tolong bayar semua tagihannya.”

Saat bartender beranjak untuk mengurus pembayaran, Sandra mengubah posisinya agar berhadapan dengan Nathan. Lalu tiba-tiba ia menangkup wajah Nathan dengan kedua tangannya, hingga membuat Nathan sangat terkejut. “Kenapa?” tanya Sandra.

“Kenapa bagaimana? Apa maksudmu?” tanya balik Nathan dengan cukup kesulitan karena pipinya masih ditangkup ketat oleh tangan sang istri.

Sandra menipiskan bibirnya dan berkata, “Kenapa wajahmu masih setampan ini di saat kau selalu bertingkah menyebalkan?”

Nathan menyeringai mendengar pujian yang diberikan oleh istrinya itu. Namun, Nathan tidak mendapatkan waktu untuk bereaksi lebih lanjut, sebab dirinya sudah lebih dulu dibuat terkejut kembali oleh tingkah istrinya yang mabuk itu. Sebab tiba-tba Sandra malah menciumnya di tengah hingar-bingar musik di club tersebut. Sandra menjeda ciuman tersebut barang sesaat.

Namun, Nathan balas menangkup wajah isrinya itu sebelum kembali menciumnya setelah dirinya berkata, “Kau yang lebih dulu melewati batas, Sandra. Maka tugasku untuk menyelesaikan apa yang sudah kau mulai ini.”

_____***_____

BAB 7

Membuatmu Hamil

(21+)

Sandra membuka matanya dalam sekali percobaan dan menyadari bahwa dirinya tengah berbaring tertelungkup di ranjang. Lalu beberapa saat kemudian rasa saki terasa menghantam kepalanya. Sandra mengerang dan menjambak rambutnya sendiri sebelum mengingat hal yang sudah membuat dirinya merasa seperti ini. “Aku sepertinya sudah gila. Bagaimana bisa aku minum sebanyak itu?” tanya Sandra pada dirinya sendiri.

Lalu Sandra pun mengerang sebelum mengubah posisinya menjadi duduk. Sandra merasa bahwa tidak hanya kepalanya saja yang terasa sakit saat ini. Rasanya sekujur tubuhnya saat ini juga ikut terasa sakit. Ketika dirinya sudah benar-benar duduk di tengah ranjang dan selimut jatuh ke atas pangkuannya, Sandra pun menyadari sesuatu yang aneh di sana. Sandra menunduk dan melihat dadanya yang tidak lagi tertutup apa pun.

“Tu, Tunggu, kenapa aku tidak mengenakan apa pun?” tanya Sandra lalu dirinya memeriksa tubuhnya dan menyadari bahwa ada banyak jejak merah keunguan yang menghiasi kulit putih mulusnya.

Sandra juga mulai merasa rasa sakit yang menusuk pada area intimnya, yang segera membuat Sandra menyingkap selimut dan memeriksa bagian tubuhnya tersebut. Wajah Sandra memucat ketika melihat bagian intimnya yang memerah seakan-akan telah bergesekan dengan sesuatu dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, Sandra juga menemukan cairan putih asing. Tepatnya, cairan putih yang sedetik kemudian membawa sebuah kenangan yang membuat Sandra pening bukan main. Sandra memejamkan matanya ketika kenangan kejadian tadi malam memenuhi kepalanya.

—BERSAMBUNG—

  • Untuk membeli full keseluruhan cerita, silakan buka bioku dan cek bagian full version. Atau klik link di ini :
  • Untuk membeli ketengan per bab, bisa lihat di bagian seri. Atau klik link :

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Panasnya Gairah Bulan Madu (FULL VERSION)
0
0
Dengan sekali beli, kalian bisa membaca keseluruhan konten cerita secara lengkap.Mengandung konten DEWASA, jadi harap bijak dalam memilih bacaan! Sandra merajuk pada kedua orangtuanya ketika ia harus bernasib sama seperti kedua kakak perempuannya, di mana ia harus menikah dengan pria pilihan ayahnya. Terlebih saat tahu calon suaminya adalah Nathan, pria yang sangat menyebalkan menurutnya. Sayangnya, tidak seperti Sandra yang membenci ide perjodohan itu, Nathan malah dengan mudahnya menerima pernikahan tersebut.Bulan madu menunggu setelah pernikahan mereka terlaksa. Meskipun begitu, Sandra bertekad untuk tidak memberikan apa yang Nathan harapkan. Ia menekankan bahwa mereka hanyalah pasangan di atas kertas. Sayangnya, semua terjadi tidak sesuai harapan Sandra. Masa lalu yang kembali mengganggu hidup Sandra, hingga bagaimana Nathan menggelitik jiwa liar dalam diri Sandra, membuat bulan madu itu berjalan di luar kendalinya.Sandra pun mencengkram bahu Nathan dengan kuat dan berkata, “Lanjutkan. Buat aku semakin lebih puas, Nathan!”“Kalau begitu, bersiaplah. Akan kubuat kau tidak bisa hidup tanpa diriku,” balas Nathan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan