Sore Itu Di Lapangan Basket (Part 2)

8
2
Deskripsi

Aku tidak pernah menyangka bahwa hal kecil yang bersedia aku lakukan untuk Suga akan memberikan dampak yang sangat besar bagi hidupku secara keseluruhan.

Yah, mungkin saja itu bukan hal kecil seperti dugaanku.

Senin pagi aku sampai di sekolah dengan hati senang seperti biasanya. Bukan karena aku baru saja menjadi pacar bohongan cowok paling keren di sekolah.

Melainkan karena liburan semester genap sudah semakin dekat. Rapor akan dibagikan pada hari Rabu dan pada hari Sabtu, akan ada pesta perpisahan...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Novel
Selanjutnya Sore Itu Di Lapangan Basket (Part 3)
8
0
Gimana sih ceritanya, kalian bisa pacaran? tanya Vina dengan wajah yang begitu penasaran.Dia pasti sudah menahan-nahan pertanyaan itu sejak Jumat sore begitu fotoku dan Suga terpampang di grup chat.Sayangnya aku belum mencocokkan jawaban dengan Suga untuk pertanyaan yang macam begini.Keluarga Suga itu suka makan di warung ayahku. Jadi ya, aku sering ketemu dia di sana, jawabku santai.Kami sedang makan bakso di warung bakso dekat sekolah yang sudah menjadi langganan kami selama kurang lebih dua tahun belakangan ini.Dan kamu pasti juga penasaran kenapa Suga bisa nembak aku? lanjutku lagi. Padahal aku ini jauh banget dari kata cantik.Dan sungguh, aku serius soal perkataanku itu. Aku memang tidak cantik. Tubuhku pendek sekali (setidaknya begitulah pendapatku. Apalagi kakak laki-lakiku juga sering mengataiku cebol) dan ada banyak beruntusan di dahi dan pipiku.Namun aku bersyukur aku tidak pernah minder karena hal itu. Mama sering meyakinkan aku bahwa kondisiku yang sekarang hanya sementara. Setelah melewati usia tertentu, kata Mama, aku akan mendapatkan penampilan terbaikku. Seperti kisah si Itik Buruk Rupa.Tetapi mungkin hanya tinggi badanku yang tidak akan berubah. Kalau yang itu sih aku juga tidak peduli. Tuhan sudah menetapkan tinggiku sekian sentimeter jadi buat apa mau diubah lagi.Bukan gitu, Rin. Vina menyengir menanggapi perkataanku barusan.Sahabatku ini juga bukan termasuk dalam kriteria cewek cantik. Berkebalikan denganku, Vina memiliki tinggi badan melebihi cewek seusianya. Ditambah lagi dengan tubuhnya yang kurus, sukses membuatnya memperoleh ejekan sebagai tiang listrik.Dan sama seperti diriku, Vina juga tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.Karena kalo udah urusannya cinta, lalat pun bakal nampak imut, lanjut Vina lagi.Kamu aja yang mikir kalo lalat imut. Aku sih enggak!Kami berdua pun tertawa cekikikan. Hal-hal kecil seperti inilah yang sangat aku sukai. Takkan aku biarkan siapapun merampasnya dariku.Tapi serius, Rin, gimana ceritanya kalian bisa dekat trus jadian? Prosesnya berapa lama? tuntut Vina lagi.Aku tidak mungkin memberitahu Vina kenyataannya. Karena kalau sampai dia mengetahui rahasia kecil yang aku simpan ini, maka seluruh manusia di SMA Wdiatmika akan terkena masalah besar.*****Sore itu di lapangan basket...Aku yang sudah lelah mencari flashdisk akhirnya memberikan perhatian pada Suga yang sudah sejak tadi menghentikan pencariannya.Dia kembali memohon-mohon padaku agar aku mau menerima tawarannya untuk menjadi pacarnya selama seminggu saja. Pacar bohongan, tentu saja.Kalo aku nggak mau, kamu mau apa? tanyaku.Bisa bahaya. Suga menghembuskan napas. Salahku sih. Harusnya dari awal aku nggak ngedeketin dia. Padahal udah tahu ada sejarah kelam.Aku nggak ngerti kamu ngomong apa.Aku menyilangkan kedua lenganku di depan dada lalu duduk di teras ruang perlengkapan. Suga, di luar dugaan, juga mengikuti apa yang aku lakukan.Siapa yang kamu deketin dan siapa yang sejarahnya kelam? tanyaku kemudian.Awalnya aku menduga permintaan untuk menjadi pacar pura-pura Suga adalah karena cowok ini ikut taruhan tertentu dengan teman-temannya. Tahu kan, kisah semacam itu yang sering nongol di serial televisi. Namun ternyata ada skenario lain yang tidak aku ketahui.Tiga bulan yang lalu aku diundang ke acara launching sebuah kafe di daerah Sanur, ujar Suga memulai ceritanya. Di sana aku ketemu cewek yang unik banget. Setelah bertukar nomor telepon, kita saling chat beberapa minggu, dan aku sadar kalo aku naksir dia.Sampai di sana aku mulai sedikit paham. Jadi ini memang benar-benar tentang hati yang telah berpaling.Kalo emang gitu ceritanya, kenapa nggak langsung putusin aja Mariana, protesku. Kenapa harus bikin aku  pura-pura jadi pacar kamu?Nama pacar baru aku Chelsea. Suga menggaruk kepalanya. Aku yakin dia tidak merasa gatal sedikit pun di bagian itu. Dia sekolah di SMA Taman Mahesa. Kamu tahu sekolah itu kan?!”Aku mengangguk. SMA Taman Mahesa adalah salah satu sekolah swasta terbaik di kota Denpasar. Banyak lulusannya yang diterima di universitas luar negeri. Sekolah itu sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan sekolahku, SMA Widiatmika yang letaknya jauh banget dari kota Denpasar.Sekolahku terletak di Kabupaten Badung, satu-satunya kabupaten dengan jumlah daya tarik wisata terbanyak di Bali, tepatnya di wilayah Canggu yang menyaingi Kuta dalam hal Surfing. Ada banyak pantai eksotis di Canggu bagi para peselancar.Kamu tahu juga kan, sejarah kelam antara SMA kita dengan SMA Taman Mahesa? cecar Suga lagi.Nah, untuk yang ini aku perlu membongkar ingatanku. Apa Vina pernah bercerita soal sejarah kelam sekolahku dengan sekolah lain? Aku mencoba mereka ulang semua percakapanku dengan temanku itu. Tetapi tidak ada satu pun ingatan dimana Vina pernah menyebut-nyebut soal sejarah kelam seperti yang disebutkan Suga barusan.Sejarah kelam apa? tanyaku akhirnya.SMA kita dengan SMA Taman Mahesa nggak pernah akur. Selalu aja ada pertikaian. Tawuran. Apa aja. Kamu denger nggak, soal kasus salah satu motor siswa dari sekolah kita yang terbakar di Denpasar?”Aku ingat tahun lalu sekolahku pernah heboh oleh berita soal motor salah satu  kelas X yang dibakar saat diparkir di pinggir jalan dekat Lapangan Renon Denpasar.Menurut informasi yang disampaikan oleh Vina waktu itu, pelaku pembakaran adalah sekelompok remaja yang sedang mabuk-mabukan. Sahabatku sama sekali tidak menyebut-nyebut mengenai siswa dari SMA lain sebagai pelaku pembakaran.Pelakunya sebenarnya dari SMA Taman Mahesa, lanjut Suga. Udah ada rencana balas dendam dari sekolah kita buat nyerang SMA Taman Mahesa. Tapi di tengah jalan dicegat sama polisi.Kenapa Vina si ratu gosip melewatkan berita sebesar ini?Aku nggak pernah dengar soal rencana penyerangan gitu, kataku sambil memandang Suga. Dari jarak dekat seperti ini, aku bisa melihat bekas-bekas jerawat di pipinya. Ternyata ia sama tidak sempurnanya seperti diriku.Pihak sekolah mati-matian menutupi ini. Tapi sampai sekarang aku tahu masih ada api yang belum padam. Suga kembali menggaruk kepalanya. Aku takut bila aku mutusin Mariana trus ketahuan karena Chelsea, bakal ada pertikaian yang lebih besar.Memang bisa gitu ya?Mariana itu punya reputasi yang bagus banget. Dia udah jadi kesayangan sekolah kita.Bukannya kamu juga sama?Mariana memang kesayangan SMA Widiatmika. Dia jagoan matematika dan sudah berkali-kali membawa sekolah yang kekurangan prestasi ini, menjadi juara di setiap olimpiade matematika yang diikutinya.Dan Suga juga sama. Dia kapten tim basket SMA Widiatmika yang mempunyai nama yang cukup terkenal di kalangan tim basket se-SMA di Kabupaten Badung. Soal urusan juara, jangan ditanya lagi. Yah, setidaknya untuk wilayah Kabupaten Badung.Tapi nggak bisa dibandingkan denganku, ucap Suga. Aku cuma mau mencegah keributan besar yang mungkin aja terjadi. Nunggu dulu sampai Chelsea benar-benar lulus baru kami bakal ngaku.Suga kemudian melanjutkan perkataannya soal usia Chelsea lebih tua setahun darinya. Yang artinya cewek itu sudah menyelesaikan ujian akhirnya dan akan mendapatkan surat tanda kelulusannya pada pesta perpisahan sekolahnya yang ternyata diselenggarakan berbarengan dengan pesta kelulusan di sekolahku.Tapi kenapa pake acara pura-pura pacaran denganku? Bilang aja kamu pengen sendiri dulu atau apa gitu? Aku mengucapkan kalimat ini dengan sedikit nada protes.Aku keceplosan bilang kalo ada cewek lain, jawab Suga. Dan aku nggak bisa ngelak lagi. Kebetulan tadi kamu nongol. Ya sudah, aku nggak ada pilihan selain ngelibatin kamu...Aku mematung untuk beberapa saat. Setelah pesta perpisahan nanti, aku akan memasuki tahun terakhirku di SMA. Selama dua tahun ini, tidak ada hal spesial yang aku lakukan. Semuanya hanya soal belajar, membuat pekerjaan rumah, atau mendengarkan gosip terbaru dari Vina.Aku menginginkan sesuatu yang bisa benar-benar aku kenang. Apa dengan menyetujui permintaan Suga akan membawaku pada kenangan tak terlupakan?Tidak ada salahnya dicoba.Oke, baiklah, kataku akhirnya. Aku setuju.Suga pun tersenyum dan mengulurkan tangannya padaku.Buat apa? Aku memandangi tangan kekar Suga dengan kulitnya yang kecoklatan itu. Dia terlihat sangat sehat.Deal. Kayak di film-film.Ini bukan film.Terserah kamu aja, Rin.” ujar Suga. “Udah sore, ayo pulang!Aku mengikuti Suga yang bangkit dan berjalan bersama-sama dengannya menuju ke lapangan parkir motor sekolah kami.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan