Hikayat Cinta Sang Gus (Bab 91-95}

1
0
Terkunci
Deskripsi

Malamnya, Noor dan Athalla sudah di rumah. Semuanya sedang menikmati makan malam, Gus Mu sesekali menyuapi Aisyah yang duduk di kursi khusus bayi. Shafiyah, dia terus memandanginya Noor sejak tadi. Dia melihat kedua mata anaknya bengkak. Entah kenapa dia menangis dan berapa lama dia menangis. Shafiyah jadi khawatir.

“Ada masalah, Noor? Kamu nangis?” Shafiyah bertanya. Semuanya menoleh ke arahnya lalu ke arah Noor.

Noor kepayahan menelan makanannya, meraih segelas air dan minum, satu, dua teguk. Kini...

33,569 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
13 konten
Akses seumur hidup
600
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
100
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Hikayat Cinta Sang Gus (ENDING✓}
3
0
Malam sebelum pagi acara syukuran di gelar, Haniya membaca semua surat dari Naziya. Naziya memang tidak diizinkan bertemu dan Haniya tidak bisa dihubungi lewat Hape, entah nomornya ganti atau memang dia tidak memegang Hape akhir-akhir ini. Naziya mengirimkan surat sekaligus dengan kue buatannya. Dulu saat sekolah, ibunya yang sering membuat kue putri ayu dan Haniya suka. Semoga sekarang, Haniya juga masih menyukai kue tersebut.Haniya membuka surat perlahan dan begitu panjang sekali isinya.”Assalamu’alaikum, sahabat terbaikku, Haniya. Gimana kabar kamu? Aku susah buat menghubungi kamu, kamu mungkin nggak suka aku kirim kue dengan surat ini. Tapi aku nggak tahu lagi gimana caranya supaya bisa ngomong sama kamu. Sekuat apa pun rasa benci yang ada buat aku, aku yakin, kamu masih menganggap aku sahabat. Aku tahu kamu punya rasa gengsi yang besar, tapi aku akan terus menunggu sampai kamu mau menerima uluran tangan aku lagi. Aku juga mengirim beberapa foto, di amplop, buka aja. Masa sekolah, masa kita sama-sama, itu indah dan nggak pernah bisa aku lupain sampai kapan pun. Sahabat terbaikku, Haniya.”Haniya diam, masih memasang wajah datar, dia membuka amplop dan banyak fotonya dengan Naziya saat masa-masa sekolah, waktu masa orientasi yang paling lucu. Keduanya mengenakan topi dari koran, tas dari plastik, dan kalung aneka bumbu, bawang, jahe, cabai merah panjang. Bibir Haniya tersenyum tipis, mulai tertarik. Lalu dia melanjutkan membaca surat tersebut.“Aku kangen masa-masa kita dekat dulu, sekarang juga dekat tapi kita sama-sama sibuk. Apa mungkin kita bisa jalan-jalan, mengobrol, dan makan bersama kayak dulu? Apa mungkin aku masih bisa jadi teman curhat terbaik seperti yang kamu bilang dulu Haniya? Apa kamu masih baca surat ini? Aku harap masih—“👇👇👇👇
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan