
Cenora Damanda Rafilda
Anak remaja yang memiliki jiwa ambisi yang kuat, mentaati peraturan adalah hal yang harus dilakukan untuk menjaga citra kelas unggulannya, lalu bagaimana jika ia baru melakukan satu kesalahan dan itu mengubah segalanya, apakah itu adil?
Selamat membaca😊
SELAMAT MEMBACA
.
.
.
.
SEMOGA SUKA😊
Namaku Cenora Damanda Rafilda, siswa kelas 11 di SMA Mentari. Sekarang ini, aku menginjak semester ganjil dan sebentar lagi aku akan menghadapi ulangan. Para guru disibukkan oleh soal ulangan. sama halnya dengan siswa juga, kami pun sibuk mengejar materi untuk ulangan nanti.Aku menghela nafas sambil menatap tumpukan buku yang berada di depanku, mataku melirik jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam, sekarang sudah waktunya istirahat, bahkan ayah dan bundaku sudah lama tertidur, aku menguap sebentar lalu melanjutkan mengerjakan pr yang belum selesai
Ke esokan harinya, aku terganggu oleh cahaya yang menyilaukan mataku, dengan terpaksa aku membuka mata, alisku berkerut bingung, dan ternyata aku tertidur di meja belajar, rasanya semua badanku remuk, dengan hati-hati aku berjalan menuju ranjang. Ketukan Pintu kamarku terdengar bersamaan suara wanita paruh baya yang memanggil.
" Nora sayang...bangun...ini udah pagi loh, ntar kamunya telat sayang " ucapnya lembut,wanita paruh baya itu adalah bundaku, Camiora Bernia. wanita yang sabar merawatku hingga sampai saat ini, walaupun usianya sudah tidak di katakan muda lagi tapi. kasih sayang nya tak pernah hilang, ia tetap menyayangi anak-anaknya.
" Iya bunda... " Aku segera berjalan menuju kamar mandi sambil memijit bagian tubuhku yang sakit karna tidur di meja belajar semalam.
Setelah selesai, aku keluar dengan seragam SMA Mentari yang membaluti tubuhku. aku melihat kearah meja makan, Disana ayahku sedang mengotak atik dokumen yang entah apa isinya, dan bundaku yang masih sibuk menyajikan sarapan pagi serta kedua saudaraku yang menatapku tajam. Aku mengedikkan bahu lalu mengambil tempat duduk disamping adikku.
" Lo lama banget sih "
" Kakak lama banget sih "
Ucap kedua saudaraku secara bersamaan.
Mereka adalah Nevan Damians Rafilda yang merupakan putra pertama dari pasangan Molvi Rafilda dan Camiora Bernia, dia lebih tua 1 tahun dariku. Dan putri kedua adalah aku, yang merupakan putri satu-satunya di keluarga ini. Setelah itu ada adikku yang berusia 14 tahun, dia adalah Neon Dafians Rafilda, anak yang paling nakal di antara kami berdua, dia selalu pulang dengan wajah yang babak belur entah karena apa.
Aku tak menghiraukan kan mereka, langsung saja aku menyantap sarapan yang dihidangkan bundaku. Setelah selesai, aku bersiap berangkat sekolah bersama Nevan dan Neon bersama ayahku.
###
" hosh....hosh...." rasanya aku gak kuat berlari lagi, ku tengok ke belakang kearah Nevan yang dengan santainya berjalan, aku melirik jam tangan yang sudah menunjukan pukul 7:16.
" mati gue, udah telat nihh " ucapku takut, kalau saja ban mobil Nevan gak bocor mungkin aku udah sampai di sekolah dari tadi, jadilah kita lari-larian gak jelas gini, emmm...mungkin hanya aku saja yang lari , Nevan malah terlihat santai....ishh...menyebalkan
" kak...cepatan dongg, udah telat nihh!!! " Nevan seakan tidak peduli, ia malah asik memakan roti yang selalu ia simpan dalam tasnya. Aku semakin geram melihatya,
" woiiii Nevan, lo dengar gak sih ? " tanyaku marah, dan reaksi Nevan tetap sama, aku melirik sinis kearah Nevan lalu berlari tanpa memperdulikannya, ya masa bodo lahh dengan tu anak.
###
Tiba di sekolah, aku terkejut melihat pintu gerbang yang sudah tertutup rapat tanpa ada celah untuk masuk,. Aku menatap tajam ke arah kakakku yang terlihat santai saja daritadi.
" duh...udah tutup lagi gerbangnya "
" ya iyalah, kan udah telat bego " kata Nevan Aku memandangnya sinis
" ishh...ini semua tuh salah kakak "
" lahh...kok salah gue ? " ucap Nevan tak terima
" ya emang salah lo, kalau aja kakak perhatikan mobilnya sebelum berangkat, mungkin gak akan kempes kaya gitu !! "
" bukan salah gue kali, salahkan ban mobilnya yang gak mau liat situasi dulu kalau mau kempes "Aku menepuk dahi
" astaga kak Nevan......kok malah nyalahin bannya sih, huftt..... udalah ngomong sama kakak bikin gue mendadak bego "Nevan malah tersenyum jahil
"udalah...santai aja kali, kalau terlambat yang tinggal dihukum, susah amat sih " jawab Nevan
" enaknya banget yaaa ngomong kayak gitu kak " kata gue sinis
" iyalah hehe " kata Nevan sambil tersenyum sok imut banget menurutku.Aku memandang sedih pintu gerbang itu,.sedangkan Nevan, entahlah itu anak sudah menghilang aja
" Sampai jam berapa pun Lo liat tu gerbang gak akan terbuka goblok " Ucap Nevan yang sudah berada di tembok pembatas Aku terkejut, itu anak emang gak ada takut-takut nya yaa
" kak....Lo gila, masa mau panjat tembok sih" Nevan berbalik
" ya. Emangnya kenapa. Lo mau ikut gue ? " Tanya Nevan
" Idihhhh....ogah banget gue manjat gituan"
" Yaudah serah Lo, gue gak peduli " setelah mengucapkan kan itu, Nevan sudah tak terlihat lagi, dia pasti sudah melompat masuk ke dalam sekolah.
" Ihhh...dasar, kakak gak bertanggung jawab"
***
Berakhirlah lah aku di ruangan BK. ruangan yang sangat aku hindari sejak kelas 10 dan pada akhirnya aku berdiri di sini sekarang. Kalau saja tadi aku ikut kak Nevan mungkin aku nggak akan berakhir di sini sekarang.
Seorang wanita paruh baya terus menatapku intens, matanya seakan ingin menerkamku hidup-hidup. Aku menggosokkan kedua telapak tanganku yang sudah keringat dingin.
" nama " ucap Bu Maya selaku guru BK di sekolahku. Aku mengerutkan kening tak mengerti dengan ucapan Bu Maya
" emmm....maksud ibu apa ya " ucapku gugup Bu Maya mengarahkan tatapannya padaku.
"duh....ini guru kok seram amat sih" batinku
" kamu tidak dengar? Saya bilang nama kamu siapa!! " ucapnya marah Aku langsung terlonjat kaget dengan ucapan Bu maya
" lohh...kok ibu marah sih, ya salah ibu lah. Ibu hanya bilang nama saja, ya mana aku tau kalau ibu tanya nama saya!! "ucapku tanpa sadar.
aku langsung menutup mulut ku setelah sadar apa yang baru saja aku ucap. Mataku melirik cemas ke arah Bu Maya
" kamu berani sama saya yaa, saya itu guru kamu, kamu harusnya menghormati saya !!!"
" ma...af bu, t...tadi itu b..bukan saya yang ngomong. Hehe " kataku sambil menyengir
" ah udalah, bicara sama kamu bikin saya naik darah " kata Bu Maya, lalu mengambil buku beserta pulpen yang terlempar tadi karena kemarahannya.
" nama kamu siapa ? " Tanya Bu Maya
" Cenora Damanda Rafilda Bu " jawabku
" nama yang bagus tapi tidak dengan pemiliknya "
aku menatap malas kearah Bu Maya yang untungnya tidak melihatku
" emang pemilik namanya kenapa bu ? " Tanya ku
" yaaa....kamu tau sajalah maksud saya "
" ck....menjengkelkan banget sih, kayak nama dia bagus aja " batinku
" lanjut. Kelas kamu berapa ? "
" XI Mia 1 "
Bu maya langsung menatapku heran, begitpun juga aku
" kamu dari kelas unggulan? "
" iya bu, emangnya kenapa ? "
" pake nanya lagi, kamu taukan kalau kelas itu kumpulan murid teladan semua, ibu juga heran, ada yaa murid kelas unggulan kayak kamu?"
" saya akan memberi tahu wali kelasmu soal ini dan juga ini surat pemanggilan orang tua" kata Bu Maya sambil menyerahkan amplop putih padaku
" lah...kok gitu sih bu, saya kan baru sekali melanggarnya gak usah pakai surat pemangilan orang tua juga kali bu " ucapku tak terima
" besok-besok pasti kamu akan melanggar juga. Ohh iya..soal pelanggaran, emang sih kamu baru melanggar sekali, tapi untuk menghindari pelanggaran lagi, langsung saja saya memanggil orang tua kamu, apalagi kamu itu kelas unggulan, kelas harapan semua guru dari pada kelas lain. " Aku tertawa sinis
" masa bodo dengan kelas itu yang penting di sini itu reputasi saya samao rang tua saya Bu!!! " ucapku marah, aku tidak bisa membayangkan bagaimana kecewanya Bunda sama Ayah, yang merek tau aku murid baik-baik di sekolah, lain halnya dengan Neon yang sudah tidak di herankan lagi
" reputasimu itu tidak penting, yang penting itu citra sekolah kita, kamu kayaknya salahmasuk kelas deh, saya baru liat murid mia 1 pembangkang kayak kamu. " lanjut Bu Maya, Aku menghapus air mataku kasar. lalu keluar dari ruangan tanpa pamit, Aku masih bisa mendengar celotehan Bu maya dari luar. Aku sangat marah padanya, dia seenaaknya berlaku tidak adil kepada murid hanya karena perbedaan kelas. Mana ada hanya pelanggaran sekali lalu di keluarkan surat pemanggilan orang tua, gak masuk akal, apalagi pelanggarannya itu hanya terlambat. Kan ngeselin banget
###
Sekarang waktunya jam pelajaran Bahasa Indonesia dan kebetulan guru pembimbingnya adalah Bu Sarah selaku wali kelas ku sendiri. aku menghela nafas dan pastinya aku akan di ceramahi mengingat keterlambatanku tadi dan soal aku yang berlaku tak sopan pada Bu Maya. Bu sarah memasuki kelas dengan pandangan yang terus tertuju padaku. Aku berusaha bersikap biasa saja. Selama 1 jam pelajaran taka ada satupun yang masuk ke dalam otakku, pikiranku penuh dengan pertanyaan tentang apa yang akan terjadi denganku sebentar, ini adalah pertama kalinya aku melanggar peraturan sekolah dan tentunya akan terus membekas di pikiranku. Bel pun berbunyi, itu tandanya jam pelajaran Bu Sarah telah selesai dan mata pelajaran selanjutnya akan di mulai.
"semuanya jangan ribut, silahkan tunggu gurunya di kelas. Kecuali Nora, kamu keruangan ibu sekarang " kata Bu Sarah tegas, seluruh murid pun menatap kearah ku. Aku hanya bisa tertunduk.
Bu Sarah pun keluar kelas. Aku menghela nafas sebentar lalu mengikuti Bu sarah keruangannya
###
" tanpa ibu jelaskan, kamu sudah tau kan kesalahan kamu ? " ucap Bu Sarah, Aku masih saja tertunduk tanpa mau menatap wajahBu Sarah
" i..ya bu " jawabku " Nora...Nora, rasanya baru kemarin saya menjadi perwalian kamu,, tapi kamu sudah menyambut saya dengan sifat tidak sopan mu itu, ibu benar-benar kecewa sama kamu...kamu itu murid baik-baik Nora...namun kebaikan mu tak ada apa-apanya jika sikapmu seperti itu. "jelas Bu Sarah
" maaf bu, saya tidak akan mengulanginya lagi " ucapku
“ yaa ibu harap begitu. Biarpun kamu melakukan pelanggaran lagi, ibu sudah tidak peduli, terserah kamu mau berbuat apa di sekolah ini, ibu tak mau campur tangan lagi” Aku langsung menatap Bu Sarah
" maksud... ibu apa ya ? " tanyaku, Bu Sarah menghentikan aktivitasnya lalu menatapku serius
" kamu di pindahkan ke kelas Ipa 3 " jelas Bu Sarah.
Aku terkejut, pipi ku seketika basah oleh cairan bening yang melintasinya
" emmm....bu..a..pa ini gak keterlaluan bu ? " tanyaku parau
" saya tidak peduli apa itu keterlaluan atau tidak, saya harus cepat menyingkirkan kamu sebelum reputasi kelas saya hancur hanya karena satu murid pembangkang seperti kamu. " ucap Bu Sarah tanpa memperdulikan ucapannya yang sangat menyakiti hati
" bu... saya sudah belajar sangat keras bu !!!, bahkan saya tidur sudah sangat larut, saya mengerjakan semua tugas karena saya tau, bahwa itu kesulitan yang harus saya hadapi Karena menjadi bagian dari kelas unggulan Bu, " ucapku sambil menghapus air mata yang terus berjatuhan.
" Nora...kenapa kamu semarah itu sihh, cukup terima saja apa yang udah di putuskan "kata Bu Sarah santai.
Braakk..
Aku menggebrak meja dengan keras " SAYA MARAH KARENA USAHA SAYA TIDAK DIHARGAI BU....SAYA MENCOBA BERTAHAN DI KELAS ITU, TAPI IBU MALAH INGIN MENENDANG SAYA KELIAR DARI SANA !!!! " teriakku
Plaakk..
Seketika duniaku berasa berhenti, aku terdiam sambil merasakan pedis di pipiku, untuk pertama kalinya aku di tampar oleh guruku bahkan keluargaku tak pernah melakukan kekerasan fisik padaku, Aku menatap Bu Sarah yang terlihat sangat marah
" saya tidak pernah mengajarkan murid saya... "
" Mantan murid lebih tepatnya, oh yaa bu…apakah pantas seorang guru menampar murid " potong aku cepat. Sambil tertawa sinis, Setelah itu aku keluar dari ruangan Bu Sarah,
Bu Sarah terdiam kaku, menatap tangan yang baru saja melayang itu
Ohh astagaa, apa yang telah ku lakukan…batinnya menyesal
Semua murid yang sedang menyaksikan pertengkaran tadi langsung lari dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Aku tak peduli, aku hanya ingin sendiri sekarang.
###
Berita tentang Nora sudah menyebar seantreo sekolah, Nevan yang pada saat itu ada di kantin tak sengaja mendengar percakapan siswa tentang Nora
" Ehhh...tunggu, " tahan Nevan pada salah satu siswa yang baru saja melewati nya, Siswa itu terlihat malu-malu
" ehhh...iyaa, ada apa kak Nevan ? " Tanya siswa tersebut yang kebetulan adalah fans Nevan.
" Kalian tadi bicara tentang apa ? " Tanya Nevan
" Ohhh itu kak, si Nora anak kelas unggulan " jawab siswa itu, Nevan terlihat bingung
" emang dia kenapa ? "
" Lohh...kakak belum dengar berita tentang dia?, Beritanya udah sampai seantreo sekolah kak "
" Langsung intinya sja " kata Nevan tak mau berbasa-basi, Siswa itu menatap kak Nevan sinis, ganteng tapi cuek batin siswa itu.
" Kak Nora debat sama Bu Sarah, katanya sih dia di pindahkan kelas sama Bu Sarah, kak Nora gak terima, dia langsung mukul meja lalu di tampar deh sama Bu Sarah.Selesaii....gitu kak ceritanya " kata siswa itu sambil tersenyum
Tanpa mengucapkan terimakasih, Nevan langsung berlari mencari keberadaan Nora ia sangat khawatir dengan adiknya itu.
" Lahh...kok lari sih, kan aku belum dapat nomor telepon nya, ishhh " ucap siswa itu kecewa.
###
Nevan membuka pintu kelas Nora dengan kasar, matanya menyelusuri setiap pojok-pojok kelas mencari keberadaan Nora. Pak Bandi yang baru saja akan keluar itu terkejut dengan kedatangan Nevan yang tiba-tiba.
" Ya Tuhan Nevann.....kamu bikin bapak serangan jantung tau " kata pak Bandi sambil memegang dadanya
" Mana Nora ? " Tanya Nevan tanpa menghiaraukan perkataan pak Bandi
" Nora belum kembali dari ruangan Bu Sarah kak " jawab salah satu murid dengan sopan
Setelah mendengar perkataan siswa tadi, Nevan tambah merasa khawatir, ia lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Neon
Dimana kamu Noraa..
" Halo " ucap Neon di seberang sana
" Nora udah pulang nggak ? " Tanya Nevan langsung
" Ya mana gue tau kak "
" Lo dimana sih, bukannya Lo udah pulang dari tadi " kata Nevan marah, ia tadi sempat mendengar percakapan Neon dan ayahnya bahwa akan pulang cepat dikarenakan akan ada rapat.
" Ya emang sih aku udah pulang, tapi...hari ini sekolah gue mau tawuran sama anak SMP.....
" Pulang sekarang Neon, cek di rumah kalau udah ada Nora " potong Nevan
" Aku nggak bisa kak, tawurannya sebentar lagi di mulai "
" Lo tinggal cek Nora kalau udah ada di rumah bego "
" Yaa tinggal telpon kak Nora aja kalau...
" Nomornya gak aktif neon......."
" Telpon mama....
Tut....Tut...
Nevan mematikan sambungan telepon secara sepihak, ia benar-benar kesal sama adiknya itu, ia malah lebih mementingkan tawuran dari pada keberadaan kakaknya saat ini.
Seketika Nevan teringat, tempat yang sering di kunjungi Nora ketika suasana hatinya sedang buruk. Nevan bergegas menuju ke tempat tersebut.
Tibanya di taman, Nevan mengedar kan pandangan nya mencari keberadaan Nora, dan Yap...pandangannya menangkap objek seorang wanita yang sedang duduk di salah satu kursi taman, wanita itu menatap kosong ke arah depan.
Nevan menghampiri gadis itu lalu memeluknya, awalnya Nora tampak terkejut Namun, setelah mencium bau parfum yang sangat familiar, tangis Nora langsung pecah
" Udahhh...nggak usah perduli dengan ucapan guru itu " kata Nevan menenangkan, percayalah.....seberapa sering pun kalian bertengkar dengan kakak kalian namun...dialah orang pertama yang akan menenangkan kalian.
" Hiks....hiks....aku udah dari dulu ingin kelas unggulan tapi...setelah aku masuk, mereka malah ingin menedangku keluar kak, hiks....." Kata Nora tersedu-sedu
" udah yaa…Buang semua masalah yang terjadi dengan kamu hari ini, mari buka lembaran baru untuk kelas kamu yang baru Nora.." Nora mengangguk dalam pelukan.
TAMATT….
“Haii semuanyaa….ini cerita pertamaku yaa, mohon maaf jika masih ada kata yang kurang nyambung, saya masih dalam tahap belajar😊…Terimakasih untuk yang sudah baca😁”