
"pokoknya, di trimester pertama ini kamu ga boleh ambil project apapun ya. Ga boleh kerja berat dan aktifitas yang berat berat."
Manda melongo mendengar semua larangan demi larangan yang diucapkan oleh sang suami sedari tadi.
Keduanya telah berada dirumah manda, sedang rendi arya meminta tolong pria itu mengerjakan beberapa pekerjaann mereka sebelum di cek oleh arya langsung.
"Mas.." potong manda cepat dengan wajah manjanya.
"Aku itu hamil, bukan lumpuh atau penyakit berat." Protes manda lagi.
"Nah karna kamu hamil manda, dan ingat kita tidak mudah mendapatkan baby love ini." Peringat arya yang benar-benar posesive dengan calon anaknya.
Lihat saja, belum lahir ke dunia saja anak nya telah menjadi pusat perhatian arya.. manda tidak bisa membayangkan bagaimana jika anak mereka telah lahir nantinya.
Terhadap nya saja arya begitu ketat apalagi pada sang anak nanti nya.
"Iya aku tau, tapi kalau kamu larang aku ini itu aku bisa stress lo mas. Kamu mau? Inget kata dokter aku ga boleh stresss..!" Tekan manda seolah memanfaatkan larangan stress dari sang dokter pribadi.
Manda bisa melihat arya yang sepertinya tengah berpikir. "Kamu tau kan aku gampang uring-uringan kalau dirumah aja tanpa kerja." Lanjut manda lagi.
Ya, memang benar apa yang dikatakan manda. Wanita itu memang tidak akan betah jika berada dirumah terlalu lama dan tanpa melakukan apapun juga.
"Pokoknya untuk sekarang di kurangi dulu, tolong jaga dulu kandungan kamu ya manda. Saya, benar-benar tidak ingin anak kita kenapa-kenapa, terutama kamu." Arya menurunkan nada bicara menjadi lembut serta mengelus lengan manda.
Manda menghela nafasnya, ia bisa merasakan bagaimana khawatirnya arya namun hanya diam saja dirumah? Rasanya akan sangat sulit untuk dilakukan manda.
"Aku janji, aku akan pilih pilih pekerjaan mas. Toh aku memang ga ada tawaran main film ataupun sinetron sekarang ini." Jelas manda masih berusaha membujuk arya.
"Pokoknya kalau kamu mau ambil job, harus lapor ke saya.!" Tekan arya lagi.
"Emang selama ini aku ga laporan sama bapak?" Ledek manda.
Tentu saja, semua tawaran pekerjaan yang manda ambil memang atas seijin arya.
"Iya pokoknya kali ini harus semakin ketat."
Manda menghela nafasnya lagi, ia lalu bangkit berdiri dari sofa. Dan segera arya menahannya.
"Mau kemana?"
"Mau makan buah..! Ga boleh juga?" Tanya manda membulatkan matanya.
"Boleh, ayo saya temani." Ajak arya kemudian.
Dengan menggandeng tangan manda arya menuntun isterinya itu ke area dapur bersih mereka. Arya menyuruh manda duduk saja, sedang dirinya segera mengeluarkan buah-buahan dari dalam kulkas.
Manda membelah buah alpukat yang langsung menggugah seleranya..
"Mau apel?" Tawar arya melirik ke arah buah apel yang berwarna merah segar.
"Mau, tapi dikupas kulitnya ya." Pinta manda dengan manjanya.
"Boleh."
Arya bergegas melakukan semua sesuai keinginan sang isteri. Ia meraih satu buah apel dan mulai mengupasinya dengan telaten, sedang manda sedang sibuk memakan buah anggur.
"Aww..."
"Mas..." Jerit manda yang langsung meraih tangan arya yang teriris oleh pisau hingga mengeluarkan darah segar.
Manda sudah bersiap menghisap jari arya namun dengan cepat arya menahannya. "Jangan jorok..!" Ujar nya dengan cepat menarik kembali tangannya.
"Tapi itu berdarah mas.." rengek manda.
"Ga apa-apa saya cuci aja."
Arya turun dari kursi nya dan mencuci tangannya di bawah guyuran air.
Setelah darahnya berhenti mengalir arya kembali menghampiri manda. Namun betapa terkejutnya arya ketika mendapati manda yang telah menangis dalam diamnya.
"Kenapa?" Tanya arya panik. "Ada yang sakit?" Lanjutnya lagi sebari mengecek tubuh manda.
Isterinya yang tengah mengandung itu menggelengkan kepalanya di sela isakannya. "Gara-gara aku tangan kamu berdarah mas." Ucap manda dengan nada manja dan sendunya.
Arya menghela nafas leganya, syukurlah manda nya tidak apa-apa.
"Hey," arya menangkup kedua pipi manda dan menggelengkkan kepalanya. "Ga apa-apa, ini cuma luka kecil. Tenang ya." Hibur arya yang telah menarik manda ke dalam pelukannya.
"Ya andai aja aku ga minta dikupasin apelnya, tangan kamu ga akan luka kan."
"Ga apa-apa, asal bukan kamu yang terluka saya ga masalah manda." Ujar arya semakin mempererat pelukannya dan menciumi puncak kepala manda.
Manda semakin menangis saja, mungkin efek dari kehamilannya jadi manda lebih mudah sensitif seperti ini.
Tapi di balik itu semua manda hanya bahagia dan bersyukur karena ia memiliki arya dalam hidupnya..pria yang mungkin tidak akan ada selain suaminya ini.
"Makasih ya sayang, karena kamu sudah jadikan aku ratu." Ucap manda yang juga tak kalah erat memeluk arya.
"Tentu manda, kamu akan selalu jadi ratu dalam hidup saya ya..ratu yang akan selalu menemani rajanya, hingga sang raja menghembuskan nafas terakhirnya hmmm?"
Manda membekap mulut arya dengan telapak tangannya dan menggelengkan kepala dengan wajah menggemaskannya. "Jangan bicara gitu, usia kita harus panjang. Karena aku masih mau terus bersama kamu."lanjutnya lagi.
"Aamiin aamiin.." arya menggerakkan tubuh keduanya yang masih berpelukan ke kanan dan kekiri tak lebih seperti dua orang anak kecil.
Sejenak keduanya melakukan hal yang konyol itu tanpa mengatakan apapun juga.
"Kita kerumah papah ya, kita harus beritahu kabar bahagia ini." Ucap arya setelah keduanya terdiam cukup lama.
"Iya sayang, boleh." Jawab manda menganggukkan kepalanya.
Ya, mertuanya pun harus tau kabar baik ini karena pria tua itu juga sangat menantikan kehadiran sang penerus keluarganya.
"Ya udah, sekarang saya mau bekerja sebentar boleh? Kamu istirahat dulu ya." Ujar arya kemudian. Ia teringat akan rendi yang beberapa menit lalu mengiriminya file pekerjaan yang tentunya harus di cek oleh arya.
"Iya," manda akhirnya melepaskan pelukan keduanya. "Oh ya mas, teh kesukaan aku udah habis. Sama mau cemilannya juga." Pinta manda dengan manjanya.
Arya terkekeh pelan, ia mengacak acak pelan puncak kepala sang isteri. "Siap, nanti aku suruh rendi minta kirimkan dari jogja ya. sekalian nanti kita minta cika belanja belanjaa cemilan yang lainnya." Balas arya.
"Oh ia, gaji cika belum aku transfer. Dan lagi dia sedang pulang kampung sama bapaknya mas, mungkin besok baru balik dia." Jelas manda yang teringat akan cika yang memang tengah mudik ke kampung halaman nya bersama sang ayah.
"Ya sudah, saya aja yang transfer nanti."
"Ga boleh...!" Larang manda cepat.
"Kenapa?"
"Cika itu kerja sama aku, jadi aku yang harus gaji dia. Lagian apa apa kamu yang bayarin terus buat apa dong uang bulanan aku? Dan lagi kamu lupa honor aku juga jadi numpuk di rekening." Ujar manda dengan bangganya.
Arya tertawa lagi, kenapa isterinya ini sangat menggemaskan sekali. "Kamu pake uang nya beli tas branded, sepatu, atau mobil juga boleh." Suruh arya memberi ide kepada manda.
"Tasku, udah numpuk dan semuanya branded. Sepatu juga udah memenuhi rak, mobil? Kebanyakan digarasi sayang. Aku lebih seneng naik mobil kamu."
"Atau aku beli rumah lagi aja ya? Lebih gede dari ini. Yang ada kolam renangnya, biar anak kita nanti bisa happy dirumah." Ide manda tiba-tiba. Arya terdiam.
"Emmm jangan dulu lah." Larang arya kemudian.
"Kenapa? Pake uang aku deh ya. Ehh maksudnya uang kita." Ralat manda yang takut arya tersinggung juga.
"Engga, uang saya itu baru uang kita. Kalo uang kamu ya memang uang kamu." Jelas arya yang tak tersinggung sama sekali.
"Pokoknya kalo rumah nanti dulu saja, ini rumah kamu juga sudah cukup besar, lalu ada apartement saya juga kan.. kalo mau renang, suruh kerumah opanya saja. Kamu lupa rumah papah itu sudah lengkap." Lanjut arya lagi.
Jangan sampai manda bersikukuh membeli atau membangun rumah. Karena ia sudah mempersiapkan itu semua untuk manda dan calon anak mereka.
"Tapi mas.."
"Nurut sama suami ga?!" Tekan arya yang akhirnya mengeluarkan jurus jitunya.
Karena jika sudah mengatakan itu maka manda akan menuruti perkataannya tanpa kata tapi lagi.
"Iya iya, aku nurut." Jawab manda akhirnya. Arya tersenyum lebar dan mengelus pipi manda lagi.
"Ya udah ayo ke kamar, aku temani istirahat sekalian aku kerjain kerjaan aku." Ujar arya menautkan jari-jarinya dengan manda dan membawa isterinya itu ke dalam kamar mereka.
Dan benar saja manda di paksa berbaring diranjang dan arya terlihat sibuk mengerjakan pekerjaannya.
Namun beruntung arya masih membiarkan manda memainkan ponselnya sehingga tidak terlalu membosankan bagi manda.
Lalu manda meraih amplop cokelat di atas meja nakasnya dan mempotret nya.
Lalu manda mengirimkan itu ke group yang berisi teman teman terdekat nya. Ada cika, glenca, sisca, rendi,arya, mamah sari nila, wullan dan cokro, evan disana.
Ya walaupun yang aktif tentu saja hanya para wanita saja di group yang dibuat oleh glenca tersebut.
Amanda adiwijaya

Hallo outny uncle, see you soon.
Manda mengirimkan gambar tersebut ke group dan tentu saja segera mendapat balasan yang sangat luar biasa dari para anggota.
Ting...massage from glenca.
Ting....massage from wullan
Ting....maasage from cokro
Ting...massage from sisca
Ting....massage from evan
Ting...massage from mamah sarnil
"Cepet amat balesnya." Ujar mada terkikik geli.
"Kamu kirim foto USG ke group?"tanya arya yang juga sempat membuka ponselnya karena notifikasi yang cukup banyak.
"Iya sayang, ga apa-apa kan? Nanti aku minta mereka diem-diem dulu. Hehe." Jawab manda.
"Ga apa-apa sih." Jawab arya cuek saja, ia kembali meletakkan ponselnya dan melanutkan pekerjaannya.
Sedang manda segera membuka group nya yang sudah dipenuhi dengan ucapan selamat dan rasa bahagia dari teman-temannya.
Group sinting..
Glenca : ahh ponakan ounty akhirnya datang.
Can wait for your birth sayang. 🥰😘
Glenca : gw mau kerumah, mau dibawain apa?
Wullan : alhamdulillah yang dinantikan segera datang. Selamat nok sama pak arya.
Wulan : sehat-sehat sampai lahiran
Cokro : wahh akhirnya arya terbukti tokcer. Mantap broo..! Selamat ya anak ayah.. 😁
Sisca : aku udah tau dari tadi loh, tapi congratulation ya ka arya manda. Allah udah kabulkan doa kita semua, dijaga baik-baik. ☺️
Evan : weh weh, kalo udah bunting project kita gimana? @pakarya gimana pak? 😁
Mamah sarnil : alhamdulilah, mamah mau punya cucu nih. Duh kemudaan ga sih di panggil oma?
Wullan : dipanggil grandma aja mah.
Glenca : mah kerumah mereka yuk. Pengen peluk manda dan calon ponakan.
Mamah sarnil : boleh glen. Yuk lan?
Wullan : aku sama cokro lagi ada acara mah. Maaf ya.
Glenca : sis?
Sisca : gw ga bisa glen, lagi tugas. Balik sore pasti.
Amanda : glen, mamah, sorry aku sama mas arya mau kerumah papah hari ini. Mau kasih tau beliau juga.
Manda akhirnya membalas setelah membaca tumpukan pesan dari para sahabatnya.
Glenca : yah, padahal pengen peluk.
Manda : nanti ya glen, besok deh ya.
Mamah sarnil : it's okay manda, memang harus ke tetua dulu kalian.
Pak bos sayang : terimakasih semuanya, nanti insyallah project nya tetap berjalan ya van. Tunggu saya atur dulu semuanya, biar ibu hamil kita ga kecapean.
Manda menaikkan wajahnya menatap sang suami yang tengah menatap layar ponselnya. Tumben sekali dia membalas pesan di group? Biasanya dia dan rendi hanya jadi team penyimak saja.
"Projectnya jadi sayang?" Tanya manda mengeluarkan suaranya. Arya mengalihkan pandangannya dan menatap sang isteri.
"Katanya kamu bosen kalo dirumah kan, saya akan cari cara agar kamu ga terlalu lelah tapi tetap bisa syuting.puas?" Tanya arya dengan nada sedikit jutek.
"Ahh mas..." Manda melompat dari atas ranjangnya dan langsung mendapat teriakan dari arya.
"Amanda adiwijaya hati-hati..!" Teriak arya yang telah berdiri dan langsung mendapat pelukan dari manda.
"Ga apa-apa sayang," jawab manda memamerkan deratan gigi putihnya.
"Kamu ya.." arya menjentikann jarinya di dahi manda dengan kesal. "Buat saya jantungan saja..!" Omelnya kemudian.
"Hehehe sorry sayang. Tapi aku makin cinta sama kamu mas,cinta banget deh..!" Ujar manda yang langsung memeluk tubuh arya. Pelukan yang sangat nyaman dan memabukkan untuknya.
•To Be Continued•
Next part kita kasih kejutan untuk opa adiwijaya yaakk. 😁😁
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
