
Bukankah ini yang dinamakan takdir?
Apakah ini petunjuk dari Tuhan agar aku tidak berhenti mencoba menekuni hal yang aku cintai sejak dulu?
Dulu, sekarang dan selamanya, Indomie adalah penyelamatku.
Apapun hasil akhirnya nanti aku hanya ingin berbagi cerita dan rasa akan indomie kepada semuanya.
#CeritadanRasaIndomie
Indomie, Part of My Life! #CeritadanRasaIndomie
Dua tahun belakangan merupakan tahun yang berat bagi kita semua, tentu saja aku yang baru memasuki dunia kerja ini juga ikut merasakan dampak dari pandemik. Perusahaan tempatku bekerja mulai mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru untuk menanggulangi permasalahan yang timbul akibat pandemik. Tidak hanya perusahaanku yang mengeluarkan kebijakan baru. Pemilik kamar kos yang sudah ku tinggali sejak awal kuliah ini juga menaikkan harga sewaannya. Aku pun harus menekan pengeluaranku dan mulai lebih berhemat dengan memasak bekal untuk dibawa ke kantor dan sekaligus makan malamku. Selain membayar uang kos, biaya hidup dan biaya transport, aku juga harus menyisihkan budget pembelian masker dan desinfektan yang digunakan untuk bertempur dengan virus Corona. Aku harus memutar otak untuk mencari pendapatan tambahan.
Suatu hari aku menemukan iklan lomba menulis cerita dengan hadiah yang cukup menjanjikan. Hadiah pertama akan mendapatkan uang sebesar lima ratus ribu rupiah. Mungkin menurut kalian hadiah tersebut sangat kecil, tapi bagi kaum sepertiku itu sudah cukup besar untuk menambah biaya hidup di kota besar ini. Berbekal laptop usang yang sudah menemaniku sejak awal kuliah, aku mulai menulis cerita.
Ternyata menulis cerita tidak segampang yang aku kira. Terkadang aku tidak dapat menuliskan sesuai dengan kerangka cerita yang sudah kupikirkan. Menulis juga menguras energi sehingga seringkali aku kelaparan di tengah malam. Tentu saja kita tidak akan pernah bisa tidur pulas dengan perut kosong. Maka jalan keluar dari kesengsaraan itu adalah dengan memasak mie instan kesukaanku, Indomie!
Sayangnya lomba pertama yang aku ikuti tidak membuahkan hasil yang baik. Aku hanya diberikan sertifikat sebagai peserta perlombaan. Harus kuakui tulisanku memang belum sebagus penulis-penulis lainnya tetapi aku tidak menyesal telah mencoba. Aku yang masih amatir ini akan terus berusaha menulis cerita-cerita baru. Beberapa cerita yang menurutku bagus sudah ku unggah ke laman sosial media-ku.
Seperti mesin yang terus bekerja akan kehabisan bahan bakarnya begitu juga diriku. Selain kehabisan ide dalam menulis cerita, aku juga mulai kehilangan motivasi dalam menulis. Yang dapat kulakukan hanyalah memikirkan ide dan konsep cerita tanpa sanggup untuk menuliskannya menjadi cerita yang utuh. Terkadang aku juga menyalahkan diriku yang tidak memiliki bakat sebagai penulis ini. Seberapa besar aku mencintai membaca novel dan tulisan-tulisan lainnya, aku tidak memiliki bakat untuk menjadi seperti kak Ilana Tan, salah satu penulis novel kesukaanku.
Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam ketika hujan turun begitu deras, aku sudah mencoba untuk tidur sejak 1 jam yang lalu tetapi dikarenakan perutku yang keroncongan aku tidak bisa masuk ke dunia mimpi. Maka aku memutuskan bangkit dari tempat tidur dan menuju dapur umum yang merupakan salah satu fasilitas di kos ini. Udara malam yang dingin membuatku ingin memasak indomie kuah kaldu ayam.
Langkah pertama yang kulakukan adalah memanaskan air dalam panci. Sembari menunggu air mendidih aku langsung menuangkan bumbu dan minyak ke dalam mangkok. Belum sempat air mendidih, api kompor gas mulai meredup yang menandakan gas mulai habis. Malangnya nasibku, persediaan tabung gas di kos juga kosong. Pupus sudah harapanku menikmati indomie kuah di malam yang dingin ini. Sepertinya indomie remas adalah satu-satunya jalan keluar untuk mengisi cacing di perutku ini.
Oh iya, aku menemukan ide cemerlang lainnya! Aku dapat memasak indomie dengan rice-cooker. Ku tuang air yang dipanci ke dalam rice-cooker, tekan tombol cooking pada rice-cooker dan tunggu sampai air mendidih. Masukkan mie dan masak hingga matang. Angkat inner-pot dengan hati-hati dan tuangkan mie beserta kuahnya ke dalam mangkok yang sudah berisikan bumbu. Dan taraa... Jadilah indomie kuah kaldu ayam! Aromanya langsung menyerang indera penciumanku hingga merangsang air liurku keluar lebih banyak.
Saat aku mulai memasukkan suapan pertama ke mulutku, ingatanku membawaku kembali ke masa saat di mana aku hanya menyukai indomie goreng. Sewaktu kecil aku sangat menyukai rasa asin dan gurih dari indomie goreng, bahkan aku bisa memakannya sebagai pendamping nasi putih jika mama sibuk dan tidak sempat masak untuk diriku. Sedangkan indomie kuah terlalu hambar untuk lidahku. Tetapi semua itu berubah saat usiaku memasuki masa remaja aku mulai menyukai indomie kuah.
Berawal dari mama yang memasakkan indomie kuah ketika aku kehujanan saat pulang dari sekolah. Mama bilang untuk menghangatkan tubuhku ia akan memasakkan indomie kuah spesial padahal aku sudah merengek untuk dibuatkan indomie goreng saja. Indomie kuah buatan mama menggunakan telur, sayur sawi hijau, tomat, tauge serta bawang goreng. Aromanya begitu harum! Mienya begitu kenyal dengan kuah yang gurih. Untungnya mama memasakkan 2 bungkus indomie sehingga aku bisa makan hingga kenyang. Sejak saat itu aku mulai mencoba berbagai varian indomie lainnya. Rasa yang paling ku suka selain kaldu ayam adalah kari ayam dan soto medan. Salah satu camilan andalanku mie remas indomie rasa soto medan, ku sarankan untuk mencobanya.
Ada satu rasa lagi yang menurutku sangat enak dan merupakan penemuan terbaik dari indomie yaitu indomie rasa Rendang. Rasa gurih rendangnya seperti makan rendang sungguhan. Dengan adanya varian rasa rendang ini dapat menunjukkan kepada dunia makanan khas Indonesia yang kaya akan rasa ini. Sayangnya, ketika aku membaca kandungan isi bumbunya ternyata mengandung perisa sapi. Sejak saat itu aku tidak pernah mengonsumsi indomie rasa rendang lagi dikarenakan kepercayaanku yang mengharamkan untuk mengonsumsi segala jenis makanan yang berasal dari sapi (kecuali susu). Aku berharap kedepannya indomie dapat mengeluarkan varian rasa rendang ayam sehingga aku kembali dapat menikmati perpaduan rasa rendang dengan kenyalnya indomie.
Selain masa kecil dan remajaku, indomie juga selalu menemaniku di masa kuliahku. Ketika aku mulai menjadi anak perantauan dan belajar hidup mandiri di kos, indomie selalu menjadi jalan ninjaku ketika akhir bulan. Selain itu, ketika ulang tahunku juga akan ditemani oleh indomie dikarenakan tradisi di keluargaku yang mewajibkan untuk mengonsumsi mie yang melambangkan panjang umur saat berulang tahun. Jadi Indomie sudah menjadi bagian dari hidupku.
Aku terlalu hanyut akan kenangan masa lalu hingga tidak sadar aku telah menghabiskan seluruh mie di dalam mangkokku. Aku pun mencuci dan membereskan peralatan masakku dan kembali ke kamar. Ku kira perut kenyang akan membuatku tertidur pulas, nyatanya sekarang mataku terbuka lebar. Jadi sambil rebahan di ranjang aku mulai mengecek sosial mediaku. Mungkin inikah yang dinamakan takdir? Aku menemukan unggahan mengenai kompetisi #CeritadanRasa yang diselenggarakan oleh Indomie dan Karyakarsa. Aku melihat ini sebagai salah satu peluang lainnya yang harus kucoba. Ku raih laptopku dan mencolokkannya ke stopkontak agar dapat hidup. Laptop tua ini tidak akan bekerja tanpa aliran listrik karena baterainya yang telah usang. Ku kuras semua ide dan mulai menulis cerita sepanjang malam itu.
Kukuruyukk...Ayam mulai berkokok. Aku terpaku didepan layarku, akhirnya kali ini aku berhasil menyelesaikan ceritaku. Mungkin ini efek indomie yang membuatku terinspirasi dan bersemangat untuk menulis. Setelah selesai membaca kembali tulisan dan merevisi beberapa kalimat. Aku menuju ke browser untuk membuka aplikasi karyakarsa. Ketika aku akan mengunggah cerita karanganku, layar laptopku padam. OH TIDAKKK!!!! Apa yang terjadi sekarang ini? Apakah ceritaku akan berakhir sia-sia seperti ini?
Aku mencoba segala cara untuk menghidupkan kembali laptopku, tapi semua usahaku tak berhasil. Aha! Aku mengambil smartphone-ku dan masuk ke akun karyakarsa yang ada di aplikasi. Syukurlah, ceritaku tersimpan ke dalam draft sehingga aku bisa mengunggahnya.
Apakah aku akan berhasil memenangkan kompetisi kali ini? Mari kita tunggu bersama pengumumannya di tanggal 4 Agustus 2022 nanti.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
