
Deskripsi
Tubuh kedua manusia itu masih sama-sama mematung, Bara mulai menikmati tekstur dua bulatan kenyal Inara sedangkan Inara masih tak menyangka tangannya kini menyentuh penis Bara meski masih terhalang oleh celana yang laki-laki itu pakai. Inara mendongkak, menatap Bara yang juga sedang menatap wajahnya, keduanya masih sama-sama diam. Inara menunggu bagaimana reaksi Bara, namum ternyata laki-laki itu tidak marah.
Kesadaran Inara mulai kembali ketika merasakan remasan tangan Bara pada kedua dadanya...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
Kategori
Ba-Ra
Selanjutnya
Ba-Ra (Bara & Rania) Bab 3
26
0
Jemari tangan Bara dengan lembut menyusuri wajah Inara yang memerah. Mata keduanya bertatapan, hanya dari tatapan mata, mereka seakan tau apa yang diinginkan.Kamu tau kamu cantik, ada banyak laki-laki yang suka kamu Semenjak Inara mengejarnya, tanpa Inara sadari diam-diam Bara juga memperhatikan perempuan itu. Yang Bara lihat ada banyak sekali laki-laki yang berusaha mendekati Inara.Tapi, saya cuma mau Pak Bara balas Inara, melingkarkan tangannya pada leher Bara, membawa wajah mereka semakin dekat.Kenapa susah sekali buat Bapak jatuh cinta sama saya? Tanya Inara, menatap Bara sendu.Sejujurnya sangat mudah untuk saya jatuh cinta kepada kamuLalu?Saya sadar diri saya ini siapa dan kamu siapaMaksudnya? Inara sampai mengernyitkan dahinya, tak mengerti maksud ucapan Bara.Kamu putri kesayangan Radian Abimana, saya tahu gimana Ayah kamu ujar Bara, mengelus lembut pipi Inara menggunakan jempolnya. Inara sempat terpaku saat melihat sebuah senyuman manis terbit diwajah Bara untuknya.Jadi maksudnya Bapak juga suka sama saya? Tanya Inara, menikmati elusan tangan Bara pada wajahnya.Entah kapan tepatnya, diam-diam saya mulai menunggu kedatangan kamu ke ruangan saya. Saya mulai menunggu menu apa yang akan kamu bawa untuk makan siang saya. Saya mulai menunggu pesan random yang kamu kirim untuk saya mendengarnya Inara tak bisa untuk menyembunyikan senyumannya, secara tak langsung Bara mengakui jika lelaki itu memang menginginkannya bukan?Cium saya lagi, Pak pinta Inara.Bara menatap Inara intens, tangannya naik menyentuh dagu Inara.
Tak bisa menolak permintaan Inara, Bara kembali mendekatkan wajah mereka, membawa bibir Inara kedalam sebuah ciuman yang kali ini terasa lebih menggebu karena sudah melibatkan nafsu didalamnya. Bibir keduanya bergerak saling menyesap, Inara dengan mudah terlena dengan gerakan bibir yang Bara lakukan.Mmhh... Deru nafas dan kecipakan suara decapan bibir yang beradu mulai mengisi kekosongan malam. Inara semakin mengeratkan lingkaran tangannya pada leher Bara, sedangkan laki-laki itu membawa tubuh Inara semakin merapat.Nafas keduanya sudah terengah namun tidak ada yang mau menyudahi ciuman panas itu. Keduanya terlihat saling menikmati permainan bibir yang mereka lakukan.Tangan Bara yang sejak tadi bertengger pada pinggang Inara dituntun oleh wanita itu naik ke atas, menyentuh dadanya yang sejak tadi bergesekan dengan dada Bara. Saat tangan kanan Bara sudah menangkup sebelah dadanya, Inara gerakan telapak tangan itu untuk meremas dadanya.Eungh... Inara melenguh pelan, saat tanpa harus dituntun Bara mulai meremas pelan dadanya.Mendengar lenguhan Inara seketika membuat Bara tersadar, laki-laki itu dengan cepat melepaskan ciuman mereka lalu sedikit mendorong tubuh Inara menjauhinya.Maaf, saya kelewatan Wajah Bara terlihat kaku, laki-laki itu mengusap bibirnya menggunakan punggung tangannya lalu berbalik, mulai melangkah ke arah pintu keluar. Namun, saat tangannya baru memegang handle pintu tiba-tiba Inara sudah berdiri dihadapannya, menghalangi pintu keluar.Minggir, Inara! Geram Bara. Inara menggeleng sambil merentangkan tangannya untuk menghalangi Bara agar tidak keluar.InaraEnggak!Dengan cepat Inara memgunci pintu lalu berlari ke arah jendela, ia melemparkan kunci itu keluar yang seketika membuat Bara menggeram marah atas kelakuannya.Apa-apaan kamu!Inara tak memperdulikan kemarahan Bara, dengan nekat perempuan itu kini malah menelanjangi tubuhnya sendiri. Melucuti satu persatu pakaian yang ia pakai hingga kini ia berdiri tanpa sehelai benangpun dihadapan Bara.Bara menahan nafasnya saat kini di hadapannya tubuh indah Inara terpampang nyata tanpa berbalut apapun. Ia coba mengalihkan pandangannya, namun sisi brengseknya seakan berteriak untuk tak melewatkan pemandangan indah itu begitu saja. Bara masih terdiam kaku di tempat, mencoba menahan hasratnya.Sambil menampilkan wajah menggoda, Inara berjalan mendekati Bara. Melenggokan tubuh indahnya sengaja untuk menggoda Bara.Saya selalu bayangin bapak sentuh saya disini Dengan gerakan pelan Inara merain tangan kanan Bara yang terasa dingin, lalu ia letakan di atas dadanya yang terbuka.Terus disini! Sedangkan tangan Bara yang satunya Inara gerakan agar menyentuh vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Inara menggeram pelan saat jari-jari Bara kini sudah berada di belahan basahnya.Inara! Geram Bara. Ia laki-laki normal, ia tak akan munafik untuk mengakui jika dirinya saat ini mulai membayangkan Inara mendesah dibawahnya karena hujaman penisnya.Kamu tau, kamu dalam bahaya?Pakai pakaian kamu atau saya enggak yakin kamu bisa keluar dari kamar ini dalam keadaan utuh! Bara mengucapkannya, namun telunjuk laki-laki itu kini sedang asik bergerak di belahan vagina basah Inara, menyentuh klitoris Inara dengan gerakan menggoda.Inara menggeleng lemah, nafasnya mulai memberat menikmati sentuhan Bara di dua area sensitifnya. Mata Inara tertutup dengan tangan mencengkram erat kaus Bara sebagai tumpuannya, menikmati apa yang laki-laki itu lakukan pada tubuhnya.Sudah tak bisa menahannya lagi, tanpa membuang waktu Bara mengangkat tubuh Inara lalu melemparkan dengan kasar ke arah kasur. Bibir laki-laki itu langsung saja menyesap dada besar Inara yang sejak tadi terus menggodanya.Ughh... Inara tersentak dan
mengamati Bara yang sedang menikmati putingnya. Bara menggeram lalu menggigit puncak dada Inara gemas dan memainkan lidah di puncak dada Inara yang sudah menegang.Ahh... Pak Mmmhh Inara
mengerang keras karena baru
pertama kali merasakan kenikmatan yang kini ia rasakan. Bara
melakukannya dengan rakus, seperti
bayi besar. Meremas dan menjilati
puting Inara yang sudah menegang.Inara sendiri hanya bisa mendesah dan mengerang menikmati sentuhan Bara pada tubuhnya.Tangan Bara juga tak bisa diam menjelajahi tubuh Inara, hingga jemarinya berhasil kembali mendarat di antara dua paha Inara. Dengan bibir yang masih asik menikmati bibir Inara, Bara tersenyum saat Inara melebarkan kedua pahanya seakan mempersilakannya untuk berbuat lebih. Namun, Bara hanya mengelus lembut paha dalam Inara tanpa menyentuh vagina perempuan itu, sengaja ingin sedikit menggoda Inara.Setelah meninggalkan banyak tanda di sekitar dada Inara, perlahan wajah Bara turun ke bawah. Melewati perut Inara hingga wajahnya kini sudah berada di antara kedua kaki Inara yang terbuka lebar. Gairah Bara semakin memuncak saja saat secara langsung ia melihat vagina Inara yang merah, merekah dan basah. Bara sampai kesusahan menelan ludahnya sendiri, ia tak menyangka bisa melihat langsung vagina seindah milik Inara ini. Dari aroma yang menguar, Bara yakin Inara merawatnya dengan sangat baik.Merasakan hawa panas di vaginanya seketika membuat Inara membuka matanya yang sejak tadi tertutup. Bisa ia lihat Bara terlihat serius memperhatikan miliknya. Seketika rasa malu itu muncul, walau bagaimanapun ini pertama kalinya ada yang melihat miliknya secara langsung.Inara mencoba merapatkan pahanya namum tertahan oleh kepala Bara. Bara mendongkak, menampilkan senyuman miringnya pada Inara yang seketika membuat tubuh Inara meremang.Bara menjulurkan lidahnya keluar dan mulai menjilat bagian paha dalam Inara.Ahh.... Inara mengerang pelan namun ia juga merasa frustasi, ia yang tadi merasa malu kini malah tak sabar menunggu lidah Bara menyentuh vaginanya secara langsung.Eungh...ahhh...Pak...disitu...aAhhh Inara mengerang panjang saat merasakan lidah Bara akhirnya menyentuh permukaan vaginanya.Bara menujulurkan lidahnya lalu dengan nikmat menjilati permukaan vagina basah Inara.Ouh...Pakhhh... Tangan Inara mencengkram erat rambut Bara, melampiaskan kenikmatannya.Bara semakin rakus dan bersemangat menggoda Inara dengan menjilat dan memberikan gigitan kecil saat mendengar desahan Inara semakin keras terdengar. Mulut Bara terlihat sangat lihai mengerjai vagina Inara.Menjilat, mengigit dan menyedot vagina Inara, Bara lakukan terus secara berulang-ulang. Jemari tangan laki-laki itu juga tak ketinggalan membantu mulutnya memberikan kenikmatan untuk Inara.Enak...hm? Tanya Bara, disela hisapannya. Inara tak menjawab tapi erangan keras yang keluar dari mulut perempuan itu sudah menjawab semuanya.Ahhh... Pakhh Ouhhh... Kedua paha Inara menjepit kepala Bara saat ia merasa sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Mengerti Inara tak lama lagi akan mencapai puncaknya Bara semakin meningkatkan godaan untuk perempuan itu. Mulut Bara menyedot lubang vagina Inara dengan jempol menggesek klitorisnya yang sudah membengkak hingga tak lama tubuh Inara bergetar, menggelepar hebat karena orgasmenya.Inara menghempaskan kepalanya
kebelakang saat dirinya sudah mencapai orgasme pertamanya. Ia berteriak nikmat, tubuhnya mengejang dengan sangat kuat. Ia
melepaskan cengkeraman tangannya pada rambut Bara menjatuhkan kepalanya ke samping dengan lemas.Mata Inara masih tertutup, sedang menikmati orgasme hebat yang baru pertama kali ia rasakan. Sampai ia merasakan sesuatu yang keras menyentuh vaginanya. Saat membuka mata terlihat tubuh Bara kini berada di antara pahanya, laki-laki itu sudah tak memakai apapun sama seperti dirinya. Inara mengerang pelan saat merasakan penis Bara yang terasa sangat keras menyentuh permukaan vaginanya.Enggak akan saya masukin, saya izin gesekin kontol saya ke memek kamu Inara sampai menahan nafasnya, tak menyangkan bisa mendengar dua kata keramat itu keluar dari mulut Bara.Kenapa enggak dimasukin langsung aja? Tanya Inara dengan polosnya membuat Bara terkekeh pelan disela gairahnya. Ia masih punya sedikit kewarasan untuk tidak merusak Inara lebih jauh. Bara menunduk, kembali menindih tubuh Inara hingga tubuh mereka yang tak terbalut apapun saling bergesekan.Buat yang itu tunggu nanti setelah kamu sah menjadi istri saya bisik Bara. Inara yang mendengarnya dibuat merinding, dadanya sampai berdebar kencang. Lagi-lagi tak percaya mendengar kalimat itu bisa keluar dari mulut Bara. Apa ia tak salah dengar jika Bara mau memperistrinya.Mata mereka kembali bertatapan dengan jarak sangat dekat, keduanya saling melemparkan sebuah senyuman. Bara menyentuh bibir Inara yang terbuka, lalu tanpa meminta izin ia kembali membawa bibir perempuan itu ke dalam sebuah ciuman penuh gairah.Hmm...Pak...ahh...Desahan pelan terdengar disela
lumatan yang panas mereka saat penis Bara berada tepat di belahan vagina Inara yang sudah sangat basah dan becek. Digesek-geseknya penis keras itu hingga Inara merasakan kembali perasaan aneh dan nikmat yang belum lama ia rasakan. Namun, lebih dari yang pertama, saat penis Bara mengenai klitorisnya yang sudah sangat sensitif Inara merasa jauh lebih nikmat.Bara bangkit, digesekannya pelan kepala penisnya dipermukaan vagina basah Inara. Cairan yang terus keluar membanjiri vagina Inara menambah sensasi sensual karena warnanya permukaanya saja semakin terlihat menggairahkan. Sesekali Bara sengaja menekan lembut penisnya di lubang sempit Inara, gerakannya seakan ingin membobol milik perempuan itu tapi tak sampai masuk.Bara terus menggesek sambil ditekannya pelan. Begini saja sudah sangat nikmat apalagi jika penis besarnya kini bisa menggesek masuk lubang senggama Inara yang Bara yakini belum terjamah oleh siapapun. Surga dunianya sudah ada di depan mata namun Bara masih harus bersabar memunggu untuk menikmatinya.Bara tak membiarkan dada Inara menganggur, dengan penis yang masih bergerak menggesek Inara, tangan laki-laki itu terulur menyentuh dada bulat Inara yang sudah penuh oleh tanda yang ia buat. Diremasnya kuat membuat erangan Inara semakin keras terdengar.Inara hanya memejamkan mata sambil mendesah keras menikmati perlakuan Bara pada vaginanya. Tanpa sadar Inara juga ikut bergerak, menekan penis Bara agar gesekan itu semakin terasa. Tak lama Inara kembali mencapai orgasmenya, namun Bara masih terlihat semangat menggesekan penisnya. Belum ada tanda-tanda laki-kali itu akan keluar.Sampai akhirnya 10 menit kemudian bersamaan dengan Inara yang berhasil mencapai orgasme ketiganya malam ini, sperma Bara menyemprot kuat, berceceran di perut dan permukaan vagina Inara.Bara mengecup sekilas bibir Inara lalu menggulingkan tubuhnya ke samping. Selanjutnya hanya terdengar suara nafas mereka yang saling bersahutan. Bara memejamkan mata menikmati sisa orgasmenya. Meski hanya digesek penisnya sudah merasa sangat terpuaskan, apalagi jika ia bisa memasuki lubang sempit Inara. Bara segera menggelengkan kepalanya saat pikiran brengseknya muncul ingin melanjutkan permainan mereka sampai ke inti, membobol pertahanan akhir Inara.Bara memilih bangkit lalu meraih tisu untuk mengelap miliknya, selanjutnya mengelap vagina basah Inara yang berceceran spermanya. Lalu, setelah itu tanpa mau repot-repot kembali berpakaian atau membersihkan diri Bara meraih tubuh Inara masuk dan dekapannya, tak lupa meraih selimut untuk menutupi tubuh mereka. Tanpa bisa dicegah senyuman terbit di wajah Bara yang melihat wajah Inara yang terpejam, Bara masih bisa mengingat jelas bagaimana wajah seksi Inara saat perempuan itu berhasil mencapai orgasme hebatnya.Tak mau pikiran cabul semakin menguasai dirinya, Bara memilih menyusul Inara yang sudah masuk ke alam mimpi.****
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan