
Dunia terus berjalan seperti biasa.
Semua orang masih melihat Luna.
Masih berbicara dengannya, masih memperlakukannya seperti biasa.
Namun, apakah yang hidup sebagai Luna sekarang benar-benar Luna?
Kadang, saat ia menatap cermin, ia merasa ada sesuatu yang salah.
Kadang, ia merasa ada suara berbisik di dalam kepalanya.
Sebuah suara yang bertanya…
“Siapa kau sebenarnya?”
Luna ingin menepis perasaan itu.
Namun, semakin lama, semakin sering ia merasa bahwa tubuh ini… bukan miliknya.
Dan suatu hari, sebuah pesan muncul di ponselnya.
“Bersiaplah, giliranmu hampir tiba.”
Siapa Aku Sebenarnya?
Luna menatap cermin di kamar tidurnya, merasakan sesuatu yang aneh.
Tangannya menyentuh wajahnya, merasakan kulitnya sendiri, tetapi ada perasaan asing di sana. Seperti ini bukan miliknya.
Ia mencoba mengingat…
Apa yang terjadi kemarin?
Apa yang ia lakukan hari ini?
Namun, pikirannya terasa kabur. Seolah ada sesuatu yang hilang.
Ia menarik napas dalam, mencoba mengabaikan perasaan itu.
"Aku Luna," bisiknya pada dirinya sendiri.
Namun, saat kata-kata itu keluar… suara itu terdengar aneh di telinganya.
Seolah bukan suaranya sendiri.
Jantungnya berdegup lebih cepat. Ia menatap refleksinya dengan lebih tajam.
Tapi saat ia berkedip…
Refleksinya tidak berkedip bersamaan.
Luna membeku.
Matanya melebar, tubuhnya menjadi kaku.
Ia mengangkat tangannya perlahan, mencoba menyentuh permukaan kaca.
Dan saat itu, refleksinya mulai tersenyum.
Bukan senyum yang ia buat.
Senyum itu lebih lebar.
Lebih gelap.
Lebih… salah.
Dan sebelum Luna bisa bergerak, sebuah suara berbisik di dalam kepalanya.
“Bersiaplah, giliranmu hampir tiba.”
Luna menutup matanya erat-erat, mencoba mengendalikan napasnya.
Itu hanya halusinasi.
Ia meyakinkan dirinya sendiri. Itu hanya perasaan aneh.
Namun, saat ia membuka matanya lagi…
Refleksinya masih tersenyum.
Dan kali ini, mulut refleksi itu bergerak.
Namun, tidak ada suara yang keluar.
Luna membeku.
Ia mundur selangkah, tetapi refleksinya tetap diam, menatapnya dengan tatapan yang lebih dalam.
Lalu, suara di dalam kepalanya kembali terdengar.
“Berapa lama kau pikir bisa bertahan?”
Luna menelan ludah, tangannya mencengkeram sisi meja.
"Tidak," bisiknya. “Aku Luna. Aku yang asli.”
Namun, suara itu hanya tertawa pelan di dalam pikirannya.
“Kau yakin?”
Luna menoleh ke arah jendela, mencari sesuatu yang nyata untuk menenangkan dirinya.
Namun, saat ia melihat pantulannya di kaca jendela…
Refleksi itu tidak lagi berdiri di dalam cermin kamar.
Refleksi itu kini ada di dalam jendela.
Lebih dekat.
Lebih nyata.
Luna menahan napas. Tidak. Ini tidak mungkin.
Tangannya gemetar saat ia perlahan melangkah mundur.
Namun, sebelum ia bisa berbalik…
Refleksi itu berbisik langsung ke dalam pikirannya.
“Bersiaplah, giliranmu hampir tiba.”
Dan saat itu juga, ponselnya bergetar.
Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal.
“Aku sudah di sini.”
Luna menatap ponselnya dengan tangan gemetar.
Pesan itu masih ada di layar.
“Aku sudah di sini.”
Jantungnya berdegup semakin cepat.
Perlahan, ia menoleh ke cermin—dan refleksinya sudah tidak ada.
Luna membeku. Tidak. Ini tidak nyata.
Ia melangkah mundur, tetapi saat punggungnya menabrak dinding, ia menyadari sesuatu yang jauh lebih mengerikan.
Bukan cermin yang kosong.
Tetapi sesuatu yang kini berdiri di belakangnya.
Luna menelan ludah, tubuhnya terasa kaku. Ia tidak bisa berbalik.
Namun, suara berbisik di telinganya membuatnya merinding hingga ke tulang.
“Aku sudah di sini.”
Luna tersentak, berusaha lari—tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak.
Tangannya mulai mati rasa.
Kakinya mulai membeku di tempat.
Ia menatap ke bawah—kulitnya perlahan menjadi transparan.
Ia mulai menghilang.
Tidak. Ini tidak bisa terjadi.
Ia ingin berteriak, ingin memohon, tetapi suaranya tidak keluar.
Dan saat ia melihat ke cermin sekali lagi, seseorang sudah ada di sana.
Seseorang dengan wajahnya.
Namun, itu bukan dirinya.
Itu Luna yang baru.
Yang tersenyum.
Yang kini hidup di dunia nyata.
Dan Luna yang asli?
Kini hanyalah bayangan di dalam kaca.
Terjebak.
Terdiam.
Terlupakan.
Seperti mereka yang datang sebelumnya.
Dan permainan ini… akan terus berulang.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
