
seorang pria yang tidak percaya akan cinta, lalu ia di pertemukan dengan wanita yang bisa mengambil hatinya. Akankah wanita itu menerimanya? Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki prianya? Dengan semua resiko yang akan menimpa nantinya?
Manda memicingkan matanya, ia nampak sedikit berfikir..
"Caffe??"
"Iyaap, kamu dulu pernah bekerja di caffe kan?"
Manda mengangguk
"Saat itu, aku minta Daffa untuk jemput aku, tapi dia bilang dia sibuk jadi aku terpaksa harus pulang sendiri, apa aku bodoh masih berharap pada Daffa?" Tanya Manda tiba-tiba
"Tanyakan pada hati kecilmu Manda"
"Aku bodoh, aku bodoh kan Arya! Hahahahaha"
"Sudah, kamu sebaiknya istirahat, kalau kamu butuh saya tinggal panggil"
"Tunggu" ucap Manda sambil menahan tangan kekar pria yang menciumnya tempo hari
"Kenapa?"
"Terimakasih"
"Ya, istirahat lah saya tunggu di sofa itu" ucap Arya sambil menunjuk sebuah sofa yang tak jauh dari tempat tidur.
"Baiklah" ucap Manda sambil menganggukk
Arya akhirnya menyerah, ia merasa kasihan pada wanita malang itu.
Entah perasaan apa ini, yang jelas Arya ingin selalu melindungi Manda. Padahal Arya adalah pria yang tidak percaya akan cinta, banyak wanita yang berusaha mendekatinya. Tapi Arya selalu menutup dirinya, atau bahkan ia tak segan segan menembak wanita itu jika membuat Arya risih.
Di dalam dirinya tidak ada cinta sejak kejadian naas itu merenggut nyawa kedua orangtuanya, namun takdir telah mempertemukan kembali dirinya dengan wanita yang selama ini ia cari, wanita yang telah menyelamatkan nyawanya.
Wanita yang ia sebut dengan "malaikat tanpa sayap"
**
Pagi harinya, Manda terbangun dengan kepala yang masih terasa pusing..
Ia memijat pelan kepalanya "Kepala gw sakit bgt" keluh Manda akhirnya
Manda mengedarkan pandangannya... Ia mencari sosok pria yang membawanya ke tempat ini.
"Kemana dia?"
Saat Manda ingin turun dari tempat tidur, ia melihat selembar kertas di nakas samping tempat tidurnya.
"Kalau butuh saya, hubungi kapan pun kau mau, tawaran itu masih tetap sama. Maaf saya harus pergi ada pekerjaan mendadak"
-Arya Wisesa
Manda menggelengkan kepalanya, "dasar pria gak bertanggung jawab, dia bawa aku kesini, tapi dia yang pergi duluan ckkk" umpat Manda dengan kesalnya.
**
"Pameran batu berlian merah hmmm menarik, kamu tau apa yang saya maksud bukan?" Tanya Arya dengan tegasnya
"Siap tuan"
"Disana ada Roy, pastikan dia tidak mendapatkan batu berlian itu, jika kau sudah selesai dengan tugas itu. Kita pergi ke Chicago untuk bertemu dengan tuan digrantara"
"Baik tuan"
"Saya tunggu kamu di markas" ucapnya lalu pergi dari hadapan juan
Juan menjalani perintah arya, ia pergi ke pameran batu berlian merah bersama dengan beberapa anak buahnya yang lain.
Disana dia bertemu dengan anak buah dari Roy,
Juan menjalani sebuah rencana, ia masuk ke pameran itu dengan beberapa anak buahnya.
Saat Juan menepuk tangannya sekali, dan baku tembak itu seketika tak terhindarkan.
"DORRRR"
"DORRRR DORRRR"
"DORRRR"
Orang yang semula sedang melihat beberapa batu berlian.. seketika lari berhamburan menyelamatkan diri masing-masing.
Dengan sigap Juan menembak beberapa cctv yang ada di tempat dan dengan satu tembakan kaca tempat dimana batu berlian merah di letakan pecah.
"PRAANGGGG"
Juan berhasil mengambil batu berlian merah itu.
Tapi saat ia ingin pergi, tangannya di cekal oleh seseorang yang tak asing baginya.
"Tuan Roy"
"Ckkk Juan Juan, kau bodoh sekali.. kemana si pengecut itu hah?!, serahkan kepadaku batu berlian merah itu!!"
"TIDAK AKAN!"
"Bedebah kau!!"
"DORRRR"
Satu tembakan lolos dari tangan Roy, dan itu mengenai tangan kiri Juan.
"SIALLL, ARGGGHHHH"
**
Manda pulang ke apartementnya dengan keadaan lebih baik dari semalam..
Entah dorongan dari mana, Manda langsung terfikir untuk membuat brownies kesukaan sang ayah, rasanya ia rindu sekali dengan cinta pertamanya itu.
Manda langsung menuju dapur dan berkutat dengan alat dapur serta bahan-bahan untuk membuat brownies kesukaan sang ayah.
**
Manda pergi ke kediaman orangtuanya dengan hati yang sedikit ragu, tapi ia menepis keraguan itu. Manda hanya ingin bertemu dengan sang papa, cinta pertama dalam hidupnya.
Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
Tak butuh waktu yang lama Manda sudah berada di halaman rumah orangtuanya.
Manda menginjakan kakinya kembali di rumah orangtuanya setelah berhari-hari tak ada kabar, rasa sesak itu seketika menghampiri Manda.
Walau kini Manda sudah melupakan Daffa dan membenci pria itu tapi itu tidak semudah yang di bayangkan..
Dan saat Manda masuk kedalam rumah, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Daffa dan Elsa sedang duduk berdua, bercanda dan tertawa bersama.
Manda meremas kuat kuat bajunya, inilah yang Manda takuti.
Manda kembali hancur dan mengingat pedihnya penghianatan 2manusia di hadapannya kini.
Manda berlari keluar dari rumah orangtuanya dan meninggalkan kotak berisi browniesnya begitu saja di depan pintu.
"Non Manda, sudah ketemu nyonya?"
Manda tak menggubris pertanyaan dari asisten rumahtangganya.
Ia segera masuk kedalam mobil dan pergi dari rumah itu..
Di perjalanan.. kembali air mata itu luruh..
Pertahanannya selama ini tidak cukup untuk membuat dirinya kuat menghadapi kenyataan yang begitu memukul dirinya,
Entah rasanya Manda sudah berusaha untuk kuat namun hati Manda tidak bisa dibohongi.
Sakit, kecewa, hancur semua menjadi satu.
Manda menepikan mobilnya, ia berhenti di depan sebuah danau.
"AAAAAAAAAAAAA"
"TUHAANNN, KENAPA HARUS AKU?! DARI SEKIAN BANYAK MANUSIA KENAPA HARUS AKU?"
"AKU GAK SANGGUP, AKU GAK KUAT UNTUK INI TUHAN, AKU GAK BISAA AAAAARRRGHHHHH"
Manda menangis sejadi jadinya, ia memeluk lututnya sendiri "AKU CAPEKKK" keluhnya dengan air mata yang masih setia menetes.
Dari kejauhan terlihat ada beberapa orang pria dengan memakai pakaian serba hitam dan penutup muka serta senjata api yang melekat di tubuhnya mendekati Manda.
Manda yang sedang kacau, tidak menghiraukan itu.
Salah satu dari beberapa orang itu, mengeluarkan sapu tangan, lalu langsung membekap mulut Manda.
Dan seketika Manda pingsan.
**
Manda terbangun dari pingsannya, ia sudah berada di aquarium besarrr yang menggantung dan ada air yang terus menerus menyala di atas kepala Manda.
"TOLONG"
"SIAPAPUN TOLONG AKU"
"TOLONG"
Manda terus mengetuk-ngetuk kaca tempat ia berdiri, kaca itu cukup besar.
Dan saat ini air yang menyala sudah terisi mencapai mata kaki Manda.
"TOLONGGG"
"berteriaklah sekencang mungkin gadis cantik"
Pria itu, merekam semua apa yang dilakukan oleh Manda dan mengirimnya pada Arya.
Arya yang sedang bersantai sambil meminum beberapa botol wine di markasnya karena telah merayakan keberhasilan Juan seketika terkejut, setelah menerima rekaman video Dimana Manda terkurung dalam aquarium besar dengan air yang terus menerus bertambah dan perlahan-lahan akan menenggelamkan Manda.
"BRENGSEKKKK!!!"
**
air yang semula mencapai mata kaki Manda kini semakin naik, air itu kini mencapai leher Manda.
"TOLONG" ucap Manda di sisa tenaganya.
Sedangkan dibawah sana sudah ada seorang pria dengan senyum bahagia melihat wanita cantik itu akan menemui ajalnya sebentar lagi.
"Kita lihat kau bisa bertahan sampai kapan, kita tunggu pangeranmu datang cantik"
Arya mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Fikirannya kacau, ia seketika merasa takut, takut jika terlambat menyelamatkan Manda.
"Bertahan ya man, saya mohon sebentar lagi" gumam Arya dalam hatinya
To be continued
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰