'Crush' on You | Bab 17-18

1
1
Deskripsi

"Sayang, tadi subuh ada telepon masuk dari Mama Aryani. Berkali-kali tidak terjawab karena kamu pulas sekali tidurnya. Aku mau bangunkan kamu, tapi kamu kelihatan lelah sekali. Maaf ya, aku jawab telepon Mama Aryani tanpa seizin kamu."

Tubuh Attar menegang. Menggigit bagian dalam pipinya, Attar menoleh perlahan pada Sasha yang sibuk di meja makan. Attar perlahan mendekat pada istrinya yang mulai menata nasi dan lauk pauk dalam kotak makannya yang akan ia bawa nanti. 

"Dia … dia bilang apa?" tanya...

Crush on You 17

 

Attar dalam kesadaran penuh saat ia membuat istrinya jengkel kemarin. Bukan ia tidak tahu kalau Sasha datang dan mencarinya. Beberapa saat sebelum Sasha datang dan memergokinya bersama seorang wanita, Attar menerima pesan dari Nindi tentang kedatangan Sasha yang sekaligus membawakan makan siang untuknya.

Terlanjur membuat janji dengan Julia untuk makan siang bersama, tepatnya Julia yang memintanya dengan alasan 'meeting' tak penting yang sudah Attar ketahui dari awal. Attar juga jelas tahu kalau Julia menaruh rasa padanya. Bukannya Attar terlalu percaya diri, tapi, gelagat 'suka' bahkan sudah Julia tunjukkan sejak tahun pertama Attar bekerja di FS sebagai karyawan MDP.

Waktu itu, di FS cabang Surabaya, ia pertama kali bertemu Julia. Julia saat ini menjabat sebagai manajer business and development Malll tempat FS bernaung. Memang pemilik FS dan pemilik Mall memiliki kedekatan khusus. Attar tidak pernah kekurangan kepercayaan diri hanya untuk mendekati Julia.

Harusnya ia dan Julia mungkin sudah bersama, mengingat status Julia yang cukup menjanjikan jika ia jadikan istri. Namun, tekanan pekerjaan yang cukup besar membuat Attar menarik diri dari Julia. Ia tidak mau gagal mencapai kelulusan MDP dan berakhir tidak mendapat apa-apa. Tidak sedikit pengorbanannya mengikuti program MDP ini, mulai dari kewajiban menjaminkan ijazah strata satunya hingga kehilangan adiknya saat ia belum lama mengikuti program MDP. Padahal yang ia lakukan semata-mata untuk Anggia, tapi, Anggia lebih dulu pergi saat ia belum mencapai kesuksesan itu. 

Dinyatakan lolos program MDP setelah memimpin FS dengan sukses di FS cabang kota Bandung, Attar kemudian meluangkan waktunya untuk mencari tahu siapa pelaku sebenarnya yang menabrak sang adik hingga meninggal.  Hingga dia berhasil mendapatkan rekaman video dari salah satu kamera pengintai di sekolah di belakang sekolah Anggia itu. Rekaman itu Attar dapatkan dari salah satu temannya yang bekerja sebagai petugas tata usaha di sekolah itu. Dari video itu, Attar mengetahui penabrak sang adik adalah seorang wanita cantik. Dari video itu Attar akhirnya tahu kronologi jelas kecelakaan terjadi. Bagaimana wanita itu meninggalkan adiknya yang terkapar sekarat di tengah jalan, hingga mendapat pertolongan setengah jam kemudian.

Selama ini ia mengetahui cerita yang berbeda dari Aryani. Ibu tirinya Yang licik itu mengatakan adiknya tertabrak  karena tidak hati-hati saat menyebrang jalan. Karena alasan itu Aryani memutuskan tidak menuntut apapun pada penabrak itu dan memilih menerima uang santunan yang diberikan.

Seperti sudah digariskan, takdir membawa Attar bertemu dengan wanita yang menabrak adiknya. Ganesha Claudia, model yang baru muncul lagi setelah skandal perselingkuhannya beberapa tahun lalu, ditunjuk oleh FS sebagai Brand Ambassador mereka. Waktu itu Attar baru saja menandatangani kontraknya sebagai manajer operasional FS secara resmi. Di kantor pusat FS ia pertama kali bertemu Sasha, saat berada di satu lift dengan Sasha dan Septi.

Perkenalannya dengan Sasha dimulai dengan baik. Waktu berlalu, tidak pernah Attar kira Sasha begitu mudah menerimanya masuk ke dalam kehidupan gadis itu. Hingga Attar memutuskan untuk menyatakan cintanya pada Sasha. Sejak hari itu Attar mulai melupakan Julia, lalu fokus pada hubungannya dengan Sasha yang berlandaskan niat untuk menghancurkan Sasha.

Menutup lembaran kenangannya bersama Julia, Attar kemudain mengalihkan perhatiannya pada wanita setengah telanjang yang tertidur pulas di sebelahnya. Wajah yang selalu tampak ekspresif ketika bergaya di depan kamera, selalu berubah sendu setiap kali wanita itu tertidur. Entah apa penyebabnya, Attar tidak berniat bertanya.

Istrinya itu sudah lebih dulu tidur tidak lama setelah ia beri kepuasan saat
melakukan aktivitas malam mereka, tadi. Ia bahkan masih ingat bagaimana wajah mendamba sang istri saat berada di bawah tubuhnya tadi. Cukup lama Attar memandangi wajah istrinya itu, lalu memalingkan muka setelah kembali mengingat bayangan Sasha yang meninggalkan adiknya dalam keadaan sekarat. 

Sebenarnya, membuat jengkel Sasha kemarin adalah sebuah permulaan dari sebuah rencana sempurna yang selama ini ia susun. Bagaimanapun, ia tidak boleh terlalu lama terlena dengan cinta semu yang ia miliki untuk Sasha. Dendam harus tetap berjalan.

***
 


"Sayang, tadi subuh ada telepon masuk dari Mama Aryani. Berkali-kali tidak terjawab karena kamu pulas sekali tidurnya. Aku mau bangunkan kamu, tapi kamu kelihatan lelah sekali. Maaf ya, aku jawab telepon Mama Aryani tanpa seizin kamu."

Tubuh Attar menegang. Menggigit bagian dalam pipinya, Attar menoleh perlahan pada Sasha yang sibuk di meja makan. Attar perlahan mendekat pada istrinya yang mulai menata nasi dan lauk pauk dalam kotak makannya yang akan ia bawa nanti. 

"Dia … dia bilang apa?" tanya Attar.

"Mama Aryani … langsung matikan teleponnya begitu aku bilang 'halo'."

Attar sudah ketakutan setengah mati. Namun, jawaban Sasha membunuh rasa takutnya itu sendiri. Sial, Attar harus lebih waspada setelah ini. Tinggal satu atap bersama Sasha, membuat ia harus lebih berhati-hati. Sedang Aryani terus memerasnya dengan ancaman akan memberitahu Sasha tentang dendamnya, jika Attar tak memberikan ibu tirinya itu uang yang banyak. 

"Mama Aryani mau minta uang lagi ya sama kamu?" tanya Sasha begitu melihat perubahan pada raut wajah Atar setelah mendengar ia bercerita tentang Aryani.

Atar berdeham. "Apalagi yang ia bisa selain itu? Hidupnya cuma untuk minta uang, uang, dan uang saja!"

Sasha lantas menarik kursi meja makan, diusapnya punggung Atar dengan sebelah tangannya, lalu membimbing Atar untuk duduk di kursi itu. "Sabar, sayang," ucapnya lembut. "Sepertinya, sudah waktunya kamu mengizinkan aku untuk mengenal ibu tiri kamu itu sayang," ucap Sasha lagi.

"Mengenal dia? Buat apa, Sha? Dia manusia paling tidak berguna yang yang sebaiknya kamu hindari."

"Justru, aku harus mengenalnya. Bagaimanapun dia menikmati gaji suamiku setiap bulannya 'kan? Sebagai istri tentu aku berhak mengenal siapa orang yang menerima uang dari suamiku."

Attar menyerongkan tubuhnya, lalu memeluk Sasha yang berdiri di sampingnya. "Tidak ikhlas, berbagi suamimu dengan wanita lain?" tanyanya menggoda.

Sasha terkekeh dengan gaya culas, persis seperti wanita matre pada drama-drama sinetron. "Tentu, aku cemburu. Jangankan uang suamiku, bahkan merelakan raga suamiku untuk sekedar makan siang bersama wanita lain saja aku tidak terima."

Tawa Attar terdengar. "Dasar wanita! Sepertinya 20 tahun lagi kamu akan tetap mengingat kejadian kemarin sore!"

"Ya, bisa jadi. Memoriku memiliki kapasitas cukup banyak, untuk menyimpan daftar dosa-dosa kamu Attar," jawab Sasha. "Jadi, bagaimana? Aku ingin tetap mengenal Aryani. Aku harap kamu mengizinkan, aku janji, akan menjaga diriku dengan baik. Aku dan Aryani, sama-sama wanita. Aku yakin dia tidak akan menyakitiku.

Atur tersenyum miring, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri menyatakan penolakan dengan tegas. "Tidak, Sha. Dia itu berbahaya, kamu akan terkejut jika memaksakan diri mengenal Aryani."

Crush on You 18
 

"Hai, Sha! Apa kabar?"

Sasha memilih membalas pelukan Irena lebih dulu, lalu melepasnya seraya menjawab, "Baik, Mbak. Mbak Iren sendiri bagaimana kabarnya?" balas Sasha bertanya.

“Aku juga baik Sha,” jawab Irena, mulutnya melengkung membentuk senyuman.

“Seneng deh, bisa ketemu Mbak Iren lagi,” ucap Sasha sambil menggamit lengan Irena. Sasha yang tidak memiliki teman dekat perempuan, sangat senang dengan Irena yang mau berteman dengannya. 

“Kamu main dong, ke store FS tempat aku bekerja. Minta antar suami kamu,” balas Irena begitu Sasha melepaskan tangannya.

Sasha mengangguk, “pasti! kapan-kapan, aku akan ajak Attar,” jawabnya. “Ya ampun! Hampir aja aku lupa!” seru Sasha dengan wajah penuh penyesalan. “Happy anniversary, Mbak Iren dan Bang Dean,” ucap Sasha.

Irena justru tampak kembali menarik sudut-sudut bibirnya, “cuma pacaran, Sha!” jawabnya mendesah putus asa.

“Nggak apa-apa dong, Mbak Iren. Aku do'akan yang terbaik ya, buat Mbak Iren dan Bang Dean," ucap Sasha. Kedatangan aku dan Attar ke sini juga ‘kan karena undangan dari Bang Dean yang mau mentraktir aku dan Bang Attar, untuk merayakan hari anniversary bersama Mbak Iren.

“Jadi aku harus mentraktir kamu dulu, biar kamu datang ke store aku di Tangerang?” balas Iren membuat Sasha terkekeh, lalu mengangguk. Lokasi FS tempat kekasih Dean bekerja itu memang di luar kota Jakarta, tapi tidak begitu jauh jaraknya jika dari store FS tempat Attar bekerja di Jakarta Selatan. 

Saat ini mereka sedang berada di sebuah Mall di Jakarta Pusat, tidak jauh dari store FS tempat Dean bekerja, mereka rencananya akan makan malam bersama di sebuah restaurant barbeque khas jepang. Sasha dan Irena meninggalkan pasangan mereka di smoking area, memilih langsung menuju ke lantai dua di mana private room yang sudah direservasi oleh Dean dan Irena berada. 

Private room yang mereka tuju ada di paling ujung, membuat mereka harus melewati lima ruangan yang berderet dengan dibatasi sekat-sekat pintu kayu yang sangat cantik dan instagramable. Unsur autentik, megah nan elegan begitu terasa. Warna-warna earth tone yang sangat calming menghiasi interior lorong itu, membuat mereka tak sabar melihat interior bagian dalam ruangan. 

Shoji, pintu geser khas Jepang yang dibuat dari rangka kayu dan dilapisi oleh kertas yang direkatkan pada petak-petak kayu menyambut keduanya saat tiba di depan private room tujuan mereka. Memasuki private room mereka, Sasha dan Irena dibuat takjub dengan interior khas jepang yang sangat kental. Decak kagum terdengar dari bibir Irena saat menginjakkan kakinya ke atas Tatami, Tatami adalah sebuah material penutup lantai tradisional berupa tikar yang berasal dari Jepang. Tatami dibuat dari tenunan alang-alang dan kain sebagai penutup di bagian ujung.

Tidak lama kemudian, Attar dan Dean menyusul masuk. Kedua pria itu kembali terlibat pembicaraan tentang pekerjaan mereka. Sesekali Irena ikut menimpali, selebihnya ia mengobrol dengan Sasha, membicarakan tentang kelas memasak FS bulan depan di store FS cabang Tangerang, yang ternyata bintang tamunya adalah Sasha.

"Oh ya, Tar, Yan, saya sudah kirim surat tentang permintaan perbantuan stock opname di toko saya minggu depan nanti. Kalian sudah terima email dari saya, 'kan?"

Alis Attar terangkat sebelah, sedang mencoba mengingat. "Sepertinya sudah, Mbak Iren!" Jawab Attar kemudian pada seniornya itu, yang diangguki oleh Dean.

"Oh, kalau stock opname itu setiap toko saling bantu, ya?" Tanya Sasha ingin tahu.

"Iya, selain untuk membantu, perbantuan stock opname dari toko lain juga ada yang ditugaskan untuk mengawasi berjalannya stock opname, agar tidak ada kesalahan baik saat penghitungan, saat input data, dan bahkan mencegah kecurangan toko itu sendiri," Irena menjelaskan.

Sasha mengangguk paham. "Pengajuan untuk permintaan perbantuan juga diajukan oleh toko yang mau melaksanakan stock opname?"

"Iya," jawab Irena lagi. "Dan, yang biasanya diikutkan perbantuan memang pegawai yang itu-itu saja. Contohnya dari toko FS tempat Attar, biasanya Oka yang selalu langganan jatah perbantuan di cabang FS yang lain."

"Oh ya, berapa minggu yang lalu, Attar juga ikut perbantuan stock opname di cabang FS tempat Dean," sahut Sasha.

"Attar? Setahuku tidak ada nama Attar di daftar permintaan perbantuan dari toko Dean waktu itu. Hanya ada nama Oka dan satu SPG waktu itu." Irena melempar tatapan penuh tanya pada Attar dan Dean.

"Itu … mendadak. Ada staff perbantuan dari toko lain yang tidak hadir. Aku mendadak  mengingat Attar, lalu meminta bantuan dia."

"Staff dari toko mana yang tidak hadir? tanya Irena. 

"Kalau tidak salah dari cabang Jakarta Barat Ren," jawab Dean.

" Oh ya? Kenapa tidak mengambil staff dari toko kamu saja? Kenapa harus ambil dari toko lain dan malah Attar yang seorang manajer? Apa tidak ada staf lain yang bisa kamu minta bantuan?"

Mengalihkan perhatiannya dari perdebatan sepasang kekasih itu, Sasha melirik Attar yang diam saja. Entah mengapa, Sasha merasa ada sesuatu yang Attar dan Dean sembunyikan.

Tidak lama kemudian pesanan mereka datang, dan Sasha terpaksa kembali menyimpan seorang diri, rasa curiganya pada sang suami.

***

Sepanjang perjalanan dari restoran Jepang itu hingga ke rumah orang tua Sasha, keduanya tidak saling bicara. Sasha dengan firasatnya yang mengatakan ada sesuatu pada suaminya, dan Attar yang entah sedang memikirkan apa. Sasha bahkan berkali-kali melirik suaminya itu, kalau biasanya sang suami akan menanyakan sikapnya itu, kini Attar tampak cuek-cuek saja. Dalam hati Sasha hanya berharap kalau firasat buruknya itu, salah.

Mencoba menenangkan perasaannya sendiri Sasha tidak mau nanti ketika sampai di rumah orang tuanya ia masih memasang wajah yang resah seperti ini. Kedatangannya ke rumah orang tuanya untuk melepas rindu, bukan untuk membuat khawatir orang tuanya itu. 

"Kamu benar-benar enggak mau menginap di sini?" tanya Sasha untuk kesekian kalinya. Sebenarnya ia sudah membahas hal ini bersama Attar sebelum berangkat makan malam bersama Dean dan Irena tadi.

"Maaf Sha, tapi aku nggak bisa," jawab Attar.

"Atau aku tidak usah ke rumah Mami dan Papi, kita pulang ke rumah saja mumpung belum jauh," ucap Sasa mengingat mereka masih separuh perjalanan.

"Jangan, Sha!" Attar menolak. "Kamu 'kan sudah janji dengan orang tuamu, pasti mereka sedang mengharapkan kedatangan kamu sekarang."

"Mami dan papi pasti mengerti kalau aku tidak jadi datang. Masih ada besok," jawab Sasha.

"Nggak, Sha!" Attar bersikeras. "Aku akan tetap mengantarkan kamu ke rumah orang tua kamu. Nanti kalau mami dan papi tahu kalau kamu tidak jadi menginap karena alasannya aku, aku benar-benar merasa tidak enak, Sha," jawab Attar.

"Kamu tahu, orang tuaku tidak seperti itu, Attar," balas Sasha.

"Tetap saja, kamu sudah berjanji akan datang dan menginap kasihan orang tuamu pasti sudah berharap-harap."

Kali ini Sasha membenarkan ucapan Attar. Ia tidak mau mengecewakan orang tuanya yang mungkin sudah mengharapkan kedatangannya sejak tadi. Besok Sasha memang tidak ada kegiatan apapun, makanya ia memilih pulang ke rumah orang tuanya dan rencananya besok ia akan seharian di rumah orang tuanya itu. Attar sendiri tidak mau menginap karena alasannya ia besok masuk shift pagi, sedangkan jarak dari rumah orang tua Sasha dan FF memang cukup jauh. Dua kali lipat dari jarak rumah mereka ke FS. 

Sasha akhirnya tiba di rumah orang tuanya. Namun seperti bukan Attar yang biasanya dia itu bahkan tidak berniat turun dari mobilnya, padahal Sasha sudah setengah mati memaksa. Entah kenapa Attar tidak mau, bahkan untuk sekedar mengantar Sasha ke dalam rumah. Attar akhirnya menuruti Sasha untuk turun, terpaksa karena kebetulan Sandi -ayah Sasha- keluar dari rumah.

Attar beralasan butuh udara segar, hingga tidak memilih masuk ke dalam rumah. Tidak lebih dari seperempat jam Attar menginjakkan kaki di rumah itu, Attar sudah pamit untuk pulang. Sasha gemas sendiri, dan membiarkan Attar pulang tanpa mengantarnya sampai ke depan rumah. Namun, mengikis ego yang sebenarnya masih tidak seberapa tingginya, diam-diam Sasha berjalan ke luar rumah, berharap Attar masih belum pergi bersama mobilnya.

Namun, ternyata harapan Sasha terlalu muluk. Attar sudah pergi dari sana. Meninggalkan Sasha bersama firasat buruknya.
 

To be continue …
 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
'Crush' On You
Selanjutnya 'Crush' on You | Bab 21-22
3
1
Pengecut!Sahabatnya itu tiba-tiba saja sudah berada di sampingnya. Untungnya tidak membawa serta gitar sialan yang dipakainya untuk menyanyikan lagu tadi.Attar ingin balas mengumpat, tapi tidak pantas rasanya mengatai Dean di rumah pria itu sendiri.Lo pengecut! ulang Dean.Terakhir kali lo datangi gua tengah malam karena lo menghindari melihat Sasha. Karena setiap melihat dia, lo merasa lo mulai cinta sama dia kan? Lo waktu itu sampai rela ikut stock opname di store gue, dari pada pulang ke rumah dan lihat Sasha. Dean berceloteh.Sekarang lo menghindari Sasha lagi karena lo terlalu cemburu lihat Sasha dengan pria lain, kan? Lo udah jatuh cinta sama dia Tar!Ngomong apa sih lo! Attar berlalu meninggalkan Dean.Mau sampai kapan membohongi diri lo sendiri? Mau sampai lo membiarkan dendam menghancurkan hidup lo? tanya Dean.Gua belum membalas apapun pada Sasha! tegas Attar. Gua belum menyakiti dia barang sedikitpun!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan