
***Spoiler :
Rasanya aku jadi anak paling egois sedunia.
“Inggrid, selamat, ya, Nak. Sudah jadi istri orang sekarang.” Aku merasa usapan pelan kuterima di bahu. Nada suara Ibu gemetar dan saat aku menoleh, air matanya sudah membasahi pipi.
“Kok Ibu yang nangis?” Aku menyeka pipi Ibu dengan ibu jari. Lamat kuperhatikan tatapan wanita yang kuagungkan ini, binar bahagianya membuncah nyata. Aku makin kelu dibuatnya.
Apa ... pernikahanku memang membuat mereka bahagia?
“Ayo ... Ibu antar ke Andrew.” Ibu menuntunku...
***Spoiler :
Rasanya aku jadi anak paling egois sedunia.
“Inggrid, selamat, ya, Nak. Sudah jadi istri orang sekarang.” Aku merasa usapan pelan kuterima di bahu. Nada suara Ibu gemetar dan saat aku menoleh, air matanya sudah membasahi pipi.
“Kok Ibu yang nangis?” Aku menyeka pipi Ibu dengan ibu jari. Lamat kuperhatikan tatapan wanita yang kuagungkan ini, binar bahagianya membuncah nyata. Aku makin kelu dibuatnya.
Apa ... pernikahanku memang membuat mereka bahagia?
“Ayo ... Ibu antar ke Andrew.” Ibu menuntunku agar bangkit. Di dalam ruang rawat Kakek, Papa, Andrew, Kakek, Rendra, serta penghulu dan beberapa saksi—bahkan dokter yang merawat Kakek dengan senang hati menjadi saksi nikah kami—melangsungkan akad nikah. Sementara aku, Ibu, Yaya, dan juga Bu Puri ada di ruang sebelah. Dari semua yang ada, hanya wanita paruh baya yang dibalut batik lengan panjang anggun, yang tatapannya mengganjal berat.
Memang hanya dirinya saja?
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
