Touch Me Slowly, Mr. Billioniare (Bab 09)

3
2
Deskripsi

Selamat pagi, Lovelies. Kemarin lusa aku udah update tapi sepertinya nggak muncul yak? Jadi q uplaod ulang, selamat membaca ^^ 

SPOILER : 

Sebenarnya Jiana juga penasaran dengan tawaran Vian untuk menyembuhkan patah hati. Namun, Jiana terlampau malu ketika membayangkan wajah putus asa saat berhadapan dengan Vian. Sungguh, ia memang harus menjauh dari alkohol dan ponsel ketika sedang patah hati.

"Hah! Oke, anggap aja Pak Vian nggak ingat kejadian semalam," celetuk Jiana sambil mengambil napas...

Selamat pagi, Lovelies. Kemarin lusa aku udah update tapi sepertinya nggak muncul yak? Jadi q uplaod ulang, selamat membaca ^^ 

SPOILER : 

Sebenarnya Jiana juga penasaran dengan tawaran Vian untuk menyembuhkan patah hati. Namun, Jiana terlampau malu ketika membayangkan wajah putus asa saat berhadapan dengan Vian. Sungguh, ia memang harus menjauh dari alkohol dan ponsel ketika sedang patah hati.

"Hah! Oke, anggap aja Pak Vian nggak ingat kejadian semalam," celetuk Jiana sambil mengambil napas dalam lantas membuangnya perlahan. "Lagian kenapa sih orang itu datang jemput aku segala? Coba aja dia nggak datang, aku 'kan nggak bakal ngeluarin permintaan nyeleneh itu! Ish!"

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Touch Me Slowly, Mr. Billionaire (Bab 10)
4
0
Selamat siang, Lovelies. Siang ini ditempatku panas dan aku juga upload yang lumayan panas buat kalian. Selamat membaca ^^SPOILER :Beberapa pelayan dengan seragam hitam dan celemek putih yang mengait pinggang serentak menyambut kedatangan Vian dan Jiana. Mata Jiana terlempar pada pelayan satu ke pelayan lain yang berjejer. Ia seolah terlempar ke dimensi yang berbeda. Sekarang Jiana merasa seperti Rachel Chu yang pertama kalinya menginjakkan kaki di kediaman keluarga Crazy Rich di Asia. Namun, Jiana berada di sana bukan untuk menikah melainkan menjadi submissive Vian yang entah akan seperti apa. “Duduklah.” Vian menarik kursi yang sudah tertata apik di tepi kolam renang untuk Jiana. Suasana Ibiza terasa kental dalam rumah di tepi tebing yang indah itu. Botol Wine serta gelas kaca tertata manis memenuhi meja beserta dengan steak yang masih mengepulkan asap tipis. Aroma mewah daging kualitas terbaik itu terasa menggelitik lambung Jiana. Tidak hanya itu saja, pemandangan Samudera Hindia yang memukau membuat Jiana terkesima. Dengan mata yang masih terpesona dengan warna laut yang menyatu dengan cakrawala biru, Jiana meletakkan bokong di kursi, patuh dengan perintah Vian. “Kamu menyukainya?” tanya Vian sambil menatap wajah Jiana yang semringah. “Sangat indah. Rumah ini benar-benar menakjubkan, Pak,” puji Jiana dengan senyuman lebar yang terukir di bibir. “Don’t call me Pak saat kita sedang berdua,” ucap Vian seraya mengiris daging merahnya yang dipanggang welldone. “Tapi Pak Vian adalah bos saya.” Jiana menjawab sambil menunduk ngeri. Semakin lama mendapatkan tatapan penuh intimidasi dari Vian, membuatnya takut. “Kamu akan mendapatkan hukuman,” terang Vian setelah memasukkan sepotong daging ke dalam mulut. “Hu-hukuman? Apa salah saya?” Jiana tidak terima. Baru juga 30 menit bersama pria itu sudah akan mendapatkan hukuman. Entah hukuman yang seperti apa. “Karena kamu membantahku,” jawab Vian singkat.“Ma-maaf.” Tangan Jiana mengepal kuat diikuti ketakutan yang berkumpul di satu titik. “Ka-kalau begitu aku harus memanggil apa?”  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan