
dark romance, 18+
Ini special chapter dari Noe yang bisa kalian baca secara free yaaa…
Setelah Genkei-sama dibantu oleh Shimura Kurata dan Ruriko––yang merupakan anggota organisasi The Ghost––membawa Haelyn dari Yuu Akuma. Noe datang untuk membawanya, akan tetapi salah satu pemimpin The Ghost yang bernama Lysander memerintahkan Shimura untuk membawa Noe padanya.
Dengan jaminan bahwa Haelyn akan dilepaskan, Noe pun sepakat untuk mengikuti Shimura dan bertemu dengan Lysander yang merupakan mantan kekasihnya.
Sebenarnya, Noe tak pernah benar-benar menganggap Lysander adalah kekasihnya. Selama dalam misinya untuk pergi ke Yunani dan memberantas beberapa petinggi organisasi terlarang, dia menemukan Lysander salah satu targetnya. Dengan menggunakan pesonanya, dia berhasil membuat Lysander tertarik padanya. Dia menjalani hari-hari sebagai kekasih palsu Lysander dan terus berusaha membunuhnya, tapi Lysander selalu berhasil mengurungnya, sampai pada suatu ketika dia mendengar kabar bahwa Ryota telah menikah di Jepang.
Kemarahan membayangi Noe, ketika dirinya dalam misi membunuh salah satu bos The Ghost, Ryota justru malah menikahi wanita lain. Saat itulah Noe akhirnya melancarkan aksinya dan kembali melakukan percobaan pembunuhan terhadap Lysander. Sayangnya, para bawahan pria itu tak kalah berbahaya darinya. Noe hanya berhasil melukai Lysander dan membunuh beberapa bawahannya, tapi tidak berhasil membunuhnya.
Salah satu bawahan Lysander yang menemaninya saat itu adalah Shimura Kurata yang merupakan anggota dari Jepang.
Noe melarikan diri kembali ke Jepang, dan Lysander tentu saja masih berusaha mencarinya. Dengan Ryota yang selalu melindungi keberadaan Noe agar selalu berada dalam bayang-bayang, akhirnya dia bisa terbebas dari obsesi pria itu.
Siapa sangka suatu hari dia akan terlibat dengan semua permasalahan Haelyn dan Yuu Akuma, dengan The Ghost yang turut campur.
Meski Lysander berhasil menemukannya kali ini, dia sudah meningkatkan banyak kemampuannya. Dia akan menemui pria itu dan mengakhiri segalanya di sini.
Saat ini Noe mengikuti Shimura berjalan di lorong sebuah penginapan di Tokyo. Penginapan bergaya Jepang tradisional itu nampak sepi, karena seluruh bangunan telah dipesan oleh Lysander.
Shimura menggeser pintu di depan mereka, dan sebuah ruangan dengan aroma bunga yang menenangkan tercium oleh Noe. Ada sejumlah wanita berpakaian kimono sedang bermain musik di hadapan seseorang.
Noe melangkahkan kakinya untuk masuk, memasang senyum cerianya sambil memandang sekumpulan pemain musik.
“Selamat datang, Noe.” Suara seorang pria terdengar.
Noe berjalan semakin masuk dan para pemain musik pun segera keluar hingga menyisakan mereka berdua. Pintu kembali ditutup, dan keheningan jatuh dalam ruangan itu. Noe duduk di atas bantalan, meraih botol sake dan menuangkannya di cangkir pria di hadapannya.
“Kau masih secantik dulu,” kata pria itu.
Noe masih tersenyum, meraih cangkirnya sendiri dan meneguk sakenya. “Dan kau masih bajingan seperti dulu,” balas Noe. “Lysander,” lanjutnya.
Lysander tersenyum, meneguk sakenya kemudian melemparkannya ke lantai. Dia bangun dan berjalan ke sisi Noe, lalu meraih dagu Noe dan mencengkeramnya. Keduanya bertatapan, dengan Noe yang masih memasang senyumannya.
Pria itu merapatkan tubuhnya pada Noe dengan bibir tepat di depan bibir Noe. Mata hijau gelapnya semakin menggelap dengan rahang mengetat. “Apakah ketua Kokuei lebih hebat dariku?”
Noe memundurkan kepalanya sedikit, kemudian berbisik, “Dia jauh lebih hebat darimu dalam segala hal.”
Lysander semakin mengetatkan rahangnya dan menggeram. Dia pun membanting tubuh Noe ke meja, dan saat itu juga menindih tubuh Noe dan menciumnya secara paksa. Noe tidak menerimanya atau pun menolak, dia hanya diam bagai boneka. Lysander mencumbu bibirnya, pipinya dan lehernya.
Pria itu mungkin cerdas dan tak mudah dibunuh, tapi kemampuan Noe pun sudah meningkat dari sebelumnya. Diam-diam dia mengeluarkan jarum perak yang sangat kecil dan tipis, dan ketika akan menusukkannya, Lysander segera bergerak dan menahan tangannya. Pria itu memiliki insting yang sangat tajam dan kuat.
Sebagai salah satu dari pemimpin The Ghost, tentu dia tak akan mendapatkan posisi itu secara Cuma-Cuma. Lysander berbahaya, kemampuannya dan instingnya tak diragukan lagi. Akan tetapi, Noe juga sudah mempersiapkan pertemuannya dengan pria itu.
Lysander mencengkeram tangan Noe dengan kuat lalu memelintirnya, tapi tak ada ekspresi takut sama sekali di wajah Noe. Dia justru tersenyum senang ketika mendapat rasa sakit dari pelintiran tangannya.
“Kau tak akan bisa membunuhku, baby girl,” bisik Lysander.
Noe semakin mengembangkan senyumannya, dia menggunakan tangan satu lagi untuk menancapkan jarum tapi Lysander berhasil menahannya kembali. Noe pun dengan cepat menyembunyikan kembali jarumnya diantara lapisan kulitnya.
Lysander menaikkan sebelah alisnya ketika tak menemukan pisau di tangan Noe. Dia masih belum tahu bahwa senjata baru Noe adalah jarum perak beracun yang dipelajarinya dari Ryota.
“Apa kau berpikir aku akan membunuhmu?” tanya Noe. “Aku masih belum bisa menyeimbangi kemampuanmu.”
Lysander terkekeh, kemudian membanting tubuh Noe ke atas tatami. Dia menindih kembali tubuh Noe dan mencumbunya, saat itu Noe balas memeluknya dan membiarkannya. Dia menekan cincin yang dikenakannya hingga mengeluarkan jarum tipis dan pendek. Dia memeluk Lysander, dan jarumnya menembus kulit pria itu.
Karena sibuk mencumbu Noe, Lysander tidak menyadari bahwa racun yang sangat kuat dan berbahaya mulai mengalir di tubuhnya dan secara perlahan mematikan sistem saraf dan ototnya.
“Cumbu aku sampai kau puas,” bisik Noe.
***
Noe duduk di meja sambil menyilangkan kedua kakinya hingga rok berlipitnya tersingkap dan memperlihatkan kaki jenjangnya. Dia meraih botol sake dan meneguknya langsung. Di sekelilingnya, ada darah di mana-mana dengan tubuh Lysander yang tergeletak membungkuk di meja sampingnya.
Pria itu jelas masih hidup, menatapnya dengan amat tajam. Wajahnya sudah setengah hancur dengan luka sayat di mana-mana, dan tubuhnya begitu lemas dan tak bisa digerakkan. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh luka berdarah yang diciptakan oleh Noe. Saat dia membuka mulutnya, kembali terkatup dengan cepat. Untuk sekedar berbicara saja dia tak bisa.
“Lysander, aku suka dikejar oleh pria. Sayangnya, kau tidak membuatku bergairah,” kata Noe, seraya meneguk sakenya. Dia menghabiskan satu botol, tapi tak pernah merasa mabuk.
Rambut merahnya yang dikuncir dua pun terkena cipratan darah, dengan satu tangan memegang pisau dan tangan lain memegang botol sake.
Suara napas Lysander yang berat pun terdengar di ruangan itu dengan bau amis darah yang memenuhi udara. Noe masih menikmati pertunjukan berdarahnya, bagaimana darah keluar dari seluruh luka di tubuh Lysander.
Tiba-tiba pintu bergeser terbuka, dan suara langkah berat terdengar di ruangan itu. Noe menolehkan kepalanya pada sosok ketiga yang baru saja muncul. Tatapannya bertemu dengan tatapan tajam dan gelap bagai kedalaman hutan yang dipenuhi misteri.
Noe mengembangkan senyumannya ketika sosok pria yang baru muncul itu tersenyum ke arahnya, membuat mata gelapnya menyipit oleh senyumannya. Sosok itu mendekat ke arah Noe, dan membungkuk di hadapannya kemudian mengecup bibirnya.
Sesuatu meledak dalam diri Noe, dipenuhi dengan kebahagiaan liar dan tak terkendali. Pria itu menatapnya dan tatapan keduanya bertaut.
“Danchou,” bisik Noe.
Sosok itu adalah Ryota, membungkuk di hadapan Noe sambil tersenyum. Tangan Ryota menekan meja yang berdarah, dia mengangkat tangannya dan membelai pipi Noe hingga dipenuhi noda darah. Bau amis darah tercium oleh keduanya begitu kuat. Ryota pun memajukan kembali wajahnya dan memagut bibir Noe.
Sesuatu yang lainnya semakin meledak dalam diri Noe, baik di dadanya maupun di kepalanya. Dia sangat senang akhirnya untuk pertama kalinya seseorang menciumnya ketika dia berdarah! Tatapannya semakin dipenuhi oleh kebahagiaan yang liar.
Noe memiliki keinginan yang kuat bahwa seseorang akan menciumnya atau menyentuhnya diantara genangan darah. Siapa yang menyangka bahwa pria itu adalah Danchou-nya sendiri?
Noe mengalungkan satu tangannya pada leher Ryota, dan satu tangan yang memegang pisau digenggam oleh Ryota. Dalam momen yang cepat dan tak terduga, pisau di tangan mereka menancap di hjantung Lysander yang sedang melotot murka. Lysander jelas sangat murka karena Noe berusaha membunuhnya, dan justru berciuman dengan pria lain di hadapannya.
Darah pun kembali memercik dari dada Lysander, dengan suara tersekat Lysander ketika darah merembes dari mulut pria itu.
Noe masih berciuman dengan Ryota, sampai tubuh Lysander merosot terjatuh dari meja, saat itulah keduanya menarik bibir masing-masing.
Noe menatap Ryota dengan pandangan sayu dan wajah memerah, dengan kepala dan seluruh tubuh memanas. “Akhirnya, impianku tercapai,” katanya dengan senyum ceria.
Ryota menaikkan sebelah alisnya. “Oh, apa itu?”
Noe semakin mengembangkan senyumannya sambil memiringkan kepalanya. “Dicium oleh Danchou saat berdarah-darah!”
Ryota tersenyum dan terkekeh pelan, kemudian menepuk kepala Noe.
“Gawat! Jantungku berdebar,” bisik Noe. Namun senyumannya semakin terkembang. Dia masih duduk di meja dengan kedua kaki yang digerak-gerakan, wajah yang tak lagi bisa menahan kegembiraan liarnya. Tangannya kini dipenuhi darah, pipinya ternodai darah dan bibirnya merah oleh ciuman.
“Ayo,” ajak Ryota sambil mengulurkan tangannya.
Noe mengangguk dan meraihnya mereka pun berjalan bergandengan tangan keluar dari ruangan itu.
“Ne, Danchou, kau tahu aku di sini?”
“Hm.”
“Apa seluruh anggota The Ghost akan memburuku?” tanya Noe lagi.
“Tidak akan.” Ryota menggenggam tangan Noe dengan erat. “Aku akan melindungimu.”
“Hm! Aku percaya padamu,” balas Noe sambil tersenyum lebar.
Di ujung lorong ada dua pria yang muncul, mereka adalah Luck dan Lush dengan wajah kusut dan kesa. Ketika Noe dan Ryota mendekati mereka, keduanya terlihat merengut.
“Lagi-lagi kita yang membereskan kekacauan yang diperbuat Noe,” gerutu Lush.
Noe tersenyum lebar sambil menepuk kedua bahu rekannya. Dengan wajah misterius dia berkata, “Pulang nanti akan kumasakkan sup bola mata.”
“Sial!” teriak Lush dan Luck.
Noe terkikik jahat dan Ryota tersenyum memandangnya, kemudian melepaskan tangannya dan berjalan di depan. noe mengejarnya dan memeluk lengannya. Keduanya pun meninggalkan tempat itu dengan Luck dan Lush yang terus menggerutu.

🍡🍡🍡
Hai gengs… ini special part dari Noe dan Ryota. ini terjadi setelah Haelyn diculik dan ingatannya akan dikembalikan ya. dia datang menemui Genkei-sama dan ikut dengan Shimura.
Jadi, aku akan buat cerita Noe yang berjudul “Kiss Me When I Blee” yang akan aku posting di Wattpad yaa.
Noe ini terlalu menderita, dan aku pengen cerita yang lebih manis dan banyak romannya buat Noe.
nah di sana juga kalian akan tahu apakah Ryota beneran nikah sama dokter Arai? Atau ada sesuatu? Tapi kenapa dia masih memperlakukan Noe seperti gadisnya kalau dia udah nikah? Nah, maka dari itu kalian harus membacanya nanti ya! hoho…
Sampai jumpa di chapter extra berikutnyaaa tentang Yuu dan Haelyn lagi…
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
