
Lihat trailernya di link 👇
https://karyakarsa.com/Lisfi/terpaksa-menikahi-duda-trailer
“Ayah akan menikahkan salah satu dari kalian,” kata Aryo—pria paruh baya yang memiliki 2 anak perempuan yang sama cantiknya tetapi berbeda karakter dan profesi.

Bab 1--Transakasi Sang Duda
“Ayah akan menikahkan salah satu dari kalian,” kata Aryo—pria paruh baya yang memiliki 2 anak perempuan yang sama cantiknya tetapi berbeda karakter dan profesi.
Amoura dan Alana ... anak perempuan Aryo Wicaksana yang lahir dari istri yang berbeda, Amoura terlahir dari rahim istri pertama dan Alana lahir dari istri keduanya yang kini setia mendampingi Aryo.
“Memangnya siapa yang akan menjadi salah satu calon di antara kami berdua, Yah?” tanya Alana penasaran, ia sudah memprediksi bahwa ayahnya tidak mungkin menikahkan salah satu putrinya pada seseorang dari kalangan biasa.
“Ryuzha Kanaka Putra,” jawab Aryo tak bersemangat ketika menyebutkan nama itu, tetapi respons Alana justru berbeda, ia begitu antusias mendengar hal itu. Siapa yang tak mengenal Ryuzha? Kemewahan dan ketampanan yang tak bisa tertandingi oleh siapa pun walaupun terkenal player di kalangan pebisnis tapi tak menyurutkan banyak wanita menaklukkan hati pria itu meski berstatus duda.
“Wow! Aku saja, Yah! Aku yakin bisa menaklukkan pria player seperti dia, Ayah tahu kan Alana jauh lebih cantik dibandingkan Amoura—anak pertama Ayah,” jawab Alana sumringah.
“Ambil saja! Aku tidak peduli!” sahut Amoura yang sedari tadi diam.
“Aku setuju Sayang, Alana saja ... anak kedua kita tidak akan mengecewakan, ia pasti bisa menaklukkan Ryuzha,” timpal Susi—istrinya—Mommy Alana.
“Tapi sayangnya, dia yang akan memilih salah satu dari kalian bukan dipilihkan, jadi Ayah tidak tahu siapa yang akan dipilih olehnya, kamu atau ... Amoura,” sahut Aryo yang menatap Amoura dengan tatapan merasa bersalah, entah kenapa ia tidak rela jika kelak yang dipilih adalah anak pertamanya itu, meskipun Alana juga anak kandungnya.
“Semoga kamu berhasil Alana, aku berdoa setulus hati kaulah yang dipilih olehnya agar kau bisa menaklukkan pria seperti Ryuzha, lagi pula aku tidak mengenalnya karena aku hanya Dokter bukan penerus perusahaan Ayah seperti dirimu, tidak penting sama sekali untukku,” celetuk Amoura dengan tatapan sinisnya seperti biasa.
“Dasar perempuan sombong! Ingatlah posisimu, Amoura! Kamu menumpang di rumah Mommy-ku, seharusnya berterima kasihlah dengan Mommy dan juga aku yang mau menampungmu di sini tinggal bersama kami,” ucap Alana seenaknya.
Brak!
Meja digebrak cukup keras oleh Amoura , ia menatap sinis bergantian Alana, Susi dan ayahnya dengan tatapan penuh amarah.
“Aku berterima kasih? Berkacalah! Mommy-mu tak lebih dari perebut suami orang, bukan ibu peri yang menampungku secara percuma, jika tidak ada dia maka ibuku masih bisa berpikir waras, kalian perusak kebahagiaanku dengan semua pengkhianatan yang telah kalian simpan sekian lamanya! Peng-khi-a-nat!” tegas Amoura dengan penuh penekanan saat mengatakannya.
Plak!
Tamparan keras mendarat sempurna di pipi mulus Amoura dari Susi—ibu sambungnya yang geram dengan ucapan pedas Amoura tentangnya, sementara Aryo hanya diam, lidahnya kelu untuk sekadar menyahut ucapan pedas Amoura seperti biasanya yang memang adalah sebuah kebenaran hingga ketika ia mengungkit masalah itu sang Ayah hanya bisa diam tanpa bisa menyahut.
“Tidak tahu terima kasih, sama seperti ibumu yang terlalu egois tidak bisa menerima keberadaanku hingga membuatnya frustrasi dan itu pilihannya bukan karena kesalahanku. Sekarang apa yang kamu lakukan tidak jauh berbeda dengan ibumu, egois dan terlalu sombong dan merasa diri sendiri paling benar,” tukas Susi menatap nyalang Amoura yang malah menyeringai sambil terus memegang pipi yang terasa panas karena tamparan.
“Tante sudah puas? Atau ingin menambahnya lagi di pipi sebelah sini?” tanya Amoura yang menunjuk satu pipinya yang belum terkena tamparan dari sang Ibu sambung.
“Cukup Amoura, tolong jangan buat keributan lagi. Ayah hanya menginginkan dukungan dari kalian, jujur ... perusahaan Ayah sedang dilanda krisis dan sangat membutuhkan suntikan dana dari Ryuzha untuk tetap bertahan. Ayah harap siapa pun di antara kalian yang akan dipilihnya, mau berlapang dada dan yakinlah Ayah tidak akan menyengsarakan anaknya.” Aryo melerai pertengkaran yang terjadi di meja makan malam ini.
Kupingnya sudah terasa panas mendengarkan perdebatan antara anak dan istrinya, ia tidak menginginkan rumah tangganya saat ini dipenuhi pertengkaran, amarah dan juga kebencian. Namun, tak dipungkiri olehnya sejak awal memang salah, ketika rumah tangga dibangun atas dasar nafsu dan pengkhianatan.
“Tidak menyengsarakan, tapi Ayah menjual anak sendiri!” ucap Amoura yang tersenyum menyeringai dengan mata memicing tajam sementara tenggorokan sang Ayah rasanya tercekik untuk sekadar menelan saliva, matanya pun melebar. Ucapan Amoura yang sangat menohok untuk dirinya.
Setelah mengatakan hal itu, Amoura meninggalkan meja makan melangkah pergi dari ruangan itu dengan amarah dalam dada dan kebencian yang semakin memuncak. Sementara Aryo, Susi, dan Alana hanya diam terpaku tanpa menyahut ucapan Amoura. Hati Alana terusik ketika Amoura mengatakan sang Ayah menjual anaknya sendiri demi mempertahankan perusahaan.
‘Arghh! Apa peduliku? Ryuzha sudah pasti bisa membahagiakanku dengan kekayaan melimpah yang ia miliki.’ Bisik hati Alana meyakinkan keputusannya dan berharap besar Ryuzha memilihnya nanti.
“Kita lanjutkan makan,” kata Susi memecah keheningan ketika mereka hanya diam sepeninggal Amoura, larut dalam pemikiran mereka masing-masing sedangkan Amoura langsung keluar dari rumah menuju rumah sakit tempatnya bertugas.
**
Flashback on
“Anda harus menerima keputusan saya, Bapak Aryo Wicaksana,” kata Ryuzha Kanaka Putra, pengusaha ternama yang terkenal nomor satu di negeri ini.
“Tapi ... anak saya tidak akan setuju dengan pernikahan ini, Pak Ryu,” tolak Aryo—pria berumur 55 tahun dengan gurat wajah lelah ketika perusahaan yang ia kelola tengah berada di ujung tanduk.
“Apa peduli saya? Jika anda tidak bisa menikahkan anak anda pada saya maka jangan harap menerima suntikan dana agar perusahaan anda bisa tetap bertahan,” ancamnya sambil mengetuk-ngetuk pulpen ke meja, tubuh bersandar di kursi dan tatapan sinisnya.
“Apa tidak dengan cara lain, Pak Ryu?” tanya Aryo dengan suara lemah memohon belas kasih.
Ryu tergelak mendengar pertanyaan konyol itu, siapa yang bisa mengubah keputusannya? Tidak ada yang sanggup mengalahkan betapa keras kepala dan arogannya pria yang bernama Ryu jika itu mengenai bisnis, tak ada ampun dan belas kasih pada siapa pun, terpenting keuntungan besar akan di tangan.
“Tentu saja tidak ada! Selain menikahkan putrimu dengan saya, tidak ada cara lain yang bisa saya tawarkan. Nilai M yang saya berikan pada anda bukanlah nilai yang kecil Pak Aryo, saya meragukan perusahaan Anda berkembang dan bisa mengembalikan uang yang sudah saya investasikan di perusahaan Anda.”
“Baiklah ... saya memiliki dua anak perempuan, anda bisa memilih salah satu anak perempuan saya. Namun, saya akan bertanya dahulu apakah dia bersedia atau tidak karena bagaimana pun pernikahan bukanlah hal yang bisa dijadikan sebuah permainan terlebih Anda—“ ucapan Aryo terhenti ketika menangkap tatapan tajam Ryu.
“Saya suka bermain wanita? Iya?” tebak Ryu yang dijawab dengan anggukan kaku Aryo.
“Yes! You’re right calon Ayah mertua, saya tidak benar-benar ingin menikah, hanya mencari status untuk menyenangkan orang tua, bukan benar-benar berkomitmen dengan satu wanita saja,” jawabnya ringan tapi sukses membuat tangan Aryo mengepal kuat.
‘Pernikahan model apa yang akan anakku jalani, sial! Dia benar-benar gila!’ geram Aryo dalam hati tapi tak bisa diungkapkan karena sedikit saja menyinggung perasaan Ryu jangan harap ampun, bisa dipastikan semakin runyam.
“Kita sama-sama diuntungkan, Bapak Aryo! Jangan memasang tampang tak suka seperti itu, seharusnya anda bahagia mendapatkan penawaran ini,” imbuhnya.
“Dan satu lagi ... saya yang akan memilih calon istri di antara 2 anak perempuan Anda, Pak Aryo. Bukan Anda! Atau anak perempuan Anda!” Lanjutnya penuh ketegasan.
‘Enak saja dia yang memilih, aku bukan pria yang mengemis cinta apa lagi mengemis seorang perempuan agar mau menikah denganku. Duda high quality sepertiku lebih pantas memilih bukan dipilih, bahkan mereka jauh di bawahku.’ Batin Ryuzha tak terima ketika Aryo memberikan keputusan yang merendahkan dirinya dengan tidak diberikan pilihan.
“Baiklah jika memang itu keputusan Anda, Pak Ryuzha,” jawab Aryo yang akhirnya pasrah dengan keputusan Ryu tanpa bisa menolaknya, ini tentang bisnis dan kelangsungan perusahaan yang sudah sejak lama ia rintis.
‘Dengan cara apa pun, aku harus mendapatkan suntikan dana dari Ryu, bagaimana pun caranya!’ ucap Aryo yang tertahan dalam hati.
Flashback off
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
