Nona Childfree
🏡 Tinggal di negri Wakanda
Berjarak kurang dari 1 Kilometer
Cuma wanita biasa tapi penuh cinta
Makanan kesukaan bala-bala anget
Teh pahit untuk nyadarin hidup enggak selalu manis.
Misi: cari teman hidup bukan teman mati.
Keinginan yang belum tercapai, nikah, mau bahagia dan enak tapi nggak mau anak.
Minat? swipe right aja.
Biografi tinder yang menggelitik untuk seorang pria yang kini sedang menelusuri aplikasi tinder, aplikasi layanan kencan. Bisa jadi ajang cari jodoh, bisa juga selingkuhan!
Pastinya aplikasi yang memfasilitasi komunikasi antara pengguna yang saling tertarik, memungkinkan kecocokkan pengguna untuk mengobrol lalu kopi darat. Bio biasanya dibuat semenarik mungkin. Cocok lanjut ke hubungan serius. Nggak cocok? Katakan good bye atau say hello tanpa akad.
Di sisi lain, seorang wanita berumur 28 tahun kini terkikik sendirian membaca biografi-nya yang baru setelah mengubah biografi Tinder--ruang kosong kecil di aplikasi yang membutuhkan waktu satu menit untuk mengisi, tetapi konten penting berisi pribadi agar banyak yang melirik.
Versi tinder gold yang ia miliki dapat merasakan fitur “Likes You”, dapat menunjukkan siapa saja yang menyukai profilnya saat ini.
“Yuhuuh! Banyak yang like gaes,” sorak Nona menggoyangkan tubuh teman satu kost yang sedang tidur dengan mulut sedikit terbuka.
“Sialan Loe, Non! Ngagetin gue!” omel temannya.
“Gue mau dapet jodoh bule yang satu sekte sama gue, Gaes,” kata Nona pada sahabatnya.
“Sekte pemakan daging kale, bukan sekte Childfree gegayaan kayak Loe!”
“Jangan gitu dong, Tar. Ngusik kebahagiaan gue aja, Childfree bikin cewek bahagia,” bujuk Nona, sang Sahabat orang pertama yang menantang konsep Childfree.
“Untuk ekonomi kecukupan kayak Lo, cukup nabung, cukup makan, gue menentang Childfree. Harusnya keluarga yang berkecukupan kayak Lo, cetak anak yang banyak, kan lumayan sebagai generasi penerus bangsa karena Lo bisa ngasih makan bergizi, pendidikan baik, dan cetak generasi baik untuk bangsa,” sahut Tari dengan alasan kuat yang selalu ia katakan.
Telinga Nona rasanya menuli, ia hanya menampilkan cengiran tanpa dosa lalu melihat aplikasi kembali. Lalu, menunjukkan aplikasi dengan akun miliknya pada sang sahabat.
“Banyak yang swipe right, ini juga banyak yang nyapa! Kebanyakan bule lagi!" sorak Nona, senang.
“Nih ya kalau bule, sampe negaranya paling Loe dijadiin pembokat terus jadi gelandangan, emangnya semua bule kaya? Kagak! Banyak yang nganggur, Loe mau jeblos dapet jodoh gegara Loe pengikut pikiran Childfree ala bule yang nular ke Loe—Bule potan?” celetuk temannya mendapatkan timpukan bantal dari Nona cukup keras hingga Nona mendapatkan balasan timpukan balik dari temannya—Tari.
“Sialan Loe, tapi bener juga ya,” sahut Nona, “ya udah deh, gue ganti yang lokal aja. Dibandingkan gue dapet bule pengangguran dan dibandingin gue harus nikah sama cowok yang nuntut punya anak . Ogah lah! Mending usaha nyari dari sekarang.”
“Serah Loe,” sahut temannya memilih posisi tidur nyaman kembali.
“Jodoh ... datanglah.” Nona Mariska Arlita bergumam dengan doanya sampai bunyi ‘ngeong’ menyapa dan Tari tertawa terpingkal.
“Tuh jodoh Loe! Koceng!” kata Tari menarik selimut ke seluruh tubuh sebelum mendapatkan lemparan dari teman sekamarnya.
~Bersambung~
Komentar dan tap love untuk nyemangatin daily up lagi. ❤️❤️❤️
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
