Mengejar Mantan 1

83
2
Deskripsi

“Aku merindukanmu,” ungkap Mike memejamkan mata, menghirup dalam aroma tubuh Rissa dengan parfum vanila yang khas selalu wanita itu gunakan.

Bab 1--Pertemuan Mantan

 

Kini masa telah berganti

Menyisakan goresan luka yang membuat enggan merasakan jatuh cinta lagi

Meski heran dalam hati

Saat nama seseorang masih terpatri

Meninggalkan luka tak terperi

***

“Seorang pengasuh rasanya cukup untuk mengasuh Rain, sekarang kamu harus bantu ayah di kantor advokat dan jangan lupa persiapkan dirimu untuk kemungkinan besar bertemu mantan,” kata Bram pada anaknya yang hanya diangguki malas oleh Rissa.

“Hanya mantan, aku tak takut Yah, jangan ragukan betapa profesional-nya aku jika itu menyangkut tanggung jawab.”

“Hah, semoga saja ... asal kamu tahu, dia sering bertanya tentangmu pada Ayah.”

Melangkah masuk ke kamar dan mengabaikan ucapan ayahnya yang merasa mantan menantunya, masih memiliki harapan pada anaknya, “Basa-basi yang basi!” ketusnya sembari melangkah untuk bersiap-siap menjalani hari pertama ia bekerja di kantor advokat milik ayahnya.

Sebelumnya Rissa sudah mempelajari semua kasus yang akan ia hadapi ketika memegang alih firma hukum milik ayahnya, lawyer corporate atau konsultan hukum tak menyentuh praktik pengadilan melainkan pemberian advis atau nasihat hukum dan penyiapan dokumentasi yang dilindungi hukum mengenai kerjasama dua perusahaan atau hal lainnya.

“Mommy berangkat, doakan Mommy semua lancar, Sayang,” pamit Rissa pada bayi yang berada digendongan pengasuh sambil menciumi pipi yang seperti squisy, begitu menggemaskan.

Penampilan Rissa begitu modis, dengan baju yang menunjukkan lekuk tubuh yang begitu sempurna. 

Nyaris tak tampak, wanita yang sedang memasuki sebuah kantor perusahaan sudah memiliki satu anak yang selalu menanti kepulangannya di rumah. 

Beberapa karyawan yang melihat kesempurnaan fisik Rissa hanya bisa menelan saliva saat wanita itu dengan ramah tersenyum sambil terus melangkah.

“Hai, Tom.”

“Hai Rissa, tambah cantik aja anaknya Pak Bram,” ledek Tommy dengan cengiran.

“Jangan lupakan aku mengenal Saras, Tom!” ancam Rissa memutar bola mata malas, Tommy tertawa kecil, mereka masuk ke ruangan yang sudah dihadiri dua orang yang salah satunya seorang sama-sama berprofesi lawyer corporate, dan satu pria yang tak dikenali Rissa sebelumnya.

Rissa duduk di samping Tommy setelah menyapa ramah dua pria, duduk berseberangan dengannya. Mereka sekarang, sudah menunggu seseorang yang belum memasuki ruangan. 

Terdengar derit pintu yang terbuka, seorang pria dengan jas pria kasual dan suara derap langkah sepatu pun terdengar.

Pria yang baru masuk itu tertegun. Ia melihat sosok wanita modis sedang berbincang dengan seorang pengusaha muda—investor Kanaka group. 

Mike pun segera duduk di samping Rissa meski terasa canggung, Rissa diapit dua pria perwakilan dari perusahaan yang memakai jasanya.

“Hai Mike,” sapa Rissa santai seolah-olah tak pernah terjadi apa pun di antara mereka, padahal dalam hati, luka perih dalam hati beberapa tahun lalu kini bangkit kembali.

Hanya anggukan kaku yang Mike tampilkan, jantungnya jumpalitan melihat wanita yang sudah berstatus mantan yang sebenarnya ia rindukan.

“Aku merindukanmu, Rissa.” Mike membatin, ingin sekali ia mengungkapkan hal itu tapi rasanya tak pantas mengingat status mereka saat ini.

“Baiklah kita mulai, investment agreement dua perusahaan."

"Semua point yang berada di dalam kontrak sudah menjadi kesepakatan sebelumnya antara perusahaan dan pemegang saham dan investor sudah mengatur investasi yang diusulkan di perusahaan."

"Silakan dibaca Investment letter yang sudah tim kuasa hukum susun,” terang Rissa lugas dengan kalimat cukup panjang, menyodorkan lembaran surat pada investor terlebih dahulu.

Tak menunggu berapa lama setelah masing-masing pihak kembali menegaskan kesepakatan, Investment letter itu akhirnya dibubuhi tanda tangan oleh kedua belah pihak.

Rapat pun selesai, setelahnya perusahaan yang menjadi investor meninggalkan ruangan, menyisakan Mike, Tommy dan Rissa.

“Tugas saya sudah selesai, jika ada sesuatu anda berdua bisa menghubungi asisten saya di kantor, ia yang akan menyusun semua riset,” kata Rissa bermaksud undur diri, bahasa yang digunakan pun begitu formal.

“Kami akan melakukan transaksi sale and repurchase agreement dengan sebuah perusahaan, Ris.”

“Seperti yang saya bilang, anda bisa komunikasikan pada asisten saya lebih dulu untuk melakukan riset sebelum penyusunan perjanjian, Pak Mike. Apakah kurang jelas ucapan saya sebelumnya?” tanya Risa dengan begitu berani walaupun pria di depannya saat ini berstatus direktur perusahaan tersebut.

Ucapan Rissa langsung ditolak mentah-mentah oleh Mike, bagaimana pun perusahaan yang ia kelola berhak mendapatkan pelayanan terbaik dari firma hukum, sudah seharusnya wanita itu menuruti apa pun titahnya.

“Bersikap profesional, ini tentang tanggung jawabmu sebagai lawyer, jangan campur adukkan dengan masalah pribadi kita,” sindir Mike agar bisa menahan langkah Rissa setelah ia melihat wanita itu sudah berdiri.

Perkataan Mike jelas tak diterima Rissa, siapa coba yang tak profesional? Baiklah kita buktikan siapa yang tak profesional di sini! Rissa membatin, semakin menguatkan tekad, ia terduduk kembali tanpa memutus sorot mata tajam yang ia layangkan pada Mike.

Tommy sadar diri saat melihat suasana semakin panas antara dua orang berstatus mantan, ia langsung pamit dengan sebuah alasan agar bisa keluar dari ruangan itu, menyisakan Mike dan Rissa saja di sana.

“Point apa saja yang ingin dimasukkan dalam perjanjian transaksi jual beli kembali, Pak Mike? Dengan perusahaan apa? Berapa nominal harga yang sudah ditetapkan dan—“

Sebelum Rissa melanjutkan ucapa, tubuhnya ditarik dalam rengkuhan Mike cukup erat.

“Aku merindukanmu,” ungkap Mike memejamkan mata, menghirup dalam aroma tubuh Rissa dengan parfum vanila yang khas selalu wanita itu gunakan.

“Lepaskan aku, bre*ng-s*k!" Rissa murka, berusaha melepaskan pelukan mantan suaminya—Mike.

~Bersambung~

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Mengejar Mantan 2 Free
47
0
“Tell your grandpa, your Daddy is dead, you know Dead! Mati!” tekan Rissa dengan emosi yang begitu tampak, matanya menyorotkan kebencian yang tak bisa terelakkan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan