
Baca part free sebelumnya dengan klik kategori judul
~Happy reading ❤️~
**
“Obat virus kenangan mantan,” sahut Ezhar menoel pipi Ori seraya bersiul lalu memimpin langkah di depan.
Bab 3
Selama dalam perjalanan, jantung Ori tidak bisa terkendali. Ingatan masa lalu terus melekat, berkali-kali perempuan itu menggeleng lalu mendesah atau sekadar membuang napas perlahan.
Ezhar yang sedang mengemudi, sesekali melirik ke arah Ori atau memantau dari ekor mata pria itu. Ia mengulum senyum setiap melihat ekspresi Ori yang berubah-ubah, lebih ke salah tingkah, pikir Ezhar. Tapi, lucu dan menggemaskan. Dekat dengan Ori sudah cukup untuknya. Ya! Cukup bahagia hanya dengan melihat Ori tersenyum. Setelah apa yang terjadi di antara mereka.
“Gerogi ya jalan lagi sama mantan, the first kita semobil lagi setelah sekian lama,” goda Ezhar dan Ori langsung melirik dengan tatapan sengit lalu berdecak.
“Dih! Pede banget.”
“Buktinya dari tadi gelisah,” elak Ezhar tetap pada pemikirannya, “pipinya sedikit kemerahan dan tangan kadang saling meremas-remas, kenapa nggak remas tangan saya aja. Nih! Siap di remas dibandingkan tangan sendiri,” katanya sembari menyodorkan satu tangan ke arah Ori.
“Ish! Apaan sih, Pak,” dumel Ori, tidak banyak bicara ketika ia menekan rasa dalam hati. Kenangan pahit yang terus membekas. Ori membuang pandangan ke luar jendela mobil, mengingat ucapan Ezhar saat memutuskannya.
“Kita tidak sepadan, Ri. Itu yang dikatakan Ibu, tapi kalau kamu kuat dan bersedia. Kita bisa backstreet sampai salah satu dari kita mendapatkan pengganti, setidaknya kita punya waktu mempersiapkan hati. Percayalah, rasa cinta ini nggak berubah sedikit pun. Aku mencintaimu.”
Kalimat Ezhar yang membuat Ori sangat kecewa, ketika pria itu tidak memperjuangkannya sama sekali.
“Ri,” tegur Ezhar ketika beberapa saat hening, “Seandainya bisa mengulang waktu....”
“Saya tidak akan pernah mau berkomitmen dengan pria yang tidak pernah mau memperjuangkan cintanya, meskipun saya sadar. Siapa saya? Hanya rakyat jelata,” sambung Ori dalam mode serius dan langsung membuka pintu mobil ketika kebetulan mereka pun sudah sampai di parkiran.
Ezhar tersenyum pahit, “Itulah kebodohanku, Ri.” Kalimat yang hanya bisa ia gumamkan ketika bersamaan pintu mobil yang ditutup oleh Ori.
Seturunnya dari mobil, Ori langsung disambut oleh beberapa rekan dari yayasan LSM yang berbeda. Melupakan apa yang terjadi ketika ingatan kembali terlempar beberapa saat lalu.
“Aku harus bahagia,” ucapan yang selalu digaungkan Ori ketika dirinya melemah karena masa lalu.
Ezhar menyusul langkah Ori hingga mereka sejajar kembali, “Di sini dekat KUA, Ri. Berubah pikiran tidak?” godanya dan mendapatkan sikutan keras dari Ori ke arah perut Ezhar yang langsung memekik seraya tertawa. Ia lebih suka seperti ini, dibandingkan Ori yang serius terlebih jika mengingat masa lalu.
“Waah! Penganiayaan,” ledek Ezhar memegang perutnya, Ori menoleh dengan cebikan remeh.
“Di sini juga dekat sama TPU--Tempat Pemakaman Umum dan TPA--Tempat Pemrosesan Akhir, mantan dan kenangan harusnya di kedua tempat itu ‘kan, diinjek, dibuang, dikubur,” sahut Ori memeletkan lidah, melangkah lebih cepat lagi.
“Ada TPS juga, Ri. Jadi, bisa mungut suara. Balikan atau nggak di TPS. Gimana kalau kita ke TPS lalu ke TPA habis itu ke TPU,” canda Ezhar terus menggoda mantan sekaligus bawahannya.
Ori memutar bola mata malas mendengar ucapan Ezhar, “Efek minum obat ARV--obat HIV perasaan nggak gini banget erornya, Pak. Bapak abis minum apa memangnya?”
“Obat virus kenangan mantan,” sahut Ezhar menoel pipi Ori seraya bersiul lalu memimpin langkah di depan.
“Hih!” Ori bergemeridik, teringat Guntur--calon suaminya agar tetap pada pilihan hati, tak tergoda mantan.
Sedangkan, di tempat lain ....
“Pak Wakil Ketua masih rapat, Bu. Jadi yang menggantikan Pak Ezhar bersama konsultan mewakili yayasan kita.” Sekretaris Ezhar memberikan penjelasan.
Seorang wanita mengerang kesal ketika mengetahui Ezhar jalan bersama Oriana dan langsung menghubungi seseorang di seberang sana.
“Siapkan pertemuan dua keluarga secepatnya untuk putra-putri kita. Minta Via untuk ke kantor yayasan sekarang,” pintanya pada sang sahabat.
~Bersambung~
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
