
Di antara sinar fana merah jambu yang menusuk langsung ke sanubari ku disitulah aku mulai mencapai tawa, Pertemuan insan bermakna dikala itu membuat ku menggores tinta di sobekan kertas ini. meski banyak amukan semesta dari hari penuh lara sampai hari suka cita bukan jadi alasan untuk ku mencapai lukisan semesta yang indah itu.
Disudut lapangan Tifosi futsal Yogyakarta kumulai Kisah ku. Kehilangan bola didalam lapangan mungkin sudah biasa bagi mereka, tapi di luar lapangan apakah ia sanggup kehilangan aku ?
Sore ini aku masih disibukkan dengan kegiatan rutinku menatap layar komputer dari fana merah jambu yang bersinar dan kemudian hampir menghilang di ufuk. Hari menawan tak satupun kebahagiaan terlewatkan. Melangkah dengan pasti diiringi semangat berapi-api. syukurlah ini hari Jumat jadinya kantor tempat ku melakukan kerja praktek akan tutup pukul 15:00 wib. Kulirik arlojiku sekarang jam dua lebih tiga puluh menit. Wah tidak lama lagi pulang pikirku.
Dering ponsel menghentikan keasyikanku. Sebuah pesan kuketahui itu dari nadanya. Dengan malas aku meraih ponselku kudapati nama bang Rivan di sana. Rasanya mata yang sudah lowbat ini seperti terisi penuh hanya dengan melihat namanya saja dan tanpa kuperintah sebuah lengkungan dari telinga ke telinga terukir di wajahku.
Bang Rivan menelepon mengajak ku menonton latihan futsal saat itu. Baiklah akan kuceritakan sedikit tentang Bang Rivan, begini ceritanya. Saat ini aku menjalani kerja praktek di sebuah perusahaan ternama disalah satu pusat kota Yogyakarta ini kali pertama aku memberanikan diri untuk bertemu orang asing walaupun sebelumnya kami sudah saling berkenalan tapi karna baru hitungan hari bagiku itu masih baru.
Tifosi futsal adalah tempat latihan klub futsal milik Bang Rivan. Saat itu aku merasa aneh dengan salah satu pemain futsal tersebut ada kejanggalan diseragamnya namun tak kuhiraukan karna itu, pertemuan kali pertama ku. walaupun sebenarnya aku tidak menyukai orang yang tidak disiplin seperti itu. Aku mencari tau identitas nya kepada bg Rivan sekedar ingin tau saja.
Di Surya yang tenggelam aku asyik dengan ponsel ku yang kemudian ada masuk pesan. Pesan itu bertuliskan, “kata hay” dan aku pun bingung siapa gerangan yang mengirim pesan itu, aku pun langsung membalas pesan itu dan tak lupa menanyakan siapa nama orang tersebut setelah selesai mengetik dan mengirim pesan balasan tiba–tiba hp ku bergetar dan ternyata pesan yang aku kirim dibalas olehnya dan dia pun memberitahukan kalau namanya adalah Marsel Jack Alter atau dikenal Jack. Dia Jack pria pemilik tubuh kekar yang kucari tau identitas nya tadi sore. aku masih tidak percaya dan langsung teringat bahwa ada salah satu bernama Jack pernah menanyakan nomor ponselku pada temanku yang kebetulan bergabung di klub futsal bg Rivan namanya Abimanyu.
Ketika itu pula aku langsung menanyakan pada Abimanyu lewat pesan dan di situ aku mencantumkan nomor tersebut, tetapi Abimanyu bilang kalo itu bukan nomor Jack. Aku pun semakin penasaran dan bepikir tidak mungkin itu benar–benar Jack. karena Jack tidak mengenali ku, aku lihat-lihat juga dia laki–laki sangat acuh dan selalu sendirian dan tak mungkin dia mengirim pesan untukku, Dia tidak mungkin tertarik denganku yang hanya berwajah pas–pasan ini. Jadi aku tetap tidak mempercayai kalau dia itu benar–benar Jack.
Namun tidak disangka dia adalah Jack pemain futsal di klub bg Rivan. sejak saat itu kami saling mengirim pesan bahkan kami berbicara sampai larut malam, yang membuatku bingung entah mengapa aku merasa senang membalas pesan darinya. aku selalu menyempatkan diri untuk membalas pesan darinya walaupun aku sibuk atau sedang makan, mungkin karena pesan yang ia kirim selalu berisi perhatian–perhatian yang begitu berlimpah dan mungkin juga karena perasaanku.
Disisi lain sebelum sapaan Hay dari Jack ada pria muda kekar hitam manis mengajak ku berkenalan nama nya Marendra Nah Marendra ini adalah salah satu pemain terbaik di tim bang Rivan. Dia juga memberikan perhatian yang serupa seperti yang diberikan Jack kepada ku
Hari demi hari masa demi masa terlalui jadwal pertandingan pun sudah mulai dekat jadi latihan pun harus benar -benar serius.
Sore itu latihan pun usai ketika ingin pulang diparkiran lapangan sudah terlihat seorang lelaki dengan baju seragamnya dan rambutnya yang sedikit panjang menutupi dahinya, sambil tersenyum ia pun menyapaku, “Hai sil” ya dia adalah Marendra, teman ku sejak aku aktif bergabung melihat perkembangan latihan mereka. Dengan gaya cuekku, aku pun hanya membalasnya dengan senyuman manis.
“sil, besok sore jangan lupa datang lagi ke sini ya jam 4 ya.” ucap Rendra.
“Buat apa aku harus datang?” jawab ku cuek.
“Buat nyemangatin aku lah soalnya besok aku bakalan tunjukin kalo aku yang terbaik di tim ini.”
“Hmm gimana ya?”
“Ayolah plis!”
“Iya deh nanti aku usahain.”
Besoknya Jam telah menunjukkan pukul 15:45 WIB Rendra pun telah menjemputku. Sesampainya disana, terlihat sudah banyak teman-teman satu tim Rendra dan banyak juga yang ikutan menonton. Rendra bersiap untuk memasuki lapangan, namun sebelum itu, ia sempat menghampiriku dan berkata, “Kamu semangatin aku aja ya biar aku semangat mainnya. Oke?” ucap Rendra dengan gaya kerennya itu. Aku pun hanya menjawab ‘iya’ sambil menganggukkan kepala.
“Ciye kamu disamperin Rendra tuh disuruh nyemangatin dia.” ledek Abimanyu padaku.
“Iya-iya aku tau.” latihan pun dimulai, teman-temanku yang lain nampak heboh menyemangati tim, sedangkan aku cuma bisa teriak, “Semangat!!” lalu spontan Rendra menoleh ke arahku dan mengacungkan jempol. Saat itu pula, Jack menatapku sambil tersenyum seperti meminta disemangati juga,
Fana merah jambu kembali menyapa mengisyaratkan latihan hari ini sudah usai
Semua beres-beres merapikan barang nya ketika hendak pulang Rendra menawarkanku untuk pulang bareng, aku menolak tapi karena dia memaksa aku ikut dengannya kebetulan satu arah juga jadi aku ikut dengannya. Setelah aku dan Rendra sudah pergi, Jack yang nampaknya melihat kejadian tadi langsung menghampiri temanku Abimanyu untuk menanya lebih jelasnya.
“abi, sesil tadi pergi kemana sama Rendra?” tanya jack dengan wajah panik.
“Barusan Rendra nganterin sesil pulang.”
“Hah? Sialan!” kata jack kesal lalu segera pergi.
“Makasih ya udah mau nganterin pulang.” ucap ku setelah turun dari motor Rendra
Aku lalu buru-buru masuk ke rumah.
Saat di kamar, aku masih terus memutar kaset kejadian tadi saat awal aku diantar pulang oleh Rendra. Aku masih membayangkan wajah tampan Rendra hingga akhirnya aku terlelap hingga pagi pun mulai datang.
Aku bergegas bersiap pergi ke kantor, saat aku keluar rumah sudah terlihat Rendra duduk di atas motornya di depan rumahku dengan pakaian sekolah SMA. Dia menyapaku, “Selamat Pagi Bu sesil ”
“Pagi. Kamu ngapain ada disini?” tanyaku bingung.
“Mau nganterin kamu ke kantor.”
“Buat apa? Kantor aku deket tuh, tiap hari aku juga jalan kaki kok.”
“Gapapa aku anterin. Ayolah!”
Aku pun menuruti kemauan Rendra, ia mengantarku hingga depan kantor.
Aku dan Rendra sering chatingan bahkan telponan. Dan akhir-akhir ini aku sering diantar pulang sama Rendra sehabis latihan.
Jack pun yang tau soal ini nampaknya cemburu dan tak terima. Malamnya, Jack menelepon ku kami berargumen dimensi banyak hal yang yang kami ceritakan di sepertiga malam itu dan pada ujung pembicaraan jack menyatakan cintanya padaku namun aku menolak nya dengan alasan aku tidak suka pacaran lebih nyaman sendiri. Jack tampak kecewa kepadaku mungkin karna dia menganggap aku lebih mencintai Rendra.
Hal yang sama terjadi lagi di malam dingin itu ponsel ku berdering lagi atas nama Marendra dia meminta ku untuk menjalani asmara namun tetap aku menolak nya dengan alasan yang sama juga. Namun kata nya dia akan selalu ada meskipun tidak bisa memiliki.
Perjalanan cinta seorang anak muda yang dimulai dari sudut lapangan futsal tidak berjalan semulus itu pertandingan pun dimulai setelah sekian lama latihan yang ditunggu-tunggu akhirnya nya datang juga. semenjak kejadian aku menolak Jack dan Rendra jadi pacar ku mereka agak berbeda bahkan walaupun sesama tim mereka tetap saja ingin baku hantam kadang Karna hal itu aku merasa aku lah penyebab mereka jadi dingin satu sama lain. Meskipun demikian tim futsal bg Rivan memenangkan pertandingan tersebut dan itu pertanda aku tidak akan bertemu mereka lagi.
Canda tawa menghiasi chatingan anak muda ini, hingga lupa waktu malam sudah tiba. Jack dan Rendra kembali menghiasi layar ponsel ku namun malam ini semesta mengajarkan ku bahwa dalam hidup kita selalu dihadapkan pada pilihan yang pasti antara pilihan ada yang baik dan buruk. Baik buruknya suatu pilihan tergantung kepada kita yang menentukannya dan bagaimana kita menjalani pilihan tersebut. Aku dihadapkan pada dua pilihan lagi yaitu tentang masa depan yang akan aku jalani pilihan pasangan hidupku. Yang pasti aku dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama membuatku bingung dan bimbang serta ragu apa yang akan aku pilih, apalagi ini adalah kelangsungan hidupku, jika aku salah memilih maka akan berakibat fatal bagiku.
Setelah berpikir panjang dan ingin menepati janji aku memilih Jack dengan alasan Jack lebih dewasa daripada Rendra. Jack sekarang berkuliah disalah satu universitas di kota Medan sedangkan Rendra masih SMA. Alasan itulah yang meloloskanku untuk memulai asmara dengan Jack, namun Rendra tidak terima dengan begitu saja ia ingin meminta penjelasan langsung dariku namun aku menolak untuk bertemu. dia menunggu ku di depan rumah selama beberapa jam sesuai dengan tekad ku aku tidak akan bertemu dengan nya karna itu akan memperkeruh suasana Nantinya.
merasakan cinta yang belum pernah aku temukan sebelumnya. Ku pikir aku tidak akan membutuhkan cinta selama aku masih menjalani pendidikan. Tetapi semua pikiran itu lenyap seketika, dan aku mulai merasakan cinta. Semua itu berawal dari sebuah pesan singkat dengan sapaan hay.
Setelah menjadi pasangan Jack aku jadi banyak mengetahui semua hal tentang Jack. Bahwa sebenarnya dia seorang pekerja keras dia juga orang yang ramah, baik dan juga agresif. Tapi di antara itu semua yang paling aku sukai dari sikapnya dia itu orang nya cemburuan dan juga sifatnya yang sangat romantis. Jadi aku benar–benar bersyukur mendapat pacar yang sangat perhatian dan baik seperti dirinya, mungkin aku orang yang beruntung ya. Kalian tahu tidak, di masa–masa pacaran kami sering mengalami hambatan yang sangat menyulitkan kami berdua dan masalah itu dapat berupa dia cemburu Karna Rendra dan terkadang juga gara–gara keegoisanku.
Suatu malam aku pernah berbicara dengan Jack di dalam telepon, kami asyik bercerita dan setelah setengah jam lamanya, akhirnya datang juga hal yang membuatku sedih dan menambahkan rasa takut pada diriku. Padahal jack hanya berkata jujur bahwa dia akan kembali kekota nya lagi karna sesungguhnya kami beda kota dia hanya berkunjung ke rumah pamannya, dia ingin bernostalgia ketika SMA dulu dan ketika perkuliahan tiba dia akan kembali.
hatiku langsung sakit seperti disayat–sayat oleh pisau yang sangat tajam. Walaupun begitu aku tetap mendengar ceritanya sampai akhir karena aku tidak ingin membuatnya khawatir dan biarlah dia sendiri yang, mengetahui perasaanku yang sesungguhnya.
Sejak saat itu juga, setiap kali pesan dariku tidak dibalas, ataupun telepon dariku tidak diangkat selalu saja timbul pikiran-pikiran yang negatif di benakku.
“apa yang sedang jack lakukan, sedang bersama siapakah dia, apa dia sedang bersama mantan kekasihnya ataukah dia sedang asyik berkirim–kirima pesan dengan perempuan yang dia tolak dulu?”
Semua pertanyaan itu pasti langsung terlintas di otakku. Tapi aku tetap ingin mempercayainya walaupun aku tidak mengetahui apa dia benar–benar mencintaiku dan apakah dia benar-benar ingin setia padaku serta aku juga tidak mengetahui apa yang dia lakukan di belakangku. Tapi yang pasti aku tidak akan mengkhianatimu dan juga tidak akan berpaling pada laki–laki lain. Walau pun aku bepikir begitu tetapi tetap saja masih ada rasa sakit yang di hati, dan sekarang yang hanya bisa aku lakukan adalah mempercayainya dan menuruti apa yang dia mau, agar perjalanan cintaku bersamanya tetap berlanjut hingga tua.
Hari demi hari pun berlanjut, dan aku tetap bersama–sama dengannya seperti biasa kami tertawa bercanda didunia virtual, seakan kejadian yang dulu tak pernah terjadi. Tapi aku berkali–kali membuat Jack sakit hati dengan membangkitkan rasa cemburunya karena Rendra. awal dari kemarahan Jack adalah ketika ia tau aku masih menyimpan kontak Rendra musuh bebuyutan ketika jaman latihan futsal dulu. Namun aku berhasil meyakinkan nya.
Untaian hari nya berjalan selembut sutra,tanpa lubang atau potongan kerikil yang memperlambat. Beberapa bulan aku menjalani sebuah hubungan dengannya. Ya hubunganku ini adalah hubungan jarak jauh atau bisa disebut juga LDR (long distance bla-bla-bla). komunikasi kami semakin sulit Jack sibuk dengan urusannya aku sibuk dengan overthingking ku. Ku ambil hp-ku lalu ku tekan nomornya dan langsung menghubunginya.
“Halo,” seruku.
“Iya halo sayang,” jawabnya.
“Aku cuma mau bilang kita sampe sini aja ya”
“kamu kenapa apa yang salah ? Udahlah jangan aneh-aneh aku gak mau!”
“Kenapa?”
“Ngerti gak sih kalau aku bilang tidak ya tidak!”
" Aku gak bisa aku gak mau dibuat overthingking sama kamu yang hilang -hilangan, aku merasa aku tuh gak penting dihidup kamu " jawab ku
"Terserah kamu deh kamu pergi hilang dan pasti kulupakan Tuuuuut.. Tuuuuut.. Tuuuuuut.”
Suara telepon dimatikan.
Aaaaakkhh.. Ku campakkan hpku di kasur. “Mau dia apa sih?” kalau memang sayang jangan nyakitin gini dong.
Ditilik ini asmara kami sudah usai sampai di titik ini Aku sudah lega aku tak tahan diperlakukan seperti itu. dia datang hanya di saat dia membutuhkanku. Aku merasa hanya dimanfaatkan saja. Namun, Aku memutuskan untuk tidak mencari penggantinya namun aku percaya dia akan datang dengan sendirinya.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
