Mengandung Benih Monster (21+) - Bab 1

16
3
Deskripsi

Penuh adegan 21+ dan kata kata umpatan kasar, harap bijak memilih bacaan sesuai rentang usia 💕

 

Bab 1

 

post-image-65ed964f96bfc.jpg

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Malam yang kelam dan sedikit mencekam di kota London.

Laura membawa langkahnya keluar dari sebuah toko bunga kecil di pinggir kota. Ia baru selesai melalukan kerja part timenya malam ini. Jaket tebal selutut berwarna cokelat terlihat membalut tubuh rampingnya saat ini.

Laura mengangkat tangannya ke atas kepala. Rintik hujan beserta semilir angin yang pertama kali menyambutnya saat Laura menjejakkan kakinya menyusuri jalan kecil di luar bangunan toko.

"Aish sepertinya akan turun hujan besar," lirihnya sambil menatap ke arah langit yang sama sekali tak terlihat dihiasi bintang bintang.

Laura memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangan sambil terus berjalan menyusuri lorong di antara bangunan bangunan megah yang berdiri disana.

"Ah, kenapa sepi sekali jalanan malam ini," gumamnya sambil mengendarkan pandangannya ke sekeliling.

Laura tinggal di sebuah kota kecil yang tidak terlalu maju. Setiap hari dia berjalan kaki menuju bangunan kosnya yang berada tepat di dekat perbatasan sebuah hutan yang dilindungi.

Laura melirik jam di pergelangan tangan, dia harus segera pulang ke kamar kosnya karna teman sekamarnya Tania pasti sudah menunggunya saat ini. Karena ini adalah hari valentine, Laura jadi harus lembur sebentar untuk melayani para pembeli bunga di toko tempat ia bekerja

Hari yang cukup melelahkan. Menghela napas, cuaca semakin dingin dan menusuk permukaan pori pori kulit. Saat kakinya melewati lorong sempit tanpa penerangan, Laura tiba tiba dikejutkan dengan suara siulan seseorang dari belakang.

"Halo cantik…" Laura menoleh dan terkejut saat melihat sudah ada tiga orang pria berbadan besar tengah berjalan tergesa di belakangnya. Sialan! Laura mengepalkan tangannya kuat kuat. Sepertinya ia diikuit sejak tadi. Para pria itu terlihat tersenyum lebar ke arahnya sambil mengusap dagu dengan pandangan mesum.

"Pelan kan langkahmu, ledies..."

Laura memilih tak menggubris dan malah mempercepat langkahnya hingga membuat para pria itu semakin berjalan cepat ke arahnya untuk mengikis jarak.

"Jangan ikut aku, atau aku akan berteriak!" Jerit Laura di tengah tengah usahanya berlari. Laura bisa mendengar para pria itu malah tertawa seakan mengejeknya.

"Teriak saja, tidak akan ada yang sudi menolong mu, ini wilayah kekuasaan kami!" Lantang salah seorang dari mereka.

"Cih!" Laura berdecak. Wajahnya semakin panik dan ketakutan. Jika dia sampai tertangkap oleh mereka. Habislah sudah.

Harusnya tadi dia lewat jalan utama yang mungkin masih banyak orang berlalu lalang disana. Tidak seperti jalan pintas ini. Sejauh mata memandang, hanya ada lorong lorong sempit di depannya.

Laura mempercepat langkahnya, namun seberapapun kuatnya ia berlari, Laura akhirnya tertangkap juga. Tepat saat para preman itu hendak menariknya ke tempat sepi, sebuah lolongan anjing mengagetkan semuanya, termasuk Laura sendiri.

Suara lolongan itu semakin kencang hingga membuat ketiga laki laki itu membeku dengan wajah tegang, menyadari ia punya kesempatan untuk lari, Laura langsung mundur dan mengambil langkah seribu untuk lari ke dalam hutan di belakangnya.

Dia tidak peduli gelapnya suasana hutan yang ditumbuhi pohon pohon besar yang terlihat mengerikan. Laura terus memacu langkahnya ke dalam, berlari diantara semak semak yang sesekali menggores permukaan kulitnya yang terbuka.

"Hei, berhenti!" Suara derap langkah para pria itu terdengar semakin jelas. Laura panik, apalagi saat ia melihat ke dapan jalan. Kegelapan total membuat ia kesusahan mencari jalan untuk di lalui.

"Wanita sialan! Aku bilang Berhentiii!"

Brak!

Laura memekik saat merasakan sesuatu mengenai tubuh bagian belakangnya, seketika ia pun ambruk dan tubuhnya langsung roboh membentur bebatuan tanah basah di depan nya.

"Eunghh." Laura memegangi kepala belakangnya yang terasa berdenyut nyeri. Sialan! Sepertinya ia baru saja di lempar batu oleh para pria itu. Saat ia melihat telapak tangannya sendiri, Laura tercekat. Darah segar terlihat tercetak jelas disana.

Tawa menggema mengelilinginya. Laura mengangkat wajah dan terkejut saat melihat ketiga pria tadi kini sudah berkerumun mengelilinginya, membentuk lingkaran di sekelilingnya.

"Sudah ku bilang pelan kan jalanmu, nona." Salah satu pria itu jongkok dan menarik kepala belakang Laura hingga wanita itu seketika meringis dengan wajah kesakitan.

"Lepas! Kalian siapa? Lepaskan aku!" jerit Laura di tengah suaranya yang terputus putus karena menahan nyeri hebat. Laura memegangi lengan pria yang menarik kepalanya, berusaha melepaskan jambakan itu, namun sia sia.

"Melepaskanmu? Bermimpi lah!" Ketiganya tertawa sumbang.

Laura ketakutan saat kedua orang dari mereka mulai membuka belt dan zipper celana di hadapannya.

"Mau apa kalian? Tidak! Lepaskan aku, aku mohon!" Laura menyatukan kedua tangannya sambil terisak, tapi yang ia dapat malah sebuah tamparan keras. Tubuh Laura tersungkur dan jatuh memeluk rerumputan di bawahnya.

“Diam! Biarkan kami menikmati tubuh indahmu sayang, kamu harus melayani kami sampai pagi!” Hardik pria di depannya dengan seringai penuh makna.

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Mengandung Benih Raja Monster (21+) - Bab 2
20
7
Penuh adegan 21+ dan kata kata umpatan kasar, harap bijak memilih bacaan sesuai rentang usia 💕
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan