KIDDOS

1
0
Terkunci
Deskripsi

Dua tahun berlalu secepat kilat, membawa perubahan besar dalam kehidupan keluarga kecil Jungkook dan Lisa. Rumah mereka di Kota Venesia, yang dulunya terasa sepi dan hampa, kini dipenuhi dengan tawa riang anak-anak. Haru, putra sulung mereka, telah tumbuh menjadi bocah ceria berusia dua tahun. Mata bulatnya yang besar selalu berbinar ketika melihat wajah ibunya.

Kehadiran anggota baru semakin melengkapi kebahagiaan mereka. Lisa melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik jelita, yang mereka beri...

Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
2 konten
Akses seumur hidup
50
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya LILI' WEDDING'
2
0
Hari pernikahan Lili semakin dekat, dan rumah keluarga Jungkook dan Lisa dipenuhi suasana sibuk dan penuh kebahagiaan. Lili, yang kini berusia 27 tahun, adalah seorang wanita yang mandiri dan cerdas, namun tetap memiliki sisi lembut yang selalu melekat sejak kecil. Dengan penuh semangat, ia mengajak orang tuanya melihat gaun pernikahannya, sebuah momen yang membuat Lisa dan Jungkook merasa campur aduk—bangga sekaligus terharu.Di dalam kamar, Lili berdiri di depan cermin, mengenakan gaun pengantin putih yang anggun. Gaun itu berpotongan klasik dengan sentuhan modern yang memancarkan keanggunan, dipenuhi dengan detail renda yang halus di sepanjang bahu dan punggungnya. Mata Lili berkilauan saat ia memutar sedikit tubuhnya, memperlihatkan gaun itu dari berbagai sudut kepada orang tuanya yang sedang duduk di pinggir tempat tidur.Bagaimana, Mom? Dad? Apa gaun ini terlihat bagus? tanya Lili sambil tersenyum penuh harap.Lisa menatap putrinya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Melihat Lili berdiri di sana, siap memasuki babak baru dalam hidupnya, membuat hatinya dipenuhi dengan rasa haru yang mendalam. Ia teringat saat Lili masih kecil, bermain-main dengan Haru di taman, seakan waktu berlalu begitu cepat. Kini, gadis kecil itu akan segera menikah, membangun kehidupannya sendiri bersama James, pria yang ia cintai.Sayang... Kamu terlihat begitu cantik, ucap Lisa dengan suara yang sedikit bergetar. Ia berdiri dan berjalan mendekati Lili, lalu membetulkan sedikit lipatan di gaun itu sebelum memeluk putrinya erat-erat. Mom sangat bangga padamu. Sebentar lagi kamu akan memulai kehidupan baru.Aku sendiri yang ikut merancangnya, walaupun hasilnya tak sebagus gaun buatan Mommy, hehe, Ujar Lili dengan kekehan.Benarkah? Tapi gaun ini sangat indah, akan sangat berarti karena kamu akan memakainya di momen bahagia ini, Ujar Lisa.iyaaCantik.....Lili balas memeluk ibunya, merasakan kehangatan yang selalu membuatnya merasa tenang. Terima kasih, Mom. Aku tak bisa membayangkan pernikahanku tanpa dukungan kalian.Jungkook, yang berdiri di sisi lain ruangan, tersenyum lembut namun dalam hatinya terasa berat. Bagi seorang ayah, momen ini adalah sesuatu yang istimewa, namun juga penuh dengan perasaan kompleks. Gadis kecilnya akan segera menjadi milik orang lain, dan meskipun ia tahu James adalah pria baik yang mencintai Lili, perasaan untuk melepas putrinya tetap membuat dadanya sesak.Lili, kamu benar-benar membuat Daddy bangga, ucap Jungkook akhirnya, suaranya rendah namun penuh emosi. Ia melangkah mendekat dan mencium kening Lili dengan lembut. Kamu akan menjadi istri yang luar biasa, sama seperti ibu kamu.Lili tersenyum, merasakan dukungan penuh dari orang tuanya. Namun, ada sedikit kegelisahan di dalam hatinya saat ia menoleh ke arah kakaknya, Haru. Kakaknya yang berusia 29 tahun itu, belum menikah atau memiliki pasangan tetap, terlihat sedikit canggung di hari-hari menjelang pernikahannya. Meskipun ia bahagia untuk adiknya, Lili tahu ada tekanan di pundak Haru, karena sebagai kakak, biasanya dialah yang diharapkan menikah lebih dulu.Saat Haru memasuki kamar untuk melihat gaun yang akan dikenakan adiknya, ia tersenyum. Lili, kamu terlihat seperti seorang putri. James sangat beruntung bisa menikahimu, katanya dengan nada hangat, meskipun Lili bisa merasakan ada perasaan lain di balik kata-katanya.Lili berjalan mendekati Haru, memeluknya lembut. Terima kasih, Kak. Tapi aku juga berharap kakak segera menemukan kebahagiaan kakak sendiri, bisiknya penuh kasih.Haru tertawa kecil, lalu membalas pelukan itu. Jangan khawatir, adikku. Waktuku akan tiba. Hari ini adalah tentang kamu.Malam sebelum pernikahan, Lisa dan Jungkook menghabiskan waktu berdua di kamar mereka, mengingat semua kenangan saat Lili dan Haru masih kecil. Aku masih ingat ketika dia pertama kali belajar berjalan, kata Lisa sambil menyandarkan kepalanya di bahu Jungkook. Sekarang, dia akan berjalan ke altar.Jungkook hanya mengangguk, memeluk Lisa erat. Waktu berlalu begitu cepat, ya? Tapi yang paling penting, dia bahagia. Itu yang selalu kita inginkan untuk anak-anak kita.-------------------------------Saat momen yang ditunggu-tunggu tiba, para tamu di gereja berdiri, menoleh ke belakang ketika pintu utama perlahan terbuka. Lili, dalam balutan gaun pengantinnya yang anggun, berdiri di ambang pintu, tampak berkilau dalam cahaya pagi yang masuk melalui jendela kaca patri gereja. Semua mata tertuju padanya, namun satu-satunya yang ia fokuskan saat itu adalah pria yang berdiri di sisinya—ayahnya, Jungkook.Jungkook, dengan setelan jas hitam elegan, terlihat tenang di luar, namun di dalam hatinya bergemuruh emosi. Ia menatap Lili, putrinya yang sebentar lagi akan menikah, dan mencoba menyembunyikan perasaan haru yang menghantam dadanya. Jungkook menarik napas panjang dan melirik putrinya yang tampak begitu dewasa, namun tetap, di matanya, Lili adalah gadis kecilnya.Apakah kamu siap, Sayang? Jungkook berbisik, suaranya hampir bergetar.Lili tersenyum lembut, meskipun matanya sudah sedikit berkaca-kaca. Aku siap, Dad. Terima kasih sudah selalu ada untukku.Dengan tangan yang sedikit gemetar, Jungkook meraih lengan Lili, lalu mereka mulai melangkah bersama di sepanjang karpet merah yang terbentang menuju altar. Setiap langkah terasa berat bagi Jungkook, bukan karena keraguan, melainkan karena perasaan campur aduk antara kebahagiaan dan kesedihan yang ia rasakan. Ia tahu ini adalah momen yang seharusnya membahagiakan, namun sulit baginya untuk melepaskan putrinya kepada pria lain.Suara lembut organ yang mengalunkan lagu pengiring pernikahan membuat suasana semakin mengharukan. Di setiap sisi lorong, para tamu tersenyum melihat pemandangan indah itu—seorang ayah yang penuh kasih sedang mengantarkan putrinya ke altar. Namun hanya Lisa, yang duduk di deretan depan, yang benar-benar memahami apa yang dirasakan Jungkook saat itu. Ia tahu betapa berat hati suaminya, meskipun senyuman yang ia tunjukkan untuk Lili tetap tenang dan penuh cinta.Setiap langkah mendekatkan mereka ke James, yang menunggu di ujung altar dengan mata yang penuh cinta, menatap calon istrinya dengan tatapan yang tak bisa disembunyikan. Namun bagi Jungkook, setiap langkah terasa seperti melepas satu bagian dari dirinya. Saat mereka mencapai altar, Jungkook berhenti, memalingkan wajah ke arah Lili, dan dengan hati-hati melepaskan genggaman tangannya.Lili, Daddy tahu... kamu sudah dewasa sekarang. Tapi, di mana pun kamu berada, kamu akan selalu menjadi gadis kecil Daddy. Dan Daddy tahu James akan menjaga  kamu dengan baik, seperti yang selalu kami inginkan.Lili tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia tersenyum sambil mengangguk, lalu memeluk Jungkook erat. Aku mencintaimu, Dad. Terima kasih sudah menjadi ayah terbaik di dunia.Pelukan mereka disambut dengan keheningan penuh hormat dari para tamu. Tangis kecil terdengar dari beberapa orang di antara mereka, yang tersentuh oleh momen penuh kasih antara ayah dan putrinya itu. Ketika Jungkook melepaskan pelukan itu, ia menepuk lembut bahu James, lalu dengan suara pelan namun tegas, berkata, Jaga dia baik-baik. Dia adalah harta terbesarku.James, yang juga tampak tersentuh, mengangguk penuh kesungguhan. Aku berjanji. Aku akan menjaganya seumur hidupku.Jungkook tersenyum kecil, meskipun hatinya masih terasa berat. Ia melangkah mundur dan menyerahkan Lili kepada James, menyadari bahwa tugasnya sebagai ayah untuk mengantarkan putrinya telah selesai. Meskipun sulit, ia tahu bahwa ini adalah bagian dari kehidupan—melepas dengan penuh keikhlasan dan cinta.Ketika upacara pernikahan dimulai, Jungkook kembali ke tempat duduknya di samping Lisa. Tangannya terulur, menggenggam tangan istrinya dengan erat. Lisa tersenyum hangat, seakan memberikan kekuatan melalui genggaman itu.Dia sudah dewasa, tapi dia akan selalu menjadi anak kita, bisik Lisa dengan lembut.Jungkook mengangguk, menghapus air mata yang sempat turun di pipinya. Ya, dia akan selalu jadi gadis kecil kita.Di hadapan mereka, Lili dan James mengucapkan janji suci, memulai babak baru dalam kehidupan mereka. Meski hati Jungkook dan Lisa sedikit terasa kosong karena akan segera melepas putri mereka, mereka tahu bahwa cinta yang mereka tanamkan sejak kecil akan selalu menjadi bagian dari hidup Lili, ke mana pun ia pergi.Dan saat kata-kata Saya terima diucapkan di altar, air mata haru Jungkook tak lagi bisa ia tahan. Bukan karena kesedihan, melainkan karena cinta yang begitu dalam untuk putri kecilnya, yang kini telah menjadi wanita dewasa dan menemukan cintanya sendiri.Setelah pernikahan selesai dan tamu-tamu perlahan meninggalkan tempat resepsi, Lisa dan Jungkook duduk di sudut taman yang tenang, mengamati dari kejauhan Lili yang berbahagia bersama James. Malam sudah mulai turun, dan angin lembut membawa aroma bunga musim semi, memberikan suasana yang tenang di antara mereka.Jungkook menghela napas panjang, menatap ke arah Lili dengan mata yang lembut namun penuh perenungan. Rasanya seperti baru kemarin kita menggendongnya untuk pertama kalinya. Sekarang dia sudah menikah, katanya dengan nada yang sedikit berat. Aku masih ingat saat dia kecil, selalu memeluk kakaknya, Haru, kemanapun mereka pergi.Lisa tersenyum kecil, matanya mengikuti arah pandang Jungkook. Ya, Lili selalu dekat dengan Haru. Mereka tumbuh dengan cepat, begitu banyak kenangan yang kita lalui bersama. Kadang-kadang aku masih tidak percaya mereka sudah sebesar ini, ucap Lisa pelan, nada suaranya dipenuhi dengan rasa syukur sekaligus haru.Sepertinya waktu benar-benar terbang begitu cepat, aku ingat saat mereka masih berlarian di sekitar rumah, dan kita sibuk mengejar mereka, Ucap Lisa.Aku pun kadang masih teringat saat Haru lahir. Bagaimana dia bisa bertahan dan menjadi anak yang kuat, meski kita kehilangan Hiro, kembarannya...Lisa terdiam sejenak, kenangan itu masih begitu hidup di hatinya. Matanya kini beralih dari Lili ke Haru yang sedang berbincang dengan beberapa kerabat di kejauhan. Haru benar-benar sebuah keajaiban bagi kita, ketika dokter memberitahukan bahwa salah satu bayi kembar kita, Hiro, tidak bisa bertahan... rasanya dunia runtuh seketika. Aku takut kehilangan Haru juga. Tapi dia begitu kuat, dia bertahan.Jungkook mengangguk, ingatan akan momen itu masih begitu jelas di benaknya. Iya, itu salah satu momen terberat dalam hidup kita, melihat kamu berjuang melewati masa sulit itu, sementara kita harus menerima kenyataan bahwa Hiro tidak bisa bersama kita... Tapi aku selalu bersyukur karena Haru bisa bertahan dan tumbuh menjadi pria yang begitu baik.Lisa mengusap matanya yang mulai berkaca-kaca. Aku sering bertanya-tanya, bagaimana jika Hiro masih ada di sini. Apa dia akan mirip Haru? Apa mereka akan tumbuh dengan ikatan yang begitu kuat?Jungkook menatap Lisa dengan lembut, lalu meraih tangan istrinya. Aku juga sering memikirkannya. Tapi aku yakin, meskipun Hiro tidak di sini secara fisik, dia selalu ada di hati kita. Dan Haru... dia membawa bagian dari Hiro dalam dirinya. Setiap kali aku melihat Haru, aku merasa Hiro juga ada di sana, melindungi kita semua.Iya, mungkin begitu. Setiap kali aku memeluk Haru, aku merasakan kehangatan yang selalu mengingatkanku bahwa Hiro ada di dekat kita.Mereka terdiam sejenak, menikmati keheningan yang penuh dengan kenangan dan rasa syukur. Langit malam di atas mereka mulai dipenuhi bintang-bintang, memberikan ketenangan yang lembut di hati mereka.Kita sudah melewati banyak hal bersama, dan meskipun tidak selalu mudah, kita berhasil membesarkan dua anak yang luar biasa. Lili sekarang sudah menikah, dan Haru... Aku yakin waktunya akan tiba juga.Lisa mengangguk, masih menggenggam tangan Jungkook erat-erat. Aku sangat bangga dengan mereka. Dan aku sangat bersyukur bisa berbagi semua ini denganmu.Jungkook tersenyum, lalu menatap mata Lisa dengan penuh kasih. Aku juga, Sayang. Semua perjalanan ini... tidak akan mungkin seindah ini tanpa mereka.Mereka berdua saling tersenyum, berbagi kehangatan dalam keheningan malam yang penuh dengan kenangan. Meskipun waktu terus berjalan, cinta mereka tetap abadi, menyaksikan bagaimana anak-anak mereka tumbuh dan menghadapi kehidupan dengan kuat, sama seperti mereka.**Ketika Lisa dan Jungkook masih duduk bersama, menikmati momen-momen refleksi mereka, suasana di sekitar taman mulai ramai kembali dengan kedatangan keluarga besar. Suzy dan Minho, orang tua Lisa, terlihat memasuki taman dengan wajah penuh senyum. Tak lama kemudian, Yoona dan Siwon, orang tua Jungkook, juga bergabung, membawa kebersamaan yang hangat dalam keluarga besar mereka.Suzy adalah orang pertama yang menghampiri Lisa. Wajahnya berseri-seri, namun di matanya tampak ada rasa haru yang tak bisa disembunyikan. Ia langsung memeluk putrinya erat-erat.Sayang, aku masih tidak percaya Lili sudah menikah, sepertinya baru kemarin kamu yang berada di altar, dan sekarang kamu sudah melihat putrimu sendiri menikah.Lisa tersenyum lebar, merasakan kehangatan pelukan ibunya. Iya, Mom. Waktu benar-benar berjalan begitu cepat. Rasanya seperti mimpi.Minho, yang berdiri di samping Suzy, menepuk bahu Jungkook dengan bangga. Kalian berhasil mendidik anak-anak dengan baik. Lili dan Haru, keduanya tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Kita semua bangga, katanya dengan suara dalam, namun lembut.Jungkook tersenyum, merasakan kebanggaan yang sama. Kami hanya berusaha melakukan yang terbaik. Mereka membawa begitu banyak kebahagiaan dalam hidup kami.Di saat yang sama, Yoona dan Siwon, yang sudah duduk di dekat mereka, ikut masuk ke dalam percakapan. Yoona menatap Lili di kejauhan, yang masih bersama James, dan matanya berkilat penuh kebanggaan.Lili terlihat sangat cantik hari ini. Dia mewarisi banyak hal darimu, Lisa, puji Yoona sambil tersenyum penuh kasih. Aku merasa seperti sedang melihat bayanganmu di masa muda.Lisa tersipu, merasa tersanjung dengan kata-kata mertuanya. Terima kasih, Ma, dia memang tumbuh dengan cepat, lebih cepat dari yang aku bayangkan.Siwon, yang duduk diam dengan senyum tipis, melirik ke arah Jungkook dan berkata, Kamu sudah melakukan tugasmu dengan baik sebagai seorang ayah. Hari ini adalah hari besar bagi kalian semua, dan aku bisa melihat bagaimana kamu begitu bangga pada putrimu.Aku hanya ingin yang terbaik untuk mereka. Kadang sulit percaya waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin kita di sini, membicarakan pernikahan kita sendiri.Suzy menatap Siwon dan Yoona, lalu tersenyum lebar. Aku ingat sekali saat pernikahan Lisa dan Jungkook. Itu adalah hari yang sangat indah, dan aku senang kita bisa melihat generasi berikutnya melanjutkan kebahagiaan itu.Yoona mengangguk setuju, matanya masih terpaku pada Lili dan James yang kini sedang berbincang dengan tamu-tamu lain. Benar sekali. Dan lihatlah mereka sekarang, menjalani kehidupan baru mereka. Ini adalah kebahagiaan yang tak tergantikan.Lisa, yang duduk di antara kedua orang tuanya dan mertua, merasa dikelilingi oleh cinta dan dukungan. Tangannya masih digenggam erat oleh Jungkook, dan bersama-sama mereka merasakan momen ini begitu berharga.Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada bisa berbagi semua ini dengan keluarga.  Aku sangat bersyukur kalian semua bisa berada di sini hari ini. Ini adalah momen yang tak terlupakan bagi kami.Jungkook menambahkan, Kalian semua telah menjadi bagian besar dari perjalanan hidup kami. Tanpa dukungan dari keluarga, kami tidak akan bisa sampai di titik ini.Minho tersenyum bangga, lalu memeluk Lisa sekali lagi. Kami juga bangga pada kalian. Kalian berdua adalah orang tua yang luar biasa, dan kami tahu Lili dan Haru tumbuh dengan baik karena cinta dan kasih sayang yang kalian berikan.Mereka semua tertawa kecil, merasakan kehangatan yang memenuhi hati. Malam itu, di bawah langit yang mulai gelap dan dihiasi bintang-bintang, keluarga besar itu duduk bersama, berbagi cerita, mengenang masa lalu, dan merayakan masa depan yang cerah. Meskipun waktu terus berjalan, ikatan keluarga tetap kuat, dan kebersamaan mereka selalu menjadi sumber kebahagiaan yang abadi.* * *Malam di Venesia begitu tenang. Angin malam yang sejuk berhembus lembut, membawa aroma air danau yang segar. Lisa dan Jungkook memutuskan untuk pergi ke danau yang terletak tidak jauh dari pesta, mencari kedamaian dan keheningan setelah hiruk-pikuk hari pernikahan putri mereka. Langit di atas kota Venesia tampak begitu jernih malam itu, dipenuhi bintang-bintang yang berkelip terang.Mereka berjalan berdua di sepanjang tepi danau, tangan mereka saling menggenggam erat. Suara riak air yang lembut menambah suasana damai, membawa mereka kembali ke masa-masa yang telah lama mereka lewati.Sepertinya baru kemarin kita di sini, di Venesia, saat Haru baru saja lahir, ujar Lisa sambil menatap permukaan air yang tenang. Wajahnya diterangi oleh sinar lembut dari bulan yang menggantung di langit.Jungkook tersenyum, memandang wajah Lisa yang tampak begitu damai malam itu. Iya. Waktu berjalan begitu cepat, ya? Seolah-olah hanya sekejap mata kita sudah berdiri di sini, menyaksikan Lili menikah.Aku masih ingat betapa sulitnya perjalanan kita dulu. Rasanya tak pernah mudah. Dari masa-masa ketika kita masih berusaha saling memahami, hingga saat kita kehilangan Hiro... Suaranya melemah saat menyebut nama bayi yang tak sempat mereka peluk.Jungkook menghela napas panjang, merasakan perih yang dalam setiap kali mengingat Hiro, putra mereka yang gugur sebelum sempat dilahirkan. Itu masa yang sangat sulit. Aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa melewatinya saat itu, tapi kamu selalu lebih kuat dari yang aku bayangkan, Lisa.Lisa memejamkan mata, mengingat momen-momen kelam ketika dia harus merelakan Hiro, sementara Haru tetap bertahan di rahimnya hingga dilahirkan. Aku merasa kehilangan begitu besar, tapi Haru memberiku kekuatan untuk bertahan. Dan kamu... meskipun kita seringkali berbeda, kamu selalu ada di sisiku.Mereka terdiam sejenak, membiarkan suara malam danau yang tenang berbicara untuk mereka. Dalam diam itu, mereka berdua kembali merasakan betapa panjang dan penuh liku jalan yang telah mereka lalui bersama.Aku tidak sempurna, Lisa, Aku membuat banyak kesalahan, terlalu sering tersesat dalam ambisiku sendiri. Aku mungkin terlambat menyadari semua itu, tapi kamu... kamu selalu menjadi cahaya yang menuntunku keluar dari kegelapan.Kita berdua belajar dari kesalahan kita, Jungkook. Semua rasa sakit yang kita alami dulu, semua perjuangan itu... pada akhirnya membawa kita ke tempat kita sekarang. Melihat Lili hari ini, berjalan di altar, aku merasa sangat bersyukur. Segala sesuatu, baik dan buruk, telah membentuk keluarga kita.Jungkook menarik Lisa ke dalam pelukannya, merasakan tubuhnya yang hangat di bawah sinar bulan. Aku juga bersyukur, bisiknya di telinga Lisa. Karena kamu bertahan bersamaku, karena kamu mencintaiku meskipun aku sering tidak layak mendapatkannya.Aku selalu mencintaimu, Jungkook. Dari pertama kali aku menyadari bahwa di balik segala kesulitan yang kita hadapi, ada cinta yang begitu kuat. Cinta itulah yang membuat kita tetap bertahan.Mereka berdiri di tepi danau, dalam keheningan yang hanya diisi oleh suara gemericik air dan semilir angin. Jungkook kemudian mengecup kening Lisa dengan lembut, sebuah isyarat kasih sayang yang penuh rasa syukur. Kita sudah melewati banyak hal, tapi aku ingin kamu tahu, aku akan selalu mencintaimu, di setiap langkah ke depan.Lisa mendongak, menatap bintang-bintang yang berkilauan di atas mereka. Aku juga, Jungkook. Kita telah sampai sejauh ini bersama. Apa pun yang terjadi di masa depan, kita akan menghadapi semuanya... bersama.Malam itu, di bawah bintang-bintang Venesia yang indah, mereka berdua mengikat kembali janji cinta yang telah lama mereka jaga. Masa lalu mereka penuh dengan pahit dan manis, namun di setiap detiknya, cinta yang mereka miliki tumbuh semakin kuat, seperti sinar bintang yang tak pernah padam di langit malam.Danau yang tenang menjadi saksi cinta mereka, yang terus bersemi dan bertahan, melampaui segala rintangan. Mereka mungkin telah kehilangan, namun mereka juga menemukan kembali apa yang paling berharga: satu sama lain.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan