Doll (4)

5
0
Deskripsi

(25+) Mohon bijaksana dalam memilih bacaan.

Hinata merupakan putri angkat dari Walikota Tokyo.

Lahir dari keluarga sederhana dengan kecantikan murni, membuat Hinata mengalami banyak kesulitan, hal itu membuatnya memutuskan untuk menyembunyikan penampilan aslinya.

Tapi, bagaimana jika Sasuke Uchiha mengetahui penampilan aslinya?
Bagaimana Hinata harus menghadapi Sasuke?

Doll © Laverna

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: Drama, Typo, Ooc.

 

Hinata meringis sakit akibat tarikan Sasuke yang cukup kencang, tangannya pasti memerah setelah ini.

Hinata kembali meringis ketika punggungnya menyentuh pintu apartemennya.

“Sakit...” lirih Hinata.

Sasuke mengabaikan Hinata yang kesakitan dan memaksa Hinata melihatnya, mata hitamnya mengamati wajah Hinata yang menahan sakit, sedangkan Hinata semakin takut dengan perubahan Sasuke sejak mereka pulang dari makan malam.

Ada apa?” batin Hinata bertanya.

Sasuke tetap diam, rasa marah masih membara di hatinya, setiap bertemu dengan Izumi hal itu sangat berhasil untuk membangkitkan amarahnya yang belum tersalurkan dengan benar hingga kini.

Sasuke kecil hingga remaja sangat mengagumi Izumi, sepupu jauh cantik dan cerdas yang menjadi kebanggaan keluarga Uchiha. Sejak penolakan Izumi ketika ia mengungkapkan perasaanya saat lulus Junior High School, Sasuke selalu mencari sosok Izumi di perempuan-perempuan yang ia kencani.

Tapi tak ada satupun yang mendekati Izumi.

Tidak ada perempuan secerdas Izumi, secantik Izumi, setenang Izumi, dan selembut Izumi.

Tidak ada perempuan sesempurna Izumi.

Sasuke semakin kesal ketika rasa panas di hatinya semakin membuatnya sesak. Bahkan dengan penuh emosi memukul pintu di belakang Hinata, mengabaikan bagaimana ketakutannya perempuan itu.

Hinata memejamkan matanya, pukulan Sasuke di pintu membuatnya tidak berani bergerak seincipun. Bahkan Hinata yakin, jika Sasuke memukulnya dengan tenaga yang sama di wajahnya, hidungnya mungkin telah patah.

Sasuke diam memandang wajah Hinata yang terpejam, bahkan ia bisa merasakan perempuan itu yang menahan nafasnya.

“Bernafaslah Hinata,” bisik Sasuke.

Hinata masih bergeming, Sasuke sangat menyeramkan saat ini.

Bagaimana ia bisa menikah dengan lelaki emosional seperti Sasuke! Salah-salah nanti ia bisa mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga!

Sasuke menyentuh wajah Hinata, mengusap pipi perempuan itu. Hinata semakin memejamkan matanya, pasrah jika ia mendapatkan lebam di wajahnya.

“Sangat cantik,” Sasuke kembali berbisik, tangannya masih mengusap lembut pipi kiri Hinata.

Selain gila dan pemarah, Sasuke juga buta!

*

*

*

Naruto merentangkan tangannya, dengan sesekali menguap ia menekan sandi apartemen Hinata, kemudian masuk dan berjalan ke arah dapur, di sana ia dapat melihat Hinata menyiapkan sarapan dengan telaten.

Masih dengan penampilan kampungan, lengkap dengan kacamata kebesarannya.

Mata birunya memperhatikan menu sarapan pagi ini, kemudian duduk, beberapa suapan telah ia telan, sebelum ia mengingat tidak ada kehadiran si pengganggu Sasuke Uchiha pagi ini.

“Ke mana Sasuke?” tanya Naruto, Hinata menggeleng, setelah Sasuke mengatakan jika ia cantik, pria itu langsung pergi begitu saja.

Naruto mengguman pendek, kemudian menghabiskan makanannya.

Naruto berjalan ke arah kamar Hinata, kemudian masuk tanpa izin, Hinata tentunya panik, dengan langkah cepat ia menyusul Naruto yang sudah memasuki kamar Hinata.

Sesampainya di kamar, Hinata dapat melihat Naruto yang langsung berjalan ke arah kasurnya, dengan tidak berperasaan Naruto mengacak kasurnya yang telah rapi, seakan mencari seseorang, setelah memastikan tidak ada siapapun, pria itu berjalan ke arah lemarinya.

Naruto kembali mengacak lemari Hinata, mencari di sela-sela baju yang digantung, tangannya kemudian tidak sengaja mendapatkan sebuah tank top dan hot pants merah darah yang cukup seksi, dengan alis mengkerut ia mengangkatnya dan memandang Hinata remeh.

Wajah Hinata memerah, dia sangat malu!

“Kau mau menggunakan ini?” tanya Naruto heran, “Pastikan lemakmu sudah menyusut sebelum kau memakainya,” kekeh Naruto kemudian melempar kedua dalaman itu kebelakang.

Setelah memastikan tidak ada seseorang di lemari sang adik, Naruto berjalan ke arah kamar mandi perempuan itu, kembali membukanya dan bau pertama yang ia cium adalah bau vanilla yang sangat adiktif.

Masuk dan kembali mencari sosok Sasuke yang menurutnya sedang bersembunyi.

Naruto menghelah nafas ketika tidak menemukan siapapun di kamar sang adik. Berjalan ke arah Hinata yang masih berdiri di samping pintu, Naruto kemudian berdiri di depan Hinata yang wajahnya masih memerah padam.

“Jika kau sampai menyembunyikan lelaki di kamarmu, habis kau!” ancam Naruto kemudian berlalu begitu saja.

Hinata menghelah nafas ketika Naruto sudah kembali ke apartemennya sendiri. Mengambil dalaman yang telah di buang Naruto sembarangan, memperhatikan tank top dan hot pants yang memang sangat seksi.

Jujur Hinata memiliki keinginan untuk mengenakannya, tapi ia masih mencari-cari waktu di mana baik Naruto ataupun kedua orang tua angkatnya tidak mengunjunginya tiba-tiba.

Menahan kesal, Hinata mulai merapikan kembali kamarnya yang sudah di acak-acak oleh sang kakak.

Setelah membereskan kekacauan Naruto, ia kembali ke dapur untuk membersihkan bekas sarapan keduanya.

Semuanya sudah selesai! Waktunya olahraga, Hinata kemudian masuk dalam ruang yang berisikan peralatan olahraga sederhana, setelah mengunci ia melepas hoddie kesayangannya, memperlihatnya body jam pasirnya pada cermin besar yang menempel di dinding.

Enak saja Naruto mengatakan padanya untuk menyusutkan lemaknya! Pria itu belum mengetahui bagaimana bentuk tubuhnya yang sempurna karena olahraga rutin yang dilakukannya selama ini!

Ck, jika pria itu tahu bagaimana hasil dari pilates-nya! Maka Hinata yakin Naruto akan berhenti memanggilnya tumpukan lemak!

*

*

*

Hinata baru saja bersantai sambil menonton drama kesukaannya ketika mendengar ketukan di pintu apartemennya, sambil menipiskan bibir Hinata bisa menebak siapa di balik ketukan beruntun tersebut.

Setelah membuka pintu apartemennya, mata abu-abu Hinata melihat penampilan Sasuke yang cukup kusut.

Sasuke sendiri langsung masuk begitu saja, melewati Hinata dan berjalan ke arah ruang santai Hinata, di atas meja ia dapat melihat berbagai potongan buah-buahan dan jus yang ia tebak adalah alpukat.

Duduk di atas sofa kemudian meminum jus Hinata tanpa perlu meminta izin sang pemilik, begitupun dengan buah-buahan yang telah di siapkan Hinata sebagai teman menonton drama korea favoritnya.

Hinata memperhatikan dengan tangis di hati! Acara menontonnya diganggu!

Dengan berat hari, Hinata duduk di dekat Sasuke, mengabaikan pria itu yang mulai berbaring dan memejamkan matanya.

Hinata terpekik ketika Sasuke tiba-tiba meletakkan kepalanya di atas paha Hinata, kemudian kembali memejamkan matanya.

Hinata memilih mengabaikan Sasuke, ia masih takut jika Sasuke kembali seperti semalam, sehingga dengan menahan kesemutan di kakinya ia tetap duduk dan berusaha fokus pada tontonannya.

Hinata tidak tahu sudah berapa lama terlewat ketika kakinya benar-benar terasa kebas, dengan mengguncang kecil bahu Sasuke, ia berharap agar pria itu bangun.

Hinata mengalihkan pandangannya ketika melihat Naruto yang masuk dengan berbagai makanan cepat saji yang dibawanya, sambil mendengus Naruto berjalan ke arah Hinata dan Sasuke.

Tanpa perasaan Naruto mendorong Sasuke sehingga membuat pria berambut gelap itu jatuh dari sofa. Sasuke bangun, wajah tampannya tidak dapat menutupi raut terkejutnya.

“Sialan,” umpat Sasuke ketika melihat Naruto yang berdiri menjulang di hadapannya.

Naruto menyeringai, kemudian berjalan ke arah dapur Hinata, sedangkan sang pemilik apartemen  mengekor dari belakang, tidak ada niat menunggu Sasuke yang masih mengumpati Naruto.

Naruto dan Sasuke duduk di tempat masing-masing, Hinata sibuk menyiapkan peralatan makan.

Ketiganya makan dengan tenang, “Aku dan Kaasan akan ke Bali lusa, kau mau ikut?” tanya Naruto, Hinata kemudian mengangguk antusias, ini kesempatannya untuk jauh-jauh dari Sasuke.

Suasana hari Sasuke semakin berantakan, “Jika kau ikut, maka aku juga akan pergi.”

“Siapa yang mengajakmu?” tanya Naruto dengan senyum jahil.

“Ck, aku bisa kemana pun tanpa izinmu sialan,” umpat Sasuke, Hinata meremas tangannya, jika Sasuke pergi maka percuma jika ia pergi. 

Ia ingin ke suatu tempat di mana tidak ada Sasuke!

“Kau tidak perlu meyiapkan apapun, kecuali passport-mu,” kata Naruto kembali, mengabaikan Sasuke, sedangkan Hinata mengangguk mengerti.

*

*

Semua persiapan telah selesai, ketika Hinata tiba-tiba membatalkan keberangkatannya, dengan dalih jika ia memiliki urusan yang lebih penting dari sekedar liburan.

Kushina dan Naruto hanya mengangguk setuju, dan berangkat menggunakan jet pribadi milik ayah Naruto. 

Sedangkan Sasuke sudah tiba lebih dulu di sana, Hinata sengaja membatalkan ketika Naruto mengatakan jika Sasuke sudah mempersiapkan sesuatu di Bali untuknya.

Orang kaya seperti Sasuke sangat mudah di tebak, pasti pria itu mempersiapkan semacam makan malam romantis, ck membuat Hinata semakin dongkol kepada pria itu.

Kini Hinata berbaring di atas kasurnya, ibunya dan Naruto sudah berangkat dua jam yang lalu.

Akhirnya dia bebas!

Sekarang ia bisa bernafas lega tanpa menggunakan make up dan baju kebesaran.

Ah! Hinata ingat tank top dan hot pants yang di lempar Naruto, Hinata kemudian berdiri dan mencarinya di lemari.

Setelah membelinya dua bulan yang lalu, akhirnya ia bisa menggunakannya!

Hinata menatap dirinya di cermin, wow sangat seksi.

Kulit putihya sangat kontras dengan warna merah darah dari dalaman tersebut.

Ia bisa menjadi model pakaian dalam victoria. Kekehnya dalam hati.

Hasil dari pilates-nya tidak mengecewakan. Ia bahkan lupa sejak kapan memiliki bentuk tubuh seperti model-model internasional.

Pinggangnya kecil, sedangkan bagian pinggulnya bulat. Kedua kakinya pun berjarak seperti bentuk kaki pelatih pilates yang sering di tontonnya di yutub.

Hinata berjalan ke arah cermin, menggambil lip balm berwana pink muda, gara-gara Naruto yang sering masuk apartemennya sesuka hati pria itu, Hinata jadi tidak memiliki privasi dan ruang untuk berdandan layaknya gadis-gadis Tokyo lainnya.

Ia harus terus bersembunyi di balik make up gelapnya.

Setelah menggunakan lip balm, mata abu-abu Hinata memandang pelembab wajah yang hanya bisa ia gunakan di malam hari.

Hinata rasa ini adalah hari di mana ia bisa berdandan cantik.

Sambil duduk di atas kursi depan meja riasnya, Hinata mulai mengeluarkan kemampuan make up-nya, jika ia selalu menggunakan make up gelap, sekarang ia akan menggunakan make up ala putri kerajaan.

Hinata terlebih dahulu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan wajahnya, setelahnya ia kembali duduk di depan meja riasnya.

well, waktunya menjadi tuan putri!

Hinata mulai mengoleskan pelembab di wajahnya, membuat wajahnya glowing seperti artis-artis negara tetangga.

Setelah itu, Hinata menggunakan bedak padat yang sama dengan warna kulit aslinya.

Hinata lebih suka menggunakan make up ala korea, karena memang lebih cocok dengan bentuk wajahnya, daripada make up bold yang lebih cocok untuk perempuan western dan timur tengah.

Hinata kemudian menggunakan eye shadow berwarna peach, tidak lupa dengan eye liner berwarna coklat, sekarang matanya terlihat seperti mata kucing. Lucu dan swag di saat yang bersamaan.

Hinata tidak perlu pensil alis, karena alisnya sudah tebal dan padat. Ia hanya perlu membersihkan bulu-bulu tipis agar alisnya berbentuk sempurna.

Tidak lupa blush on berwana pink muda ia gunakan di sekitar tulang pipinya. Sekarang ia hanya perlu menggunakan lip balm berwarna pink muda.

Sempurna!

Dia terlihat seperti kucing nakal yang lugu.

Hinata berdiri, memandang dirinya, make up sudah cukup natural, tapi pakaiannya sungguh menggoda.

Garis bahunya pun sempurna, hasil dari olahraga rutinnya.

Jika saja suaranya bagus untuk bernyanyi, maka ia akan dengan senang hati mendaftar menjadi idol korea di SM Ent. Hitung-hitung dapat bertemu dengan Kim Jungwoo secara gratis.

well, itu salah satu kekurangan Hinata, hal itu membuktikan bagaimana pun sempurnanya ia, Hinata masihlah manusia biasa yang memiliki kekurangan.

Lagi pula, Hinata lebih suka dengan pria polos seperti Kim Jungwoo NCT 127. Pria dengan wajah lembut dan menggemaskan, daripada pria garang dan pemaksa seperti Sasuke.

Cih, Sasuke sangat jauh dari tipe idealnya, jadi jangan salahkan Hinata jika ia tidak menyukai pria penyuka warna gelap itu.

Hinata memutar tubuhnya, hanya untuk berdecak melihat bagaimana pilates benar-benar berhasil membentuk tubuhnya menjadi menggoda seperti ini.

Tank top-nya hanya sampai pada bawah dadanya, sehingga memperlihatkan perut ratanya, sedangkan hot pants-nya berhasil memperlihatkan bentuk pinggulnya yang bulat dan paha mulusnya.

Hinata mengikat rambutnya, memperlihatkan punggungnya yang mulus karena bagian belakang dari tank top yang dibelinya hanyalah tali-tali yang berbentuk X.

Hinata jadi bertanya, siapa pria beruntung yang akan menikahinya? Kekehnya dalam hati.

Berdandan dan bergaya di depan cermin cukup melelahkan dan membuatnya haus, Hinata kemudian berjalan ke atah dapur, sepertinya ia pun masih memiliki sisa es krim kotak yang dibeli Naruto kemarin lusa.

Di bukanya kulkas, dan dilihatnya es krim rasa vanilla, sama seperti harum tubuhnya, oh terima kasih kepada mamaKushina yang sudah merawatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Hinata mengambil satu suapan sebelum berbalik dan melangkah kembali ke arah kamarnya.

Tapi kehadiran seseorang di depannya membuat langkah Hinata berhenti saat itu juga.

“Siapa kau?”

*

*

*

Aaaa!!! Siapa ituuuuu!!

Salam hangat, Laverna.

 

tampilan asli HInata mi
Hinata ikat rambut

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Doll (5)
5
0
(25+) Mohon bijaksana dalam memilih bacaan.Hinata merupakan putri angkat dari Walikota Tokyo.Lahir dari keluarga sederhana dengan kecantikan murni, membuat Hinata mengalami banyak kesulitan, hal itu membuatnya memutuskan untuk menyembunyikan penampilan aslinya.Tapi, bagaimana jika Sasuke Uchiha mengetahui penampilan aslinya?Bagaimana Hinata harus menghadapi Sasuke?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan