Choose Me (4)

9
14
Deskripsi

(25+) Harap Bijak memilih bacaan.

 

Hubungan Toxic itu yang seperti apa?

Apakah benar, jika Hinata terjebak dalam hubungan toxic dengan sahabat masa kecilnya, ataukah bersama pria yang baru saja dikenalnya?

Apakah hanya Hinata?

Bagaimana dengan Ino dan Sakura?

Choose Me © Laverna

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: Drama, Typo

 

 

Sakura melihat layar ponselnya, nama Hinata tertera dengan isi pesan yang—cukup mengejutkan.

Oke, Sakura tahu jika Hinata adalah seorang yutuber dengan followers yang lumayanlah, tapi Sakura tidak pernah mengira jika Hinata bisa mengenal—tolong garis bawahi—mengenal Sasuke Uchiha, seorang penyanyi pendatang baru yang viral.

Dan Hinata si bucin, akan melakukan collab dengan penyanyi itu? 

Oh God, Sakura sedang tidak bermimpikan?

Bagaimana bisa Hinata mengenal Sasuke?!

Jepang memang tidak seluas negara-negara lain, tapi Jepang juga bukan negara kecil, bertemu dengan artis itu ibarat 1:1000.

Dan Hinata yang tidak pernah tertarik dengan pria lain selain Naruto Uzumaki, akan melakukan kolaborasi dengan seorang pria—sekali lagi garis bawahi—seorang pria selain Naruto Uzumaki!

Sepanjang ingatan Sakura selama ia mengenal Hinata, satu-satunya pria—selain keluarga gadis itu—yang selalu ada di sekeliling Hinata adalah Naruto seorang—pria paling tidak peka.

Kau mau menemaniku atau tidak?” isi pesan Hinata.

“Tentu saja,” balas Sakura cepat. Kapan lagi ia bisa bertemu dengan Sasuke Uchiha!

Tumpukan buka yang harus ia baca, bisa Sakura pinggirkan terlebih dahulu, yang terpenting adalah bertemu dengan Sasuke Uchiha secara langsung!

*

*

*

Ino memukul pelan punggung Shikamaru yang membelakanginya, kemudian kembali mengecek pesan Hinata beberapa jam yang lalu.

“Aku tidak bisa,” ucap Ino langsung ketika teleponnya dijawab Hinata.

Tidak setia kawan!” balas Hinata kesal.

“Aku masih di Saitama, nanti siang aku baru kembali ke Tokyo,” ucap Ino kembali dengan suara serak baru bangun tidur.

Apa yang kau lakukan di sana? Bukannya pemotretanmu selesei kemarin sore?” tanya Hinata di seberang.

“Kau tahulah, aku akan kembali siang nanti kalau Shikamaru sudah bangun, jadi daripada kau terlambat lebih baik kau mengajak Sakura saja.”

Oh aku mengerti, dasar! Kau selalu menasehatiku—but look at you! Kau lebih gila dari aku!” sindir Hinata.

Ino hanya menghelah nafas, “Kau tahu, aku masih berusaha, tidak secepat itu untuk melepas hubungan yang sudah lama terjalin.”

Sori, aku tidak mau mendengar nasehat kosongmu, aku tutup!” Hinata langsung saja menutup teleponnya, Ino mencibir walaupun apa yang dikatakan oleh Hinata memang benar.

Maka dari itu!

Karena ia tahu bagaimana susahnya keluar dari hubungan aneh yang toxic seperti hubungannya dengan Shikamaru, makanya ia mati-matian menasehati Hinata agar tidak terjerumus dalam hubungan abu-abu seperti dirinya!

Tapi dasarnya memang Hinata yang terlalu bucin pada Naruto, perempuan kepala batu itu susah mendengarkan nasehat orang lain, untunglah Naruto bukan lelaki mesum yang memanfaatkan keadaan seperti Shikamaru.

Berbicara tentang Shikamaru, Ino mengingat awal mula hubungan aneh mereka terjalin.

Mereka telah bersahabat sejak kecil, hingga dimana kedua orang tua Ino terlebih dahulu meninggalkannya, Ino yang masih berumur 12 tahun tidak tahu harus ke mana, keluarga ayahnya tinggal di Inggris, sedangkan keluarga ibunya tidak pernah menerima kehadiran mereka.

Ino tidak ingin meninggalkan Jepang, keluarga ayahnya memang menerima kehadirannya—daripada pihak keluarga ibunya. Tapi tetap saja, ia tahu itu hanya bentuk formalitas sebagai keluarga.

Sehingga ayah dan ibu Shikamaru-lah yang menjadi walinya.

Ino tinggal bersama keluarga Shikamaru hingga ia akan kuliah, setelah kuliah Ino memutuskan untuk tinggal di apartemen yang sudah ayahnya siapkan jika memang ia akan kuliah di Jepang.

Harta peninggalan ayah dan ibunya cukup untuk membiayai kuliahnya, tapi untuk kebutuhan sehari-hari Ino harus memutar otaknya. Ino kemudian memanfaatkan penampilannya untuk menjadi seorang model, dengan penghasilan dari modellah Ino bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya, bahkan hingga ia melanjutkan kuliahnya kembali.

Semester tiga kuliah mereka saat Strata satu, keluarga Shikamaru mengumumkan pertunangan Shikamaru dengan seorang gadis bangsawan bernama Temari Sabaku.

Temari adalah senior mereka, berasal dari keluarga bangsawan tentunya membuat Temari terikat dalam nilai-nilai yang tidak boleh ia langgar, termasuk dalam rambu-rambu hubungannya dengan kekasihnya sendiri.

Shikamaru tidak keberatan dengan pertunangannya, karena Temari termasuk gadis yang tidak merepotkan, perempuan itu dewasa dan mandiri, tapi karena pergaulan Shikamaru dengan Kiba—membuat Shikamaru mengenal dunia yang lebih dewasa.

Kiba berhasil meracuni otak jenius Shikamaru, hingga di tahap di mana Shikamaru penasaran dan ingin mencoba melakukan hal-hal yang lebih dewasa dari sekedar pegangan tangan ataupun pelukan.

Shikamaru mengajak Temari untuk melakukannya, tapi pria itu menerima tamparan dan makian, hubungan mereka sempat renggang sebelum Temari menyadari, kemana pun ia mencari tidak akan ada pria seperti Shikamaru.

Temari menghubungi Shikamaru untuk memperbaiki hubungan mereka, tanpa ia tahu jika Shikamaru sudah menemukan penggantinya di ranjang pria itu.

Ya, dan perempuan itu adalah Ino.

Temari hanya mengetahui jika Shikamaru dan Ino bersahabat, ia hanya mengetahui bahwa Shikamaru selalu mendahulukan Ino karena perempuan itu sudah tidak memiliki orang tua, Temari hanya tahu hal tersebut, ia tidak tahu jika dibelakangnya Shikamaru sudah berulang kali tidur dengan perempuan yang ia perkenalkan sebagai sahabat.

Ino menarik rambutnya, ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika suata saat Temari akan tahu apa yang ia dan Shikamaru lakukan dibelakangnya!

Ino tentu saja selalu merasa bersalah, tapi setiap ia ingin menjauh, maka Shikamaru akan menariknya mendekat, memeluknya dan mendekapnya seakan-akan Ino-lah satu-satunya untuk Shikamaru.

Shikamaru selalu memperlakukan Ino bagaikan kekasihnya, Shikamaru bahkan nekat akan membuka hubungan mereka kepada orang tuanya jika Ino ingin memutuskan hubungan mereka. Ino tidak ingin menyakiti orang tua Shikamaru yang sudah sangat berjasa padanya.

Sehingga mau tidak mau ia harus mengikuti permintaan Shikamaru, menjadi kekasih gelap pria itu.

Shikamaru selalu menghujaninya dengan cinta melalui perbuatan, Shikamaru memang tidak pernah mengatakan secara verbal jika ia mencintai Ino, tapi dari perilaku pria itu ia selalu menunjukkan jika Ino-lah yang terpenting, bahkan Shikamaru selalu mendahulukannya daripada tunangannya sendiri!

Ino mengingat—saat itu pagi-pagi buta, Shikamaru mengetuk apartemennya, pria itu berbau alkohol, tapi tetap cukup sadar.

Pria itu baru saja kembali dari pesta si gila Kiba Inuzuka. Dan bukannya kembali ke rumahnya sendiri, pria pemalas itu malah mendatangi apartemen Ino. Tentu saja, jika pria itu pulang maka ia akan mendapatkan amukan dari ibunya.

Ino membiarkan Shikamaru beristirahat, mengantarkan air hangat untuk pria itu, itulah pertama kali Shikamaru mengatakan ingin melakukan hubangan intim. Ino tentu saja terkejut, ia ingin menolak, tapi mengingat ejekan teman-teman seprofesinya sebagai model ketika ia mengaku masih perawan, teman-temannya malah mengejeknya dan membully-nya.

Shikamaru mengaku Temari tidak ingin melakukannya, bahkan Temari menampar dan memakinya, Ino hanya diam, mempertimbangkan hal lain di otaknya. Pengaruh teman-temannya modelnya benar-benar kuat.

Dan daripada ia membiarkan pria asing yang menidurinya pertama kali, maka lebih baik jika sahabatnya sendiri, lagipula dengan itu, maka teman-temannya akan berhenti mengejeknya bule perawan.

Maka sesuai kesepakatan, mereka melakukannya, sesuatu yang asing bagi keduanya tapi membuat keduanya tidak menyangka akan seadiktif ini.

Setelah mereka bangun saat aktivitas itu usai, kecanggungannya tidak dapat mereka enyahkan, butuh beberapa jam agar komunikasi mereka kembali normal.

Mereka sepakat untuk tidak membahasnya lagi, lagipula Shikamaru sudah tidak penasaran dan Ino pun tidak akan diejek lagi oleh teman-temannya.

Kesepakatannya seperti itu! tapi seminggu kemudian, Shikamaru kembali mengetuk pintu apartemennya, mengaku stress karena tekanan dari orang tuanya dan kuliah, ia ingin melepaskan penatnya itu.

Ino dengan bodohnya hanya mengangguk-angguk, karena Ino pun tidak bisa memungkiri jika ia ingin merasakannya lagi, berharap jika yang kedua ini merupakan yang terakhir.

Tapi, hingga tahun berlalu, mereka masih terjebak dalam hubungan gila ini.

Ino sudah terbelenggu—Ino menyadarinya, perilaku Shikamaru yang memperlakukannya dengan lembut dan penuh kasih membuat Ino sulit untuk lepas dari pria itu.

Moralnya sebagai sesama perempuan memaksanya untuk meminta maaf kepada Temari dan menjauh dari keduanya, tapi Shikamaru tidak pernah membiarkannya, Shikamaru akan datang dengan kasih sayang yang tidak Ino dapat dari orang manapun, hanya dari Shikamaru ia merasa dicintai dan dijadikan satu-satunya.

Beberapa tahun berjuang untuk lepas dari ikatan hubungannya dengan Shikamaru, Ino masih terseok, kakinya telah digenggam, sejauh manapun ia melangkah maka kakinya akan berbalik mencari Shikamaru dan melempar dirinya sendiri pada pelukan pria itu.

Ino bahkan tidak tahu, Shikamaru mencintainya atau mencintai Temari?!

Walaupun ada beberapa waktu Shikamaru akan menjadikannya nomor satu, tapi akan ada waktu pula di mana Shikamaru rela meninggalkannya tanpa kabar untuk Temari.

‘Apa yang kau pikirkan?” tanya Shikamaru tiba-tiba.

Ino tersentak, kemudian memperbaiki selimut untuk menutupinya hingga pundak.

“Tidak, kita harus kembali ke Tokyo sekarang,” ucap Ino, kemudian mencari pakaiannya untuk ia gunakan.

Shikamaru menguap, “Kita mandi dulu,” ucap Shikamaru, ia kemudian berdiri dan langsung menggendong Ino menuju kamar mandi.

“Hanya mandi!” ancam Ino.

*

*

*

*

*

Hinata dan Sakura melirik kiri kanan pada studio milik Sasuke, pria itu kembali terlambat, untunglah ada satu temannya yang menyambut kehadiran Hinata dan Sakura.

Pria bernama Suigetsu itu meletakkan minuman kaleng—dingin di atas meja, “Sasuke mungkin akan tiba sebentar lagi,” ucapnya kemudian kembali menuju kameranya.

Hinata tersenyum kecut, pertemuan kedua mereka dan pria itu kembali terlambat, oh bagus.

Sakura mengetuk jari-jarinya di atas meja, mereka sudah menunggu 20 menit dari waktu yang ditentukan.

Pintu terbuka, dan menampilkan Sasuke dengan baju lengan panjangnya—menutupi tatonya.

“Maaf terlambat,” ucapnya langsung menghampiri Hinata—walaupun pria itu kembali meminta maaf tapi tetap saja tidak ada rasa bersalah dari nada ataupun raut wajahnya.

Sakura menganga, Sasuke jauh lebih tampan dilihat secara langsung daripada di layar ponselnya!

“Oh hei, kau membawa teman?” tanya Sasuke ketika menyadari kehadiran Sakura.

“Ya, perkenalkan namaku Sakura Haruno,” Sakura langsung berdiri dan mengulurkan tangannya.

Sasuke menyambut uluran tangan Sakura, “Sasuke Uchiha, senang berkenalan denganmu.”

Sasuke kemudian melangkah ke arah dua kursi depan kamera untuk meletakkan gitarnya.

“Rekaman yang kau kirim sudah bagus, kita bisa mencoba tempo itu,” ucap Sasuke, pria itu kemudian duduk di salah satu kursi dan melalui kode matanya ia memanggil Hinata untuk duduk di kursi sebelahnya.

Hinata melangkah dengan gugup, ia kemudian duduk di sebelah Sasuke menghadap pada kamera, sedangkan Suigertsu fokus mengarahkan kameranya agar mendapatkan angle yang pas.

“Bagaimana jika kita terlebih dahulu menyanyikan Romea N Juliet, setelah itu baru Suki Dakara?” tanya Sasuke kemudian memetik senar gitarnya.

Suigetsu datang membawa dua stand mic, dan meletakkannya di depan Hinata dan Sasuke.

“Mau latihan dulu?” tanya Sasuke, Hinata mengangguk.

Petikan Sasuke terdengar, Hinata kemudian mulai menyanyi setelah Sasuke, pelafalan keduanya dalam bahasa Korea sangat baik, ini dikarenakan Sasuke pernah tinggal di sana sebelumnya bahkan menjadi trainee di salah satu perusahaan besar sebelum memutuskan keluar dan berkarir di Jepang.

Sedangkan Hinata sendiri, ia merupakan penggemar Kpop, dan selain menyibukkan diri menjadi penulis novel dan yutuber, ia mengikuti les bahasa Korea agar jika bertemu dengan bias-nya Lee Jeno, maka mereka bisa berbicara lancar.

Sakura tahu jika suara Hinata bagus, tapi ia tidak menyangka jika Hinata pandai bernyanyi seperti ini! Oh, terima kasih atas kesibukannya sebagai calon dokter, ia tidak memiliki waktu memperhatikan sahabatnya itu ketika bernyanyi.

Suara Sasuke walaupun berat dan dalam, tapi terdengar sangat pas ketika disandingkan dengan suara Hinata yang lembut dan halus, Sakura ikut baper mendengar keduanya.

Sakura mengigit bibirnya ketika mendengar Sasuke melakukan rap, Oh My God! Haruskah ada lelaki seseksi dia? Sakura rasanya akan meleleh hanya mendengar suara Sasuke.

“Kurasa sudah cukup, kita bisa merekamnya sekarang,” ucap Sasuke, ia kemudian berdiri dan mengambil minuman Hinata dan memberikannya pada perempuan itu.

Hinata meminum minuman kaleng pemberian Suigetsu sebelumnya, “Arigatou,” ucap Hinata.

“Hn,” respon Sasuke, ketika Hinata akan berdiri mengembalikan minuman itu, Sasuke menahannya, mengecek isi minuman Hinata, kemudian meminum sisanya.

Hinata dan Sakura menganga seperti orang bodoh.

“Oke, bisa kita mulai?” tanya Sasuke, seakan tidak terjadi apapun sebelumnya.

Hinata kembali mengangguk, kali ini seperti orang bodoh, wajah dan telinganya memerah.

Sasuke mulai memetik senar gitarnya, mulai bernyanyi dan diikuti Hinata, keduanya bernyanyi lebih baik dari sebelumnya.

Sakura pun menikmati lagu yang dibawakan oleh Sasuke dan Hinata, ia tidak mengerti kenapa keduanya menyanyikan lagu Korea, apakah mereka ingin menarik views dari Kpopers?—sepertinya memang itu tujuannya.

Lagu kedua, Sakura semakin gregetan karena baik Hinata ataupun Sasuke, mereka benar-benar terlihat menikmati menyanyikan tiap lirik dan seperti saling mengungkapkan perasaan.

Setelah keduanya selesai, Sakura tidak bisa menahan dirinya untuk bertepuk tangan.

Sasuke dan Hinata berbincang-bincang, tentang pertemuan pertama mereka di cafe, walaupun Hinata menolak traktiran Sasuke—padahal Naruto yang menolaknya tapi Sasuke tidak mengetahui.

Sasuke hanya menceritakan, ketika kembali ke cafe itu keesokan harinya, kasir yang menjaga mengembalikan uang Sasuke karena dua orang yang ia traktir kemarin menolaknya.

Hinata kemudian mulai menjelaskan jika bukan ia yang menolaknya, tapi temannya karena temannya cukup tidak percaya dengan orang asing dan tidak enak—Sakura mencibir dalam hati, bagaimana Hinata memilih kata-kata yang baik untuk menjelaskan penolakan Naruto.

Sasuke dan Hinata kemudian melalukan penutup, bahkan memberi bocoran untuk menantikan kedatangan Sasuke di chanel yutub Hinata sendiri—dan Sakura baru mengetahuinya juga.

“Temanku akan mengeditnya sebelum menguploadnya, kapan aku bisa ke tempatmu?” tanya Sasuke, keduanya berjalan ke arah tempat Sakura duduk, sedangkan Suigetsu membereskan alat-alat yang digunakan sebelumnya.

“Pekan depan, minggu ini aku sibuk,” ucap Hinata, ia kemudian mengeluarkan buku dari tasnya.

“Kita akan membahas buku ini, aku baru membelinya kemarin dan kurasa ini cocok untuk kita bahas,” Hinata memberikan buku tersebut kepada Sasuke.

Sasuke membalikkan buku itu, melihat-lihatnya, “Aku pernah membacanya, cetakan keduanya lebih seru, tapi tak apa kita bisa membahas cetakan pertama ini.”

Sakura kembali menahan dirinya untuk berteriak, selain tampan, bersuara bagus, ternyata Sasuke berwawasan luas!

Sangat tipe Sakura.

“Benarkah? Aku tidak tahu jika kau suka membaca,” respon Hinata.

Sasuke tertawa kecil, “Aku tidak akan bisa menulis lagu jika tidak banyak membaca.”

Bahkan tawanya sangat seksi,” pekik Sakura dalam hati.

“Termasuk novel romantis?” tanya Hinata.

Sasuke mengangguk, “Aku sudah membaca semua novelmu—dan lumayan, tapi kau terlalu larut dalam kisah romansa.”

“Kupikir kau bisa mencoba gendre lain, action mungkin,” sambung Sasuke.

“Diluar kemampuanku,” jawab Hinata, “Aku hanya memiliki pengalaman dalam kisah romansa, bukan aksi ataupun horor.”

“Aku bisa membantumu,” Sasuke tersenyum kecil, “Aku punya banyak bacaan, kau bisa fokus pada gendre yang ingin kau coba dan aku akan merekomendasikan buku atau film yang bisa kau tonton.”

“Kita juga bisa bertukar pikiran dan pengalaman—mungkin.”

“Terdengar menarik, tapi aku sibuk beberapa waktu kedepan—maaf,” ucap Hinata dengan pandangan menyesal.

“Tapi aku setuju—untuk tukar pikiran mungkin, aku butuh masukan untuk novel terbaruku,” sambung Hinata cepat.

“Kau bisa menghubungiku kapanpun,” ucap Sasuke, mata hitamnya kemudian memandang Sakura yang memperhatikannya sedari tadi.

“Warna rambut yang cantik,” ucap Sasuke.

Sakura diam, baru kali ini ada yang mengatakan warna rambutnya cantik!

Thanks,” respon Sakura malu.

“Aku akan mengantar kalian,” ucap Sasuke kemudian berdiri, Sakura dan Hinata mengikut dari belakang.

Mereka kemudian keluar dan melihat mobil Sasuke—Mercedes G65 AMG berwarna hitam pekat.

Sasuke duduk di balik kemudi, dan meminta Hinata duduk di sampingnya.

Karena letak apartemen Hinata yang lebih dekat, maka Sasuke mengantar Hinata terlebih dahulu kemudian Sakura.

Hinata sudah sampai, kini giliran Sakura.

Dan ketika apartemen Sakura sudah terlihat, Sasuke memarkirkan mobilnya di basement.

Ia kemudian keluar dan membuka pintu untuk Sakura, berbeda dengan Hinata sebelumnya.

Thanks,” ucap Sakura ketika menerima perlakuan manis dari Sasuke.

Sasuke tersenyum simpul, “Boleh aku minta nomormu?”

Sakura gugup! Hei! Apa maksudnya ini!

Sakura mengangguk, dan mengetik nomornya di ponsel Sasuke.

Thanks, senang berkenalan denganmu, aku suka warna matamu,” Sasuke kemudian masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Sakura.

Oh tolong! Jantung Sakura berdetak cepat!

Sasuke baru saja mengatakan matanya cantik! Walaupun ia menggunakan softlens berwarna hijau tetap saja Sasuke mengatakan jika matanya cantik!

Apakah ini yang di namakan jodoh? Setelah putus dari Gaara, apakah Sasuke adalah orang yang Kami-sama kirimkan untuknya?

Oh terima kasih Tuhan, Sakura akan lebih giat beribadah lagi.

*

*

*

*

*

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kisah singkat kenapa Shikamaru dan Ino bisa terlibat dalam hubungan terlarang, dan ada yang bisa tebak Ino mengalami apa?

bab selanjutnya, aku spill, supaya lebih jelas, kenapa Ino bisa sampai segitunya kagak bisa lepas dari Shika walaupun dia sendiri mau menjauh gitu.

Salam hangat, Laverna.

Shikamaru
Sasuke pas duet sama Hinata

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Choose Me (5)
8
12
(25+) Harap Bijak memilih bacaan. Hubungan Toxic itu yang seperti apa?Apakah benar, jika Hinata terjebak dalam hubungan toxic dengan sahabat masa kecilnya, ataukah bersama pria yang baru saja dikenalnya?Apakah hanya Hinata?Bagaimana dengan Ino dan Sakura?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan