
Cerita ini datang dari salah satu narasumber yang mengaku mengalami semua ini ketika dia bekerja disalah satu rumah makan ternama di pulau jawa.
Jin dan setan, waktu itu benar-benar bersamanya dalam satu ruangan.
Jangan berlari, sembunyi saja malam itu dia sudah tidak bisa, karena selain rumah makan tersebut hanya memiliki satu pintu utama, kaki narasumber waktu itu sudah tidak bisa lagi digerakkan karena perlu kalian tau, malam itu dia berada ditengah-tengah puluhan setan.
"Bisa selamat dan bisa kembali...
3,434 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
BABAK 1 DALANG LELEMBUT
0
0
Jangan sekali kali menceritakan cerita tentang dalang Kusno, PamaliJika Dalang Kusno memainkan wayangnya, disitu pasti banyak makhluk halus yang ikut menonton pertunjukannyaKata siapa dalang Kusno yang memainkan Wayang. Bukan, yang jadi dalang itu bukan dalang Kusno, tapi lelembutApa kamu pernah mendengar suara penonton berbicara ketika dalang kusno sedang memulai pertunjukan ?Jangan sekali-kali kamu pulang terlebih dahulu ketika pertunjukan dalang Kusno masih berlangsungDalang Kusno orang baik, beliau adalah sesepuh desa talokDalang Kusno memiliki khodam Bolosewu, banyak kejadian tidak masuk akal yang sering dilihat warga di rumah dalang KusnoSemua Wayang yang dibawa dalang Kusno terbuat dari Kulit ManusiaJika kamu mendengarkan cerita tentang dalang Kusno, mungkin sampai detik ini kamu masih bisa merasakan aura mistisnya
....Benar, mungkin itu hanyalah sebagian kecil dari ucapan kakek tentang ke misteriusan dalang Kusno yang menurut kakek, Cerita dalang Kusno adalah cerita paling aneh yang pernah kakek lihat selama hidupnya.Bahkan, tidak berlebihan jika dengan adanya cerita tentang dalang kusno didesa tersebut, membuat warga semakin percaya dan menghargai jika adat, budaya, tradisi masyarakat jawa benar-benar nyata dan tidak bisa dipandang dengan sebelah mata.Semoga, dengan dibagikannya cerita ini bisa menggambarkan bagaimana seramnya cerita dalang Kusno waktu itu yang memang sangat tidak masuk kedalam akal sehat manusia.Dan mungkin, selama membaca cerita ini kalian akan merasakan sensasi yang berbeda karena perlu kalian tau, selama perjalanan kami membagikan cerita, baru kali ini kami merasakan semuanya hingga seperti ini....Bismillahirrohmanirrohim...... DALANG LELEMBUT
....Apakah kalian pernah mendengar Khodam Bolosewu ?.Benar sekali, Khodam ini dipercaya memiliki kemampuan tidak terduga yaitu membuat si pemilik Khodam bisa melakukan suatu hal yang sangat luar biasa.Contohnya, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan cerita bandung bondowoso yang bisa membangun candi dengan jumlah sangat banyak dengan kurun waktu satu malam saja.Dan tidak hanya itu, jika kalian tau tentang masjid tiban yang ada di Turen kabupaten Malang, konon katanya pembangunan masjid tersebut juga dibantu oleh jin yang disebut sebut sebagai jin dari pemilik khodam bolosewu.Menurut Primbon Jawa, Khodam ini memang cukup spesial, dikarenakan adanya sekumpulan jin yang sengaja membentuk suatu koloni dan mengabdi kepada manusia yang menjadi pendampingnya.Karena jumlahnya yang cukup banyak, akhirnya Khodam ini disebut dengan sebutan Khodam Bolo Sewu.Dan masih dalam Primbon Jawa, Khodam Bolo Sewu tersebut sangatlah unik dan berbeda dari jin pendamping pada umumnya. Dan Dikabarkan jika Khodam Bolo Sewu tersebut masih ada hingga saat ini namun tidak mudah untuk mengetahui keberadaannya.Hal itulah yang akhirnya membuat khodam ini sangat langka dan bisa dikatakan hampir tidak ada orang yang pernah melihatnya secara langsung dengan mata kepalanya.Namun apa jadinya, jika cerita tentang Dalang Kusno ini sangat dekat dengan cerita khodam Bolo Sewu tersebut.Banyaknya Kejadian diluar nalar yang mencengangkan mata, sepertinya sudah cukup membuktikan jika Dalang Kusno sepertinya memang memiliki khodam Bolo sewu tersebut.Meski tidak sedikit pula warga yang mengaku tidak melihat semua itu sebagai khodam Bolo Sewu melainkan dengan lelembut atau jin perewangan.Namun cerita tentang dalang Kusno benar-benar sangat menarik jika dituliskanBahkan, menurut warga, siapapun tidak akan kuat jika tinggal satu kampung bersama dalang Kusno karena selain banyaknya kejadian aneh yang terjadi, banyak warga yang mengaku mengalami dan melihat sosok yang sangat menyeramkan ketika perintah dalang Kusno tidak segera dituruti.Lantas bagaimana cerita tersebut bermula?.Setelah menggali kesana dan kemari, akhirnya kami berhasil menemukan saksi terakhir yang dulu pernah tinggal satu kampung bersama Dalang Kusno.Tidak hanya menyeramkan, saat itu kami benar-benar mendapatkan sebuah cerita sangat mencengangkan yang sepertinya, cerita kali ini adalah cerita paling menyeramkan, paling komplit, paling relevan dan paling menarik yang tidak akan pernah bisa kami lupakan.....
Babak 1.
PERTUNJUKAN LELEMBUT ALAS PURWO....
1975. Dini hari.....
Aum awignam astu sing lelembut pedhanyangan sira ing dalem kang kekiter kang semara bumi bujang babo kabuyutan. Allah rewang-rewangana aku, katekana sasedyaku, katurutana sakarepku. Umat lanang umat wadon, andhedulu marang aku, teka demen teka asih, asih saking kersane Allah Lantunan suara tersebut terdengar sayu dari mulut dalang Kusno yang waktu itu terlihat menunduk dengan tangannya yang memegang salah satu wayang kulit yang ada didepannya.Dan tidak hanya itu, beberapa saat setelah itu, semua pengiring musik terlihat perlahan memainkan alat musiknya menandakan, jika waktu itu pertunjukan tersebut memang masih sedang berjalan....Warji, dia yang sebelumnya menonton pertunjukan wayang dalang Kusno dengan tenang, perlahan mulai gelisah karena menurut perasaan Warji, tepat dibelakang Warji waktu itu sedang banyak orang padahal nyatanya, diarea belakang Warji hanya ada kebun pisang dengan tidak satupun terlihat adanya orang.Posisiku ini sepertinya sudah paling belakang deh, tapi rasanya kok banyak orang ya dibelakang fikir Warji dengan pandangannya yang sesekali melihat kearah belakang yang saat itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah sebuah kebun pisang.Dan dengan mencoba tidak memperdulikan semua itu, Warjipun kembali menikmati pertunjukan wayang dari dalang Kusno yang memang sudah semakin seru saja.Detik demi detik pertunjukan, waktu itu benar-benar dinikmati oleh Warji seakan Warji benar-benar terhipnotis dengan cara pembawaan dalang Kusno yang penuh dengan kewibawaan.Ternyata benar kata orang, dalang Kusno ini bukan dalang sembarangan, dari tadi aku duduk disini, aku tidak melihat satupun orang yang beranjak dari tempat duduknya, semuanya fokus melihat setiap adegan yang diperagakan Fikir Warji dengan sesekali menatap kearah penonton yang memang duduk rapi disekitar Warji.Namun anehnya, ditengah-tengah Warji masih menikmati pertunjukan tersebut, tiba-tiba pandangan Warji mengarah kearah salah satu penonton yang duduk tidak jauh dari tempat duduk Warji.Penonton tersebut, setelah dilihat Warji dengan lebih teliti lagi, sepertinya sedang menatap Warji dengan sesekali tersenyum pilu.Mengetahui semua itu, Warjipun sesekali membalas senyumannya karena Warji merasa, jika penonton tersebut sedang ingin menyapanya.Tapi sayangnya, tatapan Warji yang sebelumnya ikut tersenyum ke arah penonton tersebut, perlahan berubah menjadi keheranan karena saat itu dengan sangat jelas, penonton tersebut terlihat mencabut satu persatu seluruh giginya.Dan tidak hanya itu, setelah selesai mencabut semua giginya, penonton tersebut terlihat meremas matanya sendiri sembari sesekali melihat ke arah Warji.Mengetahui semua itu, tubuh Warji seketika bergetar, nafas Warji terasa sesak dengan mulutnya yang tiba-tiba sulit digerakkan.Dan tidak berhenti disitu saja, setelah melihat kearah sekitarnya, Warji seolah juga baru menyadari jika sebagian besar dari penonton tersebut sama sekali tidak dikenali oleh Warji.Banyak sekali penonton berwajah asing yang waktu itu terlihat hanya diam dengan tidak sekalipun menggerakan tubuhnya.Ya allah, opo o wong-wong iki. ( Ya Allah, kenapa semua orang ini ucap Warji dengan fikiran yang sepertinya sudah tidak bisa dijelaskan lagi.Disitu, karena fikiran Warji yang mulai merasa tidak nyaman, akhirnya Warjipun memutuskan untuk berdiri dan segera berjalan pergi meninggalkan tempat tersebut.Namun sayangnya, masih beberapa langkah Warji melangkah, tiba-tiba tangan Warji ditarik oleh seseorang yang setelah ditoleh, orang yang menarik tangan Warji tersebut adalah Gundono, beliau adalah tetangga Warji. Ji, te nandi gage lungguh o bahaya. ( ji mau kemana, cepat-cepat duduk sini, Bahaya ) bisik Gundono dengan tangannya yang seketika menarik Warji agar Warji segera duduk disampingnya.Mengetahui hal itu, Warjipun seketika Terkejut dan mulai membicarakan apa yang sebenarnya sudah Warji rasakan.Pikiranku gak enak Gun, ayo moleh ae wes, wong-wong seng ndek kene kabeh koyok aneh. (Fikiranku gak enak Gun, Ayo pulang saja, semua orang yang ada disini aneh). Sahut Warji dengan sesekali melirik kembali ke arah setiap Penonton. Husst ojo, gak ilok moleh disek, iki wayang ruwatan, gak oleh ditinggal. Mangkane, lek delok wayang ruwat iku gak oleh tolah toleh, jarno ae timbang bahaya. (Husst jangan pulang dulu, pamali. Ini pertunjukan Wayang kulit ruwatan. Gak boleh ditinggal, makanya, kalau nonton wayang ruwat jangan noleh kesana kemari. Biarkan saja semuanya, nanti malah bahaya) bisik Gundono dengan tatapan matanya yang sepertinya sedang kebingungan.Ternyata bener yo jare wong-wong, Dalang Kusno iki ncen aneh. ( Ternyata benar kata orang-orang, dalang Kusno ini memang aneh). Ucap Warji sambil mulai menyandarkan diri dikursi yang ada di samping Gundono tersebut. Iyo, pokok lek dalang Kusno seng gowo, seng ndelok gak mek menungso, tapi demit harang. (Iya, kalau dalang Kusno yang membawakan pertunjukan, yang nonton pasti gak cuma manusia, tapi dedemit juga ). Imbuh Gundono.Dan singkat cerita, belum selesai Warji dan Gundono bercerita, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan datangnya pak Prabu yang merekapun tau, pak Prabu adalah tuan rumah pada acara tersebut.Disitu, pak Prabu tiba-tiba datang kearah Gundono dan Warji dengan membawa 2 buah gelas kopi hitam.2 buah gelas kopi tersebut, terlihat masih panas lengkap dengan jajanan khas jawa yang waktu itu juga berada rapi diatas nampan yang dibawa oleh pak Prabu tersebut. Monggo, ini kopinya pak biar gak ngantuk ucap Pak Prabu pelan sambil tersenyum aneh kearah Warji dan Gundono.Melihat semua itu, Gundonopun seketika mengambil salah satu gelas kopi yang ada dengan sedikit memberikan senyuman kepada pak Prabu.Berbeda dengan Warji, Warji tidak mau mengambil Kopi tersebut. Warji merasa ada yang aneh dengan Pak Prabu karena waktu itu, Warji melihat mulut pak Prabu masih bersimbah darah dengan tidak ada satupun Gigi pak Prabu yang terlihat ada.Hust, gun kamu gak aneh ya dengan pak Prabu, mulutnya kayak penuh darah, semua giginya gak ada bisik Warji kepada Gundono.Tapi anehnya, bukannya didengarkan, Gundono waktu itu malah seketika meminum habis satu gelas Kopi pemberian pak Prabu tersebut dengan tidak sedikitpun menyisakannya.Hah, mulut Gundono apa gak kepanasan, kopi masih sepanas itu kok habis diminum sekali tenggak fikir Warji dengan mulai kembali kebingungan dengan keadaan yang ada.Anehnya, belum selesai Warji kebingungan, Warji malah kembali keheranan dengan Gundono yang sebelumnya terus berbicara, waktu itu tiba-tiba diam dengan tidak lagi menoleh kearah Warji.Tatapan mata Gundono, tiba-tiba fokus melihat kearah pertunjukan dengan diiringi suara musik pertunjukan yang juga tiba-tiba terdengar keras tidak karuan.Tak tung tak jreeng....gleerrrrr.Mengetahui semua itu, tentu saja perasaan khawatir Warji sepertinya sudah sampai pada puncaknya....Hingga akhirnya, Tanpa memperdulikan semuanya, Warjipun berdiri dan berjalan cepat meninggalkan area pertunjukan wayang kulit tersebut.Dan disitulah, belum sampai warji berjalan keluar dari area pertunjukan, Warji tiba-tiba menoleh kearah dalang Kusno yang ternyata, waktu itu dalang Kusno sedang melihat kearah Warji yang saat itu sedang melangkah pergi.Dan tidak hanya dalang Kusno, Sepertinya semua pemain musik wayang kulit tersebut juga menoleh kearah Warji dengan tidak ada satupun wajah dari para pemain musik tersebut yang terlihat ber expresi.Tatapan mata semua pemain musik tersebut benar-benar datar dengan tidak sedikitpun terlihat adanya senyuman.Mengetahui semua itu, Warjipun semakin mempercepat langkah kakinya dengan tidak lagi berani menoleh untuk kedua kalinya....Sepanjang perjalanan pulang, tentu saja fikiran Warji mulai kemana mana.Karena selain masih merasa keheranan dengan tingkah Gundono yang tiba-tiba diam setelah meminum kopi, Warji juga keheranan dengan dalang Kusno yang terlihat menatapnya ketika pergi.Semua orang ditempat pertunjukan tadi kok aneh ya..fikiranku jadi gak enak. Fikir Warji.Fikiran seperti itu, tentu saja terus berputar putar dikepala Warji dengan langkah kaki Warji yang terus saja melangkah tidak berhenti.Hingga akhirnya, setelah beberapa lama Warji melangkah, Tiba-tiba Warji mendengar suara panggilan yang setelah ditoleh, sumber suara panggilan tersebut rupanya adalah seorang kakek-kakek tua yang terlihat sedang duduk dipinggir jalan.Ati ati le ( hati-hati nak ). Ucap kakek-kakek tersebut dengan menatap Warji.Mendengar suara itu, Warjipun seketika berhenti dengan menatap sosok kakek-kakek tersebut dengan perasaan yang mulai penasaran karena Warjipun tau, sepertinya sosok kakek kakek tersebut cukup asing di mata Warji.Kakek itu siapa ya, kok aku gak pernah lihat fikir Warji dengan tatapan matanya yang menatap semakin dalam kearah kakek kakek tersebut.Enggeh mbah, monggo, njenengan lanopo pun injing kok mboten wangsul. (Iya kek, mari..kakek ngapain sudah dinihari begini kok gak pulang). Sapa Warji dengan memutar badannya agar dia bisa sedikit mendekati tempat kakek tersebut berada.Ojo moleh sek le, ndek mburimu ono bhetoro kolo seng melok awakmu, sakken bojo mbek anakmu lek kok gowo moleh. (Jangan pulang dulu nak, dibelakangmu ada bhatara kala yang sedang mengikutimu. Kasian anak dan istrimu jika kamu pulang). Ucap kakek tersebut dengan wajahnya yang seketika diarahkan kearah Warji.Mendengar semua itu, bukannya mendengarkan, Warji malah seketika pergi dengan tidak menjawab semua omongan dari kakek-kakek tersebut karena Warjipun tau, mulut kakek-kakek tersebut ternyata juga bersimbah darah seperti halnya mulut pak Prabu yang dia lihat sebelumnya.Ya allah, kabeh wong kok aneh yo. ( Ya Allah, kenapa semua orang jadi aneh ) ucap Warji dengan langkah kakinya yang semakin cepat melangkah pergi.Dan puncaknya, sekitar pukul 03.00 dinihari, Warjipun akhirnya sampai dirumahnya dengan perasaan yang cukup lega karena waktu itu, Warji merasa jika dia sudah lepas dari segala keanehan yang ada.Disitu, setelah melihat anak dan istrinya sudah tertidur lelap didalam kamarnya, akhirnya Warji memutuskan untuk tidur diruang tamu agar kedatanganya tidak mengganggu istirahat istri dan anaknya.Dan singkat cerita akhirnya waktupun berlalu begitu saja.... .Keesokan harinya, bukannya membaik semuanya malah semakin aneh saja.Ketika Warji masih lelap dalam tidurnya, tiba-tiba Warji mendengar sebuah alunan musik yang setelah didengar dengan lebih teliti lagi, alunan musik tersebut seperti alunan Musik wayang kulit yang pernah didengar Warji sebelumnya.Tak tung tak glerrrrrrr...Dan tidak hanya itu, selain terdengar keras, alunan suara musik tersebut benar-benar terdengar sangat dekat.Mendengar semua itu, akhirnya Warjipun seketika membuka matanya karena dia merasa, jika sebelumnya, tidak ada orang yang tinggal disekitar rumahnya yang sedang mengadakan pertunjukan.Setelah mata terbuka, Warjipun seketika terkejut bukan main karena saat itu, dia tiba-tiba sudah berada di tengah-tengah hutan dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang berada tidak jauh dari tempat dia bangun.Disitu, tubuh Warji seketika bergetar, dadanya sesak dengan matanya yang terbelalak karena dia masih tidak percaya dengan apa yang ada didepan matanya.Berulang kali dia menepuk pipi dan kepalanya agar dia sadar jika itu semua tidaklah nyata, tapi sayangnya, sudah berulang kali Warji menganiyaya dirinya sendiri, Warji benar-benar tetap berada didalam hutan tersebut.Karena rasa takut yang sudah semakin tidak tertahan, akhirnya Warji berlari ketakutan sambil berteriak meminta pertolongan.Tolong...tolong....tolong....toloooong..Ya Allah, dimana aku ini.. teriak Warji sambil berlari tidak ada tujuan.Naasnya, sudah berlari hingga beberapa jam, Warji masih saja berputar putar ditempat tersebut dengan pertunjukan Wayang kulit yang masih saja terdengar berlangsung.Mengetahui hal itu, Warjipun seketika Pasrah, ketakutan dan menangis karena sepertinya dia tidak tau sedang berada dimana dan apa yang sedang dihadapinya.Ya allah Gusti,, opo o iki....( ya Allah, Kenapa ini). Teriak Warji dengan dia yang sudah mulai bersimpuh diantara rumput yang tumbuh tidak beraturan.Dan saat itulah, ketika Warji masih kebingungan, tiba-tiba ada seorang kakek tua yang sepertinya sudah pernah Warji temui sebelumnya.Kakek tua tersebut, terlihat menarik tangan Warji perlahan sembari memberi tanda jika semuanya akan tetap baik-baik saja.Wes le, manuto, ayo ditutukno pagelarane, lek gak kok tutukno kowe rabakal iso balik. (Sudah nak, ayo nurut kakek, ayo lanjutkan menonton pertunjukan yang belum kamu selesaikan, kalau gak kamu selesaikan, kamu tidak akan bisa pulang). Ucap kakek kakek tersebut pelan.Karena sudah tidak ada pilihan, akhirnya Warjipun hanya diam sambil mengikuti langkah kakek tersebut yang mengarah kearah pertunjukan wayang kulit yang saat itu ada ditengah-tengah hutan tersebut.Kulo niki ten pundi mbah..(saya ini dimana kek). Ucap Warji pasrah.ALAS PURWO jawab kakek tersebut singkat dengan tidak sekalipun menoleh ke arah Warji.Mendengar hal itu, Tubuh Warji semakin bergetar hebat karena diapun tau, Alas Purwo adalah sebuah hutan yang terletak di ujung pulau jawa yang jaraknya ratusan kilometer jauhnya dari tempat tinggalnya.Dan dengan terus menguatkan dirinya, akhirnya Warjipun sampai diarea pertunjukan wayang tersebut.Disitu, Warji seketika duduk diam dengan perasaan yang sepertinya sudah tidak lagi bisa diceritakan ditambah, pemandangan pertunjukan saat itu benar-benar terlihat sangatlah menakutkan.Bagimana tidak,Semua penonton yang ada diarea pertunjukan tersebut benar-benar tidak berpakaian sama sekali.Dan tidak hanya itu, semua wajah penonton tersebut terlihat pucat dengan tidak ada satupun yang terlihat berbicara.Ditambah, wajah dari penonton tersebut terlihat bermacam macam seperti ada yang terlihat penuh luka, ada yang cacat mata ada juga yang seperti terkena penyakit Kusta.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan