
Benar, semua cerita ini bukan sekedar tentang pantangan saja. Namun banyak faktor yang akhirnya nyawalah menjadi taruhannya.
Kini, meskipun aku tau dia masih ada, tapi aku mencoba tetap berdamai meski akupun tidak bisa memungkiri, jika saat ini diapun sepertinya juga sedang mendengar kisahnya diceritakan kembali.
Ucap narasumber.
3,202 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
FULL STORY ( RUMAH TUSUK SATE TANAH BORNEO )
8
9
Jika diajak mengenang kembali pengalaman waktu itu, tentu saja aku masih bisa dengan jelas mengingatnya.Karena selain sangat menyeramkan, sejak adanya pengalaman tersebut, hingga saat ini, aku tetap memegang teguh budaya adat yang ada dipulau kalimantan maupun yang ada dipulau jawa.Hal itu tentu saja bukanlah tanpa alasan, karena asal kalian tau, cerita yang ku alami dalam kurun waktu kurang lebih selama 5 tahun tersebut, akhirnya benar-benar merubah perilaku dan kebiasaan hidupku hingga saat ini.Dan benar sekali,Tidak hanya perilaku, kini akupun juga sangat percaya, bahwasanya jin, setan dan semacamnya, ternyata benar-benar ada dan benar-benar sangat nyata.....Bismillahirrohmanirrohim( Semua nama, tempat dan waktu dalam cerita ini disamarkan. Mohon maaf jika ada kesamaan ).
RUMAH TUSUK SATE
Tanah Borneo
.....Maret, 1996
Tok.tok.tok.tok...Sukma gak usah pindah ya, disini saja. Kamu sudah bagian dari rumah ini. Aku suka kamu ucap sosok wanita tersebut dengan berjarak hanya sekitar 50 cm didepanku dengan bentuk wajahnya yang juga terlihat sudah hancur lebur berantakan.Mengetahui hal itu, jangankan berlari, bergerak saja rasanya aku sudah tidak bisa lagi.Hidup dan mati, waktu itu aku benar-benar sudah tidak lagi bisa membedakannya.Dan tidak berhenti disitu saja, bunga melati yang terlihat sudah semakin berceceran ditambah daun sirih yang masih saja ku kunyah keenakan, sudah menjadi bukti, jika waktu itu sebenarnya aku bisa dikatakan sudah menjadi bagian dari mereka.Makhluk tak kasat mata.
.................April 1991.Aku yang sebelumnya hidup dan besar disalah satu kota yang ada di pulau jawa, waktu itu harus pergi dan pindah ke pulau kalimantan karena tuntutan pekerjaan dari suamiku yang harus dijalankan.Awalnya, aku memang merasa sangat keberatan dengan kepindahan tersebut, karena selain harus meninggalkan orang tua, hidup meninggalkan kampung halaman, waktu itu seolah juga menjadi sebuah beban tersendiri yang tentu saja harus terus kutahan.Singkat cerita, setelah melakukan obrolan yang cukup panjang, akupun akhirnya bersedia mengikuti ajakan suamiku dengan besar harapan, jika suatu saat nanti aku bisa segera membahagiakan orang tuaku dan orang-orang yang ada disekitarku.Gimana, kamu mau ikut aku kan dek, disana kita enak kok, gajiku naik 2 kali lipat loh. Sama perusahaan, kita sudah dijamin juga. Nanti maksimal 5 tahun lah, kalau kontrakku sudah habis, kita langsung pulang kesini lagi dan kupastikan kita akan bawa banyak uang. Sudah bismillah saja ya. Nurut sama aku, aku kan suamimu, nanti kalau pulang, kita langsung bisa bahagiakan orang tua loh. Ingat, semua ini demi masa depan kita dek ucap suamiku malam itu sambil terus meyakinkanku agar aku bersedia ikut dengannya.Iya mas, tapi nanti kita tinggalnya dimana.?. Katamu kita nanti tinggalnya ditengah hutan ? Sahutku pelan.Ya namanya aku kerja di pertambangan, ya memang harus jauh dari keramaian dong dek. Gimana sih kamu ini jawab suamiku sambil tersenyum pelan.Mendengar hal itu, tentu saja akupun kembali terdiam dengan terus memikirkan dan membayangkan bagaimana nanti kehidupanku setelah sampai ditempat tersebut.Sudah dek, kamu tenang saja, nanti ada mess perusahaan kok, disana juga gak sepi, kan banyak juga karyawan lain. Dan tenang saja, kalau kamu gak mau tinggal di mess. Nanti disana kamu kubelikan rumah, kata temanku rumah disana juga murah banget. Ya tapi bentuknya sederhana. Gak papa kan ya, kita harus berjuang dulu biar nantinya bisa hidup enak. Gimana ? Terang suamiku menambahkanDan puncaknya, setelah obrolan malam itu, akupun akhirnya bersedia pergi dengan tidak lagi memikirkan hal-hal yang tidak perlu difikirkan lagi.Singkat cerita, setelah hari yang disepakati telah tiba, waktu itu akupun akhirnya pergi meninggalkan kampung halamanku dan menuju ke salah satu daerah yang ada di pulau kalimantan.Selama perjalanan, tentu saja aku cukup keheranan karena asal kalian tau, jarak daerah yang ku tuju tersebut benar-benar sangat jauh dari pusat kota.Bahkan, akupun juga masih ingat, dari kota terakhir, untuk menuju daerah yang kutuju tersebut, masih memakan waktu 9 sampai 10 jam perjalanan.Jadi sangat tidak salah, jika saat itu daerah yang kutuju tersebut berada ditengah-tengah hutan belantara.Dan puncaknya, setelah menempuh perjalanan yang sangat melelahkan, akhirnya akupun sampai di daerah yang ku tuju tersebut.Pertama kali aku menginjakkan kaki didaerah tersebut, tentu saja aku bisa dikatakan kembali terkejut.Karena selain berada ditengah hutan, rumah-rumah yang ada di daerah tersebut benar-benar bisa dihitung menggunakan jari.Dan tidak hanya itu, jarak antar rumah yang terlihat berjauhan ditambah tidak adanya lampu penerangan yang terlihat dipinggir jalan, sudah cukup melengkapi perasaanku waktu itu yang sudah semakin tidak karu-karuan.Kita nanti tinggal dimana mas, di daerah ini? Ucapku memulai obrolan dengan seketika aku duduk sembari menunggu datangnya jemputan dari perusahaan tempat suamiku bekerja.Iya dek, eh tapi tenang saja, aku tadi dapat info dari rekan kerjaku, katanya ada rumah dijual murah banget didaerah sini. Nanti langsung kita beli wes ya..biar kamu gak tinggal di mess, sepertinya messnya banyak dihuni laki-laki. Yang bawa istri cuma sedikit. Daripada aku khawatir kamu di mess sendiri. Mending kita langsung bayar rumah yang ditawarkan rekanku tadi saja ya. Gimana ucap suamiku.Dan tanpa menjawab perkataan suamiku, waktu itu aku hanya diam sambil mengangguk dengan tatapanku yang terus kuarahkan kekanan dan kekiri dengan perasaan yang sedikit kebingungan karena waktu itu, aku sama sekali tidak melihat adanya orang yang berjalan berseliweran.Orang-orang yang tinggal dikampung ini kemana ya mas. Kok sepi banget? Tanyaku mengalihkan pembicaraan.Kalau siang gini ya pada kerja dek, semua yang tinggal disini, kebanyakan para pekerja pendatang seperti kita. Jadi kalau siang mereka pada kerja jawab suamiku jelas.Bentar deh, lihat deh rumah-rumah yang ada disini, kok gak ada yang terawat ya mas, rumputnya tinggi-tinggi, bangunannya pada kotor imbuhku.Iya sih, sepertinya mereka gak sempat merawat dek, kan kerjanya seminggu hanya pulang 2 kali sahut suamiku jelas.Hah, seminggu pulang hanya 2 kali ?. Nanti kamu juga gitu ?. Terus aku dirumah sendirian? Ucapku kaget.Iya dek mau gimana lagi, aku malah gak tenang kalau kamu tinggal di mess, semua laki-laki loh lingkungannya. Nanti aku khawatir. Sudah, kamu tak carikan tempat tinggal didaerah sini saja ya. Kalau kamu kesepian nanti biar kucarikan pembantu biar kamu ada temannya. Gak boleh ngeluh. Ini perjuangan kita jawab suamiku jelas.Dan sayangnya, belum selesai aku mengobrol dengan suamiku, waktu itu aku tiba-tiba melihat kendaraan yang ternyata, kendaraan tersebut adalah kendaraan perusahaan tempat suamiku bekerja yang sepertinya, kendaraan tersebut datang memang sengaja untuk menjemputku dan menjemput suamiku.Dan singkat cerita, setelah urusan kedatangan suamiku diperusahaannya telah selesai, aku diajak suamiku dan beberapa rekannya kembali pergi untuk mencari rumah yang rencananya akan kutempati selama aku tinggal didaerah tersebut.Perkenalkan bu, nama saya Wijaya, saya satu kantor sama pak Hendry suami ibu ini, saya juga asli jawa kok bu heheh,,,Saya asli Surabaya ucap pak Wijaya memperkenalkan diri.Hingga akhirnya, setelah sekitar 1 jam perjalanan. Akupun sampai disebuah perkampungan yang bisa dikatakan lebih sepi dari perkampungan yang kulihat sebelumnya.Disitu, pak Wijayapun mulai menceritakan jika didaerah tersebut adalah daerah paling aman jika digunakan untuk tinggal.Nah kita sampai pak, daerah ini paling amanlah daripada yang lain. Kalau yang lain masih rawan kriminal, disini, hampir tidak ada kasus-kasus kriminal seperti pencurian dan sebagainya. Ya meski dikampung ini lebih sepi dan lebih jarang adanya rumah, tapi yang tinggal dikampung ini, 90% pekerja di perusahaan kita pak. Nah, itu rumah yang saya bicarakan, pemiliknya namanya pak Andreas, beliau enginering di perusahaan kita. Setelah istrinya meninggal, pak Andreas memilih tinggal di mess perusahaan pak, jadi rumah itu kosong sudah lama. Nah kalau itu, ada rumah yang terlihat agak jauh itu,, itu rumah pak Rusdi, istrinya selalu ada dirumah kok. Jadi, nanti bu Sukma gak sendirian. Ya meski jauh kan masih ada tetangganya yang sama-sama perempuannya hehehe terang pak Wijaya dengan menunjuk kearah rumah yang akan kutempati dan rumah pak Rusdi yang berada cukup jauh dari tempatku berdiri tersebut.Mendengar hal itu, akupun hanya diam sambil terus memandangi rumah yang memang rencananya akan kutempati tersebut.Bentuk rumah tersebut, bisa dikatakan sangat berbeda dengan rumah yang pernah kulihat sebelumnya. Jika biasanya rumah terbuat dari batu bata ataupun anyaman bambu. Waktu itu seluruh bagian rumah yang kulihat tersebut benar-benar terbuat dari kayu dengan pondasi tinggi seperti rumah panggung.Hehehe heran ya bu,. Bentuk rumah didaerah ini memang seperti ini bu, soalnya hanya rumah singgah. Kalau dijawa rumahnya dari bambu atau batu bata. Kalau disini sepenuhnya terbuat dari papan kayu bu. Tapi tenang saja, kayunya kuat dan rapat kok bu. Tuh lihat rumah lain juga, bentuknya gak jauh berbeda kan hehehe terang pak Wijaya menjelaskan karena sepertinya beliau tau, jika waktu itu aku masih keheranan dengan rumah yang kulihat waktu itu.Pohon besar yang ada tepat disamping rumah itu aman kan pak, kok kelihatannya sudah tua dan miring banget kearah rumah gitu. Kalau roboh, apa gak bahaya? Tanya suamiku karena saat itu, akupun juga mengetahui tepat disamping rumah yang akan kutempati saat itu, ada sebuah pohon besar tua yang memang sudah terlihat miring kearah rumah.Aman pak, saya dulu pertama kali tinggal didaerah ini, sudah lihat pohon itu bentuknya sudah miring seperti itu. Oh ya, lagian rumah ini satu-satunya rumah didaerah ini yang dijual loh pak.. yang lainnya sudah habis, semua pekerja pendatang tahun ini memang pada berebut rumah sih pak ucap pak Wijaya.Listrik, air, kamar mandi gimana pak ?. Sepertinya aku gak lihat semua itu ada deh ucapku dengan kami yang mulai berjalan mendekati rumah tersebut.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan