BAB 1
“aku menyukai mu, saat perama kali aku melihat mu, aku sudah menyukaimu, senyum mu, tawa mu dan kebaikan hati mu, membuat aku semakin menyukaimu, dan setelah kita dekat, aku begitu yakin jika aku mencintai mu, sangat mencintai mu, jadi apa kau mau jadi kekasih ku?”
BAB 1
"aku menyukai mu, saat perama kali aku melihat mu, aku sudah menyukaimu, senyum mu, tawa mu dan kebaikan hati mu, membuat aku semakin menyukaimu, dan setelah kita dekat, aku begitu yakin jika aku mencintai mu, sangat mencintai mu, jadi apa kau mau jadi kekasih ku?"
"Ya aku mau, aku juga mencintai mu"
Kemudian, pelukan erat langsung didapatkannya.
Harusnya-
Harusnya, itu adalah hari kebahagiaan untuknya.
Tapi ternyata-
Dia salah.
Semua di mulai dari sini, saat seharusnya pesan itu di kirim pada perempuan yang benar-benar di cintainya.
Pesan yang tertulis agar perempuan itu datang di tempat yang sudah di persiapkan olehnya, taman yang sudah di hias sedemikian rupa, taman yang di hiasi dengan banyak bunga-bunga yang indah.
Harusnya-
Dia mengungkapkan isi hatinya sambil menatap wanita yang berdiri dibelakangnya.
Tapi-
Karena rasa cintanya yang begitu dalam membuatnya begitu takut untuk menatap perempuan yang di cintainya saat dia mengucapkan isi hatinya.
Harusnya-
Dia tidak begitu ceroboh meletakkan surat itu di suatu tempat yang bisa siapa saja menerimanya, dan jelas-
Dia hanya menggambar hewan khas yang tidak jelas bentuknya karena tangannya gemetar saat menggambarnya hanya karena ingin surat itu menjadi hal yang sangat spesial.
Dia kekanakan, tapi dia hanya ingin menjadi yang spesial untuk cintanya.
Tapi-
Dia begitu mengenal suara gadis yang di cintainya, dia juga sangat mengenal bentuk dan seberapa tinggi perempuan yang di cintainya.
Dan yang sekarang sedang memeluk erat dirinya bukanlah perempuan yang di cintainya, dia tau itu-
Sangat tau, meskipun dia tidak berbalik dan tidak melihat siapa perempuan ini.
Dia juga mengenal gadis yang memeluknya, temannya-
Juga teman dari perempuan yang di cintainya.
Kemudian, matanya langsung menemukan perempuan yang di cintainya berdiri tak jauh dari mereka.
Perempuan itu juga menyaksikan, ikut juga bertepuk tangan, ikut juga tersenyum dan ikut juga bersemangat.
Tapi-
Dia melihat, sangat jelas melihat mata indah gadis itu mengeluarkan air matanya.
Bahkan tangan perempuan itu bergerak menyentuh pipinya sendiri saat air mata itu jatuh.
Dia tau, dia juga merasakan jika gadis yang di cintainya itu juga mencintainya.
Mereka sangat dekat, sama-sama saling memperhatikan satu sama lain, mereka berteman.
Kadang rasa canggung itu juga menghampiri mereka saat mereka sedang berdua, karena perasaan mereka sama-sama saling jatuh cinta tapi tidak berani mengungkapkan.
Tapi sepertinya takdir berkata lain, mereka tidak di ditakdirkan bersama saat ini, gadis itu tidak kemanapun, masih disana melihatnya sedang di peluk oleh perempuan yang juga teman mereka.
Seorang yang hanya di anggap teman olehnya, seorang yang ternyata-
"Aku tidak menyangka jika ternyata kau mencintai ku, aku juga mencintai mu, sangat mencintai mu, John"
Johnny jelas terkejut mendengar pengakuan tersebut, dia berbalik dan melepaskan pelukan perempuan yang salah, dan kemudian ada senyum yang begitu bahagia dengan taburan air mata yang membuat Johnny tidak tega untuk memberitahu kenyataannya.
Disini penuh dengan banyak orang, lalu bagaimana tega dia mengatakan sesungguhnya pada perempuan yang tidak lepas senyum saat menatapnya?
Meski, lagi-
Dia melirik wanita yang di cintainya masih berdiri disana, dan masih tersenyum menahan sakit.
Sebuah pelukan lagi-lagi mengejutkan Johnny, dia mendapatkan pelukan erat dari perempuan yang ada didepannya dan Johhny sekarang bingung dengan apa yang terjadi dan apa yang harus dia lakukan.
🍁🍁🍁🍁🍁
Beberapa hari setelahnya, tidak ada yang berubah dari kehidupannya, Johnny hanya akan menjadi pria yang ceria dan begitu ramah pada siapapun.
Pria itu akan membalas sapaan siapa saja dan menyapa siapapun, dia hanya mahasiswa yang memiliki kehidupan yang bebas dan memiliki batasan sendiri untuk dirinya.
Hanya saja, saat dia melihat perempuan yang seharusnya tetap menjadi temannya itu kini menjadi kekasihnya?
Harinya rasanya tidak lagi seceria saat dia bangun tidur, terlebih saat dia melihat gadis yang berjalan bersama perempuan yang tidak seharusnya menjadi kekasihnya.
"Aku menghubungi mu berkali-kali, tapi mengapa kau tidak mengangkatnya?" suara perempuan itu begitu manja, mengapit lengannya sambil bibirnya cemberut, kemudian beberapa keluhan lagi terus di bicarakan perempuan itu padanya.
Tapi-
Johnny tidak mendengarkannya, matanya hanya fokus menatap perempuan lain yang berjalan bersama mereka.
Tersenyum dengan sangat cantiknya dan terlihat begitu anggun dan sangat memesona.
"Ah aku duluan, aku ada kelas"
Langkah mereka tiba-tiba berhenti, saat suara indah milik perempuan yang di cintai Johnny itu terdengar.
"Baiklah, kau belajarlah yang rajin"
Tawa merdu itu lagi-lagi terdengar di telinga Johnny, dan lagi-
Johnny kembali jatuh pada perempuan cantik itu yang seharusnya bisa di peluk dengan erat olehnya.
"Tentu saja" kemudian tangan lentik dan cantik perempuan itu melambai pada mereka dan kemudian dia menghilang dari hadapan mereka, membuat Johnny merasa kehilangan semangatnya lagi.
"Aku tidak tau apa yang salah dengan ku, tapi akhir-akhir ini aku merasa Doyoung sedikit menjauhiku"
Saat nama perempuan yang di cintainya itu terdengar di telinganyalah, barulah Johnny menatap perempuan yang tidak seharusnya menjadi kekasihnya.
Lagi-
Perempuan itu masih cemberut, menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan Doyoung.
Doyoung menjauh katanya-
Selalu punya banyak alasan agar mereka tidak bertemu-
Dan itu memang terjadi setelah Johnny dan perempuan ini menjadi kekasih.
Harusnya, perempuan yang berbicara didapan Johnny ini sadar tentang mengapa hal itu terjadi.
Tapi-
Johnny harusnya tidak bisa menyalahkan perempuan didepannya ini, karena perempuan ini tidak tahu menahu tentang perasaannya dan perasaan Doyoung.
"Taeyong"
"Ya?" Perempuan yang didepan Johnny langsung tersenyum lebar saat Johnny memangil namanya, tidak peduli jika Johnny baru saja memotong ceritanya yang cukup panjang.
"Aku harus pergi, aku sudah ada janji dengan teman ku, dan sebentar lagi kelasku di mulai"
Taeyong menghela nafas dengan bibir yang lagi-lagi di majukan, dia cemberut dengan imut "apa kau tidak bisa menemani ku saja sampai kelas mu di mulai? Ada yang ingin aku tunjukan padamu"
"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa membuat mereka menunggu"
Bibir Taeyong tersenyum lebar kemudian dan dia mengangguk dengan begitu lucu "baiklah, sampai berjumpa siang nanti"
Siang nanti?
Johnny bahkan tidak pernah berniat ingin bertemu Taeyong untuk saat ini, jika saja pagi ini mereka tidak papasan, mungkin Johnny akan menghindar sebisanya.
Dan, Johnny pergi dengan senyum tipis yang dia berikan pada Taeyong, bahkan dia mengabaikan Taeyong begitu saja saat perempuan itu melambai padanya dengan begitu bersemangat.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Kau harus mengatakan yang sebenarnya John, kau tidak bisa terus seperti ini"
Johnny menghela nafas "apa yang harus aku katakan? Sebenarnya bukan kau yang aku cintai, tapi Doyoung" alis Johnny terangkat dan menatap jengah temannya "apa seperti itu yang harus aku ucapkan?"
Pria asal Jepang yang menjadi teman Johnny mengangguk "ya, itu mudah bukan?"
"Ya mudah, sangat mudah, tapi aku tidak tega dengan Taeyong, dia begitu terlihat bahagia"
"Tapi dengan kau diam, akan jauh lebih menyakitkan untuk kalian semua"
Johnny diam dan dia memikirkannya, ya dia harus jujur pada Taeyong jika yang di cintainya adalah Doyoung, bukan Taeyong.
Kemudian, Johnny langsung mengeluarkan ponselnya untuk mengajak Taeyong untuk bertemu, dia juga memesan restoran mewah, dia hanya ingin membuat kenangan yang baik untuk Taeyong saat dia mengatakan yang sebenarnya.
Dia hanya berharap, saat dia mengatakan sejujurnya pada Taeyong, perempuan itu tidak terlalu sakit karena dia sudah mengajak wanita itu kerestoran itu.
🍁🍁🍁🍁🍁
Bukan kali pertama Johnny mengajak Taeyong makan bersama-sama, mereka teman, tapi baru kali ini Johnny mengajaknya makan malam berdua, dan berstatus sebagai sepasang kekasih.
Taeyong yang begitu bersemangat, terus menerus menceritakan pada Doyoung tentang rencana Johnny yang akan mengajaknya makan malam.
Katanya, Johnny mengajaknya makan di restoran yang begitu terkenal berkelas, Taeyong tidak tau tempat seperti itu awalnya.
Tapi, Doyoung yang berasal dari kalangan konglomerat jelas tau tempat apa yang di pesan oleh Johnny.
Dia mengatakannya pada Taeyong dengan hati yang cukup sakit, dia juga yang mendandani Taeyong karena Taeyong adalah perempuan yang terlihat seadanya.
Selalu tampil santai, dengan baju yang di buat sendiri olehnya, beberapa di beli lalu di modif olehnya.
Taeyong begitu kreatif, dia mengambil fakultas seni karena dia begitu ingin menjadi seorang pelukis.
Bedahalnya dengan Doyoung-
Perempuan itu punya suara yang begitu indah dan tubuh yang lebih tinggi dari Taeyong.
Dia mengambil seni musik dan juga bisnis karena orang tuanya adalah pengusaha yang pasti- kelak dia harus mewarisi semua milik keluarganya.
Dia anak tunggal yang begitu mandiri dan tidak manja, sama halnya dengan Johnny yang juga seorang konglomerat yang memiliki segalanya.
Sedangkan Taeyong, dia hanya gadis biasa yang mengandalkan beasiswa dan menjual karyanya untuk bisa kuliah dan membantu sedikit keuangan keluarganya.
Tapi, Doyoung dan Taeyong memang dekat, Taeyong pernah membantu Doyoung sebelumnya, sehingga membuat mereka begitu akrab dan menjadi teman.
Taeyong terkejut melihat wajahnya di cermin, Doyoung begitu pandai mendandaninya sehingga dia menjadi perempuan yang begitu berbeda dan begitu sangat cantik.
"Bagaimana bisa kau merubahku hanya dalam satu jam?"
"Kau cantik Tae, hanya saja kau terlalu abai dengan penampilan mu"
Taeyong tersenyum dengan malu "tapi Johnny tidak melihat itu" dia menatap Doyoung "terbukti, dia tetap menyukaiku dengan penampilan apa adanya diriku"
Hati Doyoung lagi-lagi merasa sakit saat mendengarnya, dia menyukai Johnny bahkan sebelum Taeyong mengenalnya.
Tapi-
Ternyata takdir bermain padanya, dia selalu berpikir Johnny menyukainya karena pria itu selalu mencuri pandang padanya dan selalu begitu perhatian padanya.
Tapi ternyata-
Dia salah.
Johnny mencintai Taeyong, bukan dirinya.
"Berhati-hatilah"
Taeyong mengangguk dan kemudian dia memeluk Doyoung "terimakasih untuk segalanya, aku akan mengembalikan gaun mu setelah aku melaundrinya"
Doyoung menganggu dan kemudian dia tersenyum miris saat melihat mobilnya melaju meninggalkannya.
"Apa aku terlalu bodoh? Aku membiarkan teman ku bersama pria yang aku cintai, mendandaninya dan berdoa yang terbaik untuk hubungan mereka?" Kemudian Doyoung tidak bisa menahan kesedihannya "harusnya aku yang pergi bersama Johnny" dia merasa hatinya begitu sakit hingga dia menangis begitu pilu sendiri didepan rumahnya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Lagi-
Johnny tidak terlalu tertarik dengan semua ucapan yang keluar dari bibir Taeyong, perempuan itu mengucapkan berkali-kali kekagumannya pada restoran yang mereka singgahi sekarang.
Taeyong memang begitu cantik malam ini, tapi itu tetap tidak meluluhkan hati Johnny
Pria itu tetap membayangkan Doyoung yang ada didepannya, berbicara padanya dan kemudian menatapnya sambil tersenyum dengan begitu tulus.
Sehingga, Taeyong yang mengira senyum itu untuknya, membuatnya merasa tersipu hingga pipinya bersemu sampai ketelinganya.
Dan saat itu, Johnny sadar jika didepannya bukanlah Doyoung yang di cintainya.
Melainkan Taeyong, perempuan yang seharusnya hanya menjadi temannya saja.
Mereka makan dengan di penuhi dengan cerita Taeyong yang cukup banyak, perempuan itu mengeluhkan tentang temannya yang mengejek lukisannya, dan tentang seorang perempuan yang membeli barang darinya tapi begitu berisik.
Taeyong kadang tertawa, kadang cemberut dan begitu banyak ekspresi yang di keluarkan perempuan itu.
Taeyong memang seperti itu, Johnny sangat tau itu meski sejak dulu dia tidak terlalu memperhatikan.
Dia dekat dengan Taeyong memang karena Doyoung, jikapun Doyoung tidak dekat dengan Taeyong, Johnny tidak akan pernah mengenal Taeyong.
"Dan kau tau, adikku tadi terus menerus menghubungi ku, katanya aku harus pulang lebih cepat, padahal aku -"
Dan Johnny tidak lagi sanggup mendengar suara Taeyong yang begitu berisik menurutnya.
"Tayeong"
"Ya" Dan Taeyong menjawab dengan begitu bersemangat dan lagi-lagi dengan senyum manis yang begitu lebar.
Johnny menyiapkan hatinya dan berdoa agar dia tidak terlalu menyakiti hari perempuan yang didepannya.
"Aku minta maaf"
'"untuk apa?"
"Untuk apa yang aku akan katakan"
Dahi Taeyong mengernyit dan setelahnya perempuan itu langsung hilang keceriaannya saat Johnny mengatakan hal yang membuat hatinya begitu patah.
"Sebenarnya surat itu untuk Doyoung, aku menyiapkan semuanya untuk Doyoung, dan yang aku cintai itu sebenarnya Doyoung, bukan dirimu" Johnny menggenggam tangan Taeyong "maafkan aku, karena kesalahan ku, kau menjadi salah faham"
Setelah Johnny mengungkapkan apa yang seharusnya terjadi dan tentang perasaannya, Taeyong tersenyum pada Johnny, perempuan itu memang terlihat begitu terpaksa tersenyum padanya, dan terlihat begitu sangat malu padanya.
"Wow, ternyata surat itu untuk Doyoung? Ah karena telinganya sangat kecil, aku pikir itu gambar kucing bukan kelinci"
Kelinci adalah hewan yang sangat di sukai oleh Doyoung, dan Doyoung memiliki mata indah dan bulat seperti kelinci, oleh karena itu teman-teman mereka sering menggambarkan Doyoung seperti kelinci, sedangkan Taeyong merasa dirinya mirip dengan kucing "harusnya kau menggambar telinganya sedikit lebih panjang"
"Ya harusnya, tapi saat aku menggambarnya, tangan ku tidak bisa bekerja dengan baik, dan aku bukan kau yang pandai menggambar"
Taeyong terkekeh, meski begitu Johnny bisa melihat banyak kekecewaan dan kecanggungan di mata Taeyong.
Johnny yang melihatnya tidak tega, jadi dia menawarkan Taeyong untuk pulang bersamanya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Dan pagi hari saat Johnny terbangun, pria itu merasakan jika dia tidak tidur sendiri, dia merasakan seseorang tidur bersamanya.
Johnny terkejut, dia menyikap sedikit selimutnya untuk melihat keadaannya.
Dan dia langsung memejamkan matanya saat sekelebat ingatannya menjadikannya pria terburuk yang pernah ada.
Lagi, tanpa melihat perempuan yang sedang tertidur disampingnya pun, Johnny begitu tau siapa perempuan itu.
Johnny menarik rambutnya sendiri dan kemudian dia merasakan gerakan di sampingnya.
Dan Johnny langsung melihat perempuan itu membuka matanya, menatapnya dengan malu, dan senyum malunya padanya
"Aku minta maaf, harusnya kejadian semalam tidak terjadi" tidak peduli seberapa brengseknya dirinya, Johnny tetap mengatakan hal itu pada perempuan yang tidur dengannya "aku berharap kejadian ini tidak akan terjadi lagi dan kau bisa melupakannya" Johnny kemudian melihat perempuan itu terkejut dan kemudian, Taeyong, perempuan itu duduk dengan satu tangan menahan selimut untuk menutupi dadanya.
"Tapi, bagaimana jika aku hamil?"
Dahi Johnny mengernyit dan terlihat bingung menatap Taeyong "kita hanya melakukannya sekali, jadi kau tidak perlu khawatir"
Taeyong menggigit ujung bibirnya dan kemudian menunduk, setelahnya dia mengangguk "baiklah"
“Dan aku harap, Doyoung tidak mengetahui ini”
Kepala Taeyong mengangguk lagi "ya, aku tidak akan memberi tahunya"
"Terimakasih, aku akan mandi, nanti aku akan mengantar mu pulang"
Taeyong mengangguk lagi dan kemudian tersenyum pada Johnny "terimakasih"
Johnny menatap Taeyong sejenak, dan kemudian mengangguk.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Apa kau akan mengungkapkan perasaan mu pada Doyoung?"
Pertanyaan tiba-tiba Taeyong langsung membuat Johnny menatapnya, mereka berada didalam mobil dan sedang lampu merah.
Kemudian, Johnny kembali menatap jalan "ya, dan aku berharap dia juga mencintai ku dan membalas perasaan ku"
Kepala Taeyong mengangguk "kalian harus mentraktirku jika kalian sudah sah menjadi sepasang kekasih"
"aku pasti akan mentraktir mu"
"Ah, hari ini sangat cerah" Taeyong menatap jalan disamping, hatinya mungkin begitu sangat patah dan sangat sakit, tapi dia tetap memperlihatkan senyumnya.
Johnny merasa sedikit lega karena tidak ada drama panjang antara mereka, bahkan Taeyong mengatakan akan mendukung hubungannya dengan Doyoung.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Kau pulang dengan siapa?"
"Calon suami ku" jawab Taeyong dengan senyum cerianya, sehingga membuat pria yang bertanya tadi mendengus.
"Mobilnya sangat bagus" dan kemudian pria yang lahir dari rahim yang sama dengan Taeyong itu terkejut "jangan katakan- dia pria hidung belang yang-"
"Kau mengatakan apa? Jangan sembarangan!" Taeyong langsung memukul pria itu dengan tas yang di bawanya, tapi pria itu berhasil lari menghindar darinya.
"Astaga, aku tidak menyangka jika sekarang kau menjadi perempuan seperti itu, dan lihatlah baju siapa yang kau gunakan? Aku yakin kau menyewanya dari toko untuk merayunya" pria itu terus mengejek Taeyong hingga Taeyong merasa sangat jengkel dengan adiknya.
"AWAS KAU, AKU PASTI AKAN MEMUKULMU, KESINI KAU!"
Mereka saling mengejar, sehingga membuat kedua orang tua mereka keluar dari rumah.
"Astaga, JAEHYUN- TAEYONG BERHENTI BERTENGKAR!"
Jaehyun dan Taeyong langsung menghentikan gerakan tangannya yang saling menjambak rambut masing-masing.
Kepala ayahnya menggeleng saat melihatnya "lepaskan tangan kalian, dan Jaehyun berhentilah menarik rambut kakak mu, kau itu pria, seharusnya kau bisa melindungi kakak mu bukannya malah menyakitinya"
"Dia yang memulai menarik rambutku lebih dulu!"
"Dia sudah mengejekku, appa!"
Ibunya hanya terkekeh melihat mereka "sudahlah sudahlah, lebih baik kalian masuk, dan setelah makan malam, Taeyong harus menjelaskan kemana dia pergi dan baju siapa yang kau gunakan itu?"
Taeyong mendengus dan kemudian menginjak kaki adiknya hingga adiknya mengaduh kesakitan.
🍂 Bersambung 🍂
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰